Anda di halaman 1dari 34

TUGAS KELOMPOK MAKALAH

PEMBELAJARAN INOVATIF
(ABKC 5608)
“Kelainan Metabolisme Karbohidrat”

Dosen Pengampu :
Yudha Irhasyuarna, M.Pd
Prof. Arif Sholahuddin, M.Pd

Oleh :
Kelompok 11
Adikka Qia Fitria Solikah (1810129220020)
Nadia (1810129220026)
Nadiatul Hafidah (1710129320007)
Siti Zubaidah (1810129220014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MEI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa yang telah mencurahkan
hidayah dan pertolonganNya sehingga penyusun berhasil menyusun makalah
kelompok mengenai Kelainan Metabolisme Karbohidrat
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok 10
Mata Kuliah Pembelajaran Inovatif , dosen Pengampu Mata Kuliah, serta teman-
teman sekalian yang telah mendukung dan menginspirasi penyusun dalam
menyelsaikan makalah ini sebagai tugas dari Mata Kuliah Metabolisme.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa isi dari
makalah ini terdapat kekurangan, untuk itu penyusun memohon saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi yang ingin menjadikan referensi
pengetahuan.

Banjarmasin, Mei 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Diabetes Melistus ......................................................................................... 3

B. Galaktosemia .............................................................................................. 10

C. Sindrom McArdle....................................................................................... 15

BAB III PENUTUP............................................................................................... 26

A. Kesimpulan ................................................................................................ 26

B. Saran........................................................................................................... 26

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Jalur Eksogen ........................................................................................ 7


Gambar 2 Struktur KimiaLaktosa, Glukosa, dan Galaktosa ................................. 12
Gambar 3 Struktur Kimia Gugus Orientasi Hidrogen dan Hidroksil ................... 12

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Ciri umum Diabetes Mellitus Tipe 2.......................................................... 6


Tabel 2. Definisi Enzim pada Galaktosa ............................................................... 10
Tabel 3 Macam nama Penyakit McArdle.............................................................. 16
Tabel 4 Aktivitas menyebabkan lelah otot ............................................................ 19
Tabel 5 Metode Untuk Mendiagnosis McArdle.................................................... 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul
karbon, hydrogen dan oksigen. Karbohidrat adalah komponen dalam
makanan yang merupakan sumber energi yang utama bagi organisme
hidup. Karbohidrat juga berguna untuk menjalankan berbagai fungsinya
yaitu bernafas, kontraksi jantung, dan juga otot-otot, serta juga untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari.
Metabolisme memiliki pengertian yang luas yang pada prinsipnya
dapat diartikan sebagai semua reaksi kimia atau perubahan kimia yang
terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Metabolisme yang terjadi dalam
tubuh makhluk hidup akan melibatkan berbagai reaksi kimia yang saling
berkaitan satu dengan yang lain dan saling menunjang.
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami berbagai
proses hidrolisis, baik dalam mulut, lambung maupun usus. Hasil akhir
proses pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa, fruktosa, galaktosa dan
manosa serta monosakarida lainnya. Senyawa ini kemudian diabsorbsi
melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah. Dalam sel-sel tubuh
karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang memilki
peranan penting bagi tubuh kita.
Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh yang mempengaruhi
kesehatan. Karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan
tempat untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa yang terdapat
pada lambung, usus halus, hati, dan pankreas, dan salah satu peranan
penting metabolisme karbohidrat adalah untuk memenuhi kebutuhan
energi makhluk hidup. Namun, ternyata kelebihan ataupun kekurangan
karbohidrat mengganggu metabolisme karbohidrat itu sendiri juga dapat
menyebabkan kelainan pada tubuh dimana kelainan ini disebut juga
dengan kelainan metabolism karbohidrat. Kelainan metabolism

1
karbohidrat ini perlu ditangani sebelum menjadi awal penyakit lainnya
untuk terus berdatangan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka di dapatkan rumusan masalah,
yaitu sebagai berikut.
1. Penyakit apa yang ditimbulkan oleh kelainan metabolism karbohidrat?
2. Bagaimana cara penyakit tersebut bekerja di dalam tubuh
3. Bagaimana kelainan metabolisme Karbohidrat terjadi?

C. Tujuan Penulisan
Berdasaran rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan yaitu sebagai
berikut.
1. Mengetahui penyakit apa saja yang ditimbulkan oleh kelainan
metabolism karbohidrat.
2. Cara penyakit

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Diabetes Melistus
1. Definisi
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai
dengan tingginya kadar glukosa darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi
fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans
kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin (WHO, 2005) .
Gangguan metabolisme glukosa disebabkan oleh kekurangan olek
kekurangan hormon insulin sehingga glukosa tidak dapat diproses oleh
tubuh yang menimbulkan meningkatnya kadar glukosa dalam darah
(Soedarto,2003)
Berdasarkan Standards of Medical Care in Diabetes 2010 (dalam
American Diabetes Association, 2010) kriteria dan monitoring untuk
Diabetes tersebut sebagai berikut :
a. HbA1C > 6,5 %.
b. Glukosa Darah Puasa> 126 mg/dL (7mmol/L), puasa didefinisikan
tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam.
c. 2 jam glukosa plasma ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT
dengan asupan glukosa sebanding dengan 75 glukosa anhydrous
yang dilarutkan.
d. Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia
dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L).

