METABOLISME KARBOHIDRAT
Oleh
Kelompok 6 :
1. Ni Kadek Ayu Utami Dewi M (05)
2. Ni Kadek Wina Juliantari Putri (09)
3. Ni Kadek Winda Nurani (10)
4. Ni Komang Sintia Sarini Dewi (12)
5. Ni Luh Putu Ishika Maharani Dewi (17)
6. Ni Luh Putu Sri Supariyani (20)
7. I Nyoman Adhi Wiratama (41)
8. Putu Mediana Putri (52)
Om Swastyastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat
Beliau-lah, makalah “Korelasi Klinis Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat”
dapat terselesaikan dengan baik. Dengan adanya makalah ini, dapat diharapkan
para pembaca dan pengguna makalah ini dapat mengerti dengan mudah.
Namun, makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh sebab itu,
dibutuhkan campur tangan dari para pembaca dan pengguna maklah ini dengan
memberikan saran atau kritik agar kami sebagai penyusunnya dapat memperbaiki
kesalahan yang ada sehingga makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi dan
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagimanakah korelasi gangguan metabolisme dari penyakit
diabetes melitus?
2. Bagimanakah korelasi gangguan metabolisme dari penyakit
galaktosemia?
3. Bagaimanakah korelasi gangguan metabolisme dari penyakit
Sindrom McArdle?
3
BAB II
PEMBAHASAN
8
Sebagian dari penderita dapat menderita kerusakan dan
kematian jaringan otot rangka (rabdomiolisis) yang ditandai dengan
kesulitan menggerakkan lengan dan tungkai bawah, urine yang
berwarna kemerahan atau kecoklatan, dan nyeri otot di pundak,
paha, atau punggung tangan bawah. Gejala yang timbul
disebabkan ini karena pada awal kita latihan atau olahraga, otot
rangka bergantung pada konversi glikogen menjadi glukosa untuk
menghasilkan ATP (adenosina trifosfat) yang merupakan sumber
energi utama untuk kontraksi otot. Ketidakmampuan otot rangka
untuk memetabolisme glikogen ini akan menyebabkan rasa lelah
dan peningkatan denyut jantung dini, yang disebut kelelahan
prematur. Selanjutnya otot akan mengalami kegagalan untuk
menghasilkan kontraksi bahkan dengan usaha maksimal. hal ini
akan menyebabkan kram otot. Tubuh akan mulai mengurai otot
untuk memberikan sumber energi tersier bagi sel dalam
bentuk protein. Hal ini akan menyebabkan pelepasan kreatina
kinase dan mioglobin ke dalam darah lalu ikut dalam urine yang
menyebabkan urine berwarna kemerahan atau kecoklatan.
B. Diagnosis
Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis
tentang keluhan yang dirasakan oleh penderita, pemeriksaan fisik
seperti tes iskemika lengan bawah, dan pemeriksaan tambahan.
Dari pemeriksaan darah dapat ditemukan kadar kreatina
kinase yang meningkat hingga 1.000 IU/L (nilai normal < 200 IU/L).
Aktivitas listrik otot dengan pemeriksaan elektromiograf akan
menunjukkan miopati nonspesifik, peningkatan iritabilitas otot, dan
tidak adanya aktivitas listrik pada otot saat dilakukan induksi.
Untuk menilai penumpukan glikogen pada sel otot dan tidak
adanya enzim fosforilase otot dilakukan pemeriksaan biopsi otot.
Pada pemeriksaan urine akan ditemukan kadar mioglobin yang
tinggi. Diagnosis pasti penyakit ini dilakukan dengan pemeriksaan
DNA untuk melihat mutasi gennya.
C. Penanggulangan
Untuk saat ini belum ada pasti pengobatan definitif untuk
penyakit ini. Yang dapat dilakukan adalah pengaturan pola makan
dan strategi saat melakukan aktivitas fisik untuk membantu
mengontrol keluhan yang timbul. Diet penderita penyakit ini adalah
diet rendah karbohidrat tinggi protein dengan pengawasan dokter
dan ahli gizi. Suplemen kreatina monohidrat, natrium valproat,
mengkonsumsi sukrosa sebelum melakukan aktivitas fisik atau
olahraga, dan suplemen vitamin B6 adalah strategi pengobatannya.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit
atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang
ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat
disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh
sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh
kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
Galaktosemia merupakan kelainan metabolisme karbohidrat,
dimana tubuh tidak mampu mencerna galaktosa, yaitu gula
sederhana yang biasanya terdapat dalam susu. Galaktosemia ini
merupakan kelainan yang terbilang jarang ditemui di kalangan
masyarakat umum dan kelainan ini diturunkan kepada anak
tanpa terpaut pada kromosom kelamin, sehingga dapat
diturunkan baik oleh perempuan maupun laki-laki. Yaitu secara
autosom resesif, dimana terdapat defisiensi enzim yang
mempengaruhi metabolisme.
Penyakit Sindrom McArdle atau penyakit penyimpanan
glikogen tipe V adalah kelainan bawaan resesif autosomal yang
disebabkan oleh ketidakmampuan menguraikan glikogen dalam
sel-sel otot karena mutasi gen PYGM (gen glikogen fosforilase
otot. Sindrom McArdle hasil dari sebuah cacat dalam suatu gen
yang membuat protein yang disebut glikogen fosforilase.
Akibatnya, tubuh tidak akan bisa mengurai glikogen dalam otot.
Hal ini dapat menyebabkan kelemahan, kejang, serta nyeri otot.
Penyakit ini merupakan kelainan bawaan yang diwariskan
secara resesif autosomal akibat mutasi gen enzim glikogen
fosforilase otot yang berada di kromosom 11q13 yang
mengandung 20 ekson. Hingga saat ini telah ditemukan lebih
dari 65 mutasi gen yang telah diidentifikasi.
B. SARAN
Penulis laporan ini tentunya masih menyadari jika laporan
diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki laporan diatas
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
11