Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Mutiara Ners, 224-229

HUBUNGAN PERILAKU CARING DENGAN KUALITAS ASUHAN


KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

Septian Mixrova Sebayang

Program Studi Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sumatera Utara
E-mail:septiansebayang716@gmail.com

ABSTRACT
Heart failure has become the world’s problem due high rate of morbidity, mortality,
hospitalization, and disability. Nursing is a professional field which can become caring
concepts development. The objective of the research was to examine relationship caring
behavior on quality of nursing care in heart failure patients. The research used
descriptive correlative method. It was conducted at RSUP Haji Adam Malik, Medan. The
samples were 64 patients as respondent taken by using purposive sampling technique.
The data were gathered by using questionnaires and analyzed by using Pearson ‘r. The
result of the mean caring behavior, measured by using CBI was 4.33 and quality of
nursing care, measured by using GNCS was 3.73. The result of Pearson ‘r showed that
between caring behavior and quality of nursing care was r=0.29 and p=0.01 which
indicated that any relationship caring behavior and quality of care in heart failure
patients. It is recommended that nurses increase quality of care by applying caring
behavior.

Keywords: Caring, Heart Failure, Quality of Nursing Care


sebesar 0.30% (Kemenkes, 2013). Oleh
1. PENDAHULUAN karena itu, dibutuhkan pelayanan yang
Gagal jantung masih menjadi lebih baik pada pasien gagal jantung
permasalahan dunia karena tingginya khususnya bidang keperawatan.
angka morbiditas, mortalitas, Keperawatan adalah suatu
hospitalisasi, dan disabilitas (Ades et al., bidang profesional yang dapat menjadi
2013). Secara global, insidensi gagal perkembangan konsep caring dalam
jantung diperkirakan sekitar 23 juta keperawatan. Dengan mendalami
kasus baru setiap tahunnya dengan 4.60 konsep caring dalam praktik
juta kasus baru setiap tahunnya di Asia keperawatan, kemampuan, dan kendala
(Roger, 2013). dalam berperilaku caring dapat
Gagal jantung di Indonesia teridentifikasi (Zamanzadeh,
masih menjadi permasalahan karena Azimzadeh, Rahmani, & Valizadeh,
tingginya hospitalisasi dan kekambuhan. 2010).
Angka mortalitas berada pada 6% - 12% Akan tetapi dalam penelitian
dan angka kekambuhan sebesar 29% sebelumnya, persepsi perawat ataupun
(Siswanto et al., 2010). Prevalensi pasien terhadap perilaku caring perawat
penyakit gagal jantung tahun 2013 di rumah sakit berbeda-beda. Palese et
berdasarkan diagnosis dokter sebesar al. (2011) mengatakan bahwa perilaku
0.30%. Gagal jantung termasuk satu dari caring perawat di 6 negara-negara Eropa
dua belas data penyakit tidak menular tergolong rendah dimana dalam
(PTM) di Indonesia. Prevalensi gagal penelitiannya perilaku caring diukur
jantung terlihat meningkat seiring dengan Caring Behavior Inventory
peningkatan umur. Prevalensi gagal (CBI). Pada dimensi hubungan positif,
jantung berdasarkan diagnosis dan perilaku caring dipersepsikan pasien
gejala tertinggi di Nusa Tenggara Timur dengan nilai mean yang terendah
(0.80%), diikuti Sulawesi Tengah (mean=4.50, SD=1.10) dibandingkan
(0.70%), sedangkan di Sumatera Utara dengan rata-rata CBI 4.90 (SD=0,80).

