Anda di halaman 1dari 19

UPAYA KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT DAN

BERBAGAI ORGANISASI MASYARAKAT DALAM PROMOSI

Tugas Mata Kuliah


PROMOSI KESEHATAN

Disusun Oleh :
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN KONVERSI


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU 2022/2023
DISUSUN OLEH :
1. Tika Febitasari 40. Suci Uswatun Khasanah
2. Reffi Nisha 41. Evi Dharmasoima
3. Astrida dewi sintia 42. Lidianita
4. One Priana 43. Nurul Habibah
5. Rofiah 44. Helda Nurida
6. Neni Surani 45. Mita Septiana
7. Yesi Raflesia Yuliyanti 46. Emilia
8. Sri Rohani 47. Reni Deniyati
9. Melya Sari 48. Dewi Efrianty
10. Sherly Pajaria Saputri 49. Tini Purwanti
11. Tri Wahyu 50. Ika Lia remefa
12. Firanty Hersiana 51. Vety anggraeni
13. Emilia Febriani 52. Nike prilyasari
14. Ismi Isyaroh 53. Leni Lindawati
15. Arie Fitriana 54. Ara Fantika
16. Dewi Haniati 55. Lenny Puspita Agnesia
17. Laila Nuzuliya 56. Merda Fitriyana
18. Ayu Sartika 57. Dewi Ratnasari
19. Ferti Wahyuni 58. Lili Erviana
20. Ratih Lestari 59. Mustika Desy Aryani
21. Ersanti Febby Saputri 60. Riani
22. Intan Suci Sugiyono 61. Regia Kristiana Dewi
23. Eka Rizki Agustia 62. Nenden Mustikawati
24. Eva Apriantini 63. Olita Sistia
25. Dwi Arum Sari 64. Ara Nadia
26. Amyenchin Ega Pradwita 65. Salsa Dea
27. R. Ayu Desty Istiqomah 66. Lusi Septiyani
28. Dwi Octasari 67. Anita
29. Wenny Anggraeni Rozaly 68. Retno Tri Wahyuni
30. Bella Vista Pratiwi 69. Lia Agustina
31. Deajeng Pangestika 70. Lusiana Indah Puspita Sari
32. Novi Septia 71. Tati Lindasari
33. Ana Yunita 72. Yusi Dwi Abdi Riani
34. Surya Agnes Indriyani Prastika 73. Yola Anisa
35. Pituria 74. Febri Sulistiowati
36. Siti Nurhayati 75. Dhinalia Amorra Berlian
37. Kusuma Ningrum 76. Widiarti Indawani
38. Yayuk

ii
39. Eka Setiawati

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah mata kuliah PROMOSI KESEHATAN dapat kami selesaikan.
Penyelesaian tugas ini juga berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan
ini perkenankan peneliti menghaturkan rasa terimakasih kepada yang terhormat Ibu Hellen
Febrianti, S.ST.,M.Kes sebagai dosen pengampu mata kuliah Promosi Kesehatan membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini. semoga Allah SWT
berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah memberikan bimbingan serta arahan
selama penulisan makalah ini.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak dari kekurangan untuk itu,
penulis mengharapkan masukan yang membangun guna perbaikan selanjutnya. Semoga Allah
SWT senantiasa melindungi kita semua.

Lampung , 24 September 2022

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN ........................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kemitraan ................................................................................................... 3
2.2 Syarat Kemitraan .......................................................................................................... 5
2.3 Kesepakatan Visi, misi, tujuan dan nilai ...................................................................... 5
2.4 Prinsip Kemitraan ......................................................................................................... 6
2.5 Kerangka Berpikir Dalam Kemitraan ........................................................................... 7
2.6 Model Kemitraan .......................................................................................................... 7
2.7 Pengembangan Kesehatan Masyarakat ......................................................................... 9
2.8 Model kemitraan keperawatan komunitas .................................................................... 10
2.9 Langkah-langkah Kemitraan ........................................................................................ 11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 13
3.2 Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemitraan merupakan upaya melibatkan berbagai komponen baik kelompok,


