PEMBELAJARAN INOVATIF
(ABKC 5608)
“Kelainan Metabolisme Karbohidrat”
Dosen Pengampu :
Yudha Irhasyuarna, M.Pd
Prof. Arif Sholahuddin, M.Pd
Oleh :
Kelompok 11
Adikka Qia Fitria Solikah (1810129220020)
Nadia (1810129220026)
Nadiatul Hafidah (1710129320007)
Siti Zubaidah (1810129220014)
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa yang telah mencurahkan
hidayah dan pertolonganNya sehingga penyusun berhasil menyusun makalah
kelompok mengenai Kelainan Metabolisme Karbohidrat
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan kelompok 10
Mata Kuliah Pembelajaran Inovatif , dosen Pengampu Mata Kuliah, serta teman-
teman sekalian yang telah mendukung dan menginspirasi penyusun dalam
menyelsaikan makalah ini sebagai tugas dari Mata Kuliah Metabolisme.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun menyadari bahwa isi dari
makalah ini terdapat kekurangan, untuk itu penyusun memohon saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi yang ingin menjadikan referensi
pengetahuan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
B. Galaktosemia .............................................................................................. 10
C. Sindrom McArdle....................................................................................... 15
A. Kesimpulan ................................................................................................ 26
B. Saran........................................................................................................... 26
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbohidrat merupakan senyawa yang terbentuk dari molekul
karbon, hydrogen dan oksigen. Karbohidrat adalah komponen dalam
makanan yang merupakan sumber energi yang utama bagi organisme
hidup. Karbohidrat juga berguna untuk menjalankan berbagai fungsinya
yaitu bernafas, kontraksi jantung, dan juga otot-otot, serta juga untuk
menjalankan aktivitas sehari-hari.
Metabolisme memiliki pengertian yang luas yang pada prinsipnya
dapat diartikan sebagai semua reaksi kimia atau perubahan kimia yang
terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Metabolisme yang terjadi dalam
tubuh makhluk hidup akan melibatkan berbagai reaksi kimia yang saling
berkaitan satu dengan yang lain dan saling menunjang.
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami berbagai
proses hidrolisis, baik dalam mulut, lambung maupun usus. Hasil akhir
proses pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa, fruktosa, galaktosa dan
manosa serta monosakarida lainnya. Senyawa ini kemudian diabsorbsi
melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah. Dalam sel-sel tubuh
karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang memilki
peranan penting bagi tubuh kita.
Pentingnya proses metabolisme dalam tubuh yang mempengaruhi
kesehatan. Karena didalamnya menyangkut organ-organ yang dijadikan
tempat untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa yang terdapat
pada lambung, usus halus, hati, dan pankreas, dan salah satu peranan
penting metabolisme karbohidrat adalah untuk memenuhi kebutuhan
energi makhluk hidup. Namun, ternyata kelebihan ataupun kekurangan
karbohidrat mengganggu metabolisme karbohidrat itu sendiri juga dapat
menyebabkan kelainan pada tubuh dimana kelainan ini disebut juga
dengan kelainan metabolism karbohidrat. Kelainan metabolism
1
karbohidrat ini perlu ditangani sebelum menjadi awal penyakit lainnya
untuk terus berdatangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka di dapatkan rumusan masalah,
yaitu sebagai berikut.
1. Penyakit apa yang ditimbulkan oleh kelainan metabolism karbohidrat?
2. Bagaimana cara penyakit tersebut bekerja di dalam tubuh
3. Bagaimana kelainan metabolisme Karbohidrat terjadi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasaran rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan yaitu sebagai
berikut.
1. Mengetahui penyakit apa saja yang ditimbulkan oleh kelainan
metabolism karbohidrat.
2. Cara penyakit
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Diabetes Melistus
1. Definisi
Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai
dengan tingginya kadar glukosa darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi
fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans
kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel
tubuh terhadap insulin (WHO, 2005) .