224
Jurnal Mutiara Ners Juli 2019, Vol.2 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 224-229

Selain itu, McCance, Slater, dan bahwa kualitas keperawatan di rumah


McCormark (2009) menyatakan bahwa sakit masih rendah. Diantaranya
persepsi pasien menilai rendah dalam Istomina, Razbadaukas, dan
dimensi caring tentang keterlibatan Martinkenas (2014) yang menyatakan
pasien dalam perawatan dan kualitas asuhan keperawatan pada pasien
memberikan privasi kepada pasien. Lithuania yang relatif rendah karena
O’Connell dan Landers (2008) juga karakteristik staf perawat.
menjelaskan bahwa persepsi pasien Selain itu, Tamilselvi dan
terhadap perilaku caring berada dalam Reghunath (2014) mengatakan bahwa
dimens ihumanistik/harapan/sensitivitas. sebanyak 11.50% pasien mempunyai
Perilaku caring di dalam dimensi itu persepsi yang buruk terhadap aspek
meliputi mengetahui apa yang kamu caring. Di samping itu juga, dalam
lakukan, merawat pasien dengan hormat, dimensi memberikan informasi, skill,
merawat pasien sebagai seorang dan kompetensi masih dipersepsikan
individu, dan menenangkan pasien. kualitas asuhan keperawatan yang
Individu dengan gagal jantung rendah (38%). Didukung Mufti, Qadri,
membutuhkan dukungan, penerimaan, Tabish, Mufti, dan Riyaz (2008) bahwa
dan memahami bahwa pasien dapat 31.60% pasien mempersepsikanperawat
mengatur pola kesehatannya dan tidak menawarkan penjelasan dan
memberikan solusi. Peran perawat informasi yang adekuat tentang
sangat penting untuk caring dan pengobatan di rumah sakit, perawatan
mendukung kebutuhan pasien. Michie, rumah, dan konsultasi lanjutan.
Miles, dan Weinman (2003) mengatakan Berdasarkan dari penelitian
bahwa perilaku caring jugamenekankan sebelumnya didapatkan banyak perawat
patient centered pada semua aspek tidak mengaplikasikan konsep caring
pelayanan kesehatan dalam dalam praktiknya, contohnya McCance,
meningkatkan kepuasan. Slater, dan McCormark (2009) dimana
Kualitas merupakan konsep pasien menyatakan bahwa perawat
yang sukar dipahami dan bersifat uncaring dalam dimensi humanistik.
dinamis. Secara luas kerangka teoritis Dampak dari perawat uncaring
dalam memahami kualitas dikemukakan menyebabkan timbulnya rasa tidak puas,
oleh (Donabedian, 2003 dalam hubungan perawat-pasien terganggu,
Spilsbury, Hewitt, Stirk, dan Bowman, dan tidak puas dalam proses
2011) dan telah diaplikasikan lebih luas keperawatan (O’Connell & Landers,
dalam memahami kualitas asuhan 2008). Perilaku uncaring dipersepsikan
keperawatan dan medikal (Hilmer, oleh tiga komponen diantaranya tidak
Wodchis, Gill, Anderson, & Rochon, kompeten, kurang trust, dan
2005). Donabedian merujuk pada tiga ketidakhubungan antara perawat dan
kategori pengukuran kualitas: struktur, pasien (Wiman & Wikblad, 2003).
proses, dan hasil. Struktur merujuk pada Berdasarkan observasi peneliti di Ruang
kestabilan organisasi yang inap kardio RSUP H. Adam Malik
mempengaruhi pemberian asuhan dan Medan didapatkan bahwa perawat
pelayanan. Proses merujuk pada kurang respect dengan pasien, tidak
interaksi antar pemberi dan konsumen, menjelaskan setiap prosedur yang akan
apa yang dilakukan pada pasien. Hasil dilakukan, dan belum optimalnya
merujuk pada hasil akhir pada pemberian pendidikan kesehatan kepada
konsumen, akibat pelayanan (Spilsbury, pasien. Pasien tampak sering bertanya-
Hewitt, Stirk, & Bowman, 2011). tanya dengan penyakitnya dan obat-
Persepsi pasien tentang kualitas obatan yang diberikan. Selain itu
asuhan keperawatan sangat bervariasi. kurangnya waktu perawat bersama
Dari hasil penelusuran literatur, banyak pasien sehingga terkesan perawat
artikel penelitian yang menunjukkan bekerja hanya berorientasi tugas.

225
Jurnal Mutiara Ners Juli 2019, Vol.2 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 224-229

2. METODE PENELITIAN jantung dalam penelitian ini dihitung


dengan menggunakan tabel power
Jenis penelitian yang digunakan analysis. Untuk populasi pasien gagal
adalah deskriptif korelasi. Burns dan jantung dengan pengambilan sampel
Grove (2010) mengatakan bahwa dilakukan dengan teknik purposive
penelitian deskriptif korelasi merupakan sampling. Pengambilan data dilakukan
suatu penelitian yang objektif, dengan menggunakan kuesioner The
sistematis, dan terkontrol serta bertujuan Good Nursing Care Scale (GNCS)
untuk menguji keterhubungan variabel- untuk mengukur kualitas asuhan
variabel pada suatu fenomena dalam keperawatan dan Caring Behavior
praktik keperawatan.Populasi penelitian Inventory (CBI) untuk mengukur
adalah perawat dan pasien gagal jantung perilaku caring. Analisa data
di Ruang Inap Kardio Rumah Sakit menggunakan analisa univariat, bivariat
Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan Pearson’s.
sebanyak64 pasien. Besar sampel pasien

