Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

Disusun Oleh :
Nama : Nala Rizkiatun Nisa

Kelas : 1B
NIM : P1337421021100

PRODI DIII KEPERAWATAN TEGAL


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
Jl. Dewi Sartika No. 1 Debong Kulon Rt 01 Rw 01
Tahun 2021/2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk isi yang sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan. Harapan saya semoga makalah ini membantu
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
manapun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pemalang, 11 Februari 2022

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….……….….…..................................
DAFTAR ISI …………………………………………………………….…………….….....…................................
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………….………………..................................
a. Latar Belakang ………………………………………………………….…….…...................................
b. Rumusan Masalah ………………………………………………………….…................................…

c. Tujuan…………………………………………..………………..……………….......................................
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………....................................…
a. Pengertian Obat Topikal………….…………………………………………............................…...
b. Macam-macam Penggunaan Obat Topikal….……….……..…….……………...............
BAB III PENUTUP………………………………………………............................................................
a. Kesimpulan………………………………………………..……………………....................................
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…………….................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala
penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok
atau memperindah badan atau bagian badan manusia. “Kep. MenKes RI No.
193/Kab/B.VII/71”Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam diantaranya
melalui Oral, injeksi intravena, intramuscular, intracutan, subcutan. Selain dikemas dalam bentuk injeksi
maupun untuk diminum melalui mulut (Oral) ada beberapa obat yang digunakan secara topical seperti
lotion, liniment, ointment, pasta, bubuk, tetes (instilasi), serta dalam bentuk irigasi baik mata, hidung,
telinga, vagina, maupun rektum.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi obat-obatan topical?
2. Apa saja jenis obat topical?
3. Bagaimana tata cara penggunaan obat secara topical?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi obat topical
2. Untuk mengetahui macam-macam obat topical
3. Untuk mengetahui tata cara menggunakan obat topica

BAB II PEMBAHASAN
a. Pengertian Obat-obatan Topikal
Obat-obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk memberikan reaksi atau pengaruh
langsung pada tempat tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun
injeksi. Obat jenis ini dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam sistim peredaran
darah. Namun obat ini dapat bermanfaat apabila digunakan pada kulit atau membrane mukosa. Agens
topical di gunakan untuk mengobati berbagai gangguan dalam area yang terlokalisasi. Beberapa bentuk
obat ini dipersiapkan untuk diabsorbsi kulit guna memberikan dampak secara sistemik. Bila tempat
pemakian mudah dijangkau seperti kulit, suatu obat mudah diletakkan diatasnya. Namun bila tempatnya
merupakan rongga, seperti hidung, atau bagian tertutup seprti mata, maka diperlukan alat untuk
pemakian mekanis untuk memasukkan obat.
b. Macam-macam Penggunaan Obat Topikal
Pada umumnya obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit atau membrane mukosa untuk
memberikan pengaruh local pada bagian tubuh. Namun dalam tata cara penggunaannya terbagi
menjadi beberapa macam meliputi:
1. Pemakaian pada kulit

Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang terdiri dari epidermis dan dermis. Epidermis
merupakan jaringan terluar pada organ kulit. Ketebalan epidermis pada seluruh tubuh berbeda-beda.
Epidermis paling tebal terletak pada telapak tangan dan telapak kaki.Secara terbatas dan selektif,
penyerapan zat memang terjadi pada kulit. Pada kulit normal, obat diserap ke garis kelenjar sebum.
Obat dapat diberikan pada kulit dengan cara digosokkan, disemprotkan. Hal ini dilakukan dengan tujuan
melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi Krim dengan
antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau ulkus dekubitus. Krim adalah produk berbasis air
dengan efek mendinginkan dan emolien. Mengandung bahan pengawet untuk mencegah pertumbuhan
bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan dermatitis
kontak alergi.Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan secara kosmetik lebih baik
ditoleransi.Salep dapat digunakan untuk melindungi kulit dari iritasi atau laserasi kulit akibat
kelembaban kulit pada kasus inkontenansia urin atau fekal. Salep tidak mengandung air, mereka adalah
produk berbasis minyak yang dapat membentuk lapisan penutup diatas permukaan kulit yang
membantu kulit untuk mempertahankan air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta
meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu berguna dalam kondisi kulit kering kronis. Salep tidak
mengandung bahan pengawet.Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada permukaan
tubuh yang luas dan pada daerah berbulu. Losion memiliki efek mengeringkan dan mendinginkan.Obat
transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut kedalam kulit untuk mendapatkan efek sistemik.
Tersedia dalam bentuk lembaran. Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang
membuat zat obat menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga dapat sekaligus mengontrol
frekuensi penggunaan obat selama 24 ± 72 jam
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :

- Untuk mempertahankan hidrasi


- Melindungi permukaan kulit
- Mengurangi iritasi kulit
- Mengatasi infeksi
Tindakan
Alat & Bahan :
1. Obat dalam tempatnya (seperti losion, krim, aerosal, sprei)
2. Pinset anatomis
3. Kain kasa
4. Balutan
5. Pengalas
6. Air sabun, air hangat
7. Sarung tangan

Prosedur Kerja :
- Cuci tangan
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Pasang pengalas dibawah daerah yang akan dilakukan tindakan
-Gunakan sarung tangan
- Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air hangat (apabila terdapat kulit mengeras) dan
gunakan pinset anatomis
- Berikan obat sesuai dengan indikasi dan cara pemakaian seperti mengoleskan atau mengompres
-Jika diperlukan, tutup dengan kain kasa atau balutan pada daerah diobati

