Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR

REDESAIN KAWASAN KANTOR DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA


PROVINSI SULAWESI TENGAH

Disusun Oleh :

ZULKIFLI
Stb F 221 16 024

Dibimbing Oleh :

Dr. Ir. Zaenal Sirajuddin M.T


NIP. 195911011987011001

Ardiansyah Winarta S.T., M.Si.


NIP. 198312142015041002

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ARSITEKTUR


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal tugas akhir yang
berjudul “REDESAIN KAWASAN KANTOR DINAS PEMUDA DAN OLAHRAGA
PROVINSI SULAWESI TENGAH” sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir
Program studi S1 Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
Melalui kesempatan ini, saya selaku sebagai penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Dr. Eng. Andi Rusdin, S.T., M.T., M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik

2. Dr. Ir. Fuad Zubaidi, S.T., M.Sc selaku Ketua Jurusan Teknik Arsitektur

3. Dr. Muhammad Bakri, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik
Arsitektur

4. Dr. Ir. Zaenal Sirajuddin M.T. dan Ardiansyah S.T., M.T selaku Dosen
Pembimbing Penulis yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan, petunjuk, arahan, dan saran pada penulis.

Penulis menyadari bahwa Proposal Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna. Namun demikian masukan, kritik, dan saran yang bertujuan untuk
memperbaiki sangat diharapkan untuk kesempurnaan penulisan Proposal Tugas
Akhir ini. Harapan terbesar dari penulis, kiranya penulisan ini dapat memberikan
manfaat yang berarti bagi semua pihak, Amin.

Penulis, 18 Februari 2022

ZULKIFLI
(Stb. F 221 16 024)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

A. PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan dan Sasaran........................................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................4

1.5 Data Awal.......................................................................................................5

1.5.1 Foto Dokumentasi...................................................................................5

1.5.2 Bagan Struktur, Tabel Ruangan dan Asset Dinas Pemuda & Olahraga. .7

1.5.3 Alur Kegiatan...........................................................................................9

B. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................10

2.1 Redesain.......................................................................................................10

2.2 Pengertian Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga.........................................12

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga................................12

2.4 Syarat – syarat Arsitektur Bangunan Gedung..............................................13

2.5 Asas Penataan Sarana Dan Prasarana Kantor.............................................14

2.6 Prinsip-Prinsip Tata Ruang Kantor...............................................................15

2.7 Persyaratan Ruang Kantor...........................................................................16

2.7.1 Tata Ruang Kantor Terbuka..................................................................16

ii
2.7.2 Tata Ruang Kantor Tertutup.................................................................17

2.7.3 Tata Ruang Kantor Gabungan...............................................................18

2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tata Ruang Kantor..............................19

2.8.1 Perencanaan Cahaya............................................................................19

2.8.2 Perencanaan Warna.............................................................................19

2.8.3 Perencanaan Udara..............................................................................20

2.8.4 Perencanaan Suara...............................................................................21

2.9 Langkah-Langkah Dalam Menyusun Tata Ruang Kantor.............................21

2.10 Standar Ruang Kantor..........................................................................22

2.11 Wisma........................................................................................................22

2.11.1 Pengertian Wisma...............................................................................22

2.11.2 Jenis Wisma.........................................................................................22

2.11.3 Analisis Sistem Manusia Pada Wisma.....................................................23

2.12 Data Eksisting.........................................................................................28

C. METODE PENELITIAN.........................................................................................29

3.1 Lokasi Penelitian..........................................................................................29

3.2. Metode Penelitian......................................................................................30

3.4 Jenis Dan Sumber Data................................................................................31

3.5 Instrumen Penelitian....................................................................................32

3.6 Analisis Data.................................................................................................32

D. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................35

iii
A. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Gedung Dinas Pemuda dan Olahraga merupakan sebuah gedung


pemerintahan yang melayani seluruh aktifitas yang berkaitan dengan dinas pemuda
dan olahraga. Sama halnya Gedung Dispora pada Provinsi Sulawesi Tengah juga
melayani dan memberikan informasi tentang pendidikan pemuda dan olahraga.
Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah sebagai salah
satu perangkat daerah dalam peningkatan prestasi olahraga dan potensi pemuda
yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai katalisator dan dinamisator pelaksana
pembangunan khususnya di bidang Kepemudaan dan Keolahragaan harus dapat
menciptakan iklim masyarakat yang mampu memberdayakan dirinya sendiri untuk
ikut serta berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan bidang Pemuda dan
olahraga. Sehingga diharapkan dalam pelaksanaan pembangunan dapat berhasil
guna dan berdaya guna dengan keterlibatan semua komponen masyarakat.

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan dimaksudkan


untuk memperkuat posisi dan kesempatan kepada setiap warga negara yang
berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun untuk mengembangkan
potensi, kapasitas, aktualisasi diri, dan cita-citanya.

Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan


Nasional mengamanatkan bahwa mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
keolahragaan merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
secara jasmaniah, rohaniah, dan sosial dalam mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, makmur, sejahtera, dan demokratis berdasarkan

Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

1
Pembangunan olahraga merupakan salah satu pilar untuk memelihara kesehatan
dan kebugaran tubuh yang dapat mendukung produktivitas sumber daya manusia.
Di samping itu olahraga dapat pula membangun karakter dan jati diri bangsa
melalui nilai-nilai sportivitas, disiplin, dinamis, dan etos kerja keras. Prestasi
olahraga dapat mengangkat harkat, martabat dan kehormatan bangsa di mata
dunia, mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, dan memperkukuh ketahanan
nasional.

Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga yang ada sekarang memiliki beberapa
permasalahan, permasalahan tersebut berupa, kondisi bangunan yang kurang
memadai dan juga masih kurangnya fasilitas penunjang Kantor Dinas Pemuda dan
Olahraga, serta lingkungan yang sudah tidak terawat.

Selain itu juga masih dibutuhkan ruang rapat dan pertemuan untuk
menunjang pekerjaan Dinas Pemuda dan Olahraga. Dengan luas lahan kantor Dinas
Pemuda dan Olahraga yang ada dan juga bangunan lama (anjungan) bekas Festival
Jambore Asean yang tidak lagi dapat digunakan, bisa menjadi solusi untuk beberapa
ruangan yang belum tersedia di lingkungan Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga
demi menunjang kinerja pegawai Dinas pemuda dan Olahraga.

Sehubungan dengan gambaran diatas, maka penulis berkeinginan untuk


mengembangkan dan memperbaiki Kawasan dalam Kantor Dinas Pemuda dan
Olahraga dengan Konsep ramah lingkungan atau Green architecture.

2
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan, maka yang


menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

• Bagaimana Redesain Kawasan Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi


Sulawesi Tengah yang dapat melayani kegiatan Pemuda dan Olahraga secara
atraktif dan juga interaktif dengan fasilitas yang belum memadai. Masih
belum adanya fasilitas yang dijadikan sebagai tempat tinggal dan juga
pembinaan atlit di kawasan Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga.

1.3 Tujuan dan Sasaran

1. Tujuan

• Tujuan yang ingin dicapai adalah Membuat Redesain Kawasan Kantor


Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah yang dapat
melayani kegiatan Pemuda dan Olahraga secara atraktif dan juga
interaktif dengan fasilitas yang belum memadai. Serta menyediakan
fasilitas yang dapat dijadikan sebagai tempat tinggal dan juga
pembinaan atlit di kawasan Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga.

2. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dalam pembahasan ini adalah:

a. Menyusun Konsep Perancangan Kawasan Kantor Dinas Pemuda dan

Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah

b. Membuat Analisis Fasilitas, kebutuhan ruang dan besaran ruang dan


besaran ruang Gedung Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga.

3
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, bagi:


a. Pemerintah Sulawesi Tengah
Sebagai bahan dan referensi dalam memuat kebijakan dalam
pengembangan perencanaan Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga
Provinsi Sulawesi Tengah, serta menjadi sumber data dan informasi
dalam upaya pengembangan fasilitas.
b. Peneliti

Diharapkan dapat menjadi ilmu pengetahuan dan pemahaman


tentang system informasi pembangunan Gedung fasilitas Kantor Dinas
Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga dapat
berguna untuk kedepannya.
c. Masyarakat

Diharapkan dapat menjadi sebuah wadah informasi bagi masyarakat


dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber data dalam sebuah penelitian
yang memiliki keterkaitan yang sama.

4
1.5 Data Awal

1.5.1 Foto Dokumentasi

GAMBAR 1 (SUMBER : DOKUMENTASI PENULIS, 17 FEBRUARI 2022)

GAMBAR 2 (SUMBER : DOKUMENTASI PENULIS, 17 FEBRUARI 2022)

GAMBAR 3 (SUMBER : DOKUMENTASI PENULIS, 17 FEBRUARI 2022)

5
GAMBAR 4 (SUMBER : DOKUMENTASI PENULIS, 17 FEBRUARI 2022)

GAMBAR 5 (SUMBER : DOKUMENTASI PENULIS, 17 FEBRUARI 2022)

GAMBAR 6 (SUMBER : DOKUMENTASI PENULIS, 17 FEBRUARI 2022)

6
GAMBAR 7 (SUMBER : DOKUMENTASI PENULIS, 17 FEBRUARI 2022)

GAMBAR 8 (SUMBER : DOKUMENTASI PENULIS, 17 FEBRUARI 2022

1.5.2 Bagan Struktur, Tabel Ruangan dan Asset Dinas Pemuda & Olahraga

Bagan Struktur Organisasi Dinas Pemuda Dan Olahraga Daerah Provinsi


Sulawesi Tengah Berdasarkan Peraturan Daerah No. 8 Tahun 2016.

7
KEPALA DINAS

Drs. IRVAN ARYANTO, M.Si SEKRETARIS


Pembina Utama Muda, IV/c
Nip. 19730321 199311 1 001 Drs. H. MARDIANSYAH, M.Si
Pembina Tkt I, IV/b
Nip. 19641015 199304 1 001

KASUBAG PROGRAM KASUBAG KEUANGAN DAN ASSET KASUBAG KEPEGAWAIAN DAN


UMUM
RIDWAN, SE. ERNI, SH.,MAP
Penata Tkt I, III/d PENSIUN Penata, III/c
Nip. 19740604 200701 1 029 Nip. 19710428 201001 2 001

KABID KEPEMUDAAN KABID KEOLAHRAGAAN KABID KETENAGAAN, ORGANISASI & KEPRAMUKAAN KABID PRASARANA, SARANA & STANDARISASI

Mohammad Azir, S.STP.,M.Si YUSKISAN, S.Sos., M.Si SANDRINA LIKE KAILEY, S.S MOHAMAD IKHLAS, S.Sos
Pembina Tkt I, IV/b Pembina Tingkat I, IV/b Pembina Tingkat I,IV/b Pembina, IV/a
Nip. 19770822 199511 1 001 Nip. 19750803 1996 1 004 Nip. 19690726 198903 2 005 Nip. 19641217 198603 1 007

