Anda di halaman 1dari 18

Modul 7

KETERAMPILAN KETERAMPILAN KETERAMPILAN KETERAMPILAN


BERTANYA MEMBERI PENGUATAN MENGADAKAN VARAISI MENJELASKAN

Pengertian dan Tujuan Pengertian Dan tujuan Pengertian Dan tujuan


RASIONAL
KOMPONEN KOMPONEN
Definisi dan Fungsi KOMPONEN
PRINSIP PRINSIP
KOMPONEN PRINSIP

PRINSIP 1. Penguatan
Verbal 1. Keterampilan
2. Penguatan 1. Variasi gaya merencanakan
1. Keterampilan Non Verbal mengaar 2. Keterampilan
bertanya 3. Penguatan 2. Variasi pola menyajikan
dasar Tak Penuh interaksi
2. Keterampilan 3. Variasi
bertanya penggunaan
lanjut alat bantu
1. Memperhatikan
guru dan yang
1. Kehangatan dan dijelaskan
keantusiasan 2. Penjelasan
1. Kehangatan dan awal,
2. Kebermaknaan 1. Variasi mkksud tertentu
Keantusiasan.
2. Variasi secara wajar tengah,sampai
2. Menghindari 3. Menghindari
3. Variasi berlangsung dan akhir
kebiasaan- respon positif
kebiasaan berekesinambungan 3. Bermakna
3. Memberikan 4. Pengorganisasian dan sesuai tujaun
waktu berfikir. perencanaan. 4. Penjelasan
4. Mempersiapkan sesuai rencana
Pertanyaan Pokok
5. Menilai
Pertanyaan
Modul 7

KEGIATAN BELAJAR 1
Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya merupakan keterampilan yang bersifat mendasar yang dipersyaratkan bagi
penguasaan keterampilan berikutnya.
Berkenaan dengan penguasaan keterampilan, anda diharapkan mampu:

A. RASIONAL

Serentetan hasil penelitian yang dilakukan sejak awal abad ke-20 tentang kegiatan bertanya
melaporkan hasil yang serupa , yaitu bahwa guru menggunakan 30% dari waktunya untuk bertanya
( G. A. BROWN dan R. Edmondson, 1984).
Ada 4 alasan mengapa seorang guru perlu menguasai keterampilan bertanya:
1. Guru masih cenderung mendominasi kelas dengan metode ceramah, sedangkan siswa adalah
penerima informasi.
2. Kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat kita tidak membiasakan anak bertanya sehingga
keinginan anak untuk bertanya selalu terpendam.
3. Penerapan pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dalam kegiatan pembelajaran
menuntut keterlibatan siswa secara secara mental-intelektual.
4. Adanya anggapan bahwa pertanyaan yang diajukan guru hanya berfungsi untuk menguji
pemahaman siswa.

B. DEFINISI DAN FUNGSI PERTANYAAN

G. A Brown dan R. Edmondson (1984) mendefinisikan pertanyaan sebagai “segala pernyataan yang
menginginkan tanggapan verbal (lisan)” .
Turney (1979) mengidentifikasi 12 fungsi pertanyaan seperti berikut:
1. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang topik.
2. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu.
3. Menggalakkan penerapan belajar aktif.
4. Merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan sendiri.
5. Menstrukturkan tugas-tugas secara maksimal.
6. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
7. Meengomunikasikan dan merealisasikan siswa terlibat secara aktif.
8. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan pemahamannya.
9. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan.
10. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau guru.
11. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi.
12. Membantu siswa menyatakan perasaan dan pikiran yang murni.

C. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN BERTANYA.

Keterampilan bertanya dikelompokkan menjadi dua bagian besar yaitu :


1. Keterampilan Bertanya Dasar.
Keterampilan bertanya dasar terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
b. Pemberian acuan.
c. Pemusatan.
d. Pemindahan giliran.
e. Penyebaran.
f. Pemberian waktu berfikir.
g. Pemberian tuntunan.
2. Keterampilan Bertanya Lanjut
Komponen keterampilan bertanya lanjut terdiri atas:
a. Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan.
Guru hendaknya berusaha mengajukan pertanyaan yang tergolong pada tingkat kognitif
tinggi dan Taksonomi Bloom. Guru diharapkan mengajukan pertanyaan bersifat
pemahaman, aplikasi (penerapan), analisis, sintesis, evaluais dan kreasi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan.
Agar kemampuan berpikir siswa dapat berkembang secara baik dan waja, guru hendaknya
mengatur urutan pertanyaan pada tingkat tertentu.
c. Penggunaan pertanyaan pelacak.
Teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan guru, antara lain:
1). Meminta klarifikasi.
2). Meminta siswa memberi alasan.
3). Meminta kesepakatan pandangan siswa
4). Meminta ketepatan jawaban.
5). Meminta jawaban yang lebih relevan.
6). Meminta contoh.
7). Meminta jawaban yang lebih kompleks
d. Peningkatan terjadinya interaksi.
Cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan terjadinya interaksi adalah:
1). Menghindari atau mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab seorang siswa.
2). Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan.
3). Jika siswa mengajukan pertanyaan, berikan kesempatan kepada siswa lain