Gangguan metabolisme glukosa disebabkan oleh kekurangan olek
kekurangan hormon insulin sehingga glukosa tidak dapat diproses oleh
tubuh yang menimbulkan meningkatnya kadar glukosa dalam darah
(Soedarto,2003)
Berdasarkan Standards of Medical Care in Diabetes 2010 (dalam
American Diabetes Association, 2010) kriteria dan monitoring untuk
Diabetes tersebut sebagai berikut :
a. HbA1C > 6,5 %.
b. Glukosa Darah Puasa> 126 mg/dL (7mmol/L), puasa didefinisikan
tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam.
c. 2 jam glukosa plasma ≥ 200 mg/dL (11,1 mmol/L) selama OGTT
dengan asupan glukosa sebanding dengan 75 glukosa anhydrous
yang dilarutkan.
d. Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia
dengan glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L).
3
2. Klasifikasi
WHO (World Health Organization) membagi DM dibagi menjadi
beberapa bagian sebagai berikut :
a. Diabetes Mellitus Tipe 1
Diabetes tipe ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik
insulintidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin.
Akibatnya,insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Glukosa
menjadi menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat
diangkut ke dalam sel. Diabetes tipe I biasanya adalah penyakit
otoimun, yaitu penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem imun
atau kekebalan tubuh si pasien dan mengakibatkan rusaknya sel
pancreas (Tandara H, 2008).
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
Pada diabetes tipe 2, pankreas masih bisa membuat insulin,
tetapi kualitas insulinnya buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik
sebagai kunci untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Akibatnya,
glukosa dalam darah meningkat. Kemungkinan lain terjadinya
diabetes tipe 2 adalah bahwa sel -sel jaringan tubuh dan otot si
pasien tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin (dinamakan
resistensi insulin atau insulin resistance) sehingga glukosa tidak
dapat masuk ke dalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran
darah (Tandara H, 2008).
4
4) Pemakaian beberapa obat antihipertensi atau antikolesterol.
5) Malnutrisi.
6) Infeksi.
3. Diabetes Tipe 2
a. Definisi Diabetes Mellitus Tipe 2
Dalam DM Tipe 2, pankreas dapat menghasilkan cukup jumlah
insulin untuk metabolisme glukosa,tetapi tubuh tidak mampu untuk
memanfaatkan secara efisien. Seiring waktu, penurunan produksi
insulin dan kadar glukosa darah meningkat. Diabetes mellitus
sebelumnya dikatakan diabetes tidak tergantung insulin(Suryadi
R.M, 2007).
5
dengan adanya kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja
insulin. Awalnya kelihatan terdapat resistensi dari sel-sel sasaran
terhadap kerja insulin.Insulin mula-mula terikat pada reseptor-
reseptor permukaan sel tertentu,kemudian terjadi reaksi intraselular
yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel.
Pasien dengan DM tipe 2 terdapat kelainan dalam pengikatan insulin
dengan reseptor. Ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah
tempat reseptor yang responsive insulin pada
membranesel.Akibatnya, terjadi penggabungan abnormal antara
kompleks reseptor insulin dengan sistem transport glukosa. Kadar
glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama
dengan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi
insulin menurun, dan jumlah insulin yang beredar tidak lagi
memadai untuk mempertahankan euglikemia.Sekitar 80% pasien
DM tipe 2 mengalami obesitas.Obesitas berkaitan dengan resistensi
insulin, maka kemungkinan besar gangguan toleransi glukosa dan
Diabetes mellitus yang pada akhirnya terjadi pada pasien-pasien DM
tipe 2 merupakan akibat dari obesitasnya. Pengurangan berat badan
seringkali dikaitkan dengan perbaikan dalam sensitivitas insulin dan
pemilihan toleransi glukosa(Rakhmadany,dkk. 2010).
c. Gambaran Klinis
Adapun ciri-ciri umum penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2 pada table
berikut.