KASI KEPEMIMPINAN PEMUDA KASI OLAHRAGA PRESTASI KABID KETENAGAAN & ORGANISASI KEPEMUDAAN KASI PRASARANA & SARANA KEPEMUDAAN

MUH. ISNAENI, SIP., M.Si MUH. THAHAA,SE., M.PD ANITA BULO, S.Sos. M.Si
Penata, III/c Pembina, IV/a Pembina IV/a PENSIUN TMT 1-10-2021
Nip. 19880328 200701 1 002 Nip. 19651231 198603 1 117 Nip. 19670802 199803 2 004

KASI PEMBERDAYAAN PEMUDA Kasi Olrg. Kesmay & Lyn. Khusus KASI KETENAGAAN & ORGANISASI KEOLAHRAGAAN KASI PRASARANA & SARANA KEOLAHRAGAAN

HAMKA, S.Sos MUHAMMAD RIFAI S,S.Sos. M.Si ALFRED J. KOMUWAL, SH., M.Pd DUDY GUNAWAN ISWANTO, S.Sos., M.Si
Penata, III/d Pembina, IV/a Pembina IV/a Penata Tingkat I, III/d
Nip. 19640220 199203 1 008 Nip. 19681114 200004 1 004 Nip. 19661221 199001 1 002 Nip. 19740610 200701 1 028

KASI KEPELOPORAN PEMUDA KASI OLAHRAGA PENDIDIKAN KASI KETENAGAAN & ORGANISASI KEPRAMUKAAN KASI PEMB. STNDRS, AKREDITASI & SERTIFIKASI

JATIMI, S.Pd ROHYANA, S.Pd ABDUL GANI, SE., MH


Penata Tingkat I, III/d Pembina, III/c Pembina IV/a PENSIUN
Nip. 19650701 200801 2 007 Nip. 19770920 201001 1 006 Nip. 19671109 199703 1 001
8
UNIT PELAKSANA TEKNIS
Tabel 1. Ruangan dan Jumlah Pegawai disetiap Ruangan

NO. Nama Ruangan Jumlah Pegawai


1. Kepala Dinas 1 Orang
2. Sekretariat 16 Orang
3. Bidang Keolahragaan 21 Orang
4. Bidang Kepemudaan 11 Orang
5. Bidang Prasarana, Sarana, dan Standarisasi 11 Orang
6. Bidang Ketenagaan, Organisasi Kelembagaan 9 Orang

Tabel 2. Aset yang Dimiliki Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah

NO. Nama Asset


1. Gelora Bumi
2. Sekretariat
3. Bidang Keolahragaan
4. Bidang Kepemudaan
5. Bidang Prasarana, Sarana, dan Standarisasi
6. Bidang Ketenagaan, Organisasi Kelembagaan

1.5.3 Alur Kegiatan

A. Pengelola

9
B. Pengunjung

10
B. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Redesain

Redesain yang berasal dari kata redesign terdiri dari 2 kata, yaitu re- dan
design dalam bahas inggris, penggunaan kata re- mengacu pada pengulangan
atau melakukan kembali, sehingga redesain dapat diartikan sebagai desain
ulang. Dalam ilmu arsitektur terdapat beberapa istilah yang dapat dipakai
sebagai acuan dalam melakukan suatu perancangan, salah satunya yaitu
redesain. Redesain adalah sebuah aktifitas melakukan perubahan pembaruan
dengan berpatokan dari wujud desain yang lama diubah menjadi baru, sehingga
dapat memenuhi tujuan – tujuan positif yang mengakibatkan kemajuan.

Beberapa definisi redesain dari beberapa sumber yaitu:

a. Menurut American Heritage Dictionary (2006) “redesign means to make a


revision in the appearance or function of” , yang dapat diartikan membuat
revisi dalam penampilan atau fungsi.
b. Menurut Collins English Dictionary(2009), “redesign is to change the design
of (something)”, yang dapat diartikan mengubah desain dari (sesuatu).
c. Menurut Salim’s Ninth Collegiate English_Indonesian Dictionary (2000),
redesign berarti merancang kembali.

Heinz Frick dan Bambang Suskiyanto (2007), mengartikan kata-kata


membangun kembali dengan membongkar secara seksama dan atau
memperbaiki kesalahan yang telah dibangun. Membangun kembali juga berarti
menggunakan kembali gedung yang sudah ada tetapi tidak dimanfaatkan lagi
seperti fungsi semula. Redesain dalam arsitektur dapat dilakukan dengan
mengubah, mengurangi ataupun menambahkan unsur pada suatu bangunan

10
Redesain perlu direncanakan secara matang, sehingga didapat hasil yang
efisien, efektif, dan dapat menjawab masalah yang ada dalam bangunan
tersebut.

Redesain yang dilakukan dengan penambahan baru pada bangunan


harus memperhitungkan interaksi antara bangunan yang lama dengan
bangunan yang baru. Dibner (1985), menjelaskan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam merancang bangunan tambahan, antara lain:

a. Ukuran dan Bentuk

Ukuran dan bentuk bangunan yang ada tidak perlu harus tetap sama
Ketika penambahan baru dirancang. Namun, desain penambahan harus
dilihat sebagai satu unit dengan keseluruhan bangunan.
b. Lahan

Kebanyakan bangunan ditambahkan secara horizontal dariapda vertical.

Oleh sebab itu, ukuran lahan yang memadai menjadi sangat penting

c. Struktur

Sebelum desain strukural dari bangunan baru dimulai, system struktur


bangunan yang ada harus ditinjau kecukupannya untuk menangani efek
dari penambahan baru. Jika penambahan baru berdekatan dengan
pijkaan yang ada dan dinding pondasi, harus dirancang dan dibangun
sangat hati – hati untuk menghindari mengganggu stabilitas bangunan
yang ada.
d. Sistem Mekanikal dan Elektrikal.

