Anda di halaman 1dari 71

Rencana Strategis

DIREKTORAT AIR MINUM


TAHUN 2020-2024

KEMENTERIAN PUPR
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
1 Rencana Strategis
DIREKTORAT AIR MINUM
SPAM REGIONAL KARTAMANTUL 200 L/DET
D.I. YOGYAKARTA
2017

Direktorat Air Minum 2020-2024 2


3 Rencana Strategis
Rencana Strategis
Direktorat Air Minum
Tahun 2020-2024

Direktorat Air Minum 2020-2024 4


5 Rencana Strategis
KATA PENGANTAR DIREKTUR AIR MINUM

Sesuai Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020, salah satu sasaran pembangunan kawasan
permukiman dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-
2024 adalah meningkatnya akses penduduk terhadap air minum menjadi 100% pada
tingkat kebutuhan dasar di tahun 2024.

Dalam rangka mendukung pencapaian target tersebut, Direktorat Air Minum menyusun
Rencana Strategis (Renstra) yang dijabarkan ke dalam Program Perumahan dan Kawasan
Permukiman melalui Kegiatan Penyelenggaraan Air Minum yang Layak.

Sasaran yang ditetapkan dalam Renstra ditentukan dengan mempertimbangkan prioritas


pembangunan sub bidang air minum, antara lain perluasan SPAM, pembangunan SPAM,
SPAM berbasis masyarakat, dan peningkatan SPAM bagi kabupaten/kota yang sudah siap
dengan perencanaan serta memenuhi readiness criteria, untuk mencapai 100% akses air
minum layak.

Akhir kata, Direktorat Air Minum akan melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
capaian pembangunan air minum layak, sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya kepada masyarakat.

Jakarta, September 2020

Direktur Air Minum

Ir. Yudha Mediawan, M.Dev.Plg

Direktorat Air Minum 2020-2024 6


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DIREKTUR AIR MINUM.............................................................. 6


DAFTAR ISI ............................................................................................................... 7
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... 7
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... 8
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 11
1.1 Kondisi Umum Infrastruktur Air Minum ................................................. 11
1.2 Potensi dan Permasalahan ..................................................................... 15
BAB II TUJUAN DAN SASARAN ............................................................................... 29
2.1 Tujuan Direktorat Air Minum.................................................................. 29
2.2 Sasaran Kegiatan Direktorat Air Minum ................................................. 30
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA
KELEMBAGAAN ...................................................................................................... 35
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya ................ 35
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Air Minum ................................ 37
3.3 Kerangka Regulasi ................................................................................... 41
3.4 Kerangka Kelembagaan .......................................................................... 42
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ....................................... 50
4.1 Target Kinerja .......................................................................................... 50
4.2 Kerangka Pendanaan .............................................................................. 53
BAB V PENUTUP ..................................................................................................... 58
LAMPIRAN 1 ........................................................................................................... 59
LAMPIRAN 2 ........................................................................................................... 62

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Capaian Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Tahun 2015-2019 ....... 12
Tabel 2. Sasaran Kegiatan Direktorat Air Minum ............................................................. 31
Tabel 3. Kebijakan dan Strategis Direktorat Air Minum ................................................... 38
Tabel 4. Penguatan Kerangka Regulasi 2020-2024 .......................................................... 42
Tabel 5. Target Pembangunan Infrastruktur Air Minum 2020-2024 ................................ 51
Tabel 6. Target Pendanaan Infrastruktur Air Minum 2020-2024 ..................................... 53

7 Rencana Strategis
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Cakupan pelayanan air minum 2015-2019 (SUSENAS 2015-2019) ................. 14


Gambar 2 Tantangan pengembangan SPAM .................................................................... 15
Gambar 3. Rasio Gini 2012-2019 (Setkab, 2019) .............................................................. 17
Gambar 4. Data Sebaran idle capacity tiap provinsi di Indonesia..................................... 21
Gambar 5. Data sebaran persentase idle capacity tiap provinsi di Indonesia .................. 22
Gambar 6. Data Sebaran NRW tiap provinsi di Indonesia (SIMSPAM, 2019) ................... 23
Gambar 7 Potensi dan Peluang pengembangan SPAM .................................................... 24
Gambar 8 Sasaran Strategis Direktorat Air Minum........................................................... 32
Gambar 9 ilustrasi pengarusutamaan program pengembangan SPAM............................ 40
Gambar 10. Struktur Organisasi Direktorat Air Minum .................................................... 44
Gambar 11. Hubungan Kerja antar Subdirektorat di lingkungan Direktorat Air Minum .. 47

Direktorat Air Minum 2020-2024 8


PAMSIMAS DESA BATU PANNU
SULAWESI BARAT
2017

9 Rencana Strategis
BAB

1
PENDAHULUAN

Direktorat Air Minum 2020-2024 10


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum Infrastruktur Air Minum


Dalam lingkungan global, Indonesia secara bertahap terus melakukan
penataan dan pembangunan dalam segala bidang sebagai salah satu wujud
dari komitmen Indonesia untuk bersama-sama dengan masyarakat dunia
mencapai tujuan pembangunan. Sebagai salah satu penandatangan MDGs
(Millenium Development Goals), komitmen Indonesia tercermin dalam
dokumen perencanaan pembangunan nasional, diantaranya Rencana
Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN). Hal tersebut menjadi dasar bagi Indonesia
dalam pencapaian target akses air minum layak berdasarkan MDGs selama
kurang lebih 15 tahun MDGs berjalan.

Dalam perjalanan pengembangan SPAM di Indonesia, Pemerintah


mencanangkan suatu upaya pemenuhan akses air minum layak untuk
seluruh warga Indonesia (universal access) yang tersurat dalam RPJMN
tahun 2020-2024. Pemerintah mendefinisikan cakupan akses air minum
layak sebagai “proporsi masyarakat (jiwa terlayani) yang memiliki akses air
minum yang terlindung yang meliputi air ledeng (keran), keran umum,
hidran umum, terminal air, Penampung Air Hujan (PAH) atau mata air dan
sumur terlindung, sumur bor atau sumur pompa”. Air kemasan, air dari
penjual keliling, air yang dijual melalui mobil tanki, air sumur tidak
terlindungi dan mata air tidak terlindung tidak termasuk akses air minum
layak. Selama kurun waktu 2015-2019, Direktorat Air Minum telah
membangun infrastruktur air minum berikut kegiatan pendukungnya yang
capaiannya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

11 Rencana Strategis
Tabel 1. Capaian Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Tahun 2015-2019

Tahun
Output Satuan Total
2015 2016 2017 2018 2019
Pengaturan, Pembinaan,
Pengawasan, Kab/Kota 507 507 507 507 507 507
Pengembangan Air Minum
Peraturan Pengembangan
NSPK 5 6 4 3 5 23
SPAM
Pembangunan Infrastruktur
L/d 0 300 750 185 215 1.450
SPAM Regional
Pembangunan Infrastruktur
L/d 4.843 3.184 3.078 1.622 790 13.517
SPAM Perkotaan
Pembangunan Infrastruktur
L/d 1.449 0 1.811 2.569 2.525 8.354
SPAM Perdesaan
Pembangunan Infrastruktur
L/d 1.058 75 146 30 163,5 1.472,5
SPAM di Kawasan Khusus
Pembangunan Infrastruktur
L/d 0 221 88 90,5 36,5 436
SPAM Kawasan Rawan Air
Pembangunan SPAM
Kawasan Perkotaan Kawasan 617 231 162 210 124 1.344
Terfasilitasi
Pembangunan SPAM
Kawasan Rawan Air Kawasan 246 22 12 35 10 325
Terfasilitasi

Total L/d 7.350 3.780 5.873 4.496,5 3.730 25.229,5


Sumber: SAKIP Direktorat Air Minum, 2019

Meningkatnya pembangunan infrastruktur air minum yang disertai


dukungan para pemangku kepentingan, menyebabkan cakupan pelayanan
air minum jaringan perpipaan secara perlahan meningkat. Walaupun masih
terdapat gap dari target Renstra sebelumnya seperti pada program
infrastruktur SPAM regional masih memiliki selisih 3.235 L/detik dan
Pembangunan infrastruktur SPAM di kawasan khusus masih memiliki selisih

Direktorat Air Minum 2020-2024 12


158,5 L/detik, hal ini disebabkan belum siapnya Pemerintah Daerah terkait
pemenuhan Readiness Criteria (KSB, PKS, dokumen perencanaan, dan
kesiapan lahan).

Akses air minum layak di tahun 2019 mencapai 89,27%, terdapat


peningkatan sebesar 5,21% dari tahun 2014 yang baru mencapai 84,06%.
Dalam RPJMN 2020-2024 pemerintah mencanangkan major project 10 juta
Sambungan Rumah. Dengan tambahan 10 juta Sambungan Rumah, yang
setara dengan penambahan akses air minum bagi kurang lebih 40 juta jiwa,
diharapkan dapat meningkatkan akses air minum jaringan perpipaan dari
semula 20,18% di 2019 menjadi 30,45% di 2024 sebagai bagian dari target
100% akses air minum layak.

Meskipun demikian, pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan masih


sangat terbatas, yaitu hanya 20,18% pada tahun 2019 yang sebagian besar
berada di kawasan perkotaan. Kondisi ini disebabkan infrastruktur yang ada
belum dimanfaatkan secara optimal sehingga terdapat kapasitas air yang
tidak terpakai (idle capacity) sebesar 47.365 liter/detik. Idle capacity
utamanya disebabkan belum adanya jaringan distribusi yang memadai
akibat kurangnya alokasi anggaran dari Pemerintah Daerah untuk
pengadaan pipa distribusi dan pipa retikulasi. Di sisi lain, SPAM bukan
jaringan perpipaan berkembang sangat pesat dengan cakupan mencapai
69,09%, namun perkembangannya masih memerlukan pembinaan.

Dalam rangka mencapai 100% akses air minum layak, diperlukan daya
dukung air baku yang cukup besar. Namun memperhatikan kondisi air baku
saat ini di mana tingkat pencemaran air masih tinggi, pengelolaan daerah
tangkapan air yang kurang baik, serta fenomena perubahan iklim, maka
perlu dilakukan studi bauran air sebagai alternatif sumber air baku SPAM.

