TINJAUAN PUSTAKA
A. Pangan
1. Pengertian Pangan
Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
18 tahun 2012 tentang bahan tambahan pangan, menerangkan bahwa
pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, perternakan, perairan dan
air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan atau pembuatan makanan atau minuman (Cahyadi,
2006).
2. Jenis Pangan
Pangan dibedakan atas : (Cahyadi, 2006)
a. Pangan Segar
Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan
yang dapat di konsumsi langsung atau dijadikan bahan baku
pengolahan pangan. Misalnya beras, gandum, segala macam buah,
ikan, air segar.
b. Pangan Olahan
Makanan/pangan olahan tertentu adalah pangan olahan yang
diperuntukan bagi kelompok tertentu dalam upaya memelihara dan
meningkatkan kualitas kesehatan kelompok tersebut.
c. Pangan Siap Saji
Makanan atau minuman yang sudah diolah dan bisa langsung
disajikan ditempat usaha atau diluar tempat usaha atas dasar pesanan.
B. Ikan
1. Pengertian Ikan
Ikan adalah suatu makhluk yang hidup di dalam air dan
mempunyai darah dingin. Ikan bernafas terutama dengan mengisap
6
7
3. Pengawetan Ikan
Dasar pengawetan ikan adalah untuk mempertahankan
kesegaran mutu ikan selama dan sebaik mungkin. Pengawetan ikan
bertujuan untuk meghambat dan menghentikan kegiatan
mikroorganisme menimbulkan pembusukan dan kerusakan ikan.
Teknik yang umum digunakan untuk pengawetan ikan adalah
(Afrianto,2005) :
a. Pengawetan dengan suhu rendah yaitu meliputi pendinginan dan
pembekuan. Suhu akhir pendinginan yaitu 0o sedangkan suhu akhir
pembekuan -42oC.
b. Pengawetan dengan penggaraman dan pengeringan adalah yaitu
pengawetan ikan dengan cara pemberian garam yang bertujuan
untuk menghambat dan mematikan bakteri pembusukan pada ikan .
9
e. Penirisan
Setelah penggaraman dianggap cukup ikan diangkat dari
dalam wadah selanjutnya ikan di tiriskan (diangin-anginkan ) agar
cairan yang masih ada menetes keluar.
f. Pengeringan dan penjemuran
Setelah air tidak menetes, ikan dijemur diloyang, untuk
ikan yang dibelah dibagian belahannya dihadapkan ke atas. Perlu
dilakukan pembalikan ikan secara bergantian untuk mempercepat
pengeringan. Pengeringan di lakukan sampai daging ikan benar-
benar kering yaitu bila dagingnya ditekan dengan jari tidak
menimbulkan bekas, penjemuran dilakukan sampai 3 hari.
D. Formalin (Formaldehida)
Maraknya penggunaan formalin pada bahan makanan merupakan
berita yang sangat mengejutkan pada penghujung tahun 2005 dan awal 2006,
maupun sebenarnya masalah tersebut sudah muncul ke permukaan sejak
beberapa tahun lalu. Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BB POM )
telah melakukan uji laboratorium pada 761 sampel makanan di beberapa kota
besar indonesia. Hasilnya beberapa jenis bahan tambahan olahan yaitu mie
basah, bakso, tahu, dan ikan asin, positif mengandung formalin. Makanan
segar yang mengadung formalin ditemukan juga pada ikan segar dan ayam
potong. Kenyataannya bahwa formalin tidak saja ditemukan pada bahan
15
makanan yang dijual dipasar tradisional, tetapi juga ditemukan pada bahan
makanan yang dijual dibeberapa supermaket besar (Widyaningsih,2006).
Senyawa ini dipasaran dikenal dengan nama formalin. formaldehid
merupakan bahan tambahan kimia yang efisien tetapi dilarang ditambahkan
pada bahan pangan (makanan), tetapi ada kemungkinan formaldehid
digunakan dalam pengawetan suhu, tahu, mie, ikan asin, ikan basah, dan
produk pangan lainnya. Struktur bangun dari formaldehid sebagai berikut.
O
H C H
Gambar 2.5 Struktur Bangun Formaldehid
Larutan formaldehid atau larutan formalin mempunyai nama dagang
formalin, dengan rumus molekul CH2O mengandung kira-kira 37% gas
formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan 10-15% metanol untuk
menghindari polimerasi. Larutan ini sangat kuat dan dikenal dengan formalin
100% atau formalin 40% yang mengandung 40 gram formaldehid dalam 100
ml pelarut (Cahyadi, 2006). Menurut Rismana,dkk, 2002 formaldehid adalah
gas dengan titik didih 21° C Sehingga tidak dapat dalam keadaan cair maupun
gas. dalam perdagangan dijumpai formalin yaitu larutan formaldehid yang
mengadung 34-38%b/b CH2O dengan metil alkohol sebagai stabilisator untuk
memperlambat polimerasi formaldehid menjadi faraformaldehid yang padat .