Sistem mekanikal dan elektrikal dalam sebuah bangunan umumnya


telah dirancang sesuai dengan kebutuhan dari bangunan tersebut.

11
Dengan adanya penambahan baru pada bangunan tentunya
membutuhkan system mekanikal dan elektrikal baru yang dapat
menjawab kebutuhan baru, baik yang berasal dari bangunan lama dan
bagian tambahan dari bangunan.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa redesain
mengandung pengertian merancang ulang sesuatu sehingga terjadi
perubahan dalam penampilan atau fungsi. Dalam arsitektur, merancang
ulang identic dengan membangun kembali karya arsitektur yang
dirasakan kurang tepat.

2.2 Pengertian Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga

Pengertian Kantor : menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Kantor


memiliki arti balai (gedung,rumah,ruang) tempat untuk mengurus suatu mengenai
pekerjaan (perusahaan); tempat melaksanakan pekerjaan. Pengertian lainnya dari
kantor adalah, sebuah unit Lembaga atau organisasi yang terdiri dari tempat,
personil, serta operasi ketatausahaan demi membantu pimpinan organisasi.
Dinas Pemuda dan Olahraga : Instansi yang menjalankan pekerjaan atau
melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
Kepemudaan dan olahraga.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka Kantor Dinas Pemuda dan Olahraga dapat
diartikan sebagai tempat atau wadah untuk mengurus suatu pekerjaan agar dapat
menjalankan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Kepemudaan dan Olahraga
dalam instansi Negara.

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pemuda dan Olahraga

Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata merupakan unsur pelaksana


tugastugas tertentu untuk menunjang Pemerintah Daerah dalam melaksanakan

12
Tugas Bidang Kepemudaan dan Olah Raga, dipimpin oleh Kepala Dinas yang
berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Daerah.

Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas Pemuda Olah Raga dan


Pariwisata menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pemberdayaan pemuda,
pengembangan pemuda, pembinaan Olah Raga, dan pengembangan Olah
Raga
2. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pemberdayaan pemuda, pengembangan pemuda, pembinaan Olah Raga,
dan pengembangan Olah Raga
3. Pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di
lingkungan Dinas Pemuda dan Olah Raga
4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
pemerintahan di bidang pemberdayaan pemuda, pengembangan
pemuda, pembinaan Olah Raga, pengembangan dan Olah Raga
5. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan
pemerintahan di bidang pemberdayaan pemuda, pengembangan
pemuda, pembinaan Olah Raga, dan pengembangan Olah Raga
6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas dan
fungsinya.

13
2.4 Syarat – syarat Arsitektur Bangunan Gedung

a. Syarat penampilan bangunan gedung harus dirancang dengan


mempertimbangkan kaidah -kaidah estetika bentuk, karakteristik arsitektur,
dan lingkungan yang ada di sekitarnya.
b. Penampilan bangunan gedung di kawasan cagar budaya, harus dirancang
dengan mempertimbangkan kaidah pelestarian. Penampilan bangunan gedung
yang didirikan berdampingan dengan bangunan gedung yang dilestarikan,
harus dirancang dengan mempertimbangkan kaidah estetika bentuk dan
karakteristik dari arsitektur bangunan gedung yang dilestarikan.

c. Pemerintah daerah dapat menetapkan kaidah-kaidah arsitektur tertentu pada


bangunan gedung untuk suatu kawasan setelah mendapat pertimbangan teknis
tim ahli bangunan gedung, dan mempertimbangkan pendapat publik.
d. Pemerintah daerah dapat menetapkan kaidah-kaidah arsitektur tertentu pada
bangunan gedung untuk suatu kawasan setelah mendapat pertimbangan teknis
tim ahli bangunan gedung, dan mempertimbangkan pendapat publik.

2.5 Asas Penataan Sarana Dan Prasarana Kantor

a. Asas tertib adalah penataan sarana dan prasarana kantor dilakukan


secara teratur sesuai dengan peraturan
b. Asas adil adalah penataan sarana prasarana kantor dilakukan secara
proporsional
c. Asas Transparan adalah penataaan sarana prasarana kantor dilakukan
secara jelas dan terinci
d. Asas Efisiensi dan efektifitas adalah penataan sarana prasarana kantor
dilakukan secara sederhana dan mudah dilakukan

14
e. Asas manfaat adalah sarana prasarana kantor dilakukan sesuai dengan
kegunaannya
f. Asas keselamatan adalah penataan sarana prasarana kantor harus
memperhatikan keselamatan dan keamanan pegawai
g. Asas kesejahteraan adalah penataan sarana prasarana kantor harus
memperhatikan kesehatan dan kenyamanan pegawai
h. Asas kepatuhan adalah penataan sarana prasarana kantor yang
distandarkan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
i. Asas akuntabel adalah penataan sarana prasarana kantor harus dapat
dipertanggung jawabkan penggunaannya
j. Asas kepatutan adalah penataan sarana prasarana kantor dilakukan
dengan patut dan wajar walaupun anggaran tersedia

2.6 Prinsip-Prinsip Tata Ruang Kantor

Untuk mencapai tujuan pokok tata ruang kantor, pemimpin-


pemimpin kantor dapat memberikan sumbangan yang besar kepada
efisiensi pelaksanaan. Berikut prinsip – prinsip tata ruang kantor menurut
Moekijat (2002: 121-123) yaitu:
a. Pekerjaan harus mengalur secara terus-menerus, sedapat-dapatnya
dalam garis yang lurus.
b. Bagian-bagian dan seksi-seksi yang mmepunyai fungsi-fungsi yang sama
dan berhubungan harus ditempatkan secara berdekatan untuk
mengurangi waktu bepergian.