3
2. Klasifikasi
WHO (World Health Organization) membagi DM dibagi menjadi
beberapa bagian sebagai berikut :
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik
insulintidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin.
Akibatnya,insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Glukosa
menjadi menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat
diangkut ke dalam sel. Diabetes tipe I biasanya adalah penyakit
otoimun, yaitu penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem imun
atau kekebalan tubuh si pasien dan mengakibatkan rusaknya sel
pancreas (Tandara H, 2008).
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
Pada diabetes tipe 2, pankreas masih bisa membuat insulin,
tetapi kualitas insulinnya buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik
sebagai kunci untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Akibatnya,
glukosa dalam darah meningkat. Kemungkinan lain terjadinya
diabetes tipe 2 adalah bahwa sel -sel jaringan tubuh dan otot si
pasien tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin (dinamakan
resistensi insulin atau insulin resistance) sehingga glukosa tidak
dapat masuk ke dalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran
darah (Tandara H, 2008).

c. Diabetes Mellitus Tipe Lain


Ada pula diabetes yang tidak termasuk dalam kelompok
diatas,yaitu diabetes sekunder atau akibat dari penyakit lain,
yangmengganggu produksi insulin atau mempengaruhi kerja insulin.
Penyebab diabetes semacam ini adalah :
1) Radang pankreas (pankraetitis).
2) Gangguan kelenjar adrenal atau hipofisis.
3) Penggunaan hormon kortikosteroid.

4
4) Pemakaian beberapa obat antihipertensi atau antikolesterol.
5) Malnutrisi.
6) Infeksi.

d. Diabetes Mellitus pada Kehamilan = Gestational DM


Diabetes yang muncul hanya pada saat hamil disebut diabetes
tipe gestasi atau gestational diabetes.vKeadaan ini terjadi karena
pembentukan beberapa hormon pada ibu hamil yang menyebabkan
resistensi insulin.vDiabetes semacam ini terjadi pada 2-5 %
kehamilan.Keadaan ini baru diketahui setelah kehamilan bulan
keempat ke atas, kebanyakan pada trimester ketiga (tiga bulan
terakhir kehamilan).Setelah persalinan, pada umumnya glukosa
darah akan kembali normal. Meski begitu, terdapat sejumlah kasus
yang tidak terkendali sehingga Diabetes mellitus dapat berkembang
lebih lanjut pasca melahirkan (Tandara H, 2008).

3. Diabetes Tipe 2
a. Definisi Diabetes Mellitus Tipe 2
Dalam DM Tipe 2, pankreas dapat menghasilkan cukup jumlah
insulin untuk metabolisme glukosa,tetapi tubuh tidak mampu untuk
memanfaatkan secara efisien. Seiring waktu, penurunan produksi
insulin dan kadar glukosa darah meningkat. Diabetes mellitus
sebelumnya dikatakan diabetes tidak tergantung insulin(Suryadi
R.M, 2007).

b. Etiologi Diabetes Mellitus Tipe 2


Diabetes Mellitus tipe 2(DM tipe 2) adalah diabetes yang
dikarenakan adanya kelainan sekresi insulin yang progresif dan
adanya resistensi insulin.Pada pasien- pasien dengan DM tipe 2,
penyakitnya mempunyai pola familial yang kuat.DM tipe 2 ditandai

5
dengan adanya kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin. Awalnya kelihatan terdapat resistensi dari sel-sel sasaran
terhadap kerja insulin.Insulin mula-mula terikat pada reseptor-
reseptor permukaan sel tertentu,kemudian terjadi reaksi intraselular
yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel.
Pasien dengan DM tipe 2 terdapat kelainan dalam pengikatan insulin
dengan reseptor. Ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah
tempat reseptor yang responsive insulin pada
membranesel.Akibatnya, terjadi penggabungan abnormal antara
kompleks reseptor insulin dengan sistem transport glukosa. Kadar
glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama
dengan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi
insulin menurun, dan jumlah insulin yang beredar tidak lagi
memadai untuk mempertahankan euglikemia.Sekitar 80% pasien
DM tipe 2 mengalami obesitas.Obesitas berkaitan dengan resistensi
insulin, maka kemungkinan besar gangguan toleransi glukosa dan
Diabetes mellitus yang pada akhirnya terjadi pada pasien-pasien DM
tipe 2 merupakan akibat dari obesitasnya. Pengurangan berat badan
seringkali dikaitkan dengan perbaikan dalam sensitivitas insulin dan
pemilihan toleransi glukosa(Rakhmadany,dkk. 2010).

c. Gambaran Klinis
Adapun ciri-ciri umum penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 pada table
berikut.
Tabel 1 Ciri umum Diabetes Mellitus Tipe 2

Keterangan Kondisi
Lokus Genetik Tidak diketahui
Bentuk Tubuh Obesitas
Insulin Plasma Normal hingga tinggi
Glukagon plasma Tinggi resisten

6
Penyakit Akut Koma hyperosmolar
Terapi Insulin Responsif hingga resisten
Terapi sulfoniurea Responsif
Umur awitan >40 Tahun
Sumber: (Harrison, 2005)
4. Gambaran Klinis

Gambar 1. Jalur Eksogen

a. Jalur Eksogen

Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan


kolestrol. Trigliserida & kolesterol dalam usus halus akan diserap ke
dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserida akan diserap sebagai
asam lemak bebas sedangkan kolestrol, sebagai kolestrol. Di dalam
usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida,
sedangkan kolestrol mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester.
Keduanya bersama fosfolipid dan polipoprotein akan membentuk
partikel besar lipoprotein, yang disebut Kilomikron. Kilomikron ini
akan membawanya ke dalam aliran darah. Trigliserid dalam
kilomikron tadi mengalami penguraian oleh enzim lipoprotein lipase
yang berasal dari endotel sehingga terbentuk asam lemak bebas (free
fatty acid) dan kilomikron remnant (Adam,JMF, 2009).

