SAKTAH/SAKAT ialah diam sejenak sambil menahan nafas (tidak menarik dan
mengeluarkan nafas),tetapi bukan waqof.
Saktah dalamAl-Qur’an ada 4 tempat yang harus dibaca sakat,yaitu:
NAQOL artinya: Memindahkan.
Yakni memindahkan harokat kasroh dari huruf hamzah ke huruf
Seperti bacaan yang terdapat pada Q.S AL-Hujurat:11;
TASHIL artinya: Memudahkan/meringankan.
Yakni memudahkan/meringankan bunyi hamzah yang berurutan.
SepertibacaanyangterdapatpadaQ.SYusuf:11 ;
‘IWADLartinya: Pengganti.
WASHOL artinya: Menyambung/terus.
Nun‘Iwadl atau NunWashol ialah huruf nun kecil sebagai pengganti tanwin an, in, un
yang berhadapan dengan alif lam (AL) dan atau berhadapan dengan hamzah washol
pada kata kerja. an, in, un dibaca a,i,u pendek kemudian ditambahkan nun kecil
(Nun‘Iwadl) berharokat kasroh i (ni).
Contoh:
Yakni apabila ada tanda kosong melingkar bundar(o) di atas huruf alif, maka kosong
bacaannya tetapi tulisannya tetap ada. Dibaca pendek baik ketika Washol (terus)
maupun Waqof (berhenti).
Contoh:
Yakni apabila ada tanda melingkar lonjong (0) di atas huruf alif,berarti kosong,
bacaannya pendek ketika Washol (terus) dan dibaca panjang 2 harokat/1 alif ketika
Waqof (berhenti).
Contoh:
Waqaf
1. Pengertian Waqaf
Secara etimologis, waqaf berarti menahan, diam, berdiri dan tenang. 1
Menurut Wahyudi, waqaf adalah al-Habsu yang berarti menahan. 2
Perubahan struktur katanya adalah وقف بالمكان وقفا ووقفوا فهو واقف
Bentuk jamak dari واقفadalah وقفdan وقوف. 3Menurut Ismail, waqaf berarti al-kaffu
yang bermakna menahan atau berhenti. 4
Secara terminologis, waqaf berarti menghentikan suara sesaat untuk mengambil nafas
baru dengan niat melanjutkan bacaan.5 Menurut Ahmad Muthahar Abdurrahman al-
Muraqi yang dikutif oleh Abdul Mujib Ismail, definisi waqaf adalah sebagai berikut 6 :
الوقف هو قطع الصوت عند آخر الكلمة مقدار زمن التنفس اما اقصر منه فالسكت
Artinya: “Memutus suara di akhir kalimat (ketika membaca al-Qur’an) selama masa
bernapas, tetapi jika lebih pendek dari masa bernafas itu, maka disebut saktah”.
Menurut Syekh al-Asymuni, waqaf adalah menghentikan suara di akhir suatu kata
dalam waktu tertentu.7
Syekh al-Musyifi mengemukakan bahwa waqaf adalah menghentikan suara dari akhir
suatu kata dalam waktu tertentu yang umumnya dipakai untuk mengambil nafas
dengan niat memulai bacaan kembali.8
Adapun menurut A. Ghani, waqaf ialah memutuskan atau memberhentikan suara dari
membaca al-Qur‟an dengan mengambil nafas dan berniat untuk menyambungkan
semula tanpa jarak waktu yang lama.9
Berdasarkan beberapa definisi tentang waqaf baik ditinjau dari aspek etimologis
maupun terminologis, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa waqaf adalah
1
Ibnu Manzûr, Lisân al-‘Arab, (Beirut: Daar al-Ma‟arif, tth), Juz VI, h. 4898
2
Moh. Wahyudi, Ilmu Tajwis Plus, (Surabaya: Halim Jaya, 2008), Cet. ke-2, h. 192
3
Ibnu Manzûr, Lisân al-‘Arab, Juz I, h. 359
4
Abdul Mujib Ismail, Pedoman Ilmu Tajwid, (Surabaya: Karya Aditama, 1995), Cet. ke-1, h. 154
5
Ibnu al-Jaziri, al-Nasyr fî al-Qira’ati al-‘Asyr, (Beirut: Dâr al-Kutub al-Ilmiyyah, tth), Juz I, h. 240
6
Abdul Mujib Ismail, Pedoman Ilmu Tajwid, h. 154
7
Syekh al-Asymuni, Manâr al-Huda, (Beirut: Daar al-Ma‟arif, tth), h. 8
8
Syekh al-Musyrifi, Hidâyat al-Qur’an, (Beirut: Daar al-Ma‟arif, tth), h. 371
9
A. Ghani, Hukum Waqaf dan Ibtida’, (Kuala Lumpur: Daar al-Nu‟man, 1995), Cet. ke-1, h. 57
menghentikan bacaan dengan cara memutuskan suara dan melepaskan nafas di ujung
perkataan-perkataan tertentu dalam suatu tempo biasa.