OLEH KELOMPOK 6:
KENDARI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi gagal ginjal akut ?
b. Apa saja etiologi gagal ginjal akut ?
c. Bagaimana mekanisme gagal ginjal akut?
d. Bagaimana presentasi klinik subjektif dan objektif gagal ginjal akut?
e. Bagaimana tujuan terapi gagal ginjal akut?
f. Bagaimana cara terapi non farmakologi dan farmakologi penyakit gagal
ginjal akut?
g. Bagaimana cara manajemen terapi dari penyakit gagal ginjal akut?
h. Bagaimana proses monitoring terapi obat gagal ginjal akut?
C. Manfaat Penelitian
a. Untuk mengetahui definisi gagal ginjal akut
b. Untuk mengetahui etiologi gagal ginjal akut
c. Untuk mengetahui mekanisme gagal ginjal akut
d. Untuk mengetahui presentasi klinik subjektif dan objektif gagal ginjal akut
e. Untuk mengetahui tujuan terapi gagal ginjal akut
f. Untuk mengetahui cara terapi non farmakologi dan farmakologi penyakit
gagal ginjal akut
g. Untuk mengetahui cara manajemen terapi dari penyakit gagal ginjal akut
h. Untuk mengetahui proses monitoring terapi obat gagal ginjal akut
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pre-Renal
Acute Kidney Injury pre-renal merupakan kelainan fungsional tanpa adanya
kelainan histologik atau morfologik pada nefron. Acute Kidney Injury pre-renal
adalah keadaan paling ringan yang berlangsung secara cepat dan jika perfusi
ginjal ini segera diperbaiki maka fungsi ginjal akan dapat kembali normal
(reversible) Namun, bila hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, maka akan
menimbulkan terjadinya Nekrosis Tubular Akut (NTA).
Penyebab terjadnya Acute Kidney Injury pre-renal adalah semua faktor atau
kondisi yang menyebabkan penurunan jumlah darah yang sampai ke ginjal
sehingga terjadi hipoperfusi renal. Kondisi yang dapat menyebabkan hipoperfusi
ginjal atau renal antara lain :
1) Penurunan Volume Vaskular
Hal ini dapat terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan plasma atau
darah karena perdarahan, luka bakar atau kehilangan cairan ekstraseluler
karena muntah dan diare.
2) Kenaikan Kapasitas Vaskuler
Penyempitan pembuluh darah dapat meningkatkan kapasitas atau tahanan
vaskuler sehingga aliran darah ke ginjal menurun. Kondisi ini dapat terjadi
sepsis, blokade ganglion, dan reaksi anafilaksis.
3) Penurunan Curah Jantung
Ginjal membutuhkan perfusi ginjal dari jantung sebanyak 25 sampai 30%
dari COP (Cardiac Output). Jika jumlah tersebut kurang maka ginjal dapat
mengalami penurunan fungsi secara akut. Kondisi yang dapat
menyebabkan penurunan COP diantaranya adalah renjatan atau syok
kardiogenik, payah jantung kongestif, tamponade jantung, disritmia,
emboli paru, dan infark jantung.
b. Intrarenal
Acute Kidney Injury yang disebabkan oleh kerusakan atau penyakit primer
dari ginjal yang menyebabkan Acute Tubuler Necrosis. Gangguan ginjal ini
mencakup masalah seperti yaitu :
1) Infeksi
Glomerulonefritis merupakan infeksi yang dapat menyebabkan penurunan
filtrasi glomerulus.
2) Crush Injury
Trauma hebat dan luas pada otot dan jaringan lunak dapat menyebabkan
peningkatan myoglobulin (pelepasan protein akibat kerusakan otot yang berkaitan
dengan hemoglobulin) merupakan toxic atau racun bagi nefron.
3) Reaksi Transfusi Berat
Hati-hati dengan tindakan transfusi karena jika terjadi kesalahan dan
menyebabkan reaksi transfusi berupa hemolisis kemudian menyebabkan
peningkatan konsentrasi darah menuju ginjal, maka ginjal akan sulit di filtrasi.
4) Obat-obatan
Obat merupakan zat kimia di mana ginjal sebagai jalan pengeluaran racun
yang ada pada obat. Beberapa obat yang mempunyai sifat toksik terhadap ginjal
(nefrotoxic) bila diberikan dalam jumlah berlebihan. Obat khususnya golongan
Nonsteroidal Anti-inflammantory Drugs (NSAIDs) dan ACE (Angiotensin-
Converting Enzyme) inhibitors mempunyai efek antara yang secara mekanisme
autoregulasi dapat menyebabkan hipoperfusi ginjal renal dan iskemik renal.
5) Racun/Zat Kimia
Ada beberapa zat kimia beracun yang apabila masuk ke dalam tubuh baik
secara inhalasi ataupun ingesti dapat merusak fungsi ginjal. Zat tersebut
diantaranya arsen, merkuri, asam jengkolat dan sebagainya.
c. Post-Renal
Acute Kidney Injury post-renal adalah suatu keadaan di mana
pembentukkan urin sudah cukup, tetapi aliran urin di dalam saluran kemih
terhambat. Penyebab yang paling sering adalah obstruksi saluran kemih karena
batu, penyempitan/striktur, dan pembesaran prostat. Namun, postrenal juga dapat
terjadi akibat proses ekstravasasi.
C. Mekanisme Gagal Ginjal Akut
Diyono & Mulyanti (2019), mengatakan bahwa perubahan patologi yang
mendasari Acute Kidney Injury adalah terjadinya Nekrosis Tubulus Akut. Kondisi
ini mengakibatkan deskuamasi sel tubulus nekrolit dan bahan protein lainnya.