15
c. Kelompok-kelompok pelayanan pusat seperti pusat-pusat stenografi dan
ruang-ruang arsip harus ditempatkan dekat dengan bagian-bagian dan
pegawai-pegawai yang menggunakannya.
d. Perkakas dan perlengkapan kantor harus diatur secara simetris dan
dalam garis yang lurus dengan penempatan beberapa meja dan kursi
yang menyudut untuk pegawai-pegawai yang mengadakan pengawasan.
e. Penambahan ruang harus cukup untuk kebutuhan pekerjaan dan
kesenangan pegawai.
f. Perkakas dan perlengkapan dengan ukuran yang seragam memperbesar
fleksibilitas dan rupa yang lebih serasi.
g. Ruangan-ruangan harus cukup luas, sehingga orang-orang yang berjalan
tidak menyentuh bangku pegawai.
h. Pegawai-pegawai pada umumnya harus menghadap pada arah yang
sama dan para pengawas ditempatkan di belakang kelompok-kelompok
pekerjaan.
i. Meja-meja harus disusun sedemikian rupa, sehingga tidak ada pegawai
yang terpaksa menghadap pada sumber cahaya yang tidak disukai.

2.7 Persyaratan Ruang Kantor

2.7.1 Tata Ruang Kantor Terbuka

Menurut susunan ruangan kerja tata ruang kantor ini dipisah-


pisahkan tetapi semua aktivitasnya dilaksanakan pada suatu ruangan
terbuka. Konsep kantor terbuka menurut Quible (2001) lebih mendasarkan
pada konsistensi hubungan antara tugas dan tanggung jawab pegawai
dengan ruang kantor itu sendiri. Desain layout ini juga membantu

16
memenuhi kebutuhan masingmasing pegawai berkaitan dengan tugas
yang harus dilakukan, alat, peralatan yang diperlukan dengan
lingkungan fisik kantor yang mendukung tugasnya. Brydone (2002)
menjelaskan konsep ini dapat meningkatkan kerja sama antar pegawai
dengan terciptanya lingkungan kantor yang mendukung komunikasi
terbuka, sehingga produktivitas pekerjaan administrasi meningkat.
Tata ruang kantor terbuka mempunyai beberapa keuntungan
diantaranya :
a. Memungkinkan pengawasan lebih efektif terhadap
pelaksanaan kerja pegawai.

b. Lebih memudahkan hubungan antar pegawai karna tidak ada


sekat-sekat yang membatasi

c. Lebih memudahkan penyebaran cahaya dan sirkulasi udara


d. Memudahkan penyesuaian bila terjadi perubahan seperti
penambahan dan pengurangan pegawai atau penambahan dan
pengurangan perabotan kantor

e. Relatif lebih murah dari segi biaya dan lebih mudah dalam
pembuatannya.

Kelemahannya:

a. Sulitnya privasi atau menjaga hak pribadi karyawan

b. Seringnya timbul gangguan dari aktivitas lebih yang dilakukan


oleh salah satu karyawan

17
c. Sulitnya menjaga kerahasiaan pekerjaan, bila pekerjaan
bersifat rahasia
2.7.2 Tata Ruang Kantor Tertutup

Tata ruang kantor tertutup adalah tata ruang kantor untuk bekerja
yang dipisah atau dibagi dalam kamar-kamar. Banyak keuntungan dari tata
ruang kantor tertutup diantaranya:
a. Terjaganya rahasia kerja pegawai karena ia berada di ruangan
tersendiri.
b. Tidak terganggunya aktivitas pegawai dan aktivitas lebih
keryawan lain.
c. Memudahkan pemeliharaan dan perawatan perabotan kantor.

Kelemahannya:

a. Biaya tata ruang menjadi relative mahal.

b. Hubungan pribadi antar pegawai menjadi kurang erat karena


masing-masing dibatasi oleh ruang-ruang sehingga menyulitkan
pegawai mengadakan komunikasi langsung.
c. Pengawasan kerja pegawai relative lebih sulit dilakukan.
d. Ruang yang tersedia hanya dapat dimanfaatkan untuk sedikit
pegawai saja.

2.7.3 Tata Ruang Kantor Gabungan

Kombinasi antara tata ruang terbuka dan tertutup. Untuk


menjaga wibawa pimpinan maka dibuatlah satu ruang kerja untuk
seorang pimpinan. Adapun para pegawai ditempatkan dalam satu

18
ruang kerja sehingga sistem pengawasan lebih mudah untuk
dilakukan.

2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tata Ruang Kantor

Menurut The Liang Gie penyusunan alat-alat kantor pada letak yang
tepat serta pengaturan tempat kerja yang menimbulkan kepuasan disebut
tata ruang perkantoran. Ada 4 faktor yang mempengaruhi ruang kantor.

2.8.1 Perencanaan Cahaya

a. Hasil pekerjaan atau produktivitas bertambah

b. Kualitas pekerjaan lebih baik.

c. Kesalahan-kesalahan berkurang.

d. Semangat kerja pegawai lebih baik.

e. Mengurangi ketegangan dan kelelahan.

f. Prestise lebih baik untuk perusahaan.