13 Rencana Strategis
100,00%
87,54% 87,75% 89,27%
90,00% 84,06% 84,94% 86,44%
82,14% 82,79% 82,89%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
19,87% 20,14% 20,18%
14,97% 15,72% 15,10% 15,71% 16,63% 17,21%
20,00%
10,00%
0,00%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Akses Layak Akses Perpipaan

Gambar 1. Cakupan pelayanan air minum 2015-2019 (SUSENAS 2015-2019)

Dari segi pemberdayaan terutama pengarusutamaan gender di bidang air


minum, saat ini Program PAMSIMAS (Penyediaan Sarana Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat) terdepan dalam menerapkan kesetaraan
gender dalam proses dan hasil pencapaian programnya. Program ini
memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan maupun laki-laki,
untuk mengambil keputusan, berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan dan
bertanggung jawab terhadap pengelolaan sarana air minum dan sanitasi.
Hal yang baik tersebut tentu dapat direplikasi terhadap program-program
bidang air minum lainnya.

Dari segi pendanaan, saat ini investasi air minum lebih mengandalkan
pendanaan pemerintah (APBN) daripada sumber pendanaan alternatif,
seperti melalui skema KPBU ataupun B to B (Business to Business). BUMD
Penyelenggara SPAM belum berfungsi secara optimal karena belum
efektifnya sistem kelembagaan dan tarif air minum yang dibawah harga
pokok produksi. Pada tahun 2019, terdapat 224 BUMD Penyelenggara

Direktorat Air Minum 2020-2024 14


SPAM dengan kinerja “SEHAT”, 102 BUMD dengan kinerja “KURANG
SEHAT”, dan 52 BUMD dalam kondisi “SAKIT”. Ditjen Cipta Karya telah
mendorong perencanaan pembangunan infrastruktur air minum melalui
fasilitasi penyusunan RISPAM, yang sudah disusun di 507 kabupaten/kota
di Indonesia.

1.2 Potensi dan Permasalahan

Gambar 2 Tantangan pengembangan SPAM

Terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam


pengembangan infrastruktur air minum untuk dapat menyediakan akses air
minum yang layak dan berkelanjutan, antara lain sebagai berikut:

15 Rencana Strategis
a. Pertumbuhan Penduduk dan Urbanisasi

Pada tahun 2019, jumlah penduduk Indonesia terproyeksi mencapai lebih


dari 267 juta jiwa (Hasil SUPAS, 2015). Diperkirakan jumlah penduduk ini
akan terus bertambah sekitar 2-3 juta jiwa per tahun. Peningkatan jumlah
penduduk akan meningkatkan kebutuhan air minum untuk keperluan
domestik maupun non-domestik. Laju pengembangan infrastruktur SPAM
belum dapat mengimbangi laju peningkatan kebutuhan air minum
terutama untuk SPAM Jaringan Perpipaan.

b. Gini Ratio

Indeks Gini atau Rasio Gini merupakan indikator yang menunjukkan


tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Nilai Koefisien Gini
berkisar antara 0 hingga 1. Koefisien Gini bernilai 0 menunjukkan adanya
pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki
pendapatan yang sama. Sedangkan, Koefisien Gini bernilai 1 menunjukkan
ketimpangan yang sempurna, atau satu orang memiliki segalanya
sementara orang-orang lainnya tidak memiliki apa-apa. Dengan kata lain,
Koefisien Gini diupayakan agar mendekati 0 untuk menunjukkan adanya
pemerataan distribusi pendapatan antar penduduk.

Menurut BPS, pada tahun 2019 rata-rata Rasio Gini Indonesia sebesar
0,380. Angka ini menurun 0,004 poin jika dibandingkan dengan Rasio Gini
2018 yang sebesar 0,384. Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia,
distribusi pengeluaran pada kelompok 40% terbawah adalah sebesar
17,71%. Hal ini berarti pengeluaran penduduk pada September 2019
berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah. Gambaran Rasio Gini
di Indonesia untuk tahun ke tahun dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah
ini.

Direktorat Air Minum 2020-2024 16


TREN GINI RATIO PERKOTAAN DAN PERDESAAN
TAHUN 2012-2019 (PER SEPTEMBER)
0,42 0,413 0,414
0,406
0,41 0,402
0,4 0,394
0,391
0,39 0,384
0,38
0,38
0,37
0,36
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Gambar 3. Tren Gini Ratio perkotaan dan perdesaan tahun 2012-2019 (Per
September)

Persebaran penduduk akan berdampak pada ketimpangan


pengembangan ekonomi wilayah. Perkembangan infrastruktur, seperti
sektor perumahan, air minum, dan sanitasi, terutama di wilayah Indonesia
bagian timur tidak sepesat wilayah Indonesia bagian barat.

Kemiskinan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat akan pelayanan


air minum dan perumahan. Pelayanan air minum melalui SPAM dengan
jaringan perpipaan masih terbatas untuk masyarakat menengah keatas di
perkotaan, sedangkan pelayanan air minum untuk masyarakat miskin
masih belum memadai, akses yang sulit dan lebih mahal. Akibatnya,
masyarakat berpenghasilan rendah yang tinggal di kawasan permukiman
kumuh memiliki tingkat kerentanan yang tinggi dan aksesibilitas
infrastruktur permukiman yang tidak memadai.

Infrastruktur permukiman seperti air minum dan sanitasi mempunyai


peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan
produktivitas penduduk sebagai salah satu cara untuk mengurangi
penduduk miskin. Untuk itu, kebijakan pembangunan kawasan
permukiman haruslah memberdayakan masyarakat dan berkontribusi

17 Rencana Strategis
terhadap upaya penanggulangan kemiskinan di tanah air.

c. Desentralisasi

Sejak diberlakukannya otonomi daerah, hampir semua lingkup tugas


pelaksanaan pembangunan bidang air minum merupakan tanggung jawab
pemerintah kabupaten/kota. Sedangkan pemerintah pusat berperan dalam
pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas) serta tugas lain
dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan nasional dan Standar
Pelayanan Minimum. Hal ini kembali ditegaskan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang menyebutkan
bahwa urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman merupakan
urusan pemerintahan wajib berkaitan dengan pelayanan dasar yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Untuk itu, belanja daerah
diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib dalam rangka
pemenuhan Standar Pelayanan Minimum termasuk untuk sektor air minum.
Namun, keterbatasan kapasitas yang dimiliki Pemda mengakibatkan
ketergantungan daerah terhadap pusat. Hal ini tercermin dari rendahnya
kontribusi Pemda dalam penyediaan Dana Daerah Untuk Urusan Bersama
(DDUB). Komitmen Pemda untuk pendanaan air minum hanya 0,04% dari
total APBD atau Rp 10 Triliun selama 5 tahun sementara untuk mencapai
100% akses layak, diperlukan APBD sebesar Rp 120 Triliun. Padahal,
pembangunan pengembangan SPAM yang dilakukan Direktorat Air Minum
merupakan stimulan bagi Pemerintah Daerah untuk lebih memperhatikan
pengembangan infrastruktur air minum.

d. Pencemaran Lingkungan dan Perubahan Iklim

Kurangnya kesadaran masyarakat dengan paradigma “not in my back yard”


(NIMBY) telah menyebabkan sampah dan air limbah yang belum diolah
mengalir ke badan air sehingga terjadi pencemaran. Akibatnya air
permukaan tidak bisa lagi digunakan sebagai air baku. Pembangunan fisik
infrastruktur saja tidak dapat menyelesaikan permasalahan secara

Direktorat Air Minum 2020-2024 18


menyeluruh, tetapi juga diperlukan adanya perubahan sikap masyarakat
yang sadar akan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta upaya
perlindungan dan pelestarian sumber air baku.

Selain itu, perubahan iklim merupakan suatu tantangan yang nyata


terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Perubahan iklim global
karena efek emisi gas rumah kaca mempengaruhi siklus air, yang kemudian
menyebabkan kemarau berkepanjangan, peningkatan intesitas hujan serta
menaikan tinggi permukaan air laut, sehingga meningkatkan potensi rawan
kekeringan dan banjir. Perubahan iklim perlu diantisipasi melalui tindakan
adaptasi dan mitigasi agar bisa meminimalisasi bencana alam yang dipicu
perubahan iklim.

e. Reformasi Birokrasi

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil


yang optimal diperlukan sistem kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai
motor penggerak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akan
tetapi, masih banyak permasalahan terkait kapasitas kelembagaan di
daerah, baik di Pemerintah Daerah maupun pada penyelenggara SPAM di
daerah, antara lain:

1) Lembaga/dinas di daerah belum sepenuhnya berfungsi sebagai


regulator;
2) Masih banyak Penyelenggara SPAM yang belum memiliki perencanaan
pengembangan SPAM, termasuk Rencana Induk Pengembangan SPAM
(RISPAM);
3) Masih banyak Pemerintah Daerah yang belum memiliki kebijakan dan
strategi pengembangan SPAM (Jakstrada SPAM) daerah sebagai acuan
pengembangan SPAM jangka menengah, baik melalui jaringan
perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan;

19 Rencana Strategis
4) Rendahnya komitmen dan kemampuan Pemerintah Daerah untuk
meningkatkan pelayanan air minum, baik cakupan maupun kualitas
layanan;
5) Prinsip pengusahaan yang baik belum sepenuhnya diterapkan oleh
Penyelenggara SPAM, termasuk rekruitmen Sumber Daya Manusia
(SDM) yang belum terpadu dengan program pengembangan SDM;
6) Penyelenggara SPAM masih lemah dalam menerapkan sistem
manajemen yang efisien, termasuk manajemen aset;
7) Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota mendorong
pemekaran badan penyelenggara SPAM di daerah, yang berdampak
pada inefisiennya penyelenggaraan SPAM;

f. Idle capacity dan Non-Revenue Water (NRW)

Total idle capacity secara nasional diperkirakan mencapai 57.000 liter/detik


atau sekitar 24% dari total infrastruktur SPAM yang terbangun/terpasang.
Sedangkan tingkat kehilangan air atau NRW nasional sebesar 33%.
Beberapa permasalahan yang terkait idle capacity umumnya bersifat teknis,
antara lain terlambatnya pembangunan jaringan pipa distribusi yang
menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah, kerusakan SPAM akibat
bencana alam, serta buruknya perawatan SPAM sehingga efisiensi instalasi
pengolahan air menurun. Sedangkan untuk permasalahan NRW, dapat
disebabkan oleh kehilangan air secara teknis dan non-teknis.
Penyelenggara SPAM perlu berupaya menangani hal tersebut dengan
program penurunan kehilangan air yang tentunya akan dapat
meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan air minum.

Peningkatan akses air minum layak diprioritaskan melalui pemanfaatan idle


capacity dan penurunan NRW. Dalam menyusun rencana induk, pemerintah
daerah perlu memprioritaskan pemanfaatan idle capacity dan penurunan
NRW dari SPAM eksisting sebelum merencanakan pembangunan SPAM
baru ataupun peningkatan kapasitas SPAM eksisting. Pembangunan SPAM

Direktorat Air Minum 2020-2024 20


baru perlu dilakukan apabila kapasitas terpasang yang ada belum cukup
untuk memenuhi kebutuhan akses air minum layak.