7
b. Jalur Endogen
Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati
diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL.VLDL akan
mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang
juga menghidrolisis kilomikron menjadi IDL(Intermediate Density
Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati dan
mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu
LDL.LDL akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan mengalami
katabolisme.LDL ini bertugas menghantar kolesterol kedalam
tubuh.HDL berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis
kilomikron dibawah pengaruh enzim Lecithin Cholesterol Acyl
Transferase (LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami
perpindahan dari HDL kepada VLDL dan IDL sehingga dengan
demikian terjadi kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer
menuju hati.Aktifitas ini mungkin berperan sebagai sifat
antiterogenik(Adam,JMF, 2009).
1) Sumber Trigliserida pada Makanan

Kadar trigliserida plasma banyak dipengaruhi oleh kandungan


karbohidrat dari makanan dan kegemukan(Almatsier, S, 2004)
2) Metabolisme Trigliserida

Kebanyakan lemak makanan dalam bentuk tri acid gliserol.


Pencernaan lemak terjadi diusus kecil dan isi lemak direaksikan
dengan lipase karena lipase larut dalam air. Materi lipid diubah
menjadi globula-globula kecil yang teremulsi oleh garam
empedu. Lipid yang sudah tercerna terutama dalam bentuk larut
dalam air, membentuk asam lemak mono gliserida dan asam
empedu, kemudian diserap ke dalam sel mukosa inti. Setelah
masuk dalam mukosa intestinum, trigliserid disintesa kembali
dan dilapisi protein.Selanjutnya asam lemak berdifusi masuk dan

8
disintesa menjadi trigliserid.
3) Penyimpanan Trigliserida

Proses penyimpanan trigliserida ini dipengaruhi oleh enzim


lipoprotein lipase, yang diaktifkan oleh insulin yang dihasilkan
dari sel-sel beta pulau langerhans. Insulin akan memacu
pengubahan semua kelebihan glukosa ini menjadi asam lemak,
yang nantinya asam lemak dibentuk sebagai trigliserida dalam
bentuk lipoprotein densitas rendah, ditranspor dalam bentuk
lipoprotein melalui darah, ke jaringan adipose dan ditimbun
menjadi lemak(Guyton,A.C& Hall,E.J.2009).
4) Hidrolisis Trigliserida
Lemak yang telah disimpan dalam jaringan adiposa akan
digunakan dalam tubuh, biasanya untuk menghasilkan energi,
pertama-tama lemak harus ditranspor ke jaringan lain. Lemak
diangkut dalam bentuk asam lemak bebas.Keadaan ini dicapai
dengan hidrolisis trigliserida kembali menjadi asam lemak dan
gliserol. Ada 2 jenis rangsangan yang berperan penting dalam
meningkatkan hidrolisis ini, yaitu :
a) Bila persediaan glukosa pada sel lemak sangat rendah. Salah
satu hasil pemecahannya α-gliserofosfat, juga menjadi sangat
rendah. Zat inidibutuhkan untuk membentuk gugus gliserol
yang baru disintesis, bila tidak ada, maka akan bergeser ke
arah hidrolisis.
b) Efek dari enzim lipase sensitive hormon yang terdapat di
dalam sel-sel lemak akan menjadi sangat aktif. Keadaan ini
menyebabkan hidrolisis trigliserida yang disimpan, sehingga
akan melepaskan banyak sekali asam lemak dan gliserol ke
dalam sirkulasi darah, akibatnya konsentrasi asam lemak
bebas dalam plasma akan meningkat (Guyton,A.C, Hall,E.J.
2009).

9
B. Galaktosemia

1. Definisi Galaktosemia
Galaktosemia adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang
diwariskan secara autosomal dan mempunyai insiden 1 dalam 60000.
Galaktosemia merupakan gangguan metabolisme yang diturunkan secara
genetik dan mempengaruhi kemampuan individu untuk memetabolisme
galaktosa, kurangnya enzim yang bertanggung jawab dalam degradasi
galaktosa. Galaktosemia yang diwariskan secara resesif autosomal,
memberi arti seorang anak harus mewarisi satu gen yang abnormal dari
setiap orang tua sampai bermanifestasi menjadi penyakit. Anak dengan
heterozigot adalah pembawa, karena mereka mewarisi satu gen normal
dan hanya satu gen abnormal.

2. Klasifikasi Galaktosemia
Ada 3 macam defisiensi enzim pada galaktosa, yaitu sebagai berikut.

Tabel 2. Definisi Enzim pada Galaktosa

Tipe Gen Locus Enzim Nama


1 GALT 9p13 Galactose-1- Galaktosemia
phosphate uridyl klasik
transferase
2 GALK1 17q24 Galactokinase Defisiensi
galaktokinase
3 GALE 1p36- p35 UDP galactose Defisiensi
epimerase galaktose
epimerase / UDP-
Galactose4-
epimerase