-Cuci tangan
Penyerapan obat pada permukaan kulit terhalang oleh lapisan luar kulit yang bersifat protektif dan zat
berlemak yang melindungi garis kelenjar yang menyebabkan sulitnya penetrasi. Prinsip steril dalam tata
cara pemberian obat dapat memudahkan penyerapan obat oleh kulit.
2. Tetes mata
Mata adalah organ yang berperan dalam proses penglihatan. Lapisan luar mola mata disebut sclera.
Cornea adalah bagian sclera transparan di bagian depan bola mata. Sclera merupakan kumpulan serat
yang kuat, sedangkan cornea mudah rusak oleh trauma. Oleh sebab itu, pemakaian obat jarang
diarahkan langsung ke bola mata. Kelenjar lacrimae yang menghasilkan airmata terletak di salah satu sisi
tulang depan hidung. Kelenjar tersebut mengalirkan sekresinya menuj saluran membuka di kantong
conjungtiva. Saluran tersebut meneruskan limpahan cairan ke hidung dibawah injerior concha. Karena
pemakaian langsung tak dapat dilakukan ke cornea yang sensitive, pemberian obat secara instilasi pada
mata dapat dilakukan pada bagian conjungtiva bagian bawah. Obat tetes mata digunakan untuk
memperoleh pengaruh local, seperti pembersihan atau kontraksi pupil untuk pemeriksaan dan
mengobati infeksi. Tipe larutan tetes tergantung pada tujuan instilasi.Kelopak mata dilap bersih sebelum
instilasi agar steril. Buka kantung conjungtiva bagian bawah kemudian lakukan instilasi. Pemberian obat
secara instilasi tidak boleh dilakukan pada kornea karena dapat berisiko merusak cornea. Pasien diminta
menutup kelopak mata dan menggerakkan matanya untuk meratakan cairan yang telah diteteskan

3. Instilasi telinga
Obat yang berupa cairan diteteskan pada liang telinga untuk memperoleh pengaruh local seperti
melembutkan lilin telinga, mengurangi rasa sakit, mengefektifkan anastesi local, membunuh organisme
yang mengganggu pada organ telinga. Liang telinga pasien yang akan di instilasi diluruskan, dan obat
tetes dijatuhkan pada bagian sisi liang telinga. Pasien diposisikan berbaring pada posisi miring dengan
telinga yang akan di instilasi berada di bagian atas. Pasien tetap berbaring beberapa menit setelah
instilasi guna mencegah tumpahnya obat dari liang telinga.

4. Instilasi hidung
Obat tetes pada hidung umumnya diberikan pada pasien yang mengalami keradangan hidung (rhinitis).
Untuk melakukan instilasi hidung, pasien dibantu duduk dengan kepala ditarik kebelakang atau
berbaring dengan kepala miring ke belakang dibantu dengan bantal sebagai pengganjal. Posisi ini
memungkinkan larutan yang akan kelura mengalir kembali kedalam rongga hidung. Setelah itu lakukan
instilasi sesuai dosis obat. Pasien diinstruksikan tetap menjaga posisinya selama beberapa menit dan
menjaga larutan agar tetap didalam rongga hidung setelah proses instilasi untuk mencegah tumpahnya
cairan obat kedalam oropharynx.
5. Pemberian melalui Vagina
Vagina merupakan kanal selaput berotot yang memanjang dari bagian luar tubuh pada vulva sampai
cervix utari. Dalam keadaan sehat, vagina sedikit sekali mengandung pathogen tetapi banyak
mengandung organisme non-pathogen. Organisme non-pathogen tersebut penting karena melindungi
vagina dari serangan pathogen.

Penggunaan obat pada vagina bertujuan untuk mendapatkan efek terapi serta mengobati saluran vagina
dan serviks. Obat ini tersedia dalam bentuk krim dan supositoria. Yang digunakan untuk mengobati
infeksi local.Anjurkan pasien tidur dalam posisi dorsal recumbent. Bersihkan alat kelamin pasien,
kemudian renggangkan labia minora dengan tangan kiri. Kemudian obat sepanjang sepanjang dinding
kanal vaginal posterior sampai 7,5-10 cm. Setelah obat masuk, bersihkan daerah sekitar orifisum dan
labia.Anjurkan pasien tetap dalam posisi selama beberapa saat agar obat bereaksi.
6. Pemberian melalui rectum
Obat suppositoria atau rectal medication diberikan melalui anus dan berbentuk seperti peluru atau
cairan. Diberikan untuk mengatasi keluhan sistemik atau sebagai laksatif bila klien mengalami konstipasi.
Namun, obat antiemetik dapat juga diberikan melalui rectal bila pemberian dengan cara yang lain tidak
berhasil. Cairan enema diberikan melalui rectal dengan menggunakan alat khusus. Cairan enema terdiri
dari gliserin cair, sejumlah 100 mL dan dibiarkan sebentar sekitar 5 – 10 menit, sebelum akhirnya klien
merasa ingin defekasi.

BAB III PENUTUP


a. Kesimpulan
Penggolongan obat menurut cara pemberiannya ada beberapa macam diantaranya secara topical. Obat-
obatan topical adalah jenis obat yang dimaksudkan untuk memberikan reaksi atau pengaruh langsung
pada tempat tertentu atau secara lokal. Obat jenis ini tidak digunakan untuk oral ataupun injeksi karena
dapat mengakibatkan reaksi toksik apabila diabsorbsi kedalam sistim peredaran darah. Pada umumnya
obat topical adalah obat yang digunakan pada kulit atau membrane mukosa untuk memberikan
pengaruh local pada bagian tubuh. Dalam penggunaannya, pemberian obat secara topical dapat
dilakukan melalui kulit, instilasi mata, hidung, telinga, melalui vagina ataupun rectum.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/15184365/Makalah_Pemberian_Obat_Topikal

Anda mungkin juga menyukai