Gambar 4. Data Sebaran idle capacity tiap provinsi di Indonesia (SIMSPAM, 2019)

Dilihat dari Gambar 4 terdapat 3 (tiga) provinsi yang memiliki idle capacity
besar, yaitu Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan
kapasitas lebih dari 5.000 liter/detik. Hal ini dikarenakan pada wilayah
tersebut memiliki kebutuhan pelayanan masyarakat sangat besar jika
dibandingkan dengan provinsi lainnya. Apabila dilihat dari persentase
perbandingan antara kapasitas terpasang dan idle capacity, maka angka
untuk ketiga provinsi tersebut nampak wajar, seperti yang ditampilkan pada
Gambar 5 berikut ini.

21 Rencana Strategis
Gambar 5. Data sebaran persentase idle capacity tiap provinsi di Indonesia
(SIMSPAM, 2019)
Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa persentase provinsi yang memiliki idle
capacity terbesar adalah Provinsi Bangka Belitung dengan nilai lebih dari
50% idle capacity. Sementara untuk Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur memiliki persentase idle capacity antara 20% sampai dengan 35%.
Secara rata-rata nasional idle capacity berada pada angka 22%, dan angka
ini diharapkan masih dapat ditekan menjadi 10%.

Nilai kapasitas tidak terpakai (idle capacity) diperoleh dengan menghitung selisih dari kapasitas
terpasang dengan kapasitas produksi suatu unit SPAM. Untuk nilai provinsi diperoleh dari hasil
rekapitulasi dari unit-unit SPAM yang terdapat di provinsi tersebut.

Direktorat Air Minum 2020-2024 22


Gambar 6. Data Sebaran NRW tiap provinsi di Indonesia (SIMSPAM, 2019)

Pada Gambar 5, terlihat bahwa terdapat 5 (lima) provinsi yang memiliki


tingkat NRW yang lebih besar dari 50% dan perlu perhatian khusus, yaitu
Provinsi Riau, Bengkulu, Lampung, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Tenggara.
Rata-rata NRW nasional mencapai 33% dan diharapkan angka tersebut
masih bisa diturunkan hingga posisi 20%.

Nilai kehilangan air atau Non-Revenue Water (NRW) diperoleh dengan menghitung selisih
dari kapasitas terdistribusi dengan kapasitas air terjual (kapasitas air yang tercatat telah
terbayarkan oleh konsumen). Untuk nilai provinsi diperoleh dari hasil rekapitulasi dan rata-
rata dari seluruh kabupaten/kota yang terdapat di provinsi tersebut.

g. Amanat UU No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber Daya Air dan UU Cipta
Kerja

Putusan Mahkamah Konstitusi atas uji materi UU No. 7 Tahun 2004 tentang
Sumber Daya Air membatasi peran swasta dalam perkembangan
infrastruktur air minum. Beberapa tahun terakhir investasi dibidang air

23 Rencana Strategis
minum dianggap kurang menarik karena periode pengembalian
keuntungan yang relative panjang dan belum adanya kepastian hukum
yang jelas. Dengan disahkannya UU No. 17 Tahun 2019 Tentang Sumber
Daya Air dan UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja, diharapkan dapat
meningkatkan partisipasi swasta dalam meningkatkan pendanaan dan
meningkatkan daya saing dalam bidang penyediaan air minum. Direktorat
Air Minum perlu segera menyelesaikan turunan peraturan yang diperlukan
sesuai amanat undang-undang tersebut.

Beberapa potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan dalam


pengembangan infrastruktur SPAM digambarkan pada gambar di bawah ini:

Pembangunan
Infrastruktur Berbasis
Masyarakat

POTENSI &
PELUANG

Partisipasi Dunia Keterpaduan


Usaha dalam Pembangunan
pendanaan Berbasis Penataan
pembangunan Ruang

Gambar 7 Potensi dan Peluang pengembangan SPAM

Direktorat Air Minum 2020-2024 24


a. Keterpaduan Pembangunan Berbasis Penataan Ruang
Pada tahun 2015, tercatat 25 provinsi, 329 kabupaten dan 84 kota yang
sudah memiliki Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah.
Perda RTRW memuat arahan pengembangan struktur ruang dan pola
ruang. Infrastruktur bidang Cipta Karya seperti sistem air minum,
persampahan, air limbah permukiman, dan drainase merupakan unsur
pembentuk struktur ruang yang diatur dalam RTRW. Selain itu, RTRW
juga mengarahkan pengembangan kawasan strategis provinsi/
kabupaten/kota sebagai kawasan prioritas pembangunan di daerah.

RTRW memudahkan keterpaduan pembangunan infrastruktur bidang


Cipta Karya di setiap entitas wilayah, baik skala regional,
kabupaten/kota, kawasan, maupun skala komunitas/lingkungan.
Dengan mengacu pada RTRW, outcome dari pembangunan
infrastruktur permukiman lebih terasa oleh masyarakat, tepat sasaran
dalam mendukung kegiatan ekonomi lokal, serta mengurangi
permukiman kumuh.

b. Partisipasi badan usaha/swasta dalam pendanaan pembangunan


Dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan, peran
para pemangku kepentingan termasuk sektor swasta perlu
dikembangkan, terutama terkait pendanaan karena pemerintah
memiliki keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur
permukiman di tanah air. Untuk program yang bersifat cost-recovery,
sektor swasta dapat dilibatkan dalam skema Kerjasama Pemerintah dan
Badan Usaha (KPBU) maupun skema business to business dengan PDAM.
Selain itu, untuk program non-cost-recovery, badan usaha/swasta dapat
mengembangkan infrastruktur air minum bagi masyarakat di wilayah
tertentu sebagai bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).

Untuk kedepannya, potensi pendanaan dari badan usaha/swasta perlu


terus dikembangkan sehingga dapat membantu pemerintah dalam

25 Rencana Strategis
mengembangkan infrastruktur bidang Cipta Karya, termasuk sektor air
minum. Akan tetapi, diperlukan payung hukum yang kuat, kondisi
keamanan yang kondusif terhadap pelaksanaan kerjasama pemerintah,
dan jaminan terhadap kerjasama swasta sehingga sektor swasta tertarik
untuk melakukan investasi dengan iklim yang kondusif.

c. Pembangunan Infrastruktur Berbasis Masyarakat


Masyarakat merupakan pemangku kepentingan terpenting, karena
pembangunan infrastruktur sektor air minum bertujuan menyediakan
pelayanan kepada masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan. Untuk
itu, masyarakat perlu diberdayakan sebagai subjek dari pembangunan
infrastruktur di lingkungan komunitasnya. Masyarakat lokal sebagai
penerima manfaat dari kegiatan pembangunan, tentu lebih memahami
kondisi setempat dan kebutuhannya akan infrastruktur air minum.

Dengan menyediakan kesempatan bagi masyarakat untuk


mengungkapkan prioritas dan kebutuhan, maka akan menghasilkan
program pembangunan infrastruktur air minum yang tepat. Selain itu,
masyarakat juga merupakan pengoperasi, dan pemelihara infrastruktur
yang telah terbangun. Sumber daya yang bersifat kearifan lokal pun
dapat dimobilisasi dalam pembangunan infrastruktur air minum,
sehingga mengurangi beban pendanaan Pemerintah Daerah.

Direktorat Air Minum 2020-2024 26


SPAM NARMADA 150 L/DET
NUSA TENGGARA BARAT
2017

27 Rencana Strategis
BAB

TUJUAN DAN SASARAN

Direktorat Air Minum 2020-2024 28


BAB II TUJUAN DAN SASARAN

2.1 Tujuan Direktorat Air Minum


Tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah suatu pernyataan atas
keadaan yang ingin direalisasikan di akhir periode perencanaan. Tujuan ini
dirumuskan dari penjabaran visi-misi Presiden, isu strategis pembangunan
infrastruktur serta arah kebijakan Prioritas Nasional (PN) yang tertuang
dalam RPJMN tahun 2020-2024, Visium Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat 2030, dan sasaran strategis yang diturunkan dari
Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
tahun 2020-2024. Berdasarkan arahan-arahan tersebut maka rumusan
tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah:

“Terselenggaranya pemenuhan infrastruktur permukiman yang layak


dan aman, dengan pemanfaatan dan pengelolaan yang partisipatif dan
berkelanjutan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.”

Penjabaran dari tujuan tersebut secara rinci sebagai berikut:

1. Terselenggaranya pemenuhan infrastruktur permukiman yang


diprioritaskan pada air minum dan sanitasi layak dan aman, termasuk
di lokasi permukiman kumuh.
2. Terselenggaranya penguatan pembinaan dan fasilitasi teknis
penyelenggaraan infrastruktur permukiman, bangunan gedung, dan
peningkatan kualitas sarana prasarana pendukung permukiman.
3. Terselenggaranya pengembangan sistem pemanfaatan, pengawasan,
dan pengendalian, serta tata kelola organisasi bidang infrastruktur
permukiman yang berkelanjutan.

Searah dengan hal tersebut Direktorat Air Minum menyusun tujuan dengan
melakukan pendetilan visi-misi Presiden, isu strategis pembangunan
infrastruktur serta arah kebijakan Prioritas Nasional yang tertuang dalam
RPJMN tahun 2020-2024, Visium Kementerian Pekerjaan Umum dan

29 Rencana Strategis
Perumahan Rakyat 2030, sasaran strategis yang diturunkan dari Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun
2020-2024, dan tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya. Berdasarkan arahan-
arahan tersebut maka terdapat 3 (tiga) tujuan Direktorat Air Minum,
meliputi:

a. Menyelesaikan permasalahan dan tantangan pengembangan SPAM;

b. Menyelenggarakan sistem fisik (teknik) dan non-fisik (kelembagaan,


manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh dan terintegrasi dengan prasarana dan sarana
sanitasi; dan

c. Memenuhi kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia secara


berkelanjutan dalam rangka peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.