Tabel 1 Ciri umum Diabetes Mellitus Tipe 2
Keterangan Kondisi
Lokus Genetik Tidak diketahui
Bentuk Tubuh Obesitas
Insulin Plasma Normal hingga tinggi
Glukagon plasma Tinggi resisten
6
Penyakit Akut Koma hyperosmolar
Terapi Insulin Responsif hingga resisten
Terapi sulfoniurea Responsif
Umur awitan >40 Tahun
Sumber: (Harrison, 2005)
4. Gambaran Klinis
a. Jalur Eksogen
7
b. Jalur Endogen
Pembentukan trigliserida dan kolesterol disintesis oleh hati
diangkut secara endogen dalam bentuk VLDL.VLDL akan
mengalami hidrolisis dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang
juga menghidrolisis kilomikron menjadi IDL(Intermediate Density
Lipoprotein). Partikel IDL kemudian diambil oleh hati dan
mengalami pemecahan lebih lanjut menjadi produk akhir yaitu
LDL.LDL akan diambil oleh reseptor LDL di hati dan mengalami
katabolisme.LDL ini bertugas menghantar kolesterol kedalam
tubuh.HDL berasal dari hati dan usus sewaktu terjadi hidrolisis
kilomikron dibawah pengaruh enzim Lecithin Cholesterol Acyl
Transferase (LCAT). Ester kolesterol ini akan mengalami
perpindahan dari HDL kepada VLDL dan IDL sehingga dengan
demikian terjadi kebalikan arah transpor kolesterol dari perifer
menuju hati.Aktifitas ini mungkin berperan sebagai sifat
antiterogenik(Adam,JMF, 2009).
1) Sumber Trigliserida pada Makanan
8
disintesa menjadi trigliserid.
3) Penyimpanan Trigliserida
9
B. Galaktosemia
1. Definisi Galaktosemia
Galaktosemia adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang
diwariskan secara autosomal dan mempunyai insiden 1 dalam 60000.
Galaktosemia merupakan gangguan metabolisme yang diturunkan secara
genetik dan mempengaruhi kemampuan individu untuk memetabolisme
galaktosa, kurangnya enzim yang bertanggung jawab dalam degradasi
galaktosa. Galaktosemia yang diwariskan secara resesif autosomal,
memberi arti seorang anak harus mewarisi satu gen yang abnormal dari
setiap orang tua sampai bermanifestasi menjadi penyakit. Anak dengan
heterozigot adalah pembawa, karena mereka mewarisi satu gen normal
dan hanya satu gen abnormal.
2. Klasifikasi Galaktosemia
Ada 3 macam defisiensi enzim pada galaktosa, yaitu sebagai berikut.
10
Bentuk galaktosemia yang paling sering dan juga paling parah
adalah GALT yang disebabkan karena kerusakan gen GALT pada
kromosom 9. Sebagai akibat dari kerusakan gen tersebut adalah defisiensi
total aktivitas enzim tersebut di seluruh sel tubuh. Individu dengan
galaktosemia tidak dapat memecah maupun menggunakan gula galaktosa.
Penderita dengan galaktosemia klasik akan menunjukkan gejala
berupa gangguan gastrointestinal, berat badan tidak naik, dan jaundice.
Infeksi yang mengancam jiwa dapat terjadi saat periode baru lahir. Selain
itu, dapat menyebabkan retardasi mental dan pertumbuhan fisik yang
terlambat pada bayi yang hidup. Beberapa bayi dengan level GALT yang
rendah seringkali didiagnosa sebagai galaktosemia bentuk Duarte variant.
Hampir seluruh kasus Duarte variant merupakan bentuk benigna, akan
tetapi semua bayi yang terkena tetap diterapi pada setahun pertama
kehidupannya sebagai pencegahan.
Bayi dengan defisiensi GALK hanya menunjukkan gejala katarak.