3. HASIL

Tabel 1. Distribusi Mean dan Standar Deviasi Perilaku Caring dan Kualitas Asuhan
Keperawatan pada Pasien Gagal Jantung Tahun 2017

Variabel Mean SD
Perilaku caring 4.33 0.31
Kualitas asuhan keperawatan 3.73 0.45

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwaperilaku caring dan kualitas asuhan


keperawatan pada pasien gagal jantung. Nilai mean perilaku caring adalah 4.33
(SD=0.31). Nilai mean kualitas asuhan keperawatan adalah 3.73 (SD=0.45).

Tabel 2. Hubungan Perilaku Caring dengan Kualitas Asuhan Keperawatan pada Pasien
Gagal Jantung Tahun 2017

Variabel Mean min-max r p (2-tailed)


(SD)
Perilaku Caring 4.33 (0.31) 3.35-4.94 0.29 0.01*

Kualitas Asuhan Keperawatan 3.73 (0.45) 3.00-4.58

*p<0.05

Berdasarkan tabel 2 diperoleh uji statistik menggunakan Pearson’s menunjukkan bahwa


ada hubungan yang signifikan pada perilaku caring dan kualitas asuhan keperawatan pada
pasien gagal jantung (r=0.29, p=0.01).

4. PEMBAHASAN sebelumnya yang dilakukan oleh


Patiraki et al. (2014), didapatkan bahwa
Perilaku Caring dan Kualitas Asuhan nilai mean CBI sebesar 4.72 dengan
Keperawatan standar deviasi sebesar 0.92 yang
Data yang berhubungan dengan menunjukkan perilaku caring yang baik.
perilaku caring pada pasien gagal Selain juga, penelitian yang dilakukan
jantung ditunjukkan pada Tabel 1. Nilai oleh Palese et al. (2011) menyatakan
mean perilaku caring adalah 4.33 bahwa nilai mean CBI sebesar 4.9
(SD=0.31). Berdasarkan penelitian dengan standar deviasinya 0.8.