10
Bentuk galaktosemia yang paling sering dan juga paling parah
adalah GALT yang disebabkan karena kerusakan gen GALT pada
kromosom 9. Sebagai akibat dari kerusakan gen tersebut adalah defisiensi
total aktivitas enzim tersebut di seluruh sel tubuh. Individu dengan
galaktosemia tidak dapat memecah maupun menggunakan gula galaktosa.
Penderita dengan galaktosemia klasik akan menunjukkan gejala
berupa gangguan gastrointestinal, berat badan tidak naik, dan jaundice.
Infeksi yang mengancam jiwa dapat terjadi saat periode baru lahir. Selain
itu, dapat menyebabkan retardasi mental dan pertumbuhan fisik yang
terlambat pada bayi yang hidup. Beberapa bayi dengan level GALT yang
rendah seringkali didiagnosa sebagai galaktosemia bentuk Duarte variant.
Hampir seluruh kasus Duarte variant merupakan bentuk benigna, akan
tetapi semua bayi yang terkena tetap diterapi pada setahun pertama
kehidupannya sebagai pencegahan.
Bayi dengan defisiensi GALK hanya menunjukkan gejala katarak.
Sedangkan pada bayi dengan defisiensi GALE mempunyai gejala yang
lebih bervariasi. Bila defisiensi GALE terdapat pada sel darah merah,
maka bayi tidak akan menunjukkan gejala dan tidak perlu diterapi. Akan
tetapi, bila defisiensi GALE melibatkan jaringan lain, maka dapat timbul
gejala yang serupa dengan defisiensi GALT
Insidens defisiensi GALT diperkirakan 1:60.000, sedangkan
galaktosemia bentuk Duarte variant sekitar 1:16.000. Untuk defisiensi
GALK dan defisiensi GALE tidak diketahui akan tetapi diperkirakan
kejadiannya adalah jarang dan sangat jarang. Prevalensi terhadap variasi
mutasi pada gen juga berbeda dari tiap kelompok etnik. Sebagai contoh,
etnik Kaukasia sering terjadi mutasi Q188R dibandingkan dengan etnik
Afrika-Amerika

3. Metabolisme Galaktosemia
Galaktosa adalah suatu karbohidrat monosakarida (gula sederhana)
yang merupakan bagian dari laktosa dan banyak ditemukan dalam produk

11
makanan sehari-hari. Galaktosa jarang terjadi secara alami sebagai gula
tunggal. Galaktosa di dalam hepar akan diubah menjadi glukosa.
Secara biokimia, laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan
galaktosa oleh suatu enzim laktase. Pada individu dengan galaktosemia,
enzim-enzim yang diperlukan untuk metabolisme selanjutnya mengalami
defisiensi sehingga mengakibatkan toksisitas glukosa-1- fosfat pada
berbagai jaringan (pada defisiensi GALT) yang menimbulkan gejala
hepatomegali, sirosis, gagal ginjal katarak, kerusakan otak dan kegagalan
ovaium. Tanpa terapi yang tepat, mortalitas pada bayi dengan
galaktosemia berkisar 75%.

Gambar 2 Struktur KimiaLaktosa, Glukosa, dan Galaktosa

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa sebagian besar diet


galaktosa diperoleh dalam bentuk laktosa, suatu karbohidrat utama dalam
susu. Di dalam usus, laktosa kemudian akan dipecah menjadi 2 komponen
monosakarida, yaitu galaktosa dan glukosa.

Gambar 3 Struktur Kimia Gugus Orientasi Hidrogen dan Hidroksil

12
Kedua bentuk gula ini hanya dibedakan dari orientasi gugus
hydrogen dan hidroksil pada atom karbon keempat. Galaktosa mungkin
bergabung dengan lipid membentuk galactolipid, atau bergabung dengan
polisakarida membentuk muco-polisakarida (kondroitin sulfat). Akan
tetapi yang paling penting, galaktosa akan dirubah menjadi derivate
glukosa yang penting untuk penyediaan energi. Bagaimana galaktosa
memasuki “kolam energi” glukosa telah dijelaskan sebagai hasil
investigasi oleh Leloir, Kalekar dan kawan-kawan.
Langkah pertama dari jalur ini adalah fosforilasi galaktosa menjadi
α-galaktosa-1- fosfat. Dimana untuk jalur ini dibutuhkan adenosine
trifosfat (ATP) dan enzim spesifik, galaktokinase. Galaktosa-1-fosfat
kemudian akan dirubah menjadi glukosa-1-fosfat oleh reaksi kedua yang
melibakan nukleotida spesifik, uridin difosfoglukosa (UDPGlukosa). Pada
reaksi ini galaktosa-1-fosfat akan ditransfer menuju nukleotida membentuk
uridin difosfo-galaktosa (UDPGalaktosa), dimana pada waktu yang
bersamaan, glukosa-1-fosfat akan dibebskan. Enzim yang mengkatalisa
reaksi ini disebut fosfo-galaktosa uridil tranferase atau disingkat PGal
transferase. Pada reaksi yang ketiga, 2 nukleotida uridin akan saling
dirubah, dimana hal ini belum sepenuhnya dimengerti. Nukleotida
difosfopiridin (DPN) adalah kofaktor untuk reaksi ini dan gula 4-keto
sebagai perantaranya. Enzim yang terlibat dalam mekanisme reaksi ini
disebut UDPGalaktosa-4-epimerase.
Sebagai akibat akumulasi dari galaktosa, secara biokimia akan
terjadi 2 jalur reaksi yang sangat berperan dalam timbulnya gejala pada
pasien dengan galaktosemia. Reaksi tersebut antara lain :
a. Reduksi menjadi galaktitol
Pada pasien galaktosemia, akumulasi dari galaktosa akan
menjadi substrat bagi enzim yang mengkatalisa jalur polyol pada
metabolisme karbohidrat. Reaksi pertama pada jalur ini adalah reduksi
aldose, jenis gula dimana galaktosa termasuk di dalamnya, menjadi