Sedangkan pada bayi dengan defisiensi GALE mempunyai gejala yang
lebih bervariasi. Bila defisiensi GALE terdapat pada sel darah merah,
maka bayi tidak akan menunjukkan gejala dan tidak perlu diterapi. Akan
tetapi, bila defisiensi GALE melibatkan jaringan lain, maka dapat timbul
gejala yang serupa dengan defisiensi GALT
Insidens defisiensi GALT diperkirakan 1:60.000, sedangkan
galaktosemia bentuk Duarte variant sekitar 1:16.000. Untuk defisiensi
GALK dan defisiensi GALE tidak diketahui akan tetapi diperkirakan
kejadiannya adalah jarang dan sangat jarang. Prevalensi terhadap variasi
mutasi pada gen juga berbeda dari tiap kelompok etnik. Sebagai contoh,
etnik Kaukasia sering terjadi mutasi Q188R dibandingkan dengan etnik
Afrika-Amerika
3. Metabolisme Galaktosemia
Galaktosa adalah suatu karbohidrat monosakarida (gula sederhana)
yang merupakan bagian dari laktosa dan banyak ditemukan dalam produk
11
makanan sehari-hari. Galaktosa jarang terjadi secara alami sebagai gula
tunggal. Galaktosa di dalam hepar akan diubah menjadi glukosa.
Secara biokimia, laktosa akan dipecah menjadi glukosa dan
galaktosa oleh suatu enzim laktase. Pada individu dengan galaktosemia,
enzim-enzim yang diperlukan untuk metabolisme selanjutnya mengalami
defisiensi sehingga mengakibatkan toksisitas glukosa-1- fosfat pada
berbagai jaringan (pada defisiensi GALT) yang menimbulkan gejala
hepatomegali, sirosis, gagal ginjal katarak, kerusakan otak dan kegagalan
ovaium. Tanpa terapi yang tepat, mortalitas pada bayi dengan
galaktosemia berkisar 75%.
12
Kedua bentuk gula ini hanya dibedakan dari orientasi gugus
hydrogen dan hidroksil pada atom karbon keempat. Galaktosa mungkin
bergabung dengan lipid membentuk galactolipid, atau bergabung dengan
polisakarida membentuk muco-polisakarida (kondroitin sulfat). Akan
tetapi yang paling penting, galaktosa akan dirubah menjadi derivate
glukosa yang penting untuk penyediaan energi. Bagaimana galaktosa
memasuki “kolam energi” glukosa telah dijelaskan sebagai hasil
investigasi oleh Leloir, Kalekar dan kawan-kawan.
Langkah pertama dari jalur ini adalah fosforilasi galaktosa menjadi
α-galaktosa-1- fosfat. Dimana untuk jalur ini dibutuhkan adenosine
trifosfat (ATP) dan enzim spesifik, galaktokinase. Galaktosa-1-fosfat
kemudian akan dirubah menjadi glukosa-1-fosfat oleh reaksi kedua yang
melibakan nukleotida spesifik, uridin difosfoglukosa (UDPGlukosa). Pada
reaksi ini galaktosa-1-fosfat akan ditransfer menuju nukleotida membentuk
uridin difosfo-galaktosa (UDPGalaktosa), dimana pada waktu yang
bersamaan, glukosa-1-fosfat akan dibebskan. Enzim yang mengkatalisa
reaksi ini disebut fosfo-galaktosa uridil tranferase atau disingkat PGal
transferase. Pada reaksi yang ketiga, 2 nukleotida uridin akan saling
dirubah, dimana hal ini belum sepenuhnya dimengerti. Nukleotida
difosfopiridin (DPN) adalah kofaktor untuk reaksi ini dan gula 4-keto
sebagai perantaranya. Enzim yang terlibat dalam mekanisme reaksi ini
disebut UDPGalaktosa-4-epimerase.