masyarakat, lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing
Pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia yang telah dijalankan selama ini masih
memperlihatkan adanya ketidaksesuaian antara pendekatan pembangunan
kesehatan masyarakat dengan tanggapan masyarakat, manfaat yang diperoleh
masyarakat, dan partisipasi masyarakat yang diharapkan. Meskipun di dalam Undang-
undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan 1992 telah ditegaskan bahwa tujuan
pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya. Oleh karena itu pemerintah maupun
pihak-pihak yang memiliki perhatian cukup besar terhadap pembangunan kesehatan
masyarakat termasuk komunitas perlu mencoba mencari terobosan yang kreatif agar
program-program tersebut dapat dilaksanakan secara optimal dan berkesinambungan.
Hingga saat ini, dan beberapa tahun yang akan datang di negara-negara berkembang
Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi prioritas utama di kalangan masyarakat. Dan ini
menjadi salah satu patokan keberhasilan program kesehatan di negara-negara yang -
berkembang.
Kelompok masyarakat di negara ini, rata- rata mencangkup bayi, balita, anak,
remaja, dewasa, ibu hamil dll. Secara biologis dan sosiologis merupakan kesatuan yang
sangat erat untuk menanggung resiko yang relatif lebih berat dan berjalan dengan seadanya.
Kelompok ibu berada dalam peran reproduksi (kehamilan dan persalinan)
Sementara itu, anak disamping mereka juga sebagai tulang punggung kehidupan keluarga.
Sementara itu, anak sampai dengan usia 5 tahun adalah kelompok yang sangat bergantung
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang justru sedang dalam fase kritis dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosialnya.

v
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembelajaran dari kemitraan dalam promosi dan pendidikan kesehatan
yaitu :
a. Dapat mengetahui pengertian dari kemitraan dalam pendidikan dan promosi kesehatan.
b. Dapat mengetahui dan menerapkan  prinsip-prinsip kemitraan dalam pendidikan dan
promosi kesehatan di masyarakat.
c. Dapat mengetahui dan menjelaskan model-model dalam kemitraan.
d. Dapat mengetahui dan menerapkan kerangka berpikir dalam kemitraan.

vi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kemitraan

Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut
Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu,
kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan
tertentu. Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi:
a. Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua
pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”partner”.
b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan yang saling
menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai kepentingan
bersama.
c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama mencapai
tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-masing.
d. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasi untuk
bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi tugas,
menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang
hubungan masing masing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila
diperlukan.
e. Adanya interaksi dua pihak atau lebih, dimana kedua belah pihak merupakan mitra atau
partner.
f. Penggabungan dari berbagai unsur untuk mencapai sesuatu sasaran/ tujuan yang tidak
dapat sepenuhnya dicapai secara efektif dan efisien hanya oleh salah satu unsur saja.
g. Hubungan kerjasama antara dua pihak atau lebih berdasarkan kesetaraan, keterbukaan
dan saling menguntungkan ( memberi manfaat ).
h. Upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok, masyarakat, lembaga
pemerintah atau non pemerintah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama
berdasarkan atas kesepakatan, prinsip dan peran masing-masing.

vii
i. Suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau organisasiuntuk bekerja sama
mencapai tujuan, mengambil danmelaksanakan serta membagi tugas, menanggung
bersama baikyang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau ulang hubungan masing-
masing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan.
j. Adalah suatu bentuk ikatan bersama antara dua atau lebih pihakyang bekerjasama untuk
mencapai tujuan dengan cara berbagikewenangan dan tanggung jawab dalam bidang
kesehatan, salingmempercayai, berbagi pengelolaan, investasi dan sumber dayauntuk
program kesehatan, memperoleh keuntungan bersama dari kegiatan yang dilakukan.