13
gula alkohol. Data terbaru memperkirakan bahwa aldose reduktase
merupakan enzim yang bertanggung jawab pada tahap pertama reaksi
ini. Aldose reduktase akan merubah glukosa menjadi bentuk gula
alkohol yaitu galaktitol. Akan tetapi galaktitol ini tidak dapat
digunakan oleh enzim untuk jalur polyol selanjutnya, yaitu polyol
dehidrogenase. Akibatnya galaktitol akan menumpuk di jaringan
tubuh dan diekskresikan melalui urine. Akumulasi galaktitol inilah
yang akan menyebabkan berbagai macam gejala negative pada
penderita galaktosemia dan konsentrasi yang tinggi sering didapatkan
pada penderita galaktosemia klasik (defisiensi GALT), defisiensi
GALK maupun defisiensi epimerase.

b. Oksidasi menjadi galaktonat


Akumulasi galaktosa juga dapat menyebabkan terjadinya reaksi
alternative, yaitu reaksi oksidasi menjadi galaktonat. Mekanisme
bagaimana terjadinya galaktonat ini masih belum diketahui dengan
pasti. Akan tetapi studi terbaru memperkirakan bahwa enzim
galaktose dehidrogenase berperan dalam mengubah galaktosa menjadi
galaktonolakton., yang akan dirubah secara spontan menjadi
galaktonat. Sekali terbentuk galaktonat akan langsung memasuki jalur
pentose fosfat. Reaksi oksidasi ini merupakan reaksi alternatif dalam
metabolism galaktosa, dimana menyediakan akumulasi produk
galaktosa yang lebih tidak berbahaya dibandingkan dengan akumulasi
galaktitol.

14
C. Sindrom McArdle
1. Definisi McArdle
Penyakit McArdle adalah penyakit bawaan langka yang
menyebabkan nyeri otot dan kram yang parah. Ini disebabkan oleh
ketidakmampuan untuk menghasilkan enzim yang dikenal sebagai
fosforilase atau myophosphory-lase, yang diperlukan untuk memecah
glikogen, bentuk simpanan gula. Tanpa enzim, glikogen tidak dapat
digunakan untuk menghasilkan energi selama olahraga. Kondisi ini juga
dikenal sebagai Penyakit Penyimpanan Glikogen Tipe V (GSD V),
Defisiensi Fosforilase, dan Defisiensi Miofosforilase.
Penyakit McArdle disebabkan oleh kekurangan enzim fosforilase
glikogen otot dalam sel otot. Pada orang McArdle, glikogen fosforilase
otot tidak ada atau tidak berfungsi.otot tidak dapat Sel-selmengubah
glikogen yang tersimpan menjadi glukosa. Mereka ada di sini untuk
mengeluarkan glukosa dan kehabisan energi. Kekurangan glukosa yang
lebih pendek disebabkan oleh kelelahan dan kekakuan pada otot-otot dari
penderita McArdle ketika mereka mencoba latihan aerobik (Rommel et
al., 2006), namun ini meningkat setelah latihan.

Namun, jika orang-orang McArdle terus berolahraga tanpa


istirahat, sel-sel otot akan menggunakan semua sumber energi dan ATP
yang tersedia. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan sel otot
(rhabdomyolysis) dan kram otot (kontraktur), yang keduanya
menyebabkan orang McArdle mengalami nyeri otot. Setelah
rhabdomyolysis, komponen sel otot yang rusak dilepaskan ke dalam
aliran darah. Enzim yang biasanya ditemukan di sel otot yang disebut
kreatin kinase (CK) (juga dikenal sebagai kreatin fosfokinase (CPK))
dilepaskan ke aliran darah setelahotot kerusakan. Pemeriksaan darah
yang dilakukan oleh dokter keluarga di rumah sakit dapat digunakan
untuk mengukur jumlah darah gondok, yang dapat digunakan sebagai
indikator luas dari kerusakan otot yang telah terjadi. Komponen sel otot

15
yang rusak diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Mioglobin adalah
protein lain yang dilepaskan dari sel otot yang rusak ini. Mioglobin
diangkut melalui aliran darah ke ginjal, di manaitis dikeluarkan dari
tubuh di dalam urin, menghasilkan warna merah / warna warna (dikenal
sebagai mioglobinuria atau proteinuria). Arare, tetapi efek serius dari
kerusakan otot yang parah dapat menghalangi sistem filtrasi ginjal,
mencegah pekerjaan, dan mengakibatkan kegagalan fungsi (Martin et al.,
2001; DiMauro et al., 2002; Quinlivan et al., 2008).
Penyakit McArdle hadir sejak lahir, tetapi mungkin tidak
didiagnosis sampai dewasa muda. Orang dengan Penyakit McArdle sering
melaporkan bahwa mereka memiliki gejala seperti kejang otot yang
menyakitkan selama masa kanak-kanak. Orang sering menganggap nyeri
otot sebagai tanda 'tidak sehat' dan tidak melakukan tindak lanjut medis
sampai gejalanya lebih parah.