226
Jurnal Mutiara Ners Juli 2019, Vol.2 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 224-229

Berdasarkan hasil penelitian dan Razbadaukas, dan Martinkenas (2014),


penelitian sebelumnya menunjukkan menyatakan bahwa nilai GNCS berada
bahwa nilai mean perilaku caring pada 4.45. Dari hasil penelitian dan studi
perawat lebih dari 4. Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan
penelitian sebelumnya bahwa jika nilai bahwa nilai mean GNCS lebih dari 4.
mean CBI sebesar 4 atau lebih besar Berdasarkan penelitian sebelumnya
dalam skala 1 sampai 6 maka bahwa jika nilai mean GNCS sebesar 4
menunjukkan perilaku caring yang atau lebih besar dalam skala 1 sampai 5
tinggi. Jadi, dalam penelitian ini, nilai maka menunjukkan kualitas asuhan
mean CBI pada pasien gagal jantung keperawatan yang baik. Jadi, dalam
sebesar 4.33, maka menunjukkan penelitian ini, nilai mean GNCS pada
perilaku caring yang tinggi. pasien gagal jantung sebesar 3.73, maka
Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan kualitas asuhan
kategori terbanyak umur pasien (55-64 keperawatan yang buruk.
tahun) dimana sebesar 31.2%. Pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan Hubungan Perilaku Caring dengan
oleh Baldursdottir dan Jonsdottir (2002), Kualitas Asuhan Keperawatan
semakin bertambah umur pasien (the Hubungan Perilaku caring
higher) akan mempunyai persepsi yang dengan kualitas asuhan keperawatan
lebih tinggi pada perilaku caring menggunakan uji Pearson`r
(p=0.001). Grade HF dalam penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang
kebanyakan pada kategori grade III signifikan pada pasien gagal jantung
(43.8%). Berdasarkan penelitian (r=0.29 , p=0.01) (Tabel 4.3.).
sebelumnya Baldursdottir dan Jonsdottir Berdasarkan penelitian sebelumnya
(2002), tidak ada hubungan antara yang dilakukan Patiraki et al. (2014),
tingkat keparahan penyakit (severity) menyatakan bahwa perilaku caring
terhadap persepsi perilaku caring dapat dipengaruhi oleh karakteristik
(p=0.536). Berdasarkan palese et al personal seperti sifat, prioritas, sikap,
(2011) bahwa latar belakang tingkat dan komitmen. Ini telah dilaporkan
pendidikan secara signifikan bahwa karakteristik personal antara lain
mempengaruhi perilaku caring perawat perasaan, kepercayaan, filosofi,
(p<0.001). komitmen, rasa tanggung jawab, dan
Data yang berhubungan dengan mementingkan orang lain mempunyai
kualitas asuhan keperawatan pada pasien semua kontribusi terhadap perilaku
gagal jantung ditunjukkan pada Tabel 1. caring yang dipersepsikan oleh pasien.
Nilai mean kualitas asuhan keperawatan Berdasarkan hasil penelitian dan studi
adalah 3.73 (SD=0.45). Dalam penelitian sebelumnya, menunjukkan
penelitian yang dilakukan oleh Zhao dan bahwa melalui edukasi yang diberikan
Akkadechanunt (2011), nilai mean dapat menciptakan karakteristik
sebesar 4.14 dengan 0.62 yang personal perawat yang lebih caring
menunjukkan kualitas yang tinggi. Salah sehingga pasien menganggap bahwa
satu hal yang mempengaruhinya adalah perawat pelaksana mempunyai perilaku
harapannya sendiri. Setelah pasien caring. Berdasarkan penelitian
mendapat perawatan di rumah sakit, sebelumnya yang dilakukan oleh
persepsinya tentang kualitas asuhan Istomina, Razbadaukas, dan
keperawatan berkaitan dengan Martinkenas (2014) di Lithuania
harapannya sebelumnya. Dibandingkan didapatkan bahwa ada sejumlah faktor
dengan penelitian lain yang dilakukan yang mempengaruhi kualitas asuhan
oleh Leinonen, Kilpi, Stahlberg, dan keperawatan diantaranya hubungan
Lertola (2001), nilai mean GNCS nya perawat-pasien selama menjalani
sebesar 4.28. Selain itu juga penelitian perawatan.
yang dilakukan oleh Istomina,

227
Jurnal Mutiara Ners Juli 2019, Vol.2 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 224-229

5. KESIMPULAN keperawatan di berbagai pelayanan.


Selain itu juga, temuan dalam penelitian
Rata-rata umur dari responden ini akan memberikan informasi yang
pasien gagal jantung berada pada berharga bagi perawat dalam praktik
rentang 55-64 tahun dengan paling klinis untuk mendapatkan pemahaman
banyak responden adalah laki-laki, yang lebih baik yang berhubungan
berpendidikan SMP/SMA. Hampir dengan caring. Perawat tidak hanya
semua dari responden mempunyai mempersepsikan intervensikeperawatan
rentang lama sakit 1-5 tahun. Mayoritas sebagai tugas atau task akan tetapi dapat
responden telah mengalami HF grade menganggap bahwa caring sebagai
III. Rata-rata responden yang direkrut bagian dari diri perawat, sehingga
dalam penelitian melaporkan bahwa kualitas pelayanan keperawatan lebih
perilaku caring perawat berada pada baik.
kategori tinggi. Meskipun begitu, rata- Penelitian memberikan suatu
rata responden dalam penelitian ini pemahaman dalam pendidikan
melaporkan bahwa kualitas asuhan keperawatan yang berkaitan dengan
keperawatan masih berada pada kategori caring dan kualitas asuhan keperawatan.
yang buruk. Hasil penelitian Temuan ini juga memberikan bukti
menunjukkan bahwa perilaku caringdan dalam mendukung pentingnya caring
kualitas asuhen keperawatan pada pasien dalam keperawatan. Sehingga, dosen
gagal jantung mempunyai hubungan keperawatan dapat mengajarkan dan
yang signifikan. melatih mahasiswa untuk berperilaku
Temuan dalam penelitian ini caring.
akan memberikan informasi dalam
mendukung hubungan perilaku
caringdengan kualitas asuhan