Indonesia sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh departemen kesehatan, mempunyai
visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia yang penduduknya hidup dalam
lingkunganan prilaku sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan
merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Untuk mewujudkan visi
tersebut telah ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yang harus dilaksanakan
beriringan :
1. Mengerakkan pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan
terjangkau
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
5. Untuk merealisasi visi ini, jelas tidak dapat terwujud jika dibebankan pada sektor
kesehatan saja karena kesehatan merupakan dampak dari pembangunan dari semua faktor
pembangunan, oleh karena itu semua sektor harus saling bahu
membahu mewujudkan misi Indonesia Sehat 2010. memang Departemen Kesehatan yang
paling bertanggung jawab namun dalam mengimplementasi kebijakan dan program,
intervensi harus bersama sama dengan sektor lain baik pemerintah maupun
swasta. Dengan kata lain sektor kesehatan merupakan pemrakarsa dalam menjalin
kerjasama atau kemitraan ( partnership ) dengan sektor terkait.

viii
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat,
lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu
tujuan ujian bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing. Dengan
demikian untuk membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu
persamaan perhatian, saling percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari
pentingnya kemitraan, harus ada kesepekatan misi , visi, tujuan dan nilai yang sama harus
berpijak pada landasan yang sama, kesediaan untuk berkorban.

2.2 Syarat Kemitraan


1. Kesamaan perhatian ( common interest )
Dalam membangun kemitraan,masing-masing anggota harusmerasa mempunyai
perhatian dan kepentingan bersama. Tanpaadanya perhatian dan kepentingan yang sama
terhadap suatumasalah niscaya kemitraan tidak akan terjadi. Sektor kesehatan harus
mampu menimbulkan perhatian terhadap masalah kesehatan bagi sektor-sektor lain non
kesehatan, dengan upaya-upaya informasi dan advokasi secara intensif.
2. Saling mempercayai dan menghormati
Kepercayaan (trust) adalah modal dasar setiap relasi/hubungan antar manusia, kesehatan
harus mampu menimbulkan trust bagi partnernya
3. Saling menyadari pentingnya arti kemitraan
Arti penting dari kemitraan adalah mewujudkan kebersamaan
antar anggota untuk menghasilkan sesuatu yang menuju kearah perbaikan kesehatan
masyarakat pada khususnya, kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Penting
dilakukan advokasi dan informasi

2.3 Kesepakatan Visi, misi, tujuan dan nilai


Visi, misi, tujuan dan nilai tentang kesehatan perlu disepakatibersama, dan akan sangat
memudahkan untuk timbulnya komitmen bersama untuk menanggulangi masalah kesehatan
bersama, hal ini harus meliputi semua tingkatan organisasi sampai petugas lapangan.

ix
2.4 Prinsip Kemitraan
a. Saling menguntungkan (mutual benefit)
b. Saling menguntungkan disini bukan hanya materi tetapi juga non materi, yaitu dilihat dari
kebersamaan atau sinergisme dalam mencapai tujuan
c. Pendekatan berorientasi hasil
Tindakan kemanusiaan yang efektif harus didasari pada realitas dan berorientasi pada
tindakan. Hal ini membutuhkan koordinasi yang berorientasi hasil dan berbasis pada
kemampuan efektif dan kapasitas operasional yang konkrit

1. Keterbukaan (transparansi)
Apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan m-amsainsging anggota mitra harus
diketahhui oleh anggota yang lain Transparansi dicapai melalui dialog (pada tingkat yang
setara) dengan menekankan konsultasi dan pembagian informasi terlebih dahulu.
Komunikasi dan transparansi, termasuk transparansi finansial, membantu meningkatkan
kepercayaan antar organisasi
2. Kesetaraan
Masing-masing pihak yang bermitra harus merasa duduk sama rendah dan berdiri sama
tinggi, tidak boleh satu anggota memaksakan kehendak kepada yang lain. Kesetaraan
membutuhkan rasa saling menghormati antar anggota kemitraan tanpa melihat besaran
dan kekuatan. Para peserta harus saling menghormati mandat kewajiban dan kemandirian
dari anggota yang lain serta memahami  keterbatasan dan komitmen yang dimiliki satu
sama lain. Sikap saling menghormati tidak menghalangi masing-masing organisasi untuk
terlibat dalam pertukaran pendapat yang konstruktif
3. Tanggung Jawab
Organisasi kemanusiaan memiliki tanggung jawab etis terhadap satu sama lain dalam
menempuh tugas-tugasnya secara bertanggung jawab dengan integritas dan cara yang
relevan dan tepat. Organisasi kemanusiaan harus meyakinkan bahwa mereka hanya akan
berkomitmen terhadap sesuatu kegiatan ketika mereka memang memiliki alat,
kompetensi, keahlian dan kapasitas untuk mewujudkan komitmen tersebut. Pencegahan
yang tegas dan jelas terhadap penyelewengan yang dilakukan oleh para pekerja
kemanusiaan harus menjadi usaha yang berkelanjutan

x
4. Saling Melengkapi
Keragaman dari komunitas kemanusiaan adalah sebuah aset bila dibangun atas kelebihan-
kelebihan komparatif dan saling melengkapi kontribusi yang satu dengan yang lain.
Kapasitas lokal adalah salah satu aset penting untuk ditingkatkan dan menjadi dasar
pengembangang. Ketika memungkinkan, organisasi-organisasi kemanusiaan harus
berjuang untuk menjadikan aset lokal sebagai bagian integral dari tindakan tanggap
darurat dimana hambatan budaya dan bahasa harus diatasi

2.5 Kerangka Berpikir Dalam Kemitraan


a. Penjajakan
b. Penting dilakukan penjajakan dengan calon mitra
c. Penyamaan persepsi
d. Perlu pertemuan awal untuk penyamaan persepsi
e. Pengaturan peran, pengaturan peran harus dibicarakan dan disepakati bersama
f. Komunikasi intensif, komunikasi antar mitra sangat diperlukan, agar apabila terdapat
permasalahan di lapangan dapat dilakukan penanganan dengan cepat
g. Melaksanakan kegiatan, harus dilaksanakan dengan baik sesuai dengan rencana kerja
tertulis
h. Pemantauan dan penilaian, perlu disepakati sejak awal tentang cara pemantauan dan
penilaian.

2.6 Model Kemitraan


Terdapat lima model kemitraan yang cenderung dapat dipahami sebagai sebuah
ideologi kemitraan, sebab model tersebut merupakan azas dan nafas kita dalam membangun
kemitraan dengan anggota masyarakat lainnya. Model kemitraan tersebut antara lain:
1. Kepemimpinan (manageralism) (Rees, 2005)
2. Pluralisme baru (new-pluralism)
3. Radikalisme berorientasi pada negara (state-oriented radicalism),
4. Kewirausahaan (entrepreneurialism) dan
5. Membangun gerakan (movement-building) (Batsler dan Randall, 1992).