2. Penyebab Penyakit McArdle


Penyakit McArdle disebabkan oleh tidak adanya enzim fosforilase
glikogen otot (Mommaerts, 1956; Schmid et al., 1959). Enzim adalah
protein yang mempunyai fungsi khusus untuk mengubah atau
menguraikan senyawa yang satu dengan yang lainnya. Enzim fosforilase
glikogen ototglikogenintoglukosa memecah-1-fosfat. Amutasi dalam
genPYGM yang mengkode otot glikogen fosforilase mencegah produksi
enzim fosforilase glikogen otot fungsional.
3. Klasifikasi Penyakit McArdle
Adapun jenis klasifikasi Penyakit McArdle yaitu sebagai berikut.
Tabel 3 Macam nama Penyakit McArdle

Penyakit Nama Enzim gen


Penyimpanan alternatif kekurangan
Glikogen

16
GSD 0 Glikogen sintase GYS2

GSD Ia Penyakit Glukosa-6- G6PC


Von Gierke fosfatase

GSD Ib Glukosa-6-fosfat G6PT1


translocase

GSD Ic Endoplasmicreti NPT-I / NPT-


culuminorganic II / NPT-III
phosphate (tidak
transporter sepenuhnya
ditentukan)

GSD II PenyakitPo α-1, 4-glukosidase GAA


mpe dan α-1, 6-
glukosidase

GSD III PenyakitCor Enzim AGL


i debranching
Enzim

GSD IV Penyakit Enzim bercabang GBE1


Andersen

GSD V McArdle Muscle glycogen PYGM


penyakit phosphorylase

GSD VI (dan X) penyakitHer glikogenhatifosfor PYGL


ilase

GSD VII Tarui Fosfofruktokinase PFK


penyakit

17
GSD VIII fosforilas fosforilasa b PHKA2
a bkinase kinase
kekurang (kurangnya
an salah satu
4. G dari empat
e subunit)
j
a GSD IX fosforilas fosforilasa b PHKA2

l a bkinase kinase

a kekurang (kurangnya
an salah satu

P dari empat

e subunit )

n
GSD XI Sindrom Pengangkut GLUT2
y
Fanconi- glukosa
a
Bickel
k
it McArdle
Orang dengan Penyakit McArdle mengalami nyeri hebat di otot
mereka selama beberapa menit pertama latihan. Berolahraga melalui rasa
sakit dapat memicu kejang atau kontraktur otot yang parah, dan
menyebabkan kerusakan otot. Kelemahan dan kekakuan otot juga dialami.
Penyakit ini menyerang otot rangka. Gejala di kaki bisa terjadi
akibat aktivitas seperti berjalan kaki. Membawa benda berat dapat
memicu gejala di lengan. Aktivitas lain seperti menggergaji atau menggali
dapat memengaruhi otot punggung. Beberapa orang mengalami nyeri
pada otot rahang saat mengunyah.
Berikut adalah beberapa contoh aktivitas yang menurut orang
McArdle dapat menyebabkan nyeri atau kelelahan padadari otototot
Daftar singkat ini, dirancang untuk memberikan beberapa contoh dari
jenis kegiatan.

18
Tabel 4 Aktivitas menyebabkan lelah otot

Gerakan berulang: Menahan pose: Gerakan cepat:

Mengunyah (McArdle, Jongkok atau Berlari


5. G
1955) berjongkok (Luciaetal., 2008),
e
seperti berlari-lari
j
a Menggunakan pembuka Berdiri berjinjit Menaiki tangga
l kaleng (Lucia et al
a 2008)

Menyikat gigi Angkat Berat Berjalan sangat


P
(LuciaMenyikat gigi Berat, Seperti cepat tanpa jeda
e
(Lucia, 2008) Kotak Gendong untuk istirahat
n
/ Tas (Lucia, (Lucia et al.,
y
2008) 2008)
a
k Memarut/Mengu Beberapa pose Bersepeda cepat di
i pas Keju yoga atas sepeda
t Sayuran

McArdle
a. Gejala penyakit McArdle yang sangat umum (terlihat pada
hampir semua orang McArdle):
1) Intoleransi latihan; otot menjadi lelah sangat cepat dan berjalan
keluar dari energi (Lucia et al., 2008a).
2) Latihan lanjutan menyebabkan kram yang menyakitkan
(kontraktur) (Lucia et al., 2008a).
3) Mioglobinuria; urine berwarna merah tua / cola setelah olah raga
intensif. Lucia dkk. (2008a) mengatakan bahwa warna-warna

19
murni karena mioglobinuria telah dijelaskan oleh McArdlorang-
orang yang tampak seperti "cola, marsala, atau anggur merah".
4) Nyeri otot saat latihan intens biasanya sudah ada sejak masa kanak-
kanak (Quinlivan dan Vissing, 2007).
5) Beberapa orang dengan tangan McArdle mengalami "angin kedua":
Mereka berlatih dengan lembut untuk bersenjata, dan menahannya
jika mereka merasa sakit. Mereka akan menemukan bahwa mereka
dapat berolahraga untuk waktu yang lebih lama. Perlu dicatat
bahwa "angin kedua" adalah unik untuk penyakit McArdle
(Luciaetal., 2008). Namun, banyak McArdlepeopledonottogetintoa
detikwindordonot menyadari bahwa hal itu terjadi kecuali dipandu
oleh dokter keluarga atau spesialis (Quinlivan dan Vissing, 2007).
6) Kadar kreatin kinase (CK) yang tinggi dalam darah saat istirahat,
bahkan ketika orang McArdle tidaksecara intens selama beberapa
hari berolahraga. Luciadkk.(2008a) mengatakan bahwa
100%McArdle orangmemiliki kadar CK di atas 200U / l, dan
sekitar 50% orang McArdle memiliki CK di atas 1000U / l.
7) Contoh sesekali tingkat kreatin kinase (CK) yang sangat tinggi
dalam darah. (Lucia et al., 2008a mendefinisikan "sangat tinggi"
berada di wilayah beberapa ribu U / L.) Hal ini mungkin terdeteksi
beberapa jam setelah orang McArdle melakukan latihan intens.
b. Gejala penyakit McArdle yang kurang umum (hanya terlihat pada
beberapa orang McArdle):
1) Beberapa orang McArdle memiliki "kelemahan proksimal yang
diperbaiki". “Kelemahan proksimal tetap” ditemukan pada sekitar
33% orang dengan penyakit McArdle (Lucia et al., 2008).
2) Beberapa penderita McArdle ditemukan dapat berlatih lebih mudah
jika mereka memiliki tinggi gula / minuman glukosa atau
karbohidrat dimakan (seperti pasta atau nasi) sebelum latihan
(Lucia et al., 2008).
c. Beberapa gejala yang lebih parah yang dapat mengarah pada

