Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN ASUHAN KEPERAWATAN (PAK)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)
Pengertian (Definisi) Asuhan keperawatan pada pasien dengan BPH
Assesment Keperawatan 1. Subjektif
a. Saat BAK terasa tersendat, menetes, dan terasa tidak tuntas
b. Sering BAK
c. Kadang terasa nyeri saat BAK
d. Menanyakan masalah yang dihadapi,
e. Tampak bigung dan khawatir tentang kondisi yang
dihadapi
2. Objektif
a. Distensi kandung kemih
b. Volume residu urin meningkat
c. Pasien tampak gelisah dan tegang
d. Menunjukan persepsi yang keliru terhadap masalah
e. Tanda-tanda vital mengalami peningkatan
Standar Diagnose 1. Retensi Urin (D.0050)
Keperawatan Indonesia 2. Nyeri Akut (D.0077)
(SDKI) 3. Ansietas (D.0080)
4. Defisit Pengetahuan terhadap penyakit dan terapi penyakit
(D.0111)
Standar Luaran Dx : Retensi Urin
Keperawatan Indonesia 1. Eliminasi Urine membaik (L.04034)
(SLKI) a. Sensasi berkemih menurun
b. Desakan berkemih menurun
c. Distensi kandung kemih menurun
d. Volume residu urin menurun
e. Urin menetes (dribbling) menurun
f. Nokturia menurun
g. Mengompal menurun
h. Enuresis menurun
i. Dysuria menurun
j. Frekuensi BAK membaik
k. Karakteristik urin membaik
Dx : Nyeri Akut
1. Tingkat nyeri menurun (L.08066)
a. Keluhan nyeri menurun
b. Meringgis menurun
c. Gelisah menurun
d. Ketengangan otot menurun
e. Pola tidur membaik
f. Tanda – tanda vital membaik
Dx : Ansietas
1. Tingkat Ansietas menurun (L.09093)
a. Verbalisasi kebingungan dan khawatir akibat kondisi
yang dihadapi menurun
b. Perilaku gelisah dan tegang menurun
c. Plpitasi, tremor, dan pucat menurun
d. Konsentrasi dan pola tidur membaik
e. Orientasi membaik
Dx : Defisit pengetahuan
1) Tingkat pengetahuan membaik (L.12111)
a. Perilaku klien sesuai dengan yang dianjuran meningkat
b. Minat klien dalam belajar meningkat
c. Kemampuan klien menjelaskan pengetahuan tentang
penyakitnya meningkat
d. Kemampuan klien menggambarkan pengalaman
sebelumnya yang sesuai dengan penyakitnya
meningkat
e. Perilaku sesuai dengan pengetahuannya meningkat
f. Pertanyaan tentang penyakitnya menurun
g. Persepsi keliru tentang penyakit menurun
h. Perilaku klien membaik
Standar Intervensi Dx : Retensi Urin
Keperawatan Indonesia 1. Kateterisasi Urine (I.04147)
(SIKI) a. Observasi
1) Periksa kondisi pasien (mis. kesadran, tanda-tanda
vital, daerah perineal, distensi kandung kemih,
inkontinesia urine, refleks berkemih)
b. Terapeutik
1) Siapkan peralatan, bahan bahan dan ruangan
tindakan
2) Siapkan pasien: bebaskan pakaian bawah dan posisi
dorsal rekumben
3) Pasang sarung tangan
4) Bersihkan daerah perineal atau proposium dengan
cairan NaCl atau aquadest
5) Lakukan insersi kateter dengan menerapkan prinsip
aseptic
6) Sambungkan kateter urine dengan urine bag
7) Isi balon dengan NaCl 0,9 % atau aquadest
8) Fiksasi selang kateter diatas simpisis atau di paha
9) Pastikan kantung urine ditempatkan lebih rendah
dari kandung kemih
10) Berikan label waktu pemasangan
c. Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemasangan kateter
urine
2) Anjurkan menarik nafas saat insersi selang kateter

2. Manajemen Eliminasi Urine (L.04034)


a. Observasi
1) Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
inkontinensia urine
2) Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
inkontinensia urine
3) Monitor eliminasi urine (mis.frekuensi, konsistensi,
aroma, volume, dan warna)
b. Terapeutik
1) Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
2) Batasi asupan cairan, jika perlu
3) Ambil sampel urine tengah (midstream) atau kultur
c. Edukasi
1) Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
2) Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran
urine
3) Ajarkan mengambil specimen urine midstream
4) Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang
tepat untuk berkemih
5) Ajarkan terapi modalitas, penguatan otot-otot
panggul atau berkemih
6) Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
kontraindikasi
7) Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat supositoria uretra, jika
perlu
Dx : Nyeri Akut
1. Manajemen Nyeri (L.08238)
a. Observasi
1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2) Indentifikasi skala nyeri
3) Indentifikasi respon nyeri non verbal
4) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
nyeri
5) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
6) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
7) Monitor efek samping penggunaan analgetik yang
diberikan
b. Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
3) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
c. Edukasi
1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi dalam pemberian analgenik, jika perlu

2. Pemberian Analgetik (I.080243)


a. Observasi
1) Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus,
kualitas, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
2) Identifikasi riwayat alergi
3) Identifikasi kesesuaian jenis analgetik
(mis.narkotika, non- narkotika, atau NSAID)
dengan tingkat keparahan nyeri
4) Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah
pemberian analgesic
5) Monitor efektifitas analgesik
b. Terapeutik
1) Diskusikan jenis analgesic yang diukai untuk
mencapai analgesia optimal, jika perlu
2) Pertimbangkan penggunaan infus kontinu, atau
bolus opiold untuk mempertahankan kadar dan
serum
3) Tetapkan target efektifitas analgesic untuk
mengoptimalkan respon pasien
4) Dokumentasikan respon terhadap efek analgesic
dan efek yang tidak diinginkan
c. Edukasi
1) Jelaskan efek terapi dan efek samping
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgetik
sesuai indikasi

Dx : Ansietas
1. Reduksi ansietas (I.09314)
a. Observasi
1) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah seperti
kondisi, waktu, dan stressor
2) Identifikai kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda anxietas baik verbal dan non verbal
b. Terapeutik
1) Ciptakan suasana terapeutikuntuk menumbuhkan
kepercayaan
2) Temani pasien untung mengurangi kecemasan, jika
memungkinkan
3) Pahami situasi yang membuat ansietas
4) Dengarkan dengan penuh perhatian
5) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
6) Motivasi menngidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
7) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa
yang akan dating
c. Edukasi
1) Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
2) Informasikan secara factual mengenai diagnose,
pengobatan, dan prognosis
3) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika
perlu
4) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
5) Latih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi
ketegangan
6) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang
tepat
7) Latih teknik relaksasi
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu

Dx : Defisit pengetahuan
1. Edukasi kesehatan (I.12383)
a. Observasi
1) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
2) Identifikasi factor-faktor yang dapat meningkatkan
dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan
sehat
b. Terapeutik
1) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
3) Berikan kesempatan untuk bertanya
c. Edukasi
1) Jelaskan klien tentang penyakitnya
2) Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
kesehatan
3) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

Evaluasi Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif setelah dilaksanakan


intervensi dan dibandingkan dengan SLKI serta analisis terhadap
perkembangan diagnose keperawatan yang telah ditegakan
Penelaah Kritis Komite Keperawatan
Kepustakaan 1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi I. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawatan Nasional Indonesia
2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2016. Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi I. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawatan Nasional Indonesia
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2016. Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi I. Jakarta : Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawatan Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai