Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATALAKSANA KASUS

HEMODIALISIS (HD)

1 Pengertian Salah satu terapi pengganti ginjal dengan mengunakan


(Defenisi) prinsip difusi dan utrafiltrasi untuk mengeluarkan zat terlarut
yang tidak diinginkan
2 Tujuan Dialisis pasien gagal ginjal akut, acute on chronic renal
failuer, penyakit ginjal kronik tahap akhir

3 Indikasi 1. Akut
•Kelebihan cairan yang refrakter, hiperkalemi
(kalium plasma > 6.5 mEq/L) atau peningkatan
kadar kalium secara cepat, asidosis metabolik
(pH <7,35), asidosis refrakter, tanda – tanda
uremia (ureum darah > 200 mg dengan gejala
perikarditis neuropati atau perubahan status
mental), intoksikasi alkohol dan obat.
•Kegagalan terapi untuk mengontrol kelebihan
cairan
•Laju filtrasi glomerulus (LFG) < 10ml/menit
dengan gejala uremia atau malnustrisi
•LFG < 7 ml/menit walaupun tanpa gejala
2. Khusus
• Adanya komplikasi akut (edema paru,
hiperkalemia, asidosis metabolik berulang) pada
This website stores data such as pasien diabetik nefropati dapat dimulai lebih
cookies to enable essential site awal (LFG <15ml/menit)
functionality, as well as marketing,
• Penyakit ginjal akut stadium III
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.
44 1. Sulit didapatkan akses vasculer
2. Hemodinamik tidak stabil
Privacy Policy 3. Koagulopati
4. Alzheimer
Marketing 5. Demensia infark
Personalization 6. Sindrom hepatorenal

Analytics
7 7 S i ro s is h e p a ti s d e n gan ensefalopati
8 8. K e g a n a s a n l a nj u t

Save Accept All


5 Edukasi Edukasi pasien dan keluarga disertai penjelasan mengenai
mekanisme hemodialisis edukasi nutrisi, perjalanan alamiah
penyakitnya dan resiko yang akan timbul di kemudian hari.
6 Nutrisi 1. Pola makanan disarankan : makan – makanan tinggi
protein, rendah garam, rendah kalium, rendah fosfor
dan edukasi mengenai cairan yang boleh diminum.
• Protein 1,2 gram/kg berat badan/hari,

k<a30rb

%ohtiodtraaltd3e5ngkkaanl/
lkegmbaek rjaetnubhad10a%n./hari, lemak
• Jika urine output >1 liter/hari natrium dibatasi 2
gram/hari (8 mEq/hari) dengan penambahan
berat badan < 5 % dari berat kering. Kalium 4
gram/hari (100 meq/hari), kalsium 1 gram/hari,
fosfor 0,6 -1,2 gram/hari
• Vitamin : dapat terjadi defisiensi vitamin larut air
pada pasien hemodialisis.
• Vitamin C dapat diberikan 60-100 mg/hari.
• Vitamin A hampir selalu meningkat pada
pasien dialisis karena meningkatnya
protein pengikat retinol dan menurunnya
katabolisme pada ginjal. Kelebihannya
tidak dapat dibuang dengan dialisis
sehingga dapat meningkatkan resiko
hipervitaminosis.
• Vitamin D diberikan sebagai suplemen jika
terjadi hiperparatiroidisme sekunder dan
dosisnya disesuaikan dengan menurunnya
hormon paratiroid.
• Vitamin E dapat meningkatkan usia sel
darah merah
• Vitamin K dapat diberikan 7,5 mg/minggu
jika dicurigai ada defisiensi karena
penggunaan antibiotik yang menekan
vitamin K
• Garam dan natrium : konsumsi sedikit garam
This website stores data such as untuk mengontrol tekanan darah dan
cookies to enable essential site mengurangi penambahan berat badan selama
functionality, as well as marketing, sesi hemodialisis. Menghindari garam yang
personalization, and analytics. You mengandung kalium
may change your settings at any time • Daging atau protein : makan makanan tinggi
or accept the default settings. protein seperti daging, ikan, telur untuk menjaga
kadar protein dalam plasma. Kandungan protein
sekitar 8-10 ons per hari. Hindari makanan
Privacy Policy
berbahan kacang karena mengandung tinggi
Marketing kalium dan fosfor.
Sereal dan roti : sumber kalori dapat dikonsumsi
Personalization

secara bebas. Hindari makanan dari gandum


Analytics atau yang berserat tinggi karena mengandung
fosfor.
Save Accept All Susu dan yogurt atau keju: dibatasi karena
mengandung tinggi fosfor. Konsumsi setiap hari
maksimal setengah cangkir susu atau yogurt dan
satu ons keju.
• Makanan rendah fosfat : butter dan margarine,
cream cheese, heavy cream, ricotta cheese,
non-dairy whipped topping.
• Jus dan buah : semua bahan mengandung
kalium yang sebaiknya dibatasi atau ditandai

sJeupmelarthi jyearunkg, dkiiwpei,


rbkiosmleihs,kapnisasantgu,
bmuealhonk,epcirluanteasu. empat ons jus. Buah
yang selalu dihindari yaitu belimbing. Buah
yang dianjurkan yaitu apel (1 buah), beri (1/2
cangkir), ceri (10 buah), anggur (15 biji), pir (1
buah), nanas (1/2 Cangkir), plum (1-
2 buah), semangka (1 potongan), koktail (1/2
cangkir), tangerine(1)
• Sayur – sayuran : semua sayuran mengandung
kalium. Sayuran yang direkomendasikan : brokoli,
kol, wartel, kembang kol, seledri, bawang, lada,
ketimun, bawang merah, tepung, buncis, daun
selada, labu kuning.
2. Nutrisi untuk gagal ginjal kronik (CKD) stadium V
pada hemodialisis : energi 35 kkal/kg/hari, protein 1-1.2
gram/kg/hari, karbohidrat 55-60 % dari total kalori, lemak
30% total kalori, air (jumlah urine 24 jam + 500 ml).
Pembatasan garam 3-5 gram/hari, kalium 1000 mg/hari,
fosfat 17 mg/hari. Pembatasan kalium jika ada
hiperkalemia.

7 Perencanaan Dosis HD yang di resepkan :


program 1. Tentukan tinggi badan (TB) dan berat badan (BB)
Hemodialisis untuk mengukur volume (V)
2. Tentukan volume (V) yang mengacu pada
normogram
3. Tentukan klirens urea dan dialiser yang dipakai
sesuai dengan laju aliran darah (Qb). Lihat
petunjuk pada

4. kLaemasdainaldisiisaylizaenrg diinginkan dalam jam


This website stores data such as (t):
cookies to enable essential site • Target kt/v yang ideal adalah 1,2 untuk HD 3x
functionality, as well as marketing, seminggu selama 4 jam sehari dan 1,8 untuk
personalization, and analytics. You
HD 2x seminggu selama 4- jam sehari
may change your settings at any time
or accept the default settings.
• Kt/v = 1,2 (untuk HD 3x seminggu)
5. Dosis HD yang sebenarnya (ditentukan setelah
hemodialisis)
Privacy Policy Kt/v = in (R-0.008 t) + (4-3,SR)x [ (BB predialisis

– BB pasca dialisis )/BB pasca dialisis]


Ket :
Analytics
Marketing

Personalization Save Accept All


• I dialisis (Dalam jam)
n 6. Adekuasi dialisis ukur dengan menghitung URR (urea
: reduction ratio)
l
a
g
o
ri
t
m
a
n
a
t
u
r
a
l
• R

u
r
e
u
m

p
a
s
c
a

d
i
a
l
i
s
i
s
/
u
r
e
u
m

p
r
e

d
i
a
l
i
s
i
s
• t:
l
a
m
a
Pada HD 2 kali seminggu, dialisis dianggap

cukup bila URR > 80% atau URR 65 % untuk


HD 3x seminggu selama 4 jam sehari.
URR = 100 x [ 1-(C1/C2) ]

Ket : C1 adalah urea post HD, C2 adalah


urea pre HD
7. Frekuensi pengukuran HD sebaiknya dilakukan

sbeuclaanra. berkala (idealnya 1x tiap bulan) minimal setiap 6


8. Metode pengambillan sampel :
Pengambilan sampel ureum hasil dilakukan

secara berkala (idealnya 1x tiap bulan)


minimal setiap 6 bulan.
Sampel darah pre HD diambil dari arteri

sebelum HD tanpa kontaminasi


garam/heparin, untuk mengukur keabsahan
dosis dialisis
Sample darah post HD diambil dari arteri 2

menit setelah Qb diturunkan menjadi 50


ml/menit pada sesi pertama, untuk
menghindari resirkulasi.
9. Durasi HD
Ditentukan berdasarkan kebutuhan individu .

Setiap HD dilakukan 5 jam dengan frekuensi


2x per minggu, idealnya 10-15 jam per


minggu
10. Akses vascular HD
Akses vascular sementara : kateter lumen

ganda pada vena jugularis intra sebagai


pilihan utama atau kateter lumen ganda
pada vena subklavia atau vena femoralis.
Akses
• vascular permanen : fistula
arteriovenosa atau graft arteriovenosa.
11. Teknik kanulasi akses vascular
• Kanulasi langsung ke pembuluh darah vena
dengan akses vascular permanen (fistula
arteriovenosa atau graft arteriovenosa).
•Kanulasi dengan kateter ganda yang
This website stores data such as dipasang pada vena jugularis interna atau
cookies to enable essential site subklavia.
functionality, as well as marketing, 12. Pemberian antikogulasi
personalization, and analytics. You
Antikoagulasi rutin : untuk pasien stabil pada
may change your settings at any time

or accept the default settings. tanpa resiko pendarahan. Heparin dosis awal
bolus 2000 unit, tunggu 3-5 menit baru
lanjutkan dialisis. Dilanjutkan dengan infus
Privacy Policy heparin dengan kecepatan 1000 U/jam
secara kontinue (dengan pompa). Lalu
Marketing
lakukan penilaian koagulasi.
Personalization •Antikoagulasi pada resiko pendarahan :
Analytics heparinisasi minimal atau dialisis bebas
heparin.
Save Accept All
8 Tata laksana Alat dan bahan
persiapan 1. Mesin dialisis
sebelum 2. Cairan dialisat
hemodialisis 3. Acid dan bikarbonat
4. Av fistula
5. Bloodline
6. Spuit
7. Nald
8. Heparin
9. Pengalas
10. Bengkok
11. Kasa
12. Kapas

Pre – dialisis
1. Persiapkan mesin dialisis
2. Pengukuran berat badan, suhu, tekanan darah saat
berdiri dan posisi duduk
3. Persiapkan akses vascular dan berikan anastesi lokal
pada lokasi tersebut. Jika pasien sudah
mempunyai fistula (modifikasi operasi pada vena
lengan yang
berguna sebagai akses vascular pada dialisis,
membutuhkan waktu 5 -15 minggu sebelum dapat
digunakan).
4. Hubungkan akses vascular keselang mesin
5. Pemeriksaan yang perlu dilakukan sebelum HD
disarankan sebelum pertengahan minggu sesi HD :
• Hemoglobin pemantauan setiap 2-4 minggu
selama terapi koreksi
• Kalsium total serum
• Fosfat serum
• Kadar bikarbonat serum
• Status besi dalam serum dikatakan cukup jika
feritin serum > 200 µg/L dan saturasi
transferin
This website stores data such as
cookies to enable essential site >20 %. Pemantauan saturasi transferin
functionality, as well as marketing, dilakukan setiap bulan selama koreksi besi
personalization, and analytics. You dan 3 bulan sekali bila koreksi besi telah
may change your settings at any time selesai. Pemeriksaan HbsAg (hepatitis B
or accept the default settings. surface antigen), anti – HBc (total) (antibody
to hepatitis B core Antigen), anti HBs
(antibody to hepatitis B surface antigen). Anti
Privacy Policy
– HVC (antibody to hepatits C virus), ALT
Marketing (alanine aminotransferase), dilakukan pada
9 Tata Laksana setiap pasien yang melakukan HD.
Personalizaptioron sedur
Prosedur tindakan HD:
1. Mesin hemodialisis sedang dijalankan
Analytics 2. Setiap jam dilakukan pengukuran tekanan darah
tindakan HD
untuk mengetahui adanya hipotensi akibat
Save Accept All
pengeluaran cairan pada saat dilakukan HD.
Pehatikan tanda – tanda hipotensi seperti mual,
bergetar, sakit kepala, keram, berkeringat dingin,
penurunan kesadaran.
3. Jika ditemukan hipotensi, posisikan pasien pada
trendelenburg position untuk sementara waktu.

Prosedur pasca tindakan :


1. Jika HD sudah selesai, cabut selang dari akses
vasculer dan tutup dengan pelaster selama 1 jam
lakukan penekanan untuk menghentikan
pendarahan
2. Lakukan pengukuran tekanan darah pada posisi
duduk dan berdiri, penimbangan berat badan dan
suhu
3. Pastikan kondisi pasien sudah stabil untuk pulang,
pasien dapat berdiri sendiri
4. Pemeriksaan ulang DPL, ureum, kreatinin, analisa
gas darah, elektrolit.

Prosedur pasca dialisis wash out:


1. Setelah dilakukan HD pasien akan mengalami
keluhan.
2. Pasien merasa lemah, lelah, kaku dipersendian, sakit
diseluruh tubuh dan keluhan menyerupai flu-like
symptoms. Keluhan tersebut dapat dirasakan
setelah HD dan berlangsung selama 30 menit – 14
jam.
3. Anjurkan pasien untuk istirahat dan makan makanan
ringan akan meringankan gejala sampai hilang
sendiri.

10 Komplikasi Sindrom disequilibrium



Merupakan komplikasi dari hemodialisis yang
jarang terjadi tetapi cukup serius yaitu kumpulan
gejala neurologik dan sistemik yang ditandai
This website stores data such as dengan adanya gambaran
cookies to enable essential site
electroencephalographic yang khas yang terjadi
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You selama atau setelah hemodialisis.
may change your settings at any time • Manifestasi klinis bervariasi dari mual, muntah,
or accept the default settings. rasa lelah, sakit kepala, kejang, koma.
• Penyebab pasti belum diketahui, diperkirakan
karena peningkatan cairan dalam otak secara
Privacy Policy tiba – tiba dan perubahan derajat keasaman
Marketing (pH) cairan serebrospinal (CSF)
• Tindakan pencegahan :
Personalization 1. Hemodialisis akut : dilakukan tidak secara
Analytics agresif, penurunan area nitrogen plasma
maksimal 30%, tidak menggunakan cairan
Save Accept All
dialisis yang rendah natrium (lebih rendah dari
kadar natrium plasma) karena dapat
menyebabkan edema otak. Pada pasien
yang hipernatremia jangan mengoreksi
natrium plasma dan uremia pada saat
bersamaan. Pada kasus hipernatremia
hemodialisis aman dilakukan dengan

m e n g gun ak a n c ir an d i
na t riu m m e n de kat i nat ri u
a lisis y a n g ka d a r mengoreksi
m p la s m a, d a n
kadar natrium plasma setelah hemodialisis
secara perlahan dengan memberikan cairan
glukosa 5% atau glukosa 5% dalam saline
0,45%
2. Hemodialisis kronik : menggunakan cairan
dialisis yang mengandung natrium minimal
140 mEq/L atau glukosa 200 mg/dl
• Penatalaksanaan sindrom :
1. Disequilibrium ringan : simptomatik. Jika
terjadi pada pasien uremia secara akut
selama hemodialisis, aliran darah harus
diperlambat untuk mengurangi penimbunan
zat terlarut
dan perubahan pH dan mempercepat waktu
dialisis dari yang direncanakan. NaCl
hipertonik atau glukosa dapat diberikan
untuk mengobati keram otot.
2. Disequilibrium berat : hemodialisis harus
dihentikan jika terjadi kejang atau koma.
Penatalaksanaan kejang pada umumnya,
sedangkan penanganan koma secara
suportif, mempertahankan jalan nafas dan
ventilasi jika diperlukan. Pemberian manitol
intravena dapat dipertimbangkan. Koma
akan membaik dalam 24 jam.

11 Pemeriksaan 1. Setiap pasien baru


Jangka Panjang •
Darah perifer
Save Accept All

This website stores data such as


cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics
• Elektrolit darah
• HbsAg
• Anti HCV
• Anti HIV
• Rontgen dada
• EKG
• USG
2. Bila tidak ada
indikasi kasus,
maka dilakukan
pemerikksaan sesuai jadwal
berikut:
• Setiap 1 bulan :
darah lengkap,
ureum (pre HD),
ureum (post HD)
• Setiap 3 bulan :
elektrolit darah
(Na, K,Ca, P), SI,
TIBC, Feritin
Setiap 6 bulan :
HbsAg, anti HCV,

Anti HIV,
electrokardiografi
3. Pemeriksaan khusus :
•PTH (kalau ada indikasi)
•Radiologik
•Densitometer tulang
•BIA
4. Anti – HBs dan anti HBc positif: tidak diperlukan
pemeriksaan tambahan.

12 Lama Tindakan • Pasien pertama kali HD dianjurkan 2-3 jam, dihari


kedua 3-4 jam (kalau kondisi memungkinkan HD
dikelang satu hari, kemudian hari ketiga HD
mengikuti jadwal HD 2 kali seminggu atau 3 kali
seminggu.

Setiap HD dilakukan 5 jam dengan frekuensi 2x
per minggu dan 4 jam frekuensi 3 kali seminggu.
Idealnya 10 - 15 jam per minggu.

13 Komplikasi • Hipotensi

Hipertensi

Muscle cramp

Restless legs syndrome

Mual muntah

Sakit kepala

Gatal

Nyeri dada dan punggung

Demam

Mengigil

Reaksi dialisis

Aritmia

Tamponade jantung

Kejang

Hemolisis

Emboli udara

14 Unit Yang 1. Unit Hemodialisis


Menangani
15 Unit Terkait 1. Unit Bedah
2. Unit Radiologi
3. Unit Laboratorium
4. Unit Perawatan Intensif
This website stores data such as
cookies to enable essential site
5. Unit Keperawatan
functionality, a s w e l l as m a r ke t in g,
1 6 K e p us t a k a a n Alwi Idrus, simon salim, dkk. Prosedur dibidang
penyakit
personalization, and analytics. You
dalam panduan praktik klinis. Pehimpunan Dokter Penyakit
may change your settings at any time
or accept the default settings. Dalam Indonesia. 2015

Privacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics

Save Accept All


PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATALAKSANA KASUS

KATETER LUMEN GANDA/DOUBLE LUMEN (DL)

This website 11stores data such as Adalah kebutuhan akses vascular pada pasien gagal ginjal
cookies to enable essential site
dapat bersifat sementara atau permanen. Kebutuhan akses
functionality, PPeennggeerrttiiaann
as well as marketing,
personalization, and analytics. You ascular sementara divariasi mulai dari beberapa jam (single
((DDeeffeenniissii)
may change your settings at any time dialysis, misalnya pada gangguan ginjal akut) sampai bulan
)
or accept the default settings. apabila pasien direncanakan untuk mendapatkan
v
emodialisis rutin namun akses vascular permanen seperti
v
stula arteriovenosa belum terpasang atau belum matur).
Privacy Policy ebagai akses vascular sementara/temporer yang
(
Marketing ( akan digunakan dalam tindakan
hemodialisis sebelum akses ascular
Personalization
h
permanen (fistula arteriovenosa atau graft
h
Analytics arteriovenosa)
ffi tersedia.
i n d a k a n s e g era/temporer pada pasien
Save 22 Accept All
TTuujjuuaann m a u p u n kr o n ik
hemodialisis akut
1. Inflamasi pada kulit tempat penusukan
2. Trombositopenia berat atau gangguan koagulasi,
misalnya dalam terapi antikoagulan
3. Kelainan anatomis, misalnya struma, tumor di daerah
leher, emfsema paru berat dan bekasoperasi pada
lokasi penusukan.

5 Tipe kateter 1. Akses vascular sementara yaitu didapat melalui


lumen ganda insersi kateter lumen ganda secara perkutaneus
kedalam vena besar seperti jugularis interna sebagai
pilihan utama, subklavia sebaliknya atau femoralis
2. Akses vascular permanen dapat digunakan berulang
–ulang dari bulanan hingga tahunan.
6 Bentuk kateter 1. Kateter sementara : (non- tunel, non-cuff) sebagian
lumen ganda besar terbuat dari bahan polyurethane, yang kaku
pada suhu ruangan untuk memudahkan insersi
namun akan menjadi lembut pada suhu tubuh untuk
meminimalkan trauma pada pembuluh darah.
2. Kateter jangka panjang (kateter tunel dengan
cuff)terutama dibuat dari silikon dan silikon
elastomer yang fleksibel sehingga memerlukan stylet
atau sheat untuk insersinya.

7 Persiapan 1. Ijin tindakan medik tertulis


pasien 2. Tanyakan :
• Riwayat penyakii sekarang
• Konsumsi obat antiplatelet atau antikoagulan
• Riwayat alergi

8 Persiapan 1. Bahan dan alat :


bahan dan • Surgical gown
alat • Sarung tangan steril
• Masker
• Dressing steril
• Heparin
• Gentamisin 80 mg

Lidokain
• Cairan desinfektan (chlorhexidin 2% atau povidon
iodin)
This website stores data such as • Alkohol 70%
cookies to enable essential site • NaCL 0,9 %
functionality, as well as marketing,
• Spuit 10 cc
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time • Set hecting
or accept the default settings. • USG
• Alat monitor tanda vital dengan EKG
• Tabung oksigen portebel
Privacy Policy 2. Standar set kateter non – cuff
• Double lumen catheter
Marketing
• Introducer needle
Personalization • Guide wire
Analytics Dilator 10-12 Fr

• Lock-syringe 5 mL
Save Accept All • Saclpel No. 11
3. Standar set kateter non – cuff
• Tunel –cuff catheter
• Introducer needle
• Guide wire
• Dilator 10-12 Fr
• Pull – apart sheat/dilator 16 Fr
• Tunelling stylet 23 cm

Lock – syringe 5 mL
• Scalpel No. 11
• Klem arteri

9 Tata Laksana 1. Tindakan asepsis dan antisepsis


tindakan 2. Insersi kateter dilakukan pada kondisi aseptik
dimana operator memakai masker, baju operasi dan
sarung tangan
3. Untuk insersi pada vena jugularis atau subklavia,
pasien berada dalam posisi tredelenburg, dengan
kepala menoleh ke arah yang berlawanan dari lokasi
insersi. Handuk atau bantal dapat diletakkan di
bawah bahu. Untuk insersi femoral, pasien dalam
posisi supine.