2.2 Sasaran Kegiatan Direktorat Air Minum


Pemenuhan 100% capaian akses air minum layak pada awalnya ditetapkan
pada tahun 2019, dengan peningkatan sebesar 5,21% dalam 5 tahun
terakhir, tercapai akses air minum layak sebesar 89,27% di akhir 2019.
Dengan dasar capaian akses air minum layak tahun 2019, pemerintah
melalui Perpres Nomor 18 tahun 2020 mengamanatkan pemenuhan 100%
capaian akses air minum layak dapat dipenuhi pada tahun 2024.
Pemenuhan target ini niscaya membutuhkan upaya dan gerakan total dari
pemerintah, penyelenggara SPAM, pengembang teknologi maupun peran
serta masyarakat luas. Upaya ini juga niscaya membutuhkan dana investasi
publik dan operasional yang besar, sehingga intensifikasi kombinasi
sumber pendanaan perlu dikonsolidasi lebih lanjut. Hal lain yang perlu
ditingkatkan adalah inovasi teknologi, pengarusutamaan transformasi
digital, dan kesiapan kapasitas kelembagaan yang lebih baik, dalam hal
kompetensi personal serta kapasitas kewenangan institusi pelaku ditingkat
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kajian pengaturan yang kontra-

Direktorat Air Minum 2020-2024 30


produktif terhadap pencapaian tersebut perlu dievaluasi atau ditinjau
ulang. Adapun sasaran kegiatan Direktorat Air Minum adalah pemenuhan
persentase rumah tangga dengan akses air minum layak jaringan
perpipaan, penjabaran per tahunnya hingga tahun 2024 dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2. Sasaran Kegiatan Direktorat Air Minum

Target
Indikator Kinerja Satuan Baseline
2020 2021 2022 2023 2024 TOTAL
(2019)
Persentase rumah
tangga dengan
akses air minum % 20,18 20,97 22,02 22,92 23,83 24,66 24,66
layak jaringan
perpipaan

Cara menghitung sasaran kegiatan berupa capaian persentase rumah


tangga dengan akses air minum layak jaringan perpipaan adalah dengan
mengukut peningkatan kinerja pengembangan sistem penyediaan air
minum terhadap total target tiap tahun.

Sesuai RPJMN 2020-2024 dan Renstra PUPR tahun 2020-2024, Direktorat


Air Minum memberikan fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar
permukiman di bidang air minum dalam rangka peningkatan kualitas
permukiman. Pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana dasar
permukiman tersebut juga dilaksanakan dengan model pemberdayaan
yang melibatkan masyarakat sejak perencanaan hingga operasional dan
pemeliharaan infrastruktur.

Khusus untuk penanganan kawasan kumuh, akan diprioritaskan pada


kawasan-kawasan permukiman kumuh di kawasan strategis dan

31 Rencana Strategis
kabupaten/kota yang memiliki permasalahan terkait air minum serta akan
ditangani secara terpadu dengan sektor lainnya sehingga dapat menjadi
kawasan pemukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Pendekatan
pembangunan untuk infrastruktur air minum diprioritaskan pada SPAM
Skala Nasional, SPAM Regional/SPAM Perkotaan skala besar, dan
Penugasan Khusus.

Sesuai arahan RPJMN 2020-2024, dan Renstra PUPR 2020-2024, Direktorat


Air Minum juga diamanatkan major project berupa “Pengembangan 10 Juta
Sambungan Rumah”. Pencapaian sasaran tersebut terjabarkan ke dalam
kegiatan pembangunan SPAM baru, peningkatan kapasitas SPAM,
perluasan SPAM, dan pembangunan SPAM berbasis masyarakat sebagai
penunjang kegiatan produksi dalam upaya menciptakan keterkaitan
pembangunan fisik berupa sambungan rumah yang berimplikasi pada
peningkatan ekonomi yang saling komplementer dan saling
menguntungkan.

100,00% 95,90% 100,00% 100,00%


88,75% 91,80%
86,96%
90,00%
80,00%
70,00% 70,22% 68,26% 67,93% 68,58% 69,23%
65,64%
60,00% 53,94%
57,81%
46,11%
50,00% 38,28% 46,06%
40,00% 30,40% 33,8% 43,15%
27,10%
30,00% 23,60% 24,4%
20,14%
16,74%
20,00% 12,3% 15,0%
6,80% 9,5%
10,00% 0,00%
0,00%
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

Akses Layak Akses air minum aman


Akses air minum non perpipaan Akses air minum perpipaan
Gambar 8 Proyeksi pemenuhan sasaran kegiatan Direktorat Air Minum melalui 10
Juta SR

Direktorat Air Minum 2020-2024 32


SPAM MANDEH 20 L/DET
SUMATERA BARAT
2018

33 Rencana Strategis
BAB

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA


REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
Direktorat Air Minum 2020-2024 34
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Cipta Karya


Dengan memperhatikan arah kebijakan dan strategi kementerian PUPR,
dan sesuai dengan tugas, fungsi, kewenangan Direktorat Jenderal Cipta
Karya serta landasan hukum yang relevan, maka kebijakan yang
dikembangkan Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah pembangunan
infrastruktur permukiman yang mengarah pada perwujudan Hunian Cerdas
(Smart Living).

Gagasan Hunian Cerdas dalam konteks Direktorat Jenderal Cipta Karya


dimaknai sebagai Permukiman Cerdas yaitu cara mencapai target
pembangunan permukiman berkelanjutan (sustainability). Gagasan ini
sesuai dengan Tujuan Pembanguan Berkelanjutan (SDGs), khususnya
Tujuan 11, yaitu mewujudkan pembangunan berkelanjutan tahun 2030
(Aman, Inklusif, Tanggap bencana, Berkelanjutan). Pembangunan
infrastruktur pemukiman pun dilaksanakan melalui pendekatan entitas.
Pendekatan lainnya adalah dengan membangun layanan pintar (smart
services) yaitu pelayanan dalam mengatasi permasalahan melalui
pendekatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dengan interkoneksi data
dan respon cepat. Guna mewujudkan permukiman cerdas, diperlukan
inovasi secara rutin, bertahap (incremental), menyeluruh (fundamental)
maupun terobosan. Keikutsertaan para pemangku kepentingan didorong
dan diperkuat peranannya sehingga terjalin kemitraan dalam implementasi
pembangunan infrastruktur permukiman.

Permukiman cerdas sebagai alat mencapai tujuan memiliki 5 elemen


sebagai prasyarat yang harus bersinergi, yaitu:
1. Manusia (people): pemahaman dari masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perencanaan, pembangunan dan pengelolaan. Unsur

35 Rencana Strategis
pemerintah dalam melakukan pengelolaan infrastruktur perkotaan dan
perdesaan
2. Mekanisme (process): Kejelasan tanggung jawab dan dukungan fiskal-
pembiayaan (antar kementerian, antar pusat, provinsi dan kab/kota).
3. Teknologi; Teknologi Tepat guna pada permukiman sederhana dengan
dana terbatas. Teknologi terpusat untuk perkotaan dengan
pengelolaan yang paripurna
4. Data: Integrasi data terbuka bisa diakses siapa masyarakat terkait
(sensing, understandaing, acting)
5. Target sesuai dengan tujuan dan sasaran unit organisasi Cipta karya

Kebijakan pembangunan infrastruktur permukiman yang mengarah pada


perwujudan Smart Living didukung oleh 4 Strategi, yaitu;
1. Mengembangkan kegiatan yang bersifat return of invesment untuk
peningkatan keberlanjutan manfaat pembangunan (sosial, ekonomi,
dan lingkungan), yang mendorong partisipasi semua pihak
dalam pembangunan infrastruktur permukiman.
2. Membangun sistem penyediaan infrastruktur permukiman berbasis
entitas, andal, tanggap bencana dan perubahan iklim, inklusif, serta
berkelanjutan, pada setiap tahapan penyelenggaraan dalam rangka
keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman.
3. Penguatan komitmen Pemerintah Kab/Kota dalam pengelolaan
infrastruktur permukiman sehingga dapat menjamin keberhasilan
pembangunan infrastruktur permukiman.
4. Menghadirkan inovasi yang visioner dalam implementasi
penyelenggaraan infrastruktur permukiman.

Arah kebijakan pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman


dalam mewujudkan smart living adalah peningkatan penyediaan
infrastruktur permukiman yang partisipatif dan berkelanjutan, dengan
pengarusutamaan empat aspek dalam pelaksanaannya, yaitu perwujudan
permukiman layak huni, penerapan bangunan gedung hijau, pembangunan

Direktorat Air Minum 2020-2024 36


permukiman tahan bencana, serta penerapan teknologi dan permukiman
ramah lingkungan. Kebijakan pembinaan dan pengembangan infrastruktur
permukiman sebagai penjabaran dari arah kebijakan tersebut, meliputi:

a. Membangun sistem penyediaan infrastruktur permukiman berbasis


entitas, yang andal, responsif terhadap mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim, inklusif (termasuk pengarusutamaan gender), berkelanjutan, serta
bersifat return of investment, dalam setiap tahapan penyelenggaraan
infrastruktur permukiman.
b. Mendukung kontribusi dan kemandirian Pemerintah Daerah serta
partisipasi semua pihak dalam rangka keberhasilan pengelolaan
infrastruktur permukiman.
c. Menerapkan inovasi terbarukan dan/atau tepat guna dalam
implementasi penyelenggaraan infrastruktur permukiman.

Arah kebijakan dan strategi Ditjen Cipta Karya memperhatikan pula


pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan
pemerintah kota/kabupaten yang diatur UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah di sektor pengembangan kawasan permukiman, air
minum, sanitasi, dan bangunan gedung. Kewenangan pemerintah pusat di
sektor air minum mencakup:
1. Penetapan pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
secara nasional.
2. Pengelolaan dan pengembangan SPAM lintas Daerah provinsi, dan
SPAM untuk kepentingan strategis nasional.

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Air Minum


Untuk menjawab tantangan pembangunan infrastruktur periode 2020-
2024, terdapat 3 (tiga) poin yang menjadi arahan kebijakan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang juga digunakan sebagai arah
kebijakan Direktorat Air Minum, dijabarkan pada tabel di bawah ini.

37 Rencana Strategis
Tabel 3. Kebijakan dan Strategis Direktorat Air Minum
No Kebijakan Strategi
1 Peningkatan a. Meningkatkan cakupan akses air minum melalui jaringan
cakupan perpipaan yang memenuhi 4K (Keterjangkauan,
pelayanan dan Kontinuitas, Kuantitas, Kualitas) dalam rangka
pemenuhan pemenuhan SPM, termasuk pada kawasan rawan air dan
standar kualitas air pulau kecil terluar melalui penurunan kebocoran (Non-
minum; Revenue Water/NRW), pemanfaatan idle capacity, dan
pembangunan kapasitas.
b. Koordinasi intensif dalam rangka menjamin ketersediaan
air baku.
c. Menerapkan SPAM regional untuk mengatasi
ketidakmerataan air baku.
d. Menerapkan konsep bauran air baku domestik dalam
mendukung ketahanan air baku
e. Menerapkan Rencana Pengamanan Air Minum
(RPAM)/Water Safety Plan (WSP) dalam menjamin
pemenuhan kualitas air minum.
f. Pemanfaatan inovasi teknologi untuk mendukung
efisiensi proses, serta pemenuhan SPM pada Kawasan
rawan air dan pulau kecil terluar;
g. Mendorong percepatan serah terima dan pengelolaan
aset SPAM terbangun kepada Pemerintah Daerah.
2 Peningkatan a. Meningkatkan kapasitas SDM di tingkat pusat dan
kapasitas dan daerah;
peran b. Memperkuat peran dan fungsi dinas/instansi daerah
penyelenggara dalam penyelenggaraan SPAM;
SPAM; c. Memperkuat penyusunan, pengawasan, pengendalian,
pemantauan, dan evaluasi NSPK terkait penyelenggaraan
SPAM;
d. Memperkuat peran stakeholders termasuk masyarakat
dan Badan Usaha;
e. Sinkronisasi perencanaan dan kebijakan antar
kementerian/lembaga;
f. Menerapkan prinsip Good Governance untuk
penyelenggaraan SPAM;
g. Pemanfaatan data dan sistem informasi dalam
penyelenggaraan SPAM.

Direktorat Air Minum 2020-2024 38


No Kebijakan Strategi
3 Peningkatan a. Meningkatkan kemampuan pengelolaan pendanaan
kemampuan penyelenggara SPAM;
pendanaan dan b. Mengembangkan alternatif sumber pembiayaan;
komitmen
c. Meningkatkan peran dan komitmen penyelenggara
stakeholder terkait
SPAM dalam alokasi pendanaan.
pendanaan

Adapun dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur bidang air minum,


Direktorat Air Minum menggunakan dua pendekatan yaitu:

1. Menyediakan air di tempat yang sulit air


2. Mendekatkan air kepada masyarakat

Didukung dengan kebijakan prioritas penyediaan air minum untuk:

1. SPAM skala nasional,


2. SPAM Lintas/Regional/SPAM perkotaan skala besar, dan
3. Penugasan khusus.

Hal tersebut dikemas dengan major project berupa:

“Pengembangan 10 Juta Sambungan Rumah”

Dengan pengarusutamaan program pengembangan SPAM yang


diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

39 Rencana Strategis
Gambar 9 ilustrasi pengarusutamaan program pengembangan SPAM

Sehubungan dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020


tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan
Pemulihan Ekonomi Nasional, yang salah satu isinya mengenai
pembubaran Badan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air
Minum (BPPSPAM), fasilitasi mengenai pendampingan kelembagaan
penyelenggara SPAM akan diatur lebih lanjut.

Amanat penyelenggaraan air minum berujung pada pencapaian 4K


(Keterjangkauan, Kontinuitas, Kuantitas, dan Kualitas). Salah satu strategi
atau alat (tools) untuk mendukung pencapaian tersebut adalah melalui
penerapan Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) sebagai instrumen
pencapaian target air minum aman dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Penerapan RPAM dibutuhkan upaya pemandatan RPAM
melalui regulasi, sosialisasi, advokasi, dan sistem insentif/disinsentif.
Direktorat Air Minum mendukung dalam menyiapkan penyusunan petunjuk

Direktorat Air Minum 2020-2024 40


teknis mengenai RPAM yang ditujukan pada penyelenggara SPAM, serta
melakukan pendampingan penyusunan dokumen RPAM.

3.3 Kerangka Regulasi


Direktorat Air Minum dalam melakukan tugas dan fungsinya mengacu pada
Undang-Undang yang berlaku. Adapun amanat perundangan yang terkait
dengan pengembangan SPAM antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan


Jangka Panjang Nasional;
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
3. Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
4. Peraturan Pemerintah No 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan
Sumber Daya Air;
5. Peraturan Pemerintah No 122 Tahun 2015 tentang SPAM.

Disamping Undang-Undang tersebut, Direktorat Air Minum dalam


melaksanakan tugas dan fungsinya juga mengacu pada peraturan
pelaksana dalam bentuk Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
maupun Peraturan Menteri PUPR. Adapun peraturan pelaksanaan bidang
air minum antara lain:

• Perpres No 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air Minum


dan Sanitasi;
• Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur;
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010
Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
• Permen PU No. 13/PRT/M/2013 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan SPAM;

Untuk mendukung arah kebijakan dan strategi bidang air minum pada

41 Rencana Strategis
kurun waktu 2020-2024, maka diperlukan penguatan regulasi yang
dijabarkan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Penguatan Kerangka Regulasi 2020-2024

Target
No Arah Kerangka Regulasi dan/atau Kebutuhan Regulasi
Penyelesaian

1 Rapermen PUPR tentang Kriteria Pemanfaatan Dalam Fasilitas 2020


Pajak Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang Usaha
Tertentu dan/atau di Daerah Tertentu Pada Sektor Sistem
Penyediaan Air Minum
2 Rapermen PUPR tentang Pelaksanaaan Pemberian Jaminan dan 2020
Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan
Penyediaan Air Minum
3 Pedoman Teknis Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah 2020
Sistem Penyediaan Air Minum
4 RPP tentang Sistem Penyediaan Air Minum 2021
5 Petunjuk Teknis Rencana Pengamanan Air Minum 2021
6 Pedoman Penyusunan Program dan Anggaran 2021
7 Panduan Pembinaan dan Pengendalian Manajemen SDM pada 2021
Penyelenggara SPAM
8 Petunjuk Teknis Penyelenggaraan SPAM Bukan Jaringan 2022
Perpipaan
9 Panduan Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM 2022
10 Sinkronisasi Pelaksanaan SPAM Regional 2022

3.4 Kerangka Kelembagaan


Sesuai dengan arahan RPJMN, kebijakan dan strategi penyelenggaraan
kegiatan Direktorat Air Minum adalah dalam rangka meningkatkan akses
air minum layak dengan memperhatikan kewenangan Pemerintah Pusat
sesuai UU Nomor 23 Tahun 2014 serta tugas dan fungsi Direktorat Air
Minum sesuai Peraturan Menteri Nomor 13 Tahun 2020 tentang organisasi

Direktorat Air Minum 2020-2024 42


dan tata kerja Kementerian PUPR.

Direktorat Air Minum mempunyai tugas penyusunan dan perumusan


kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, pelaksanaan kebijakan,
pembinaan dan pengawasan, pembinaan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan kriteria perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja, serta
fasilitasi pemberdayaan bidang pengembangan sistem penyediaan air
minum.

Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, Direktorat Air Minum


melaksanakan fungsi:

1. Penyusunan dan perumusan kebijakan dan strategi, perencanaan


teknis, evaluasi, dan pelaporan bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum;

2. Pelaksanaan kebijakan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan bidang


pengembangan sistem penyediaan air minum, serta fasilitasi
penyediaan tanah;

3. Pemberian bimbingan teknis dan supervise bidang pengembangan


sistem penyediaan air minum;

4. Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang


pengembangan sistem penyediaan air minum;

5. Pembinaan pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria


perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kinerja pengembangan
sistem penyediaan air minum;

6. Fasilitasi pemberdayaan dan pembinaan kelembagaan serta


pengembangan jejaring kemitraan bidang penyelenggaraan sistem
penyediaan air minum; dan

7. Pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta mewujudkan tujuan dan

43 Rencana Strategis
sasaran strategis, Direktorat Air Minum perlu ditopang struktur
kelembagaan yang sesuai dengan kebutuhan dan dinamika organisasi
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang tertuang dalam
Peraturan Menteri PUPR Nomor 13/PRT/M/2020. Oleh sebab itu, pada
periode 2020-2024 terjadi perubahan struktur organisasi yang dapat dilihat
pada Gambar 10.

Direktur
Air Minum

Sub Bagian
Tata Usaha

Subdit
Subdit Subdit Subdit
Perencanaan
Wilayah I Wilayah II Wilayah III
Teknis

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok


Jabatan Jabatan Jabatan Jabatan
Fungsional Fungsional Fungsional Fungsional

Gambar 10. Struktur Organisasi Direktorat Air Minum

Direktorat Air Minum mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan


pelaksanaan kebijakan, penyusunan produk pengaturan, pembinaan dan
pengawasan serta fasilitasi dibidang pengembangan SPAM. Direktorat Air
Minum terdiri atas:

1. Subdirektorat Perencanaan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum;


Subdirektorat Perencanaan Teknis Sistem Penyediaan Air Minum

Direktorat Air Minum 2020-2024 44


mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan perumusan
kebijakan dan strategi, perencanaan teknis, program dan anggaran,
pembinaan dan evaluasi dokumen perencanaan, pelaporan program,
penyiapan dan perumusan nota kesepakatan, pengelolaan data dan
penyiapan informasi, penyiapan bahan materi teknis norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pengembangan jejaring kemitraan bidang
pengembangan sistem penyediaan air minum.

Susunan organisasi Subdirektorat Perencanaan Teknis Sistem


Penyediaan Air Minum terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional.

2. Subdirektorat Wilayah I;
Subdirektorat Wilayah I mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
dan pengendalian pelaksanaan program dan anggaran, pemantauan,
evaluasi, dan bimbingan teknis, fasilitasi pemberdayaan dan
pembinaan kelembagaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, fasilitas penyediaan tanah untuk
pengembangan sistem penyediaan air minum, fasilitasi
penandatanganan dan pemantauan pelaksanaan nota kesepakatan,
serta fasilitasi penanganan pasca bencana alam dan kerusuhan social
bidang pengembangan sistem penyediaan air minum di wilayah Pulau
Sumatera dan Pulau Kalimantan.

Susunan organisasi Subdirektorat Wilayah I terdiri atas Kelompok


Jabatan Fungsional.

3. Subdirektorat Wilayah II;


Subdirektorat Wilayah II mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
dan pengendalian pelaksanaan program dan anggaran, pemantauan,
evaluasi, dan bimbingan teknis, fasilitasi pemberdayaan dan
pembinaan kelembagaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, fasilitas penyediaan tanah untuk
pengembangan sistem penyediaan air minum, fasilitasi

45 Rencana Strategis
penandatanganan dan pemantauan pelaksanaan nota kesepakatan,
serta fasilitasi penanganan pasca bencana alam dan kerusuhan social
bidang pengembangan sistem penyediaan air minum di wilayah Pulau
Jawa, Pulau Bali, dan Kepulauan Nusa Tenggara.

Susunan organisasi Subdirektorat Wilayah II terdiri atas Kelompok


Jabatan Fungsional.

4. Subdirektorat Wilayah III;


Subdirektorat Wilayah III mempunyai tugas melaksanakan pengawasan
dan pengendalian pelaksanaan program dan anggaran, pemantauan,
evaluasi, dan bimbingan teknis, fasilitasi pemberdayaan dan
pembinaan kelembagaan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
norma, standar, prosedur, dan kriteria, fasilitas penyediaan tanah untuk
pengembangan sistem penyediaan air minum, fasilitasi
penandatanganan dan pemantauan pelaksanaan nota kesepakatan,
serta fasilitasi penanganan pasca bencana alam dan kerusuhan social
bidang pengembangan sistem penyediaan air minum di wilayah Pulau
Sulawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.

Susunan organisasi Subdirektorat Wilayah III terdiri atas Kelompok


Jabatan Fungsional.

5. Subbagian Tata Usaha;


Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pelaksanaan
urusan administrasi kepegawaian, administrasi keuangan, administrasi
barang milik negara, tata persuratan, kearsipan, kerumahtanggaan,
koordinasi administrasi penerapan sistem pengendalian intern
direktorat, dan fasilitasi serah terima aset.

6. 2 (dua) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pusat


7. Kelompok Jabatan Fungsional

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, tiap Subdirektorat

Direktorat Air Minum 2020-2024 46


(Subdit) pada Direktorat Air Minum memiliki hubungan kerja dan
keterkaitan antara satu dengan lainnya. Masing-masing subdirektorat
memiliki peran penting yang saling mendukung dalam melaksanakan
kegiatan Direktorat Air Minum. Hubungan kerja antar Subdirektorat
dilingkungan Direktorat Air Minum digambarkan pada Gambar 11 di
bawah ini.

Monitoring
Rentek

Wil. I, II, dan III Wil. I, II, dan III Wil. I, II, dan III

Program &
Anggaran N
S Perencanaan Pelaksanaan Pengelolaan
dan
P
Kebijakan & K
Strategi

Gambar 11. Hubungan Kerja antar Subdirektorat di lingkungan Direktorat Air


Minum

47 Rencana Strategis
SPAM SEMANGGI SURAKARTA 300 L/DET
JAWA TENGAH
2016
Kapasitas: 10 Liter/detik

Direktorat Air Minum 2020-2024 48


BAB

TARGET KINERJA DAN KERANGKA


PENDANAAN
49 Rencana Strategis
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja


Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024
menjabarkan sasaran sektor bidang air minum, yaitu sebagai berikut:

a. Tercapainya 100% akses air minum layak bagi seluruh penduduk


Indonesia yang dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu optimalisasi dan
pembangunan baru melalui program 10 juta Sambungan Rumah (supply
side), peningkatan efisiensi layanan air minum (demand side), dan
penciptaan aturan main penyelenggaraan SPAM yang kondusif
(enabling environment);

b. Penciptaan lingkungan yang mendukung dilakukan melalui (i)


penyusunan dokumen perencanaan air minum sebagai rujukan
pembangunan air minum di seluruh kabupaten/ kota yang mencakup
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Kebijakan dan
Strategi Daerah (Jaksrada) SPAM dan rencana tahunan penyediaan air
minum; (ii) peningkatan pendataan air minum sebagai rujukan
perencanaan dan penganggaran air minum di seluruh kabupaten/kota;
dan (iii) fasilitasi pengembangan peraturan di daerah yang menjamin
penyediaan layanan air minum di seluruh kabupaten/kota.

Berdasarkan RPJMN 2020-2024, target pembangunan infrastruktur air


minum untuk tahun 2020-2024 diperlihatkan pada Tabel 5.

Direktorat Air Minum 2020-2024 50


Tabel 5. Target Pembangunan Infrastruktur Air Minum 2020-2024
SASARAN STRATEGIS (IMPACT)/SASARAN
PROGRAM/ 2020 2021
PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN SATUAN 2020 2021 2022 2023 2024 TOTAL 2022 2023 2024 TOTAL
KEGIATAN (realisasi) (Rencana)
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
PROGRAM: PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KEGIATAN: PENYELENGGARAAN AIR MINUM YANG LAYAK 5.470.862 12.151.782 6.793.351 6.806.324 3.715.648 34.937.967
SASARAN KEGIATAN: Meningkatkan kontribusi
5.470.862 12.151.782 6.793.351 6.806.324 3.715.648 34.937.967
pemenuhan akses air minum jaringan perpipaan
INDIKATOR: Persentase rumah tangga dengan akses air
% 20,97 22,02 22,92 23,83 24,66 24,66
minum layak Jaringan Perpipaan (JP)
OUTPUT KEGIATAN:
1 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
Jumlah kab/kota yang mendapatkan
pembinaan dan pengawasan pengembangan Kab/ Kota 509 509 509 509 509 509 241.597 280.300 294.294 307.191 343.439 1.466.821
sistem penyediaan air minum
2 Pembangunan SPAM
Jumlah kapasitas SPAM yang dibangun Liter/
1.530 4.600 1530 1530 0 9.190 2.677.500 8.050.000 2.677.500 2.677.500 0 16.082.500
detik
3 Peningkatan SPAM
Jumlah peningkatan kapasitas SPAM eksisting Liter/
75 375 375 375 0 1.199 90.000 449.600 449.600 449.600 0 1.438.800
detik
4 Perluasan SPAM
Jumlah sambungan rumah (SR) yang
SR 110.000 192.000 192.000 192.000 192.000 878.000 1.261.765 2.162.369 2.162.369 2.162.369 2.162.369 9.911.241
mendapatkan perluasan SPAM
5 SPAM Berbasis Masyarakat
Jumlah sambungan rumah (SR) yang
SR 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 2.000.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 1.200.000 6.000.000
mendapatkan layanan SPAM
6 Pembinaan Teknis Bidang Air Minum
Jumlah orang yang mendapatkan pembinaan
orang 0 800 800 800 800 3.200 0 8.513 8.538 8.564 8.590 34.204
teknis bidang air minum
7 Fasilitasi Pengembangan Teknologi dan Pengelolaan
Peralatan Bidang Air Minum
Jumlah Laporan fasilitasi pengkajian teknologi
Laporan 0 1 1 1 1 4 0 1.000 1.050 1.100 1.250 4.400
dan pengelolaan peralatan bidang air minum
*Target kinerja dan pendanaan pada TA 2020 berada di Sekretariat Direktorat Jenderal dan dialihkan pada Direktorat Air Minum sejak TA 2021.
Belum diamanatkan dalam Tugas dan Fungsi Direktorat Air Minum sesuai Permen PUPR No. 13 Tahun 2020

Rencana Strategis
SASARAN STRATEGIS
PROGRAM/ (IMPACT)/SASARAN PROGRAM
SATUAN 2020 2021
KEGIATAN (OUTCOME)/SASARAN 2020 2021 2022 2023 2024 TOTAL 2022 2023 2024 TOTAL
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR (realisasi) (Rencana)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
PROGRAM: DUKUNGAN MANAJEMEN
KEGIATAN: DUKUNGAN MANAJEMEN
PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
PELAKSANA: DIREKTORAT AIR MINUM 42.283 53.410 57.522 62.004 66.890 282.109
OUTPUT KEGIATAN:
1 Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Jumlah layanan sarana dan prasarana Layanan
1 1 1 1 1 5 3.131 5.591 5.829 6.078 6.338 26.967
internal
2 Layanan Dukungan Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan manajemen Layanan
1 1 1 1 1 5 2.023 2.110 2.202 2.297 2.397 11.028
satker
3 Layanan Perkantoran
Jumlah layanan perkantoran Layanan 1 1 1 1 1 5 37.128 45.709 49.492 53.629 58.156 244.113

Direktorat Air Minum 2020-2024 52


4.2 Kerangka Pendanaan
Pendanaan melalui APBN untuk pengembangan infrastruktur air minum
dalam rangka memenuhi akses air minum layak jaringan perpipaan
dijabarkan pada Tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Target Pendanaan Infrastruktur Air Minum 2020-2024

Kegiatan Target Kinerja Kebutuhan Pendanaan

Perluasan SPAM - Pengurangan NRW 280.000 SR Rp. 3.160.760.000.000


Perluasan SPAM - Jaringan Distribusi 598.000 SR Rp. 6.750.481.000.000
(Pemanfaatan Kapasitas Idle)
Pembangunan SPAM Baru 9.190 L/d Rp. 16.082.500.000.000
Peningkatan Kapasitas SPAM 1.199 L/d Rp. 1.438.800.000.000
Pembangunan SPAM Berbasis 2.000.000 SR Rp. 6.000.000.000.000
Masyarakat
Dukungan Manajemen - Rp. 282.109.000.000

Setara 3.189.670 SR Rp. 34,937,967.000.000

Pendanaan melalui APBN berkontribusi menambah 3,1 juta sambungan


rumah sampai akhir tahun 2024, hal ini belum cukup untuk dapat
merealisasikan major project 10 juta SR. dibutuhkan kebijakan fiskal secara
utuh dari hulu ke hilir untuk dapat mengisi kebutuhan pendanaan selain
melalui APBN. Ilustrasi gap funding dari kebutuhan major program 10 juta
SR dapat di lihat pada gambar di bawah ini.

53 Rencana Strategis
Kebutuhan Pendanaan 10 Juta SR

APBN
Anggaran: 34,9 Triliun
Potensi penambahan SR:
3,19 juta SR

Pendanaan lainnya:
Gap Anggaran: 74 Triliun
Gap untuk mencapai 10 juta SR:
6,79 juta SR

APBN Gap Kebutuhan Anggaran 10 juta SR

Gambar 12 Kebutuhan pendanaan 10 juta SR

Pemenuhan Gap Funding melalui skema pembiayaan Alternatif

Dengan ruang fiskal APBN yang sempit, agenda pengembangan


infrastruktur memaksa adanya pergeseran kebijakan anggaran, di mana
secara gradual APBN infrastruktur secara umum mengalami peningkatan:
dari Rp 256,1 Triliun di Tahun 2015 menjadi Rp 415,0 Triliun di Tahun 2019.
Selain itu, sumber pembiayaan swasta (KPBU) untuk infrastruktur juga
mengalami peningkatan. Khusus untuk sektor air minum, diestimasi
kebutuhan investasi untuk dapat merealisasikan major project 10 juta SR
pada tahun 2024 sekitar 108,9 Triliun (dan sebagian besar dari pendanaan
selain APBN). Sumber pendanaan yang diharapkan dapat mendukung hal
tersebut adalah dari skema KPBU yang dialokasikan untuk kegiatan
pembangunan. Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Availability Payment (AP) yang berbasis kinerja serta Program Hibah air
minum (perkotaan dan perdesaan) yang mendorong pemenuhan akses air
minum layak jaringan perpipaan perlu diperluas. Skema KPBU-AP juga

Direktorat Air Minum 2020-2024 54


mendukung kualitas pelayanan air minum melalui keterpaduan
peningkatan kapasitas produksi dan penyerapan akses/unit pelayanan.