Kemudian membentuk silinder dan menyumbaat lumen tubulusl sehingga tekanan
intratubuler meningkat. Tekanan intratubulus yang meningkat menyebabkan
gangguan filtrasi glomerulus sehingga GFR menurun. Obstruksi tubulus
merupakan faktor penting pada ARF (Acute Renal Failure) yang disebabkan oleh
logam berat. Etilen glikol atau iskemia berkepanjangan. Pada keadaan sel endotel
kapiler glomerulus dan/atau sel membran basalis mengalami perubahan sehingga
luas permukaan filtrasi menurun mengakibatkan penurunan ultrafiltrasi
glomerulus.
Muttaqin dan Sari (2014), mengatakan bahwa pada ginjal normal, 90%
aliran darah di distribusi ke korteks (letak glomerulus) dan 10% menuju ke
medula, dengan demikian ginjal dapat memekatkan urin dan menjalankan
fungsinya. Sebaliknya, pada ARF perbandingan antara distribusi korteks daan
medula ginjal menjadi terbalik sehingga terjadi iskemia relatif pada korteks ginjal.
Konstriksi dan arteriol aferen merupakan dasar penurunan laju filtrasi glomerulus.
Iskemia ginjal akan mengaktivasi sistem renin-angiotensin dan memperbera
iskemia korteks luar ginjal setelah hilangnya rangsangan awal.
Diyono & Mulyanti (2019), mengatakan bahwa secara umum faktor-faktor
yang terlibat dalam proses potagenesis ARF diawali dengan adanya gangguan
iskemia atau nefrotoksin yang ada pada tubulus atau glomerulus sehingga
menurunkan aliran darah ke ginjal. Acute Kidney Injury yang kemudian bersifat
menetap dapat terjadi melalui beberapa akibat cedera awal. Masih banyak hal
yang belum diketahui mengenai patofisiologi ARF. Selain itu, masih banyak yang
harus diteliti lebih jauh untuk mengetahui hubungan antara beberapa faktor yang
memengaruhinya. Tahapan Acute Kidney Injury secara patologi berlangsung
melalui 4 tahap sebagai berikut:
1) Tahap Inisiasi
Tahap dimana ginjal mulai mengalami penurunan ginjal. Pada tahap ini
biasanya pasien belum merasakan gejala yang berarti. Rata-rata pasien mengeluh
badan yang tiba-tiba terasa lemas, nyeri sendi, kadang diikuti nyeri pinggang
hebat bahkan sampai kolik abdomen. Serangan ini berlangsung selama beberapa
saat, jam atau beberapa hari.
2) Fase Oliguri-Anuri
Volume urin (<400 – 500 ml/24 jam) ditandai dengan peningkatan
konsentrasi urin yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal. Terdapat penurunan
fungsi ginjal dengan peningkatan retensi nitrogen, peningkatan BUN, ureum dan
kreatinin.
3) Fase Diuretik
Dimulai ketika dalam waktu 24 jam volume urin yang keluar mencapai 500
ml dan bahkan mulai normal. Berakhir ketika BUN serta serum kreatinin tidak
bertambah lagi. Pada tahap ini perawat harus terus mengobservasi kondisi pasien,
karena kadang pasien dapat mengalami dehidrasi yang ditandai dengan
peningkatan ureum.
4) Fase Penyembuhan (recovery)
Walaupun kerusakan nefron bersifat irreversible, namun apabila kerusakan
belum berlangsung lama dan segera di perfusi dengan baik maka Acute Kidney
Injury dapat dicegah agar tidak berlanjut dan nefron dapat berfungsi kembali.
Biasanya proses ini berlangsung beberapa bulan (tiga bulan sampai dengan satu
tahun) namun, kadang-kadang terjadi jaringan parut yang tidak selalu
menyebabkan ginjal kehilangan fungsi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dibahas pada makalah ini maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Gangguan ginjal akut (GGA) atau Acute kidney injury (AKI) adalah
penurunan fungsi ginjal yang di tandai dengan peningkatan kadar kreatinin
serum dibanding dengan kadar sebelumnya atau penurunan urine output.
2. Penyebab terjadnya Acute Kidney Injury pre-renal adalah Penurunan
volume vaskuler, kenaikan kapasitas vaskuler dan, penurunan curah jantung
sedangkan penyebab terjadinya Acute kidney Injury intrarenal adalah
adanya infeksi, crush injury, reaksi tranfusi berat, obat-obatan, dan racun/zat
kimia.
3. Tahapan Acute Kidney Injury secara patologi berlangsung melalui 4 tahap
yaitu tahap inhalasi, fase Oligari-Anuri, fase diuretic, dan kemudian fase
penyembuhan.
4. Pengobatan gagal ginjal akut bertujuan untuk mencegah komplikasi dan
mengembalikan fungsi ginjal
B. Saran
Dengan mengetahui permasalahan penyebab penyakit gagal ginjal kronik,
diharapkan masyarakat lebih berhati-hati dan menghindari penyebab penyakit ini
serta benar-benar menjaga kesehatan melalui makanan maupun berolaharaga yang
benar. Para tenaga ahli juga sebaiknya memberikan penyuluhan secara jelas
mengenai bahayanya penyakit ini serta tindakan pengobatan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Diyono., & Mulyati. (2019). Buku ajar keperawatan medikal bedah : sistem
pencernaan dilengkapi contoh studi kasus dengan aplikasi NNN (NANDA,
NIC, NOC). Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika