Anda di halaman 1dari 12

 

PATOGENESIS DAN PATOFISIOLOGI


GANGGUAN ENDOKRIN

dr. Agustyas Tjiptaningrum, SpPK


 

DIABETES MELITUS
 

PATOGENESIS
DIABETES MELITUS TIPE 1
 DM tipe ini terjadi karena adanya kerusakan pada sel β pulau langerhans pankreas
yang disebabkan proses autoimun.
 Proses tersebut berhubungan dengan adanya gen HLA-DR/DQ pada kromosom 6
dan merupakan petanda genetik.
 Bila ada faktor pemicu seperti infeksi virus, paparan toksin, atau stres maka akan
terjadi respon autoimun yang merusak sel β pulau langerhans pankreas. Petanda
genetik tipe ini adalah :
 ICA 512
 GAD65
 IAA
 Antibodi terhadap tyrosin phosphatase-like protein IA-2 dan IA-2β (2) 
 Akibatnya adalah terjadi defisiensi insulin absolut sehingga terjadi peningkatan kadar
glukosa darah karena glukosa tidak dapat dibawa masuk dalam sel  kadar glukosa
intraseluler menurun  lipolisis dan proteolisis  glukoneogenesis  glukosa
darah semakin tinggi dan disertai peningkatan benda keton  dapat terjadi
ketoasidosis DM.2,3 
Knudson PE, Weinstock RS, Henry JB. Carbohydrate. In: Henry JB. Clinical diagnosis and management by laboratory methods. 21st ed. Philadelph ia: W.B Saunders; 2001. p 211 -7
Mayne PD. Clinical chemistry in diagnosis and treatment. 6th ed. London: ELBS; 1994
 

 
 

PATOFISIOLOGI
 Pada keadaan hiperglikemia maka taraf maksimal reabsorpsi
glukosa pada tubulus renalis akan dilampaui dan gula akan
dieksresikan pada urin (glikosuria).
 Volume urin meningkat akibat terjadinya diuresis osmotik
sehingga terjadi poliuria.
 Poliuria menyebabkan kehilangan air selanjutnya akan
menimbulkan dehidrasi dan hiperosmolaritas, bertambahnya
rasa haus dan gejala banyak minum (polidipsia).
 Glikosuria menyebabkan kehilangan kalori yang cukup besar
(4,1 kkal untuk setiap gram karbohidrat yang diekskresikan
keluar).
 Kehilangan ini ditambah lagi dengan hilangnya jaringan otot dan
adiposa akan mengakibatkan penurunan berat badan padahal
terdapat peningkatan selera makan (polifagia) dan asupan kalori
yang normal atau meningkat.
Granner DK. Hormon pankreas dan traktus gastrointestinal. In: Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, editors. Biokimia Harper. 25 ed. Jakarta:
EGC; 2001. p. 581-97.
 

Patogenesis Penyakit Graves

Patogenesis

Limfosit T tersensitisasi
menjadi antigen dalam
kelenjar tiroid
kemudian akan menstimulas
i limfosit B untuk menghasilkan
antibodi terhadap tiroid
antara lain adanya
antibodi terhadap TSH-R
yang disebut TSH-RAb [stim]
yang akan menstimulasi
pertumbuhan dan
fungsi dari tiroid.

Ginsberg J. Diagnosis and management of G raves' disease. CMAJ. 2003;168(5):575-85.


 

Mekanisme stimulasi hormone tiroid oleh HCG saat


kehamilan
 

 Patogenesis Cushing Disease


 tumor pada kelenjar pituitari. Tumor ini mensekresi ACTH.
 hipersekresi ACTH yang akan merangsang korteks adrenal
memproduksi kortisol secara berlebihan
 Patofisiologi Cushing’s disease 
 tidak adanya irama sirkadian ACTH dan sekresi kortisol
 tidak adanya respon ACTH dan kortisol terhadap stress
 umpan baik negatif yang abnormal dari sekresi ACTH terhadap
adanya glukokortikoid
 respon subnormal dari GH, TSH, dan gonadotropin terhadap
stimulan
 Kelebihan kortisol menyebabkan penghambatan fungsi normal
hipotalamus dan pituitari, mempengaruhi pelepasan ACTH,
tirotropin, GH, dan gonadotropin.
Aron D, Findling J, Tyrell J. Hypothalamus & Pituitary. In: Greenspan FS, GJ, editor. Basic and clinical endocrinology. London: Prentice Hall International Inc; 1997. p. 146-
53.
 

 Patofisiologi Cushing’s disease 


 Peningkatan sekresi androgen adrenal yang berlebihan akan
menyebabkan  peningkatan kadar DHEA, DHEA sulfat, dan
androstenedione.
 perubahan bentuk hormon ini menjadi testosterone dan
dihidrotestosteron di perifer menyebabkan terjadinya kadar
androgen yang berlebihan.
 Pada wanita hal tersebut menimbulkan gejala hirsutisme, akne,
dan amenore
 Sedangkan pada laki-laki kortisol menekan sekresi LH sehingga
menurunkan sekresi testosterone oleh testis sehingga terjadi
penurunan libido dan impotensia.

Aron D, Findling J, Tyrell J. Hypothalamus & Pituitary. In: Greenspan FS, GJ, editor. Basic and clinical endocrinology. London: Prentice Hall International Inc; 1997. p. 146-
53.

Anda mungkin juga menyukai