Dilihat dari riwayat penganggaran DAK air minum dari tahun 2016-2019
yang mencapai 8,7 Triliun merupakan alternatif pendanaan yang potensial
untuk diarahkan untuk dapat merealisasikan major project 10 juta SR.
Diperlukan kebijakan untuk membatasi ruang lingkup program DAK air
minum 2020-2024 untuk lebih mengarah pada peningkatan akses air
minum layak jaringan perpipaan yang mengkonversi rumah tangga dengan
akses tidak layak (BJP tidak terlindungi) menjadi kriteria akses layak.
Anggaran DAK air minum cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Dana hibah menjadi salah satu alternatif pendanaan lain yang memiliki
riwayat penganggaran yang cukup baik, selama 5 tahun terakhir dana hibah
air minum (perdesaan dan perkotaan) mencapai 4,5 Triliun. Pada kurun
waktu 2020-2024, dalam rangka pemenuhan akses air minum layak jaringan
perpipaan, perlu terdapat kebijakan terkait pembatasan ruang lingkup
program yang didanai oleh dana hibah air minum, dengan tujuan
mengkonversi rumah tangga dengan akses tidak layak (BJP tidak
terlindungi) menjadi kriteria akses layak.

55 Rencana Strategis
100% 2
4
APBD, PDAM, dan CSR: 14 Triliun
90% 8

10 Hibah: 10 Triliun
80%

70% 20 DAK: 20 Triliun

60%

50%
30 KPBU: 30 Triliun
40%

30%

20%
34,9 APBN: 34,9 Triliun
10%

0%
Menuju 10 juta SR

APBN KPBU DAK Hibah APBD PDAM CSR

Gambar 13 Proyeksi pemenuhan pendanaan program 10 juta SR

Direktorat Air Minum 2020-2024 56


BAB

PENUTUP

57 Rencana Strategis
BAB V PENUTUP

Rencana Strategis Direktorat Air Minum tahun 2020-2024 merupakan acuan bagi
Direktorat Air Minum untuk menyusun program dan kegiatan setiap tahunnya
yang dimulai pada tahun 2020 sampai dengan tahun 2024.

Agar sasaran pemenuhan akses air minum jaringan perpipaan, terutama program
10 Juta SR (Sambungan Rumah) dapat tercapai, diperlukan koordinasi, konsolidasi,
dan sinergi yang tidak hanya antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
tetapi juga antara kementerian/lembaga yang terkait kegiatan sektor air minum.
Pemerintah Pusat berupaya agar tidak hanya memberikan wawasan dan sosialisasi
kepada Pemerintah Daerah saja, akan tetapi juga berusaha agar informasi akan
pentingnya akses air minum layak dapat diteruskan dan digiatkan oleh Pemerintah
Daerah hingga ke level pemerintahan terendah. Hal ini sesuai dengan amanah UU
No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, di mana kewenangan dalam
menyediakan akses air minum layak merupakan tanggung jawab Pemerintah
Daerah.

Kegiatan pengembangan SPAM dengan APBN sebesar Rp. 34,9 Triliun untuk
Direktorat Air Minum dalam lima tahun diproyeksikan dapat meningkatkan 4,3%
akses air minum melalui jaringan perpipaan. Diharapkan melalui fungsi pembinaan
dari Direktor Air Minum dapat mendorong pertumbuhan akses air minum dari
sumber pendanaan Non-APBN untuk mencapai 100% akses air minum layak di
tahun 2024.

Direktorat Air Minum 2020-2024 58


LAMPIRAN
59 Rencana Strategis
LAMPIRAN 1

Kebutuhan Pendanaan 10 juta Sambungan Rumah

Target dan pendanaan untuk major project 10 juta Sambungan Rumah (SR)
dijabarkan pada tabel di bawah ini:

Direktorat Air Minum 2020-2024 60


SASARAN STRATEGIS (IMPACT)/SASARAN
PROGRAM/ 2020 2021
PROGRAM (OUTCOME)/SASARAN SATUAN 2020 2021 2022 2023 2024 TOTAL 2022 2023 2024 TOTAL
KEGIATAN (realisasi) (Rencana)
KEGIATAN/OUTPUT/INDIKATOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
PROGRAM: PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KEGIATAN: PENYELENGGARAAN AIR MINUM YANG LAYAK 23.457.747 24.301.757 24.315.924 24.330.942 12.515.919 108.922.288
SASARAN KEGIATAN: Meningkatkan kontribusi pemenuhan
akses air minum jaringan perpipaan
INDIKATOR: Persentase rumah tangga dengan akses air
% 23,11 26,07 29,04 32,00 34,76 34,76
minum layak Jaringan Perpipaan (JP)
OUTPUT KEGIATAN:
1 Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan SPAM
Jumlah kab/kota yang mendapatkan pembinaan
dan pengawasan pengembangan SPAM Kab/ Kota 509 509 509 509 509 509 211.097 221.652 232.735 244.372 256.590 1.166.446

2 Pembangunan SPAM
Jumlah kapasitas SPAM yang dibangun L/d 4.875 4.875 4.875 4.875 0 19.498 8.530.375 8.530.375 8.530.375 8.530.375 0 34.121.500
3 Peningkatan SPAM
Jumlah peningkatan kapasitas SPAM eksisting L/d 2.053 2.737 2.737 2.737 0 10.265 2.463.600 3.284.800 3.284.800 3.284.800 0 12.318.000
4 Perluasan SPAM
Jumlah sambungan rumah (SR) yang mendapatkan
SR 794.000 793.750 793.750 793.750 793.750 3.969.000 8.924.033 8.924.033 8.924.033 8.924.033 8.908.163 44.604.294
perluasan SPAM
5 SPAM Berbasis Masyarakat
Jumlah sambungan rumah (SR) yang mendapatkan
SR 1.100.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000 1.100.000 5.500.000 3.300.000 3.300.000 3.300.000 3.300.000 3.300.000 16.500.000
layanan SPAM
6 Pembinaan Teknis Bidang Air Minum
Jumlah orang yang mendapatkan pembinaan
teknis bidang air minum orang 0 800 800 800 800 3.200 0 8.513 8.538 8.564 8.590 34.205

7 Fasilitasi Pengembangan Teknologi dan Pengelolaan


Peralatan Bidang Air Minum
Jumlah Laporan fasilitasi pengkajian teknologi dan
pengelolaan peralatan bidang air minum Laporan 0 1 1 1 1 4 0 1.000 1.050 1.100 1.250 4.400

PROGRAM: DUKUNGAN MANAJEMEN


KEGIATAN: DUKUNGAN MANAJEMEN PENYELENGGARAAN
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
1 Layanan Sarana dan Prasarana Internal
Jumlah layanan sarana dan prasarana internal layanan 1 1 1 1 1 5 1.112 1.168 1.226 1.288 1.352 6.147
2 Layanan Dukungan Manajemen Satker
Jumlah layanan dukungan manajemen satker layanan 1 1 1 1 1 5 1.332 1.399 1.468 1.542 1.619 7.360
3 Layanan Perkantoran
Jumlah layanan perkantoran layanan 1 1 1 1 1 5 26.197 28.817 31.699 34.868 38.355 159.936

Rencana Strategis
LAMPIRAN 2
Daftar Lokasi Pembangunan SPAM*

Rencana Pembangunan SPAM 2020-2024 (Pemanfaatan Bendungan)


Kapasitas
No Provinsi Kabupaten/Kota Nama Kegiatan
(L/d)
Pemanfaatan Bendungan
1 Aceh Aceh Utara 24
Keureuto
Pemanfaatan Bendungan
2 Lampung Pringsewu 1.167
Way Sekampung
Pemanfaatan endungan
3 Kepulauan Riau Kota Batam 188
Estuari DamSei Gong
Pemanfaatan Bendungan
4 Jawa Barat Kuningan 141
Kuningan
Pemanfaatan Bendungan
5 Jawa Barat Sumedang 400
Cipanas
Pemanfaatan Bendungan
6 Jawa Tengah Karanganyar 94
Gondang
Pemanfaatan Bendungan
7 Jawa Tengah Kudus 94
Logung
Pemanfaatan Bendungan
8 Jawa Tengah Bojonegoro 141
Gongseng
Pemanfaatan Bendungan
9 Jawa Timur Pacitan 141
Tukul
Pemanfaatan Bendungan
10 Jawa Timur Ponorogo 5
Bendo
Pemanfaatan Bendungan
11 Jawa Timur Trenggalek 174
Tugu
Pemanfaatan Bendungan
12 Banten Kota Serang 376
Serang
Pemanfaatan Bendungan
13 Banten Lebak
Karian (6024 l/d)
Pemanfaatan Bendungan
14 Bali Badung 82
Sidan
Pemanfaatan Bendungan
15 NTB Dompu 24
Tanju
Pemanfaatan Bendungan
16 NTB Sumbawa Barat 59
Bintang Bano
Pemanfaatan Bendungan
17 NTT Belu 19
Rotiklot

Direktorat Air Minum 2020-2024 62


Rencana Pembangunan SPAM 2020-2024 (Pemanfaatan Bendungan)
Kapasitas
No Provinsi Kabupaten/Kota Nama Kegiatan
(L/d)
Pemanfaatan Bendungan
18 NTT Kupang 47
Raknamo
Pemanfaatan Bendungan
19 Kalimantan Selatan Tapin 235
Tapin
Pemanfaatan Bendungan
20 Kalimantan Timur Kutai Kartanegara 212
Marangkayu
Pemanfaatan Bendungan
21 Sulawesi Selatan Gowa 188
Karalloe
Pemanfaatan Bendungan
22 Sulawesi Selatan Wajo 146
Passeloreng