Sebagai akibat akumulasi dari galaktosa, secara biokimia akan
terjadi 2 jalur reaksi yang sangat berperan dalam timbulnya gejala pada
pasien dengan galaktosemia. Reaksi tersebut antara lain :
a. Reduksi menjadi galaktitol
Pada pasien galaktosemia, akumulasi dari galaktosa akan
menjadi substrat bagi enzim yang mengkatalisa jalur polyol pada
metabolisme karbohidrat. Reaksi pertama pada jalur ini adalah reduksi
aldose, jenis gula dimana galaktosa termasuk di dalamnya, menjadi
13
gula alkohol. Data terbaru memperkirakan bahwa aldose reduktase
merupakan enzim yang bertanggung jawab pada tahap pertama reaksi
ini. Aldose reduktase akan merubah glukosa menjadi bentuk gula
alkohol yaitu galaktitol. Akan tetapi galaktitol ini tidak dapat
digunakan oleh enzim untuk jalur polyol selanjutnya, yaitu polyol
dehidrogenase. Akibatnya galaktitol akan menumpuk di jaringan
tubuh dan diekskresikan melalui urine. Akumulasi galaktitol inilah
yang akan menyebabkan berbagai macam gejala negative pada
penderita galaktosemia dan konsentrasi yang tinggi sering didapatkan
pada penderita galaktosemia klasik (defisiensi GALT), defisiensi
GALK maupun defisiensi epimerase.
14
C. Sindrom McArdle
1. Definisi McArdle
Penyakit McArdle adalah penyakit bawaan langka yang
menyebabkan nyeri otot dan kram yang parah. Ini disebabkan oleh
ketidakmampuan untuk menghasilkan enzim yang dikenal sebagai
fosforilase atau myophosphory-lase, yang diperlukan untuk memecah
glikogen, bentuk simpanan gula. Tanpa enzim, glikogen tidak dapat
digunakan untuk menghasilkan energi selama olahraga. Kondisi ini juga
dikenal sebagai Penyakit Penyimpanan Glikogen Tipe V (GSD V),
Defisiensi Fosforilase, dan Defisiensi Miofosforilase.
Penyakit McArdle disebabkan oleh kekurangan enzim fosforilase
glikogen otot dalam sel otot. Pada orang McArdle, glikogen fosforilase
otot tidak ada atau tidak berfungsi.otot tidak dapat Sel-selmengubah
glikogen yang tersimpan menjadi glukosa. Mereka ada di sini untuk
mengeluarkan glukosa dan kehabisan energi. Kekurangan glukosa yang
lebih pendek disebabkan oleh kelelahan dan kekakuan pada otot-otot dari
penderita McArdle ketika mereka mencoba latihan aerobik (Rommel et
al., 2006), namun ini meningkat setelah latihan.
15
yang rusak diangkut melalui aliran darah ke ginjal. Mioglobin adalah
protein lain yang dilepaskan dari sel otot yang rusak ini. Mioglobin
diangkut melalui aliran darah ke ginjal, di manaitis dikeluarkan dari
tubuh di dalam urin, menghasilkan warna merah / warna warna (dikenal
sebagai mioglobinuria atau proteinuria). Arare, tetapi efek serius dari
kerusakan otot yang parah dapat menghalangi sistem filtrasi ginjal,
mencegah pekerjaan, dan mengakibatkan kegagalan fungsi (Martin et al.,
2001; DiMauro et al., 2002; Quinlivan et al., 2008).
Penyakit McArdle hadir sejak lahir, tetapi mungkin tidak
didiagnosis sampai dewasa muda. Orang dengan Penyakit McArdle sering
melaporkan bahwa mereka memiliki gejala seperti kejang otot yang
menyakitkan selama masa kanak-kanak. Orang sering menganggap nyeri
otot sebagai tanda 'tidak sehat' dan tidak melakukan tindak lanjut medis
sampai gejalanya lebih parah.
16
GSD 0 Glikogen sintase GYS2
17
GSD VIII fosforilas fosforilasa b PHKA2
a bkinase kinase
kekurang (kurangnya
an salah satu
4. G dari empat
e subunit)
j
a GSD IX fosforilas fosforilasa b PHKA2
l a bkinase kinase
a kekurang (kurangnya
an salah satu
P dari empat
e subunit )
n
GSD XI Sindrom Pengangkut GLUT2
y
Fanconi- glukosa
a
Bickel
k
it McArdle
Orang dengan Penyakit McArdle mengalami nyeri hebat di otot
mereka selama beberapa menit pertama latihan. Berolahraga melalui rasa
sakit dapat memicu kejang atau kontraktur otot yang parah, dan
menyebabkan kerusakan otot. Kelemahan dan kekakuan otot juga dialami.