xi
Berkaitan dengan praktik keperawatan komunitas di atas, maka model kemitraan
yang sesuai untuk mengorganisasi elemen masyarakat dalam upaya pengembangan derajat
kesehatan masyarakat dalam jangka panjang adalah model kewirausahaan
(entrepreneurialism). Model kewirausahaan memiliki dua prinsip utama, yaitu prinsip
otonomi (autonomy) kemudian diterjemahkan sebagai upaya advokasi masyarakat dan
prinsip penentuan nasib sendiri (self-determination) yang selanjutnya diterjemahkan sebagai
prinsip kewirausahaan.
Menurut penulis model kewirausahaan memiliki pengaruh yang strategis pada
pengembangan model praktik keperawatan komunitas dan model kemitraan dalam
pengorganisasian pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia. Praktik keperawatan
mandiri atau kelompok hubungannya dengan anggota masyarakat dapat dipandang sebagai
sebuah institusi yang memiliki dua misi sekaligus, yaitu sebagai institusi ekonomi dan
institusi yang dapat memberikan pembelaan pada kepentingan masyarakat terutama berkaitan
dengan azas keadilan sosial dan azas pemerataan bidang kesehatan. Oleh karenanya praktik
keperawatan sebagai institusi sangat terpengaruh dengan dinamika perkembangan
masyarakat (William, 2004; Korsching & Allen, 2004), dan perkembangan kemasyarakatan
tentunya juga akan mempengaruhi bentuk dan konteks kemitraan yang berpeluang
dikembangkan (Robinson, 2005) sesuai dengan slogan National Council for Voluntary
Organizations (NCVO) yang berbunyi :“New Times, New Challenges” (Batsler dan Randall,
1992).
Pada bagian lain, saat ini mulai terlihat kecenderungan adanya perubahan pola
permintaan pelayanan kesehatan pada golongan masyarakat tertentu dari pelayanan
kesehatan tradisional di rumah sakit beralih ke pelayanan keperawatan di rumah disebabkan
karena terjadinya peningkatan pembiayaan kesehatan yang cukup besar dibanding
sebelumnya (Depkes RI, 2004a, 2004b; Sharkey, 2000; MacAdam, 2000). Sedangkan secara
filosofis, saat ini telah terjadi perubahan “paradigma sakit” yang menitikberatkan pada upaya
kuratif ke arah “paradigma sehat” yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi dan
bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996). Sehingga situasi tersebut dapat dijadikan
peluang untuk mengembangkan praktik keperawatan komunitas beserta pendekatan
kemitraan yang sesuai di Indonesia.

xii
2.7 Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Nies dan Mc. Ewan (2001) mendeskripsikan pengembangan kesehatan
masyarakat (community health development) sebagai pendekatan dalam pengorganisasian
masyarakat yang mengkombinasikan konsep, tujuan, dan proses kesehatan masyarakat dan
pembangunan masyarakat. Dalam pengembangan kesehatan masyarakat, perawat spesialis
komunitas mengidentifikasikan kebutuhan masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan
kemudian mengembangkan, mendekatkan, dan mengevaluasi tujuan-tujuan pembangunan
kesehatan melalui kemitraan dengan profesi terkait lainnya (Nies & Mc.Ewan, 2001;
CHNAC, 2003; Diem & Moyer, 2004; Falk-Rafael, et al.,1999).
Bidang tugas perawat spesialis komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok
masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu:
individu, keluarga, dan kelompok khusus. Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat
spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat,
yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan
pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development).
Tujuan dari penggunaan model pengembangan masyarakat adalah :
1. Agar individu dan kelompok-kelompok di masyarakat dapat berperan-serta aktif dalam
setiap tahapan proses keperawatan, dan
2. Perubahan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dan kemandirian masyarakat yang
dibutuhkan dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatannya
di masa mendatang (Nies & McEwan, 2001; Green & Kreuter, 1991).
Menurut Mapanga dan Mapanga (2004) tujuan dari proses keperawatan komunitas
adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian fungsional klien / komunitas melalui
pengembangan kognisi dan kemampuan merawat dirinya sendiri. Pengembangan kognisi dan
kemampuan masyarakat difokuskan pada dayaguna aktifitas kehidupan, pencapaian tujuan,
perawatan mandiri, dan adaptasi masyarakat terhadap permasalahan kesehatan sehingga akan
berdampak pada peningkatan partisipasi aktif masyarakat.