2.8.2 Perencanaan Warna

Dengan menggunakan warna yang tepat dan baik akan diperoleh


keuntungan diantaranya:
a. Kantor menjadi tampak menyenangkan dan menarik pandangan.

b. Mempunyai akibat yang tidak langsung terhadap efisiensi dan


produktivitas pegawai.
c. Mencegah kesilauan akibat cahaya yang berlebihan.
d. Memelihara kegembiraan, ketenangan dan semangat bekerja
pegawai.

19
e. Mengurangi rasa tertekan sehingga pegawai merasa lega dan
bebas.

Para ahli membedakan tiga warna pokok, yaitu:

1) Warna merah adalah warna yang menggambarkan panas dan


kegembiraan dalam kegiatan kerja. Warna merah dapat digunakan
bagi alat untuk merangsang panca indra dan jiwa agar semangat
dalam melaksanakan suatu pekerjaan.
2) Warna kuning adalah warna yang menggambarkan kehangatan
matahari dan berfungsi untuk merangsang mata dan syaraf, sehingga
dapat menimbulkan perasaan riang gembira dengan melenyapkan
perasaan tertekan.
3) Warna biru sebagai warna dari langit dan samudera yang
menggambarkan ketentraman dan keluwesan. Warna ini mempunyai
pengaruh mengurangi ketegangan otot-otot tubuh dan tekanan
darah. Menurut Nadine Todd mengatakan bahwa warna
memberikan pengaruh terhadap tamu yang datang, diantaranya:
a) Kepercayaan terhadap kantor

b) Efisiensi atau produktifitas

c) Moral

2.8.3 Perencanaan Udara

Dengan pengaturan udara yang tepat dan baik maka diperoleh


keuntungankeuntungan, diantaranya:

20
a. Kenyamanan bekerja pegawai terjamin

b. Produktivitas kerja yang lebih tinggi

c. Kualitas pekerjaan yang lebih baik

d. Semangat kerja yang lebih tinggi

e. Kesehatan pegawai terpelihara dengan baik

f. Kesan yang lebih baik dari para tamu

2.8.4 Perencanaan Suara

Dengan suara gaduh berakibat pada:

a. Gangguan mental dan saraf bagi pegawai

b. Kesulitan mengadakan konsentrasi

c. Kesalahan yang lebih banyak

d. Kelelahan yang bertambah

e. Semangat kerja pegawai berkurang

Untuk mengatasi faktor suara yang sering mengurangi efisiensi kerja


para pegawai,hendaknya diperhatikan hal berikut:
a. Langit-langit atau dinding ruang dipakai lapisan-lapisan penyadap
suara
b. Mesin-mesin tik dibawahnya diberi alas karet busa tipis

c. Pesawat telepon dibuatkan bilik kecil yang tertutup rapat

d. Lantai-lantai ruang sebaiknya diberi alas karet atau semacam


tegel dari bahan yang tidak banyak meneruskan suara.

21
2.9 Langkah-Langkah Dalam Menyusun Tata Ruang Kantor

Penyusunan tata ruang dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

a. Buat denah kantor dalam ukuran skala, pintu masuk, jendela dan
pilar Gedung.
b. Pelajari pekerjaan (jenis, proses, urutan pekerjaan) yang tercakup
dalam lingkungan kantor itu.
c. Tentukan letak meja kerja, lemari, mesin kantor dan fasilitas lainnya
dengan berpedoman pada Teknik penataan meja kerja
d. Pindah atau hapus dan gambarkan kembali meja kerja, lemari, mesin
kantor dan fasilitas lainnya masing-masingnya dan letakkan pada
tempat yang dapat memenuhi prinsip dan asas tata ruang yang baik
2.10 Standar Ruang Kantor

Luas standar ukuran ruang kantor menurut The Office Act


(UndangUndang Perkantoran diInggris pada tahun 1963). Standar yang
diperuntukkan bagi setiap pegawai paling tidak seluas 40 square feet atau
setara dengan ukuran 3,7 m2 bagi setiap pegawai. Apabila dalam satu
ruangan terdapat seorang kepala seksi dengan 4 (empat) pegawai, maka
luas ruangan yang harus disiapkan hanya untuk pegawai adalah 3,7 m x 5
pegawai = 18,5 m2 (belum termasuk ukuran untuk peralatan kantor
lainnya).

22
2.11 Wisma

2.11.1 Pengertian Wisma

Wisma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “wisma” memiliki dua
arti: wisma bangunan untuk tempat tinggal, kantor, dan sebagainya. Wisma juga
dapat diartikan sebagai kumpulan rumah, kompleks perumahan, permukiman.
2.11.2 Jenis Wisma

Wisma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wisma terdiri dari dua jenis:
a. cinta alam, merupakan bangunan yang diperuntukkan bagi pengunjung
untuk dapat mengikuti kegiatan yang bersifat pendidikan konservasi
b. Tamu, merupakan rumah (Gedung) khusus tamu yang mungkin bermalam

2.11.3 Analisis Sistem Manusia Pada Wisma

Analisis sistem manusia berisikan tentang sasaran pengguna dari Wisma


Atlet serta kebutuhan dan persyaratan dari aktivitas didalamnya.
A. Sasaran Pemakai
Sasaran pengguna Wisma Atlet dan Training Center adalah atlet muda
berpotensi, atlet muda tidak mampu berpotensi, dan atlet yang terdaftar sebagai
pemain utama Sulawesi Tengah. Sedangkan, untuk jenis pelaku pada Wisma Atlet
ini kemudian dapat dibagi sebagai berikut :
I. Pengguna tetap : Atlet, pengelola, dan karyawan.
II. Pengguna tidak tetap : Tamu, wartawan, dan supporter
B. Persyaratan Pemakai
Persyaratan pemakai berguna untuk memahami kebutuhan dan pola
aktivitas dari pengguna bangunan. Untuk mengetahui kebutuhan kebutuhan

23
aktifitas di Wisma Atlet dan Training Center maka perlu penjabaran tentang
kebutuhan dari pelakunya, yaitu :

1. Kebutuhan Organik

Kebutuhan organik dari pelaku kegiatan di Wisma Atlet adalah beristirahat,


berkumpul, berdiskusi, makan bersama, check kesehatan, dan berlatih. Seperti
penjelasan diatas mengenai pengguna tetap dan tidak tetap, pengguna tetap
meliputi atlet, pengelola, dan karyawan sedangkan untuk pengguna tidak tetap
adalah tamu, wartawan, dan supporter.