Penyakit ini menyerang otot rangka. Gejala di kaki bisa terjadi
akibat aktivitas seperti berjalan kaki. Membawa benda berat dapat
memicu gejala di lengan. Aktivitas lain seperti menggergaji atau menggali
dapat memengaruhi otot punggung. Beberapa orang mengalami nyeri
pada otot rahang saat mengunyah.
Berikut adalah beberapa contoh aktivitas yang menurut orang
McArdle dapat menyebabkan nyeri atau kelelahan padadari otototot
Daftar singkat ini, dirancang untuk memberikan beberapa contoh dari
jenis kegiatan.
18
Tabel 4 Aktivitas menyebabkan lelah otot
McArdle
a. Gejala penyakit McArdle yang sangat umum (terlihat pada
hampir semua orang McArdle):
1) Intoleransi latihan; otot menjadi lelah sangat cepat dan berjalan
keluar dari energi (Lucia et al., 2008a).
2) Latihan lanjutan menyebabkan kram yang menyakitkan
(kontraktur) (Lucia et al., 2008a).
3) Mioglobinuria; urine berwarna merah tua / cola setelah olah raga
intensif. Lucia dkk. (2008a) mengatakan bahwa warna-warna
19
murni karena mioglobinuria telah dijelaskan oleh McArdlorang-
orang yang tampak seperti "cola, marsala, atau anggur merah".
4) Nyeri otot saat latihan intens biasanya sudah ada sejak masa kanak-
kanak (Quinlivan dan Vissing, 2007).
5) Beberapa orang dengan tangan McArdle mengalami "angin kedua":
Mereka berlatih dengan lembut untuk bersenjata, dan menahannya
jika mereka merasa sakit. Mereka akan menemukan bahwa mereka
dapat berolahraga untuk waktu yang lebih lama. Perlu dicatat
bahwa "angin kedua" adalah unik untuk penyakit McArdle
(Luciaetal., 2008). Namun, banyak McArdlepeopledonottogetintoa
detikwindordonot menyadari bahwa hal itu terjadi kecuali dipandu
oleh dokter keluarga atau spesialis (Quinlivan dan Vissing, 2007).
6) Kadar kreatin kinase (CK) yang tinggi dalam darah saat istirahat,
bahkan ketika orang McArdle tidaksecara intens selama beberapa
hari berolahraga. Luciadkk.(2008a) mengatakan bahwa
100%McArdle orangmemiliki kadar CK di atas 200U / l, dan
sekitar 50% orang McArdle memiliki CK di atas 1000U / l.
7) Contoh sesekali tingkat kreatin kinase (CK) yang sangat tinggi
dalam darah. (Lucia et al., 2008a mendefinisikan "sangat tinggi"
berada di wilayah beberapa ribu U / L.) Hal ini mungkin terdeteksi
beberapa jam setelah orang McArdle melakukan latihan intens.
b. Gejala penyakit McArdle yang kurang umum (hanya terlihat pada
beberapa orang McArdle):
1) Beberapa orang McArdle memiliki "kelemahan proksimal yang
diperbaiki". “Kelemahan proksimal tetap” ditemukan pada sekitar
33% orang dengan penyakit McArdle (Lucia et al., 2008).
2) Beberapa penderita McArdle ditemukan dapat berlatih lebih mudah
jika mereka memiliki tinggi gula / minuman glukosa atau
karbohidrat dimakan (seperti pasta atau nasi) sebelum latihan
(Lucia et al., 2008).
c. Beberapa gejala yang lebih parah yang dapat mengarah pada
20
diagnosis penyakit McArdle:
1) Gagal ginjal (ginjal) akibat rhabdomyolysis dan mioglobinuria
dapat mengarah padarumah sakit pemeriksaan yang menghasilkan
diagnosis McArdle's (Biller, 2007).