Formaldehid murni tidaklah tersedia secara komersial tetapi dijual
dalam 30-50% (b/b) larutan mengadung air. Formalin (37% CH2O) adalah
larutan yang paling umum. Pada umumnya metanol atau unsur-unsur lain
ditambahkan ke dalam larutan sebagai alat penstabil untuk mengurangi
polimerasi formalidehid dalam bentuk padat, formadehid dijual sebagai
trioxane [CH2O)3] dan polimernya faraformaldehid dengan 8-100 unit
formaldehid (Cahyadi,2006).
Kemampuan dari formaldehid meningkat seiring dengan peningkatan
suhu. Mekanisme formalin sebagai pengawet adalah jika formaldehid
bereaksi dengan protein sehingga membentuk rangkaian antara protein yang
berdekatan. Akibat dari reaksi tersebut protein mengeras dan tidak dapat larut
16
Sebagian dari kita pasti sudah tahu dan akrab dengan buah jeruk
yang satu ini. Rasa dan aroma nya yang khas sering di gunakan dalam
berbagai kegiatan kuliner dan nonkuliner. Masyarakat diseluruh pelosok
23
lapisan luar disebut testa dan lapian kuit dalam yang disebut tegmen
(Haryadi, 2013).
6. Kandungan Kimiawi Buah Jeruk Nipis
Banyak orang berpendapat mengkonsumsi jeruk karena mengadung
banyak vitamin C, padahal nutrisi penting yang terkandung didalamnya
(Kurnia, 2014). Berikut kandungan yang ada didalam jeruk nipis :
a) Serat
Serat merupakan butir-butir jeruk yang ikut terbawa ketika kita
memeras air jeruk, manfaat serat sangat tinggi yaitu porsi jeruk nipis 50
gr terhitung sangat tinggi karena dapat mengatasi masalah pencernaan
dan dapat mengobati diabetes.
b) Vitamin C
Vitamin C paling banyak terdapat pada buah jeruk dan jeruk
nipis yang memilik sifat phytonutrisi sebagai sumber yang baik dalam
penyediaan vitamin C. Kandungan vitamin C pada jeruk nipis sering
dimanfaatkan untuk mengatasi demam, flu, batuk dan membantu
penyembuhan gingiva. Asam askorbat terkandung dalam vitamin C
yaitu berfungsi memperbaiki membran sel yang rusak dan mencegah
peradangan, infeksi telinga perbaikan jaringan lunak dan vitamin C
membantu proses penerapan karena vintamin C memfasilitasi
penyerapan zat besi dalam tubuh (Kurnia, 2014).
c) Kalsium
Jeruk nipis meningkatkan keasaman sistem pencernaan kondisi
ini membantu tubuh untuk mudah menyerap kalsium dari berbagai
makanan yang kita konsumsi termasuk jeruk nipis karena dapat
menurunkan berat badan tubuh kita. Kalsium yang banyak disimpan
didalam sel lemak dapat merangsang pembakaran lemak dalam tubuh
(Kurnia, 2014).
d) Vitamin A, E dan B
Pada jeruk nipis banyak terkandung didalamnya yaitu vitamin
A, E dan B. Vitamin A untuk penglihatan, vitamin e untuk antioksidan
yang dapat membantu melawan penyebab penyakit radikal bebas
25
F. Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah suatu alat atau instrumen untuk mengukur
transmisi atau absorben suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang.
Spektrofotometri ini menggunakan metode kurva baku dalam metode ini
dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
konsentrasi. Istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya
pengabsorbansian yang menyendiri pada suatu panjang gelombang tertentu.
(Day dan Underwood, 2002).
Spektrum Elektromagnetik adalah berbagai dalam laboratorium fisika
paling baik ditafsirkan dengan menggunakan gagasan bahwa cahaya
dirambatkan dalam bentuk gelombang transversal. Dengan pengukuran yang
tepat, gelombang-gelombang ini dapat dicirikan menurut panjang
gelombangnya, kecepatan, dan besar-besaran lain yang dapat digunakan
untuk memberikan gerakan gelombang apa saja. (Day dan Underwood,
2002).
Absorbansi sinar oleh larutan mengikuti hukum Beer dimana
hubungan antara konsentrasi spesies pengabsorbsi dan tingkat absorpsi
dirumuskan oleh Beer dalam tahun 1859. Dimana dinyatakan hukum Beer
yang berbunyi “ Serapan sebanding dengan tebal dan kosentrasi larutan “.
28
G. Kerangka Teori
Pangan
Tidak di Perbolehkan
Bahan Tambahan Pangan
Di Perbolehkan
Formalin
1. Serat
Jeruk Nipis
2. Vitamin C
3. Kalsium
4. Vitamin A, E, dan Pemeriksaan Kadar
B Formalin dengan
5. Asam Sitrat Spektrofotometri UV-Vis
6. Flavonolid
7. Limonoid HASIL