Dengan demikian struktur organisasi untuk Wisma Atlet dan Training Center
Sepak Bola menjadi sebagai berikut :

Bagan 1 Struktur Organisasi Wisma Atlet dan Training Center

Berikut adalah struktur organisasi pengurus tetap wisma atlet :

a. General Manager
b. Executive Assistant Manager
c. Security Department
d. Front Office Department
e. Public Relation Department

24
f. Sales and Market Department
g. Personal and Training Manager
h. Purchasing Manager
i. Food and Beverage Manager
j. Housekeeping and Laundry
k. Maintenance

Bagan 2 Bagan Struktur Organisasi Wisma Atlet

Adapula struktur organisasi pengurus tetap yakni pengelola Training Center sebagai
berikut :

25
a. Board of Trustess (Commissioners)
b. Board of Directors (Executive & Operational)
c. Chief Executive Officer
d. Chief Financial Officer
e. Customer Relation Officer
f. Director
g. Executive Assitant
h. Finance
i. Public Realtion & Event
j. Head Coach

Pengelompokan Kegiatan di Wisma Atlet dan Training Center dapat ditentukan


berdasarkan struktur organisasi serta jenis-jenis kegiatan yang dilakukan oleh
pelaku, yakni :

No. Pelaku Kegiatan Pengelompokan Kegiatan


A. Wisma Atlet
1 Atlet Berlatih, Check Kegiatan Pengguna
kesehatan, Melakukan
latihan otot, beristirahat,
makan minum, dsb.
2 General Manager Mengatur kegiatan Kegiatan Administrasi
karyawan wisma,
mengawasi kinerja
karyawan wisma, dsb.
3 Manager Mengatur keuangan Kegiatan Administrasi
Administrasi wisma, mengawasi cast
flow wisma, dsb
4 Manager Mengawasi kinerja Kegiatan Administrasi
Karyawan Wisma karyawan, mengorganisir
kegiatan karyawan,
membuat catatan untuk
diberikan kepada general

26
manager, dsb
5 Bag. Resepsionis Menerima tamu yang Kegiatan Opersasional
berkunjung
6 Cleaning Service Membersihkan seluruh Kegiatan Operasional
area wisma
7 Bag. Dapur Menyiapkan makanan Kegiatan Operasional
bagi atlet yang menginap
serta karyawan yang ada
di wisma
8 Office Boy Melayani dan Kegiatan Operasional
menyiapkan keperluan
kegiatan manager pada
saat diwisma
9 Laundry Membersihkan pakaian Kegiatan Operasional
yang diperlukan oleh
atlet

No. Pelaku Kegiatan Pengelompokan Kegiatan


A. Training Center
1 Board of Trustess Wakil yang dipilih oleh Kegiatan Pengguna
Board of Executive untuk
menjalankan seluruh
organisasi yang ada di
training center
2 Board of Memimpin seluruh Kegiatan Administrasi
Directors dewan atau komite
eksekutif
3 Chief Executive emastikan bahwa Kegiatan Administrasi
Officer operasi keseluruhan
sejalan dengan rencana
strategis Dewan
4 Chief Financial Menyediakan dukungan Kegiatan Administrasi
Officer operasional dan program
bagi organisasi
5 Customer Mengorganisir Kegiatan Operasional
Relation Officer perkembangan SDM di
training center
6 Director Mengatur seluruh Kegiatan Administrasi
organisasi yang bekerja
di training center

27
7 Executive Assitant Mengatur jadwal dan Kegiatan Administrasi
memberikan informasi
yang tepat kepada
seluruh staff yang
bekerja di training center
8 Finance Mengatur keuangan club Kegiatan Administrasi
sepak bola
9 Head Coach Memberikan pelatihan Kegiatan Operasional
kepada atlet sepak bola
dan membuat program
latihan sesuai porsi yang
dibutuhkan atlet
10 Kepala Medis Memeriksa dan Kegiatan Operasional
memberikan nasihat
tentang kesehatan atlet
yang bernaung di
Sulawesi Tengah
2.12 Data Eksisting

GAMBAR 9 ANALISIS BANGUNAN YANG SUDAH TIDAK LAYAK PAKAI


SUMBER ANALISIS PRIBADI

28
C. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terletak di Jl. Soekarno Hatta, Talise, Kecamatan Palu Timur., Kota
GAMBAR 10 AREA PERENCANAAN PADA SITE
SUMBER : ANALISIS PRIBADI
Palu, Sulawesi Tengah. Luas Lahan
Kantor Dinas Pemuda Olahraga
Provinsi Sulawesi Tengah yaitu 73. 734,87 m2.