2) Nyeri otot (mialgia), peradangan (miositis) dan kerusakan yang
disebabkan oleh statin (obat yang digunakan untuk menurunkan
kolesterol) terkadang dapat mengarah pada pemeriksaan rumah
sakit yang menghasilkan diagnosis penyakit McArdle (Biller,
2007).
21
Tes latihan Kadang-kadang Tidak Sering
siklus digunakan. digunakan oleh
ergometer para ilmuwan
untuk menguji
efek olahraga
atau diet.
22
di masa lalu.
23
Membutuhkan
kompleks
peralatan
yangdan
mahal.
24
dengan riwayat keluarga dapat memilih untuk menjalani konseling
genetik untuk membantu memahami risiko penularan gen kepada anak-
anak mereka.
Tidak ada obat untuk Penyakit McArdle. Gejala-gejalanya dapat
dikendalikan dengan mempelajari teknik-teknik untuk melakukan
olahraga, dan tetap bugar. Ini dilakukan dengan bekerja dengan
fisioterapis. Dianjurkan untuk berolahraga ringan secara teratur, seperti
berjalan kaki. Jika nyeri muncul saat berolahraga, perlambat atau hentikan
hingga nyeri mereda. Setelah rasa sakit hilang, coba lagi. Seringkali orang
dengan Penyakit McArdle akan mengalami 'angin kedua', dan akan dapat
berolahraga lebih banyak setelah istirahat sejenak. Olahraga intensif
seperti lari cepat atau angkat beban harus dihindari karena kemungkinan
besar terjadi kerusakan otot.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Metabolisme karbohidrat ini sangat penting untuk pemenuhan energi
makhluk hidup. Dalam proses metabolisme karbohidrat juga terdapat
gangguan atau masalah yang disebabkan kelainan genetik yang
mengakibatkan hilangnya enzim tertentu yang diperlukan untuk
merangsang suatu proses metabolisme, sehingga dapat menyebabkan
penyakit atau gangguan klinis, gangguan metabolisme karbohidrat
dapat menimbulkan penyakit.
2. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan
tingginya kadar glukosa darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin.
3. Galaktosemia adalah gangguan metabolisme karbohidrat yang
diwariskan secara autosomal dan mempunyai insiden 1 dalam 60000.
Galaktosemia merupakan gangguan metabolisme yang diturunkan
secara genetik dan mempengaruhi kemampuan individu untuk
memetabolisme galaktosa, kurangnya enzim yang bertanggung jawab
dalam degradasi galaktosa.
4. Penyakit McArdle adalah penyakit bawaan langka yang menyebabkan
nyeri otot dan kram yang parah. Ini disebabkan oleh ketidakmampuan
untuk menghasilkan enzim yang dikenal sebagai fosforilase atau
myophosphory-lase, yang diperlukan untuk memecah glikogen, bentuk
simpanan gula.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan. Tentunya kami akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu kepada sumber yang dapat dipertanggung jawabkan
26
nantinya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan diatas.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Quinlivan, R., and Vissing, J. (2007) 144th ENMC International Workshop:
Outcome Measures in McArdle Disease, 29 September-1 November
2006, Naarden, The Netherlands. Neuromuscul Disord 17: 494-498.
Quinlivan, R., Beynon, R.J., and Martinuzzi, A. (2008) Pharmacological and
nutritional treatment for McArdle disease (Glycogen Storage Disease
type V). Cochrane Database Syst Rev: CD003458.
Rommel, O., Kley, R.A., Dekomien, G., Epplen, J.T., Vorgerd, M., and
Hasenbring, M. (2006) Muscle pain in myophosphorylase deficiency
(McArdle's disease): the role of gender, genotype, and pain-related
coping. Pain 124: 295-304.
29