6. REFERENSI Istomina, N., Razbadauskas, A., &


Martinkenas, A. (2014).
Ades, P. A., Keteyian, S. J., Balady, G. Evaluations related to the quality
J., Miller, N. H., Kitzman, D. W., of health and nursing care of
Mancini, D. M., & Rich, M. W. patients after abdominal surgery.
(2013). Cardiac rehabilitation Lithuanian Surgery, 123(1), 25-
exercise and self-care for chronic 30.
heart failure. Journal of
American Cardiology, 1(6), 540- Kementerian Kesehatan Republik
54. Indonesia. (2013). Laporan riset
kesehatan dasar 2013. Jakarta:
Burn, N., & Grove S. K., (2010). Badan Penelitian dan
Understanding nursing research: Pengembangan Kesehatan.
Building an evidence based
practice. 5th Edition. Riverport McCance, T., Slater, P., & McCormack,
Lane: Elseiver Saunders. B. (2009). Using the caring
dimensions inventory as an
Hilmer, M. P., Wodchris, W. P., Gill, S. indicator of person-centred
S., Anderson, G. M., & Rochon, nursing. Journal of Clinical
P. A. (2005). Nursing home profit Nursing, 18, 409-417.
status and quality of care: Is there
any evidence of an association? Michie, S., Miles, J., & Weinman, J.
Medical Care Research and (2003). Patient-centeredness in
Review, 62, 139-166. chronic illness: What is it an
does it matter? Patient

228
Jurnal Mutiara Ners Juli 2019, Vol.2 No.2
Jurnal Mutiara Ners, 224-229

Education Counseling, 51, 197- Siswanto, B. B., Radi, B., Kalim, H.,
206. Santoso, A., Suryawan, R.,
Erwinato, & Antono, E., et al.
Mufti, S., Qadri, G. J., Tabish, S. A., (2010). Heart failure in NCVC
Mufti, S., & Riyaz, R. (2008). Jakarta and 5 hospital in
Patient’s perception of nursing Indonesia. CVD Prevention and
care at a large scale teaching Control, 5(1), 35-38.
hospital in India. International
Journal of Health Science, Spilsbury, K., Hewitt, C., Strik, L., &
12(2), 92-100. Bowman, C. (2011). The
relationship between nurse
O’Connell, E., & Landers, M. (2008). staffing and quality of care in
The importance of critical care nursing homes: A systematic
nurses’ caring behaviors as review. International Journal of
perceived by nurses and Nursing Studies, 48, 732-750.
relatives. Intensive Critical Care
Nursing, 24(6), 349–358. Tamilselvi, A., & Reghunath, R. (2014).
A cross sectional study to measure
Palese, A., Tomietto, M., Suhonen, R., patients perception of quality of
Efstathiou, G., Tsangari, H., nursing care at medical wards.
Merkouris, A., & Jarosova, D., Nitte University Journal of Health
et al. (2011). Surgical patient Science, 4(1), 21-23.
satisfaction as an outcome of
nurses’ caring behaviors: A Wiman, E., & Wikblad, K. (2004).
descriptive and correlational Caring and uncaring encounters in
study in six european countries. nursing in an emergency
Journal of Nursing Scholarship, department. Journal of Clinical
43(4), 341-350. Nursing, 13, 422–429

Patiraki, E., Karlou, C., Efstathiou, G., Zamanzadeh, V., Azimzadeh, R.,
Tsangari, H., Merkouris, A., Rahmani, A., & Valizadeh, L.
Jarosova, D., & Leino-Kilpi, H., (2010). Oncology patients and
et al. (2014). The relationship professional nurses perceptions
between surgical patients and of important nurse caring
nurses characteristics with their behaviors. Biomedicalcentral
perceptions of caring behaviors: Nursing Journal, 10, 1-9.
A european survey. Clinical
Nursing Research, 23(2), 132- Zhao, S., & Akkadechanunt, T. (2011).
152. Patients’ perceptions of quality
nursing care in a chinese
Roger, V. L. (2013). Epidemiology of hospital. International Journal
heart failure. Circulation of Nursing and Midwifery, 3(9),
Research, 113(6), 646-659. 145-149.

229
Jurnal Mutiara Ners Juli 2019, Vol.2 No.2

Anda mungkin juga menyukai