Gambar 1 Peta Administrasi Kota Palu


(Sumber: Data Administrasi Kota Palu)

29
Gambar 2 Lokasi Penelitian
Sumber: Google earth diolah lagi oleh penulis, 2022

Pada lokasi perancangan untuk bagian utara terdapat lahan kosong, untuk bagian
timur terdapat perumahan warga, untuk bagian selatan terdapat kantor PUPR
provinsi Sulawesi Tengah dan SMKN 8 Palu, dan bagian barat terdapat jalan
Soekarno Hatta dan kawasan hutan kota.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode perancangan dimana metode


perancangan yang diterapkan dalam redesain Kawasan Kantor Dinas Pemuda dan
Olahraga Provinsi Sulawesi Tengah adalah dengan pendekatan yang berfokus untuk
menyediakan tempat tinggal dan juga pembinaan atlit di kawasan Kantor Dinas
Pemuda dan Olahraga.
3.3 Teknik Pengumpulan Data:

Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi :

30
a) Pengamatan (Observasi)

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan lewat pengamatan


langsung. Peneliti melakukan pengamatan di tempat terhadap objek penelitian
untuk diamati menggunakan pancaindra. Peneliti diposisikan sebagai pengamat
atau orang luar. Dalam mengumpulkan data menggunakan observasi, peneliti dapat
menggunakan catatan maupun rekaman. Observasi dapat bersifat partisipatoris,
yaitu ketika peneliti turut bergabung dan melakukan aktivitas bersama objek
pengamatannya.
b) Wawancara (Interview)

Metode penelitian menggunakan Teknik wawancara dilakukan dengan cara


tanya jawab dengan responden atau informan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk penelitian. Wawancara digunakan untuk menggali informasi atau
persepsi subjektif dari informan terkait topik yang ingin diteliti. Peneliti sebelumnya
harus menyiapkan pertanyaan-pertanyaan wawancara terlebih dahulu. Serupa
dengan kuesioner, pertanyaan wawancara perlu diujikan kemampuannya supaya
peneliti dapat memperoleh data yang dibutuhkan.

c) Studi Literatur

• Untuk mendapatkan data awal mengenai fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan


untuk menunjang kegiatan yang akan terjadi di lokasi studi.
• Dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam proses pengambilan data lapangan
yang sesuai dengan batasan penelitian.

3.4 Jenis Dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder, yaitu:

31
• Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian, dalam hal
ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan menggunakan
instrumeninstrumen yang telah ditetapkan. Data primer dikumpulkan oleh peneliti
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Pengumpulan data primer
merupakan bagian internal dari proses penelitian dan yang seringkali diperlukan
untuk tujuan pengambilan keputusan. Data primer dianggap lebih akurat, karena
data ini disajikan secara terperinci. Indriantoro dan Supomo dalam Purhantara
(2010:79).

• Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk.
Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah
diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan dalam statistik biasanya tersedia
pada kanto-kantor pemerintahan, biro jasa data, perusahaan swasta atau badan
lain yang berhubungan dengan pengunaan data. ( Moehar, 2002:113)

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : kamera, alat
tulis dan gambar, dan computer/laptop. Adapun keguaan masing-masing instrumen
sebagaimana tersebut dalam table berikut.

Tabel 1. Instrumen Penelitian


No. Alat dan Bahan Kegunaan

1 Kamera dan Drone Untuk mengambil data visual (gambar dan


rekaman) kondisi local dan Kontur tanah

2 Alat Tulis dan Alat Gambar Untuk mencatat hasil observasi dan sketsa
survey laporan

3 Komputer/Laptop Untuk pencarian data melalui internet dan


sebagai pengolah data.
Sumber: Analisis Penulis, 2021

32
3.6 Analisis Data

Untuk mencapai tujuan penelitian, masalah-masalah yang telah di rumuskan akan


di analisis dengan Teknik sebagai berikut :

a. Pengumpulan data

Tahap pertama yang dilakukan adalah dengan mencari dan mengumpulkan


data-data yang berkaitan dengan penelitian, baik melalui observasi,
wawancara maupun dokumentasi.
b. Pengeditan

Tahap selanjutnya yaitu pengecekan/pemeriksaan kelengkapan dan


kebenaran data-data yang telah diperoleh baik dari hasil observasi,
wawancara, maupun Teknik dokumentasi.
c. Reduksi data

Pada tahap ini dilakukan penyisihan terhadap data-data yang dianggap


kurang berkaitan dengan penelitian, sehingga data yang dapat
dibuat/disusun dalam bentuk yang lebih sederhana.
d. Pengelompokan data

Data primer dan sekunder diklasifikasikan, kemudian data tersebut


dianalisis secara komparatif untuk mengetahui fungsi data lebih lanjut.
e. Analisis data

Tahap selanjutnya dilakukan penguraian dan pengkajian data dan informasi


yang telah diperoleh, kemudian disusun sebagai data relevan untuk
memecahkan permasalahan berdasarkan teori-teori yang diuraikan dalam
kajian Pustaka sehingga diperoleh konsep-konsep perancangan.

33
34
D. DAFTAR PUSTAKA

http://etheses.uin-malang.ac.id/2401/
http://repository.unika.ac.id/14673/
Tugas Akhir “Desain Kantor Pemasaran Dan Informasi Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Pasangkayu”. Disusun Oleh SIGIT
SAPUTRA. Universitas Tadulako Tahun 2020
Tugas Akhir “Desain Kantor Dinas Lingkungan Hidup”
Tugas Akhir “Wisma Atlet dan Training Center Sepak Bola di
Yogyakarta”. Disusun Oleh Tio Yogatma Yudha. Institut Seni Indonesia
Yogyakarta”. Tahun 2018

35

Anda mungkin juga menyukai