TOTAL 4.157

63 Rencana Strategis
Rencana Pembangunan SPAM 2020-2024 (Regional)
No Provinsi Kabupaten/Kota Nama Kegiatan Kapasitas (l/d)
Pemb. SPAM Regional
Mebidang (KFW) - IPA 1.100
1 Sumatera Utara Kota Medan 1.100
Lpd, Res 2x5.000 m3, JDU 27 Km
dan Supervisi
Pemb. SPAM Reg. Benteng
2 Bengkulu Kota Bengkulu 400
Kobema dan Supervisi (AFD)
Pemb. SPAM Regional Jatiluhur -
3 Jawa Barat Bekasi IPA Bekasi 4.450, Cibeet 550 550
Lpd, dan Reservoir
Pemb. SPAM Regional Jatiluhur -
4 Jawa Barat Kota Bekasi IPA Bekasi 4.450, Cibeet 550 4.450
Lpd, dan Reservoir
Pemb. SPAM Regional Jatigede
(AFD) - IPA Tahap 1 Kap. 1.500
5 Jawa Barat Sumedang 1.500
Lpd; Reservoir 26.000 m3, dan
JDU
Pemb. SPAM Regional
Wosusokas (KFW) - IPA 750 Lpd,
6 Jawa Tengah Kota Surakarta 750
4 Res Pelayanan dan JDU 73,8
Km
Pemb. SPAM Reg. Kartamantul -
7 Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta 300
IPA 300 Lpd
Pemb. SPAM Regional
8 Sulawesi Selatan Kota Makassar Maminasata (JICA) - IPA 1000 1.000
Lpd; JDU
TOTAL 10.050

Direktorat Air Minum 2020-2024 64


Rencana Pembangunan SPAM 2020-2024 (Pulau Terluar dan Perbatasan)
Status
No Provinsi Kabupaten Kecamatan
(Lokpri/ Non Lokpri)
1 Riau Dumai Dumai Barat Lokpri
2 Riau Bengkalis Bukit Batu Lokpri
3 Riau Pelawan Kuala Kampar Lokpri
4 Riau Indragiri Hilir Kateman Lokpri
5 Riau Indragiri Hilir Pulau Burung Lokpri
6 Kepulauan Riau Karimun Kundur Lokpri
7 Kepulauan Riau Kepulauan Anambas Siantan Timur Lokpri
8 Kepulauan Riau Kepulauan Anambas Siantan Tengah Lokpri
9 Kepulauan Riau Kepulauan Anambas Siantan Selatan Lokpri
10 Kepulauan Riau Natuna Serasan Lokpri
11 Kepulauan Riau Natuna Bunguran Barat Lokpri
12 Kepulauan Riau Natuna Midal Lokpri
13 Kepulauan Riau Natuna Subi Lokpri
14 Kepulauan Riau Natuna Serasan Timur Lokpri
15 Kepulauan Riau Natuna Bunguran Utara Lokpri
16 Kepulauan Riau Natuna Pulau Tiga Lokpri
17 Kepulauan Riau Natuna Bunguran Timur Laut Lokpri
18 Kepulauan Riau Natuna Bunguran Selatan Lokpri
19 Kalimantan Barat Sambas Sajiangan Besar Lokpri
20 Kalimantan Barat Bengkayang Jagoi Babang Lokpri
21 Kalimantan Barat Bengkayang Siding Lokpri
22 Kalimantan Barat Sanggau Sekayam Lokpri
23 Kalimantan Barat Sintang Ketungau Hulu Lokpri
24 Kalimantan Barat Sintang Ketungau Tengah Lokpri
25 Kalimantan Barat Kapuas Hulu Puring Kencana Lokpri
26 Kalimantan Barat Kapuas Hulu Batang Lupar Lokpri
27 Kalimantan Barat Kapuas Hulu Embaloh Hulu Lokpri
28 Kalimantan Barat Kapuas Hulu Puttussibau Utara Lokpri
29 Kalimantan Barat Kapuas Hulu Puttussibau Selatan Lokpri
30 Kalimantan timur Mahakam Hulu Long Apari Lokpri
31 Kalimantan timur Mahakam Hulu Long Pahangai Lokpri
32 Kalimantan timur Berau Maratua Lokpri
33 Kalimantan Utara Malinau Kayan Hulu Lokpri
34 Kalimantan Utara Malinau Pujungan Lokpri
35 Kalimantan Utara Malinau Kayan Hilir Lokpri
36 Kalimantan Utara Malinau Bahan Hulu Lokpri
37 Kalimantan Utara Malinau Kayan Selatan Lokpri
38 Kalimantan Utara Nunukan Sebatik Barat Lokpri

65 Rencana Strategis
Rencana Pembangunan SPAM 2020-2024 (Pulau Terluar dan Perbatasan)
Status
No Provinsi Kabupaten Kecamatan
(Lokpri/ Non Lokpri)
39 Kalimantan Utara Nunukan Sebatik Lokpri
40 Kalimantan Utara Nunukan Simanggaris Lokpri
41 Kalimantan Utara Nunukan Lumbis Ogong Lokpri
42 Kalimantan Utara Nunukan Krayan Lokpri
43 Kalimantan Utara Nunukan Krayan Selatan Lokpri
44 NTT Timor Tengah Utara Insana Utara Lokpri
45 NTT Timor Tengah Utara Bikomi Utara Lokpri
46 NTT Timor Tengah Utara Bikomi Niulat Lokpri
47 NTT Timor Tengah Utara Nailbenu Lokpri
48 NTT Timor Tengah Utara Miaomaffo Barat Lokpri
49 NTT Timor Tengah Utara Bikomi Tengah Lokpri
50 NTT Belu Tasifeto Timur Lokpri
51 NTT Belu Lamaknen Selatan Lokpri
52 NTT Belu Lamaknen Lokpri
53 NTT Belu Lasiolat Lokpri
54 NTT Belu Raihat Lokpri
55 NTT Belu Tasifeto Barat Lokpri
56 NTT Belu Nanaet Dubesi Lokpri
57 NTT Malaka Kobalima Timur Lokpri
58 NTT Malaka Malaka Barat Lokpri
59 NTT Malaka Kobalima Lokpri
60 NTT Malaka Malaka Tengah Lokpri
61 NTT Malaka Wewiku Lokpri
62 NTT Malaka Rote Selatan Lokpri
63 NTT Malaka Lobalain Lokpri
64 NTT Alor Teluk Mutiara Lokpri
65 NTT Alor Alor Selatan Lokpri
66 NTT Alor Alor Barat Daya Lokpri
67 NTT Alor Pureman Lokpri
68 NTT Alor Mataru Lokpri
69 NTT Alor Pantar Tengah Lokpri
70 NTT Alor Alor Timur Lokpri
71 NTT Sabu Raijua Raijua Lokpri
72 Sulawesi Utara Kepulauan Sangihe Marore Lokpri
73 Sulawesi Utara Kepulauan Sangihe Tabukan Utara Lokpri
74 Sulawesi Utara Kepulauan Sangihe Kendahe Lokpri
75 Sulawesi Utara Kepulauan Sangihe Nusa Tabukan Lokpri
76 Sulawesi Utara Kepulauan Talaud Melonguane Lokpri

Direktorat Air Minum 2020-2024 66


Rencana Pembangunan SPAM 2020-2024 (Pulau Terluar dan Perbatasan)
Status
No Provinsi Kabupaten Kecamatan
(Lokpri/ Non Lokpri)
77 Sulawesi Utara Kepulauan Talaud Miangas Lokpri
78 Sulawesi Utara Kepulauan Talaud Nanusa Lokpri
79 Maluku Maluku Barat Daya Wetar Lokpri
80 Maluku Maluku Barat Daya Pulau-pulau Terselatan Lokpri
81 Maluku Maluku Barat Daya Wetar Timur Lokpri
82 Maluku Maluku Barat Daya Wetar Barat Lokpri
83 Maluku Maluku Barat Daya Wetar Utara Lokpri
84 Maluku Maluku Barat Daya Moalakor Lokpri
85 Maluku Maluku Barat Daya Pulau Lakor Lokpri
86 Maluku Maluku Barat Daya Pulau Masela Lokpri
87 Maluku Maluku Barat Daya Mdona Hiera Lokpri
88 Maluku Maluku Barat Daya Wertamrian Lokpri
89 Maluku Maluku Barat Daya Kormomolin Lokpri
90 Maluku Maluku Barat Daya Nirunmas Lokpri
91 Maluku Maluku Barat Daya Tanibar Utara Lokpri
92 Maluku Maluku Barat Daya Yaru Lokpri
93 Maluku Kepulauan Aru Pulau-pulau Aru Lokpri
94 Maluku Kepulauan Aru Aru Tengah Selatan Lokpri
95 Maluku Kepulauan Aru Aru Selatan Timur Lokpri
96 Maluku Morotai Morotai Selatan Lokpri
97 Maluku Morotai Morotai Utara Lokpri
98 Maluku Morotai Morotai Jaya Lokpri
99 Maluku Morotai Morotai Barat Lokpri
100 Papua Supiori Supiori Barat Lokpri
101 Papua Supiori Supiori Utara Lokpri
102 Papua Supiori Kepulauan Aruri Lokpri
103 Papua Supiori Supiori Timur Lokpri
104 Papua Keerom Arso Timur Lokpri
105 Papua Keerom Web Lokpri
106 Papua Keerom Senggi Lokpri
107 Papua Keerom Waris Lokpri
108 Papua Keerom Towe Lokpri
109 Papua Pegunungan Bintang Batom Lokpri
110 Papua Pegunungan Bintang Iwur Lokpri
111 Papua Pegunungan Bintang Pepera Lokpri
112 Papua Pegunungan Bintang Oksomol Lokpri
113 Papua Pegunungan Bintang Tarub Lokpri
114 Papua Pegunungan Bintang Kiwirok Timur Lokpri

67 Rencana Strategis
Rencana Pembangunan SPAM 2020-2024 (Pulau Terluar dan Perbatasan)
Status
No Provinsi Kabupaten Kecamatan
(Lokpri/ Non Lokpri)
115 Papua Pegunungan Bintang Mufinop Lokpri
116 Papua Pegunungan Bintang Okbentau Lokpri
117 Papua Boven Digoel Mondopo Lokpri
118 Papua Boven Digoel Waropko Lokpri
119 Papua Boven Digoel Kombut Lokpri
120 Papua Boven Digoel Mindiptana Lokpri
121 Papua Boven Digoel Sesnuk Lokpri
122 Papua Boven Digoel Ninati Lokpri
123 Papua Boven Digoel Jair Lokpri
124 Papua Merauke Naukenjari Lokpri
125 Papua Merauke Eligobel Lokpri
126 Papua Merauke Muting Lokpri
127 Papua Merauke Ulilin Lokpri
128 Papua Barat Raja Ampat Kep. Ayau Lokpri
129 Papua Barat Raja Ampat Ayau Lokpri

Direktorat Air Minum 2020-2024 68


69 Rencana Strategis
Direktorat Air Minum 2020-2024 70
71 Rencana Strategis

Anda mungkin juga menyukai