xiii
Perawat spesialis komunitas perlu membangun dukungan, kolaborasi, dan koalisi
sebagai suatu mekanisme peningkatan peran serta aktif masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi implementasi upaya kesehatan
masyarakat. Anderson dan McFarlane (2000) dalam hal ini mengembangkan model
keperawatan komunitas yang memandang masyarakat sebagai mitra (community as partner
model). Fokus dalam model tersebut menggambarkan dua prinsip pendekatan utama
keperawatan komunitas, yaitu (1) lingkaran pengkajian masyarakat pada puncak model yang
menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan kesehatan, dan (2)
proses keperawatan.
Asumsi dasar mekanisme kolaborasi perawat spesialis komunitas dengan masyarakat
tersebut adalah hubungan kemitraan yang dibangun memiliki dua manfaat sekaligus yaitu
meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dan keberhasilan program kesehatan masyarakat
(Kreuter, Lezin, & Young, 2000). Mengikutsertakan masyarakat dan partisipasi aktif mereka
dalam pembangunan kesehatan dapat meningkatkan dukungan dan penerimaan terhadap
kolaborasi profesi kesehatan dengan masyarakat (Schlaff, 1991; Sienkiewicz, 2004).
Dukungan dan penerimaan tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatnya sumber daya
masyarakat yang dapat dimanfaatkan, meningkatnya kredibilitas program kesehatan, serta
keberlanjutan koalisi perawat spesialis komunitas-masyarakat (Bracht, 1990).

2.8 Model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan


masyarakat
Menurut Hitchcock, Scubert, dan Thomas (1999) fokus kegiatan promosi kesehatan
adalah konsep pemberdayaan(empowerment) dan kemitraan (partnership). Konsep
pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau
dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain:
adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk
membentuk pengetahuan baru. Sedangkan kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja
sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien/masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang

xiv
memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Mapanga & Mapanga,
2004).
Pemberdayaan, kemitraan dan partisipasi memiliki inter-relasi yang kuat dan
mendasar. Perawat spesialis komunitas ketika menjalin suatu kemitraan dengan masyarakat
maka ia juga harus memberikan dorongan kepada masyarakat. Kemitraan yang dijalin
memiliki prinsip “bekerja bersama” dengan masyarakat bukan “bekerja untuk” masyarakat,
oleh karena itu perawat spesialis komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan
kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat (Yoo et. al, 2004). Membangun
kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Nies & McEwan, 2001), namun perawat spesialis
komunitas perlu membangun dan membina jejaring kemitraan dengan pihak-pihak yang
terkait (Robinson, 2005), misalnya: profesi kesehatan lainnya, penyelenggara pemeliharaan
kesehatan, Puskesmas, donatur / sponsor, sektor terkait, organisasi masyarakat, dan tokoh
masyarakat.
Berdasarkan hubungan elemen-elemen di atas, maka penulis mencoba untuk
merumuskan sebuah model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan
kesehatan masyarakat yang dijiwai oleh ideologi entrepreneurialisme. Model kemitraan
keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan masyarakat merupakan suatu
paradigma yang memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep penting, tujuan dan
proses dalam tindakan pengorganisasian masyarakat yang difokuskan pada upaya
peningkatan kesehatan (Hickman, 1995 dalam Nies & McEwan, 2001). Konsep utama
dalam model tersebut adalah kemitraan, kesehatan masyarakat, nilai dan kepercayaan yang
dianut, pengetahuan, partisipasi, kapasitas dan kepemimpinan yang didasarkan pada
pelaksanaan prinsip-prinsip kewirausahaan dan advokasi masyarakat.

2.9 Langkah-langkah Kemitraan


Kemitraan memberikan nilai tambah kekuatan kepada masing-masing sektor untuk
melaksanakan visi dan misinya. Namun kemitraan juga merupakan suatu pendekatan yang
memerlukan persyaratan, untuk itu diperlukan langkah langkah tahapan sebagai berikut:
a. Pengenalan masalah
b. Seleksi masalah