4. Lpookvaidsioinnese–rsiiodianne
daarena adlkiosehkoitlarnya dengan larutan
5. Tentukan lokasi insersi kateter. Lokasi yang optimal
adalah di vena jugularis interna kanan. Pilihan lainnya
adalah vena subklavia, vena femoralis secara
berurutan
6. Insersi dilakukan dengan guiding USG
7. Probe USG dibungkus dengan penutup steril
8. Arahkan probe sejajar dengan long axis dari
pembuluh darah, dan penusukan jarum dilakukan
pada ujung atau short axis dari probe. Vena akan
kolaps dengan penekanan dari probe, tetapi arteri
tidak
9. Untuk kanulasi vena jugularis interna kanan, probe

diletakkan
pertemuan sejajar dan diatas
antara sternum danklavikulla,
kaput os melintasi
klavikula
This website stores data such as dari
cookies to enable essential site muskulus strenokleidomastoideus. Hindari insersi
functionality, as well as marketing, melewati otot karena akan membuat tidak menjadi
personalization, and analytics. You
nyaman.
may change your settings at any time
or accept the default settings. 10. Anestesi lokal pada lokasi insersi
11. Isi introducer needle dengan cairan Nacl 0,9%
sehingga tidak ada udara didalamnya.
Privacy Policy 12. Syringe disambungkan dengan introducer needle
sehinggga guide wire dapat masuk
Marketing
13. Penusukan dilakukan dengan jarum 18-21 G.
Personalization Dengan melihat secara langsung pada monitor USG,
vena akan tampak tertekan sebelum jarum masuk ke
Analytics
dinding anterior vena. Lakukan aspirasi untuk
Save Accept All memastikan jarum sudah berada di dalam vena.
Kemudian masukkan guide wire melalui lubang
jarum.
14. Tahan guide wire pada posisinya, tarik jarum.
15. Teknik insersi kateter non-cuff :
• Lakukan insisi kecil pada kulit diatas exite site
• Masukkan dilator melalui ujung guide wire untuk
melebarkan jaringan subkutan
• Tarik dilator meninggalkan guidewire.
• Secara bertahap masukkan dilator dengan
diameter yang lebih besar

Sebelum insersilarutan
lumen dengan doubleheparin
lumen kateter , isi setiap
atau normal salin,
lalu klem lumen arteri (merah). Lumen untuk vena
(biru) tidak diklem sampai guidewire ditarik
• Masukkan guidewire ke lumen vena dari kateter
sebelum insersi. Klem vena harus berada dalam
posisi terbuka agar kateter dapat melewati
guidewire sampai ke dalam vena
• Insersi double lumen catheter dilakukan melalui
ujung guidewire
• Tarik guidewire dan tutup klem vena
• Pastikan lumen vena(biru) berada diarah kranial
(dekat kepala). Hal ini untuk mencegah terjadinya
insufisiensi arterial dari kateter selama dialisis.
Untuk
hasil yang optimal ujung kateter sebaiknya
berada dibagian bawah vena kava superior.
16. Teknik insersi kateter tunnel-cuff :
• Tentukan posisi/arah tunel dengan melakukan
penekanan pada arkus kosta untuk mencapai
jarak kurang lebih 5 – 6 cm kearah distal dari lokasi
venotomi.
• Tanda exit-site. Cuff akan berada minimal 2cm di
proksimal dari exit-site. Ukur jarak kateter dari
posisi cuff ke lokasi insersi/venotomi kemudian
kebawah menyusuri midline sampai ke ruangan
interkostal 3 yang memproyeksikan lokasi atrium
kanan
• Membuat tunel di bawah kulit. Lakukan anestasi
lokal pada exit-site kemudian menyusuri subkutan
This website stores data such as sampai ke lokasi insersi/venotomi.
cookies to enable essential site • Insisi kulit pada exit-site menggunakan scalpel
functionality, as well as marketing, dengan ukuran 0,5-1 cm.
personalization, and analytics. You • Lakukan dilatasi jaringan subkutan secara tumpul
may change your settings at any time dengan menggunakan klem arteri untuk
or accept the default settings. mempermudah pembuatan tunel, stylet dapat
dibengkokkan. Pastikan guidewire tetap pada
posisinya saat pembuatan tunel. Masukkan stylet
Privacy Policy
ke bawah kulit diikuti oleh tunel kateter kearah
Marketing lokasi venotomi. Tarik cuff sampai berada
minimal 2 cm dari lokasi exit-site
Personalization
• Lepaskan stylet dari kateter
Analytics • Kemudian masukkan dilator melalui ujung
guidewire dan insersi ke dalam vena dengan
gerakan berputar secara perlahan. Tahan
Save Accept All
guidewire tetap pada posisinya tarik dilator setelah
dilatasi dilakukan.
• Masukkan pull-apart sheat/dilator ujung
guidewire dengan insersi ke dalam vena dengan
mengerakkan berputar secara perlahan. Lalu
tarik dilator dari sheath secara perlahan,
kemudian pencet sheath sambil pasien
diminta untuk
melakukan manuver
resiko emboli udara. valsava untuk meminimalkan
• Segera masukkan tip kateter kedalam sheath. Saat
kateter telah berada didalam sheath, robek heath
sedikit demi sedikit sambil mendorong sisa
kateter masuk ke dalam vena
17. Tes fungsi kateter dengan melakukan aspirasi pada
lumen arteri dan vena. Berikan bolus cairan NaCl 0,9% 3 – 5
cc pada setiap lumen agar tidak tersisa darah didalam
lumen. Kemudian berikan heparin lock. Bila dirasa perlu,
dapat diberikan antibiotik lock dengan gentamisin.
18. Tutup ujung lumen dengan cap yang telah ada
19. Lakukan penjahitan pada kateter dan ditutup dengan
dressing steril
20. Rontgen toraks untuk memastikan posisi dan ujung
kateter. Ujung kateter pada insersi di vea jugularis dan
subklavia sebaiknya berada di atas pertemuan antara vena
kava superior dan atrium kanan
10 Paska
tindakan 1. Monitor tanda – tanda vital serta pendarahan
2. Tindakan hemodialisis dapat digunakan segera
setelah kateter lumen ganda berhasil dipasang

11 Komplikasi 1. Komplikasi segera


• Tertusuknya arteri
• Pneumotoraks
• Hemotoraks
• Aritmia
• Emboli udpara
• Perforasi vena atau ruang jantung
• Tomponade perikardial
This website stores data such as • Perdarahan
cookies to enable essential site 2. Komplikasi lambat
functionality, as well as marketing,
• Trombosis
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time • Infeksi
or accept the default settings. • Struktur pembuluh darah
• Fistula arteriovenosa
3. Kerusakan pada struktur disekitarnya
Privacy Policy • Pleksus brakialis
Trakea
Marketing

• Nervus laringeus rekuen


Personalization

Analyt1i
Lama 20 - 60 menit
c2s tindakan
Save Accept All
13Unit yang Unit Rawat Jalan (Poli Ginjal – Hipertensi)
menangani Unit Bedah

14Unit terkait Unit HD


Unit Rawat Inap
Unit Pelayanan Intensif
Unit Gawat Darurat
Unit Farmasi

15Kepustakaan Alwi Idrus,simon salim, dkk. Prosedur dibidang penyakit


dalam panduan praktik klinis. Pehimpunan Dokter Penyakit Dalam Indonesia. 2015.

This website stores data such as


cookies to enable essential site
functionality, as well as marketing,
personalization, and analytics. You
may change your settings at any time
or accept the default settings.

Privacy Policy

Marketing

Personalization
Analytics

Save Accept All

Anda mungkin juga menyukai