20
diagnosis penyakit McArdle:
1) Gagal ginjal (ginjal) akibat rhabdomyolysis dan mioglobinuria
dapat mengarah padarumah sakit pemeriksaan yang menghasilkan
diagnosis McArdle's (Biller, 2007).
2) Nyeri otot (mialgia), peradangan (miositis) dan kerusakan yang
disebabkan oleh statin (obat yang digunakan untuk menurunkan
kolesterol) terkadang dapat mengarah pada pemeriksaan rumah
sakit yang menghasilkan diagnosis penyakit McArdle (Biller,
2007).

6. Diagnosis Penyakit McArdle


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mendiagnosis
penyakit McArdle, yaitu sebagai berikut.
Tabel 5 Metode Untuk Mendiagnosis McArdle

Jenis tes Seberapa sering Akankah hasil Catatan


tes ini digunakan positif secara
untuk definitif
mendiagnosis mendiagnosis
McArdle? McArdle?

iskemik / Sangat umum Tidak Ada Penggunaan


non- digunakan. Tes ini pertama
iskemik kali dijelaskan
Tes latihan oleh Dr Brian
lengan McArdle dan
bawah telah
digunakan
selama sekitar
50 tahun.

21
Tes latihan Kadang-kadang Tidak Sering
siklus digunakan. digunakan oleh
ergometer para ilmuwan
untuk menguji
efek olahraga
atau diet.

Tes latihan Jarang digunakan. Tidak Digunakan


treadmill terutama di
klinik McArdle
di Oswestry.

Biopsi Sangat umum Ya Tingkat


otot; digunakan. keberhasilan
pewarnaan yang tinggi
slide dalam
menghasilkan
diagnosis
pasti.paling
Metode
diagnosisinvasi
f.

Biopsi Jarang digunakan. Mungkin Highrisk dari


otot;aktivit bukantidak hasil
as enzim yangakurat.
uji Membutuhkan
otot invasif
biopsi. Sering
digunakan oleh
para ilmuwan

22
di masa lalu.

Tes DNA / Belakangan ini Ya Tingkat


genetik menjadi salah satu keberhasilan
metode yang yang tinggi
paling umum. dalam
menghasilkan
diagnosis pasti.
Tidak terlalu
invasif. Bisa
sangat mahal
tetapi
kemungkinan
besar akan
menjadi lebih
murah di masa
mendatang.

Electromy Jarang digunakan. Tidak Tidak


crogram diagnostik.
(EMG)

resonansi Jarang digunakan. Tidak ada Prinsip yang


magnetik digunakan oleh
Spektrosk para ilmuwan
opi(31P yang
MRS) menyelidiki
perubahan
yang terjadi
dalam sel otot
selama latihan.

23
Membutuhkan
kompleks
peralatan
yangdan
mahal.

7. Komplikasi dari Penyakit McArdle

Komplikasi yang paling umum dan berpotensi serius adalah


kerusakan jaringan otot rangka. Karena penderita penyakit kekurangan
enzim untuk memetabolisme glikogen (sumber energi utama untuk otot
selama aktivitas), tubuh beralih ke sumber energi lain. Faktanya, jaringan
otot sendiri dipecah dan digunakan sebagai bahan bakar, sebuah proses
yang disebut rhabdomyolysis.
Hal ini menyebabkan nyeri otot, kram, kelelahan, dan nyeri otot.
Ketika otot rusak, ia melepaskan mioglobin protein merah. Akibatnya
urine menjadi berwarna merah tua atau merah kecokelatan. Mioglobin
dalam jumlah besar dapat menyebabkan gagal ginjal sementara.
Mayoritas orang dengan Penyakit McArdle tidak akan menjadi
cacat. Biasanya, ada kelemahan yang terkait dengan hilangnya jaringan
otot, tetapi mayoritas orang tetap mandiri dan mampu berjalan. Penyakit
McArdle tidak mempengaruhi harapan hidup.
8. Penanganan Penyakit McArdle
Penyakit McArdle adalah kelainan genetik resesif, artinya kedua
orang tua harus memiliki salinan gen yang rusak. Jika kedua orang tua
adalah karier, ada kemungkinan 25% dalam setiap kehamilan bahwa
seorang anak akan mewarisi penyakit tersebut. Jika hanya satu orang tua
yang memiliki gen yang rusak, maka anak tersebut kemungkinan besar
akan menjadi pembawa. Operator umumnya tidak memiliki gejala, tetapi
mereka dapat meneruskan gen tersebut ke anak-anak mereka. Orang