xv
c. Melakukan identifikasi calon mitra dan pelaku potensial melalui surat menyurat, telepon,
kirim brosur, rencana kegiatan, visi, misi, AD/ART.
d. Melakukan identifikasi peran mitra/jaringan kerjasama antar sesama mitra dalam upaya
mencapai tujuan, melalui: diskusi, forum pertemuan, kunjungan kedua belah pihak, dll
e. Menumbuhkan kesepakatan yang menyangkut bentuk kemitraan, tujuan dan tanggung
jawab, penetapan rumusan kegiatan memadukan sumberdaya yang tersedia di masing-
masing mitra kerja, dll. Kalau ini sudah ditetapkan, maka setiap pihak terbuka
kesempatan untuk melaksanakan berbagai kegiatan yang lebih bervariasi sepanjang
masih dalam lingkup kesepakatan.
f. Menyusun rencana kerja: pembuatan POA penyusunan rencana kerja dan jadwal
kegiatan, pengaturan peran, tugas dan tanggung jawab.
g. Melaksanakan kegiatan terpadu: menerapkan kegiatan sesuai yang telah disepakati
bersama melalui kegiatan, bantuan teknis, laporan berkala, dll.
h. Pemantauan dan evaluasi

xvi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kemitraan dapat disimpulkan berhasil jika banyaknya mitra yang terlibat,


sumberdaya (3M) tersedia (input), pertemuan-pertemuan, lokakarya, kesepakatan bersama,
seminat (proses), terbentuknya jaringan kerja, tersusunnya program dan pelaksanaan
kegiatan bersama (output), membaiknya indikator derajat kesehatan (outcome).
Fokus praktik keperawatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus
dan masyarakat. Pengorganisasikan komponen masyarakat yang dilakukan oleh perawat
spesialis komunitas dalam upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan
masyarakat dapat menggunakan pendekatan pengembangan masyarakat (community
development). Intervensi keperawatan komunitas yang paling penting adalah membangun
kolaborasi dan kemitraan bersama anggota masyarakat dan komponen masyarakat lainnya,
karena dengan terbentuknya kemitraan yang saling menguntungkan dapat mempercepat
terciptanya masyarakat yang sehat.
Model kemitraan keperawatan komunitas dalam pengembangan kesehatan
masyarakat” merupakan paradigma perawat spesialis komunitas yang relevan dengan situasi
dan kondisi profesi perawat di Indonesia. Model ini memiliki ideologi kewirausahaan yang
memiliki dua prinsip penting, yaitu kewirausahaan dan advokasi pada masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan azas keadilan sosial dan azas
pemerataan.
Dalam tulisan ini telah disajikan analisis mengenai kemanfaatan model kemitraan
keperawatan komunitas terhadap: keperawatan spesialis komunitas, sistem pendidikan
keperawatan komunitas, regulasi, sistem pelayanan kesehatan, dan masyarakat serta
implikasi model terhadap pengembangan kebijakan keperawatan komunitas dan promosi
kesehatan di Indonesia.

xvii
3.2 Saran-Saran
1. Dapat dikembangkannya model praktik keperawatan komunitas yang terintegrasi antara
praktik keperawatan dengan basis riset ilmiah.
2. Mengenalkan model praktik keperawatan komunitas.
3. Meningkatkan proses berpikir kritis dan pengorganisasian pengembangan kesehatan
masyarakat.
4. Meningkatkan jejaring dan kemitraan dengan masyarakat dan sektor terkait.
5. Meningkatkan legalitas praktik keperawatan spesialis komunitas.
6. Mendorong praktik keperawatan komunitas yang profesional

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2009. Model Kemitraan Keperawatan Komunitas DalamPengembangan Kesehatan


Masyarakat. Dinas Kesehatan kabupaten Ngawi (online).( http://www.dinkesngawi.net/ di akses
2 Oktober 2009).

Anonym. 2007. Prinsip-prinsip Kemitraan. Sebuah Pernyataan Komitmen . Global


Humanitarian Platform (online). (www.globalhumanitarianplatform.org di akses 24 September
2022

xix

Anda mungkin juga menyukai