24
dengan riwayat keluarga dapat memilih untuk menjalani konseling
genetik untuk membantu memahami risiko penularan gen kepada anak-
anak mereka.
Tidak ada obat untuk Penyakit McArdle. Gejala-gejalanya dapat
dikendalikan dengan mempelajari teknik-teknik untuk melakukan
olahraga, dan tetap bugar. Ini dilakukan dengan bekerja dengan
fisioterapis. Dianjurkan untuk berolahraga ringan secara teratur, seperti
berjalan kaki. Jika nyeri muncul saat berolahraga, perlambat atau hentikan
hingga nyeri mereda. Setelah rasa sakit hilang, coba lagi. Seringkali orang
dengan Penyakit McArdle akan mengalami 'angin kedua', dan akan dapat
berolahraga lebih banyak setelah istirahat sejenak. Olahraga intensif
seperti lari cepat atau angkat beban harus dihindari karena kemungkinan
besar terjadi kerusakan otot.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Metabolisme karbohidrat ini sangat penting untuk pemenuhan energi
makhluk hidup. Dalam proses metabolisme karbohidrat juga terdapat
gangguan atau masalah yang disebabkan kelainan genetik yang
mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk
merangsang suatu proses metabolisme, sehingga dapat menyebabkan
penyakit atau gangguan klinis, gangguan metabolisme karbohidrat
dapat menimbulkan penyakit.
2. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar glukosa darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
3. Galaktosemia adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang
diwariskan secara autosomal dan mempunyai insiden 1 dalam 60000.
Galaktosemia merupakan gangguan metabolisme yang diturunkan
secara genetik dan mempengaruhi kemampuan individu untuk
memetabolisme galaktosa, kurangnya enzim yang bertanggung jawab
dalam degradasi galaktosa.
4. Penyakit McArdle adalah penyakit bawaan langka yang menyebabkan
nyeri otot dan kram yang parah. Ini disebabkan oleh ketidakmampuan
untuk menghasilkan enzim yang dikenal sebagai fosforilase atau
myophosphory-lase, yang diperlukan untuk memecah glikogen, bentuk
simpanan gula.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya kami akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu kepada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan

26
nantinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan diatas.

27
DAFTAR PUSTAKA

Adam,J.M.F.,(2009). Buku ilmu penyakit dalam jilid 3. Jakarta :Departemen ilmu


penyakit dalam Fakultas kedokteran Universitas indonesiA PP 1984.
Amato, A.A. (2003) Sweet success--a treatment for McArdle's disease. N Engl J
Med 349: 2481-2482.
DiMauro, S., Andreu, A., Bruno, C., and Hadjigeorgiou, G. (2002)
Myophosphorylase deficiency (glycogenosis type V; McArdle disease).
Curr Mol Med 2: 189-196.
Guyton,A.C, Hall,E.J.(2009).Bukunajar fisiologi kedoteran edisi 12.
Jakarta:Buku kedokteran EGC.
Lucia, A., Nogales-Gadea, G., Perez, M., Martin, M.A., Andreu, A.L., and
Arenas, J. (2008) McArdle disease: what do neurologists need to know?
Nat Clin Pract Neurol 4: 568-577.
Martin, M.A., Rubio, J.C., Buchbinder, J., Fernandez-Hojas, R., del Hoyo, P.,
Teijeira, S., Gamez, J., Navarro, C., Fernandez, J.M., Cabello, A.,
Campos, Y., Cervera, C., Culebras, J.M., Andreu, A.L., Fletterick, R.,
and Arenas, J. (2001) Molecular heterogeneity of myophosphorylase
deficiency (McArdle's disease): a genotype-phenotype correlation
study. Ann Neurol 50: 574-581.
Mcardle’s Disease. (n.d.). MUSCLE.CA, 1-800-567-2873.

Mommaerts, W.F., Illingworth, B., Pearson, C.M., Guillory, R.J., Seraydarian, K.


(1956) A functional disorder of muscle associated with the absence of
phosphorylase. Proc Natl Acad Sci U S A 45: 791-797.
Orngreen, M.C., Jeppesen, T.D., Andersen, S.T., Taivassalo, T., Hauerslev, S.,
Preisler, N., Haller, R.G., van Hall, G., and Vissing, J. (2009) Fat
metabolism during exercise in patients with McArdle disease.
Neurology 72: 718-724.

28
Quinlivan, R., and Vissing, J. (2007) 144th ENMC International Workshop:
Outcome Measures in McArdle Disease, 29 September-1 November
2006, Naarden, The Netherlands. Neuromuscul Disord 17: 494-498.
Quinlivan, R., Beynon, R.J., and Martinuzzi, A. (2008) Pharmacological and
nutritional treatment for McArdle disease (Glycogen Storage Disease
type V). Cochrane Database Syst Rev: CD003458.
Rommel, O., Kley, R.A., Dekomien, G., Epplen, J.T., Vorgerd, M., and
Hasenbring, M. (2006) Muscle pain in myophosphorylase deficiency
(McArdle's disease): the role of gender, genotype, and pain-related
coping. Pain 124: 295-304.

Rakhmadany,dkk,.( 2010). Makalah diabetes mellitus.Jakarta:Universitas islam


negeri.
Schmid, R., Robbins, P.W., and Traut, R.R. (1959) Glycogen Synthesis in Muscle
Lacking Phosphorylase. Proc Natl Acad Sci U S A 45: 1236-1240.
Tandara,H,.(2008). Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes.
Jakarta:PT.Gramedia pustaka Utama.
Tarnopolsky, M.A. (2006) What can metabolic myopathies teach us about
exercise physiology? Appl Physiol Nutr Metab 31: 21-30.
Thoden, J. B., Wohlers, T. M., Fridovich-Keil, J. L., & Holden, H. M.
(2001). Molecular Basis for Seveare Epimerase Deficiency
Galactosemia. Journal of Biological Chemistry, 276(23), 20617–
20623.

29

Anda mungkin juga menyukai