D. PRINSIP PENGGUNAAN.

Prinsip-prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi keefektifan pertanyaan adalah:

1. Kehangatan dan Keantusiasan.


Hal ini dapat mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab pertanyaan.

2. Menghindari kebiasaan-kebiasaan Berikut:


a. Mengulangi pertanyaan sendiri.
b. Mengulangi jawaban siswa.
c. Menjawab pertanyaan sendiri.
d. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak.
e. Mengajukan pertanyaan ganda.
f. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan.

3. Memberikan waktu berfikir.


Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berfikir yang diberikan hendaknya lebih lama dari waktu
berfikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan bertanya dasar.

4. Mempersiapkan Pertanyaan Pokok yang akan Diajukan.


Pertanyaan –pertanyaan pokok yang diajukan oleh guru hendaknya disiapkan secara cermat
sehingga urutan tingkat kesukaran pertanyaan dapat disusun lebih dahulu.

5. Menilai Pertanyaan yang telah Diajukan.


Pertanyaan-pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru setealh pembelajaran berlangsung
sehingga ketepatan jumlah pertanyaan, tingkat kesukaran, kualtias pertanyaan dalam
mengembangkan kemampuan berfikir. Dan cakupan materinya dapat diketahui dengan jelas.
KEGIATAN BELAJAR 2
Keterampilan Memberi Penguatan
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN

Penguatan adalah respon yang diberikan terhadap prilaku dan perbuatan yang dianggap baik, yang
dapat membuat terulangnya atau meningkatnya prilaku perbuatan yang dianggap baik.
Tujuan pemberian pengutan adalah:
1. Meningkatkan perhatian siswa.
2. Membangkitkan dan memelihara motivasi siswa.
3. Memudaghkan siswa belajar.
4. Mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa.
5. Menumbuhkan rasa percaya diri.
6. Memelihara iklim kelas.

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN

Penguatan pada dasarnya dapat diberikan dalam dua jenis yaitu:

1. Penguatan Verbal
Penguatan verbal merupakan penguatan yang paling mudah digunakan dalam kegiatan
pembalajaran, yang dpaat diberikan dalam bentuk komentar, pujian, dukungan, pengakuan
atau dorongan yang diharapkan dapat meningkatkan tinglah laku siswa dan penampilan siswa.

2. Penguatan Non Verbal


Penguatan non verbal dapat ditunjukkan dengan berbagai cara sebagai berikut:
a. Mimik dan gerakan badan.
Mimik dan gerakan badan seperti senyuman, anggukan, tepuk tangan, atau acungan ibu
jempol.
b. Gerak mendekati.
Gerak mendekati dapat ditunjukkan guru dengan cara melangkah mendekati siswa,
berdiri di samping siswa atau kelompok siswa, bahkan dalam situasi tertentu duduk
bersama siswa.
c. Sentuhan.
Sentuhan seperti menepuk-nepuk bahu atau pundaksiswa, menjabat tangan siswa atau
mengangkat tangan siswa yang menang.
d. Kegiatan yang menyenagkan
Siswa akan menjadi senang jika diberikan kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang
menjadi kegemarannya atau sesuatu yang memungkinkan dia berprestasi.
e. Pemberian simbol atau benda.
Simbol dapat berupa tanda cek (v), komentar tertulis pada buku siswa, sedangkan benda
yang digunakan sebagai penguatan adalah benda-benda kecil yang harganya tidak terlalu
mahal, tetapi berarti bagi siswa, misalnya kartu bergambar, pensil dan buku tulis, pin atau
benda-benda kecil lainnya.

3. Penguatan Tak Penuh


Penguatan tak penuh diberikan untuk jawaban/respon siswa yang hanya sebagain besar,
sedangkan bagian lainnya masih perlu diperbaiki.
C. PRINSIP PENGGUNAAN

Prinsip-prinsip penguatan sebagai berikut:

1. Kehangatan dan Keantusiasan.


Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai cara, misalnya muka/wajah
berseri disertai senyuman, suara yang riang penuh perhatian atau sikap yang memberi kesan
bahwa penguatan yang diberikan memang sunguh-sungguh.

2. Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa, artinya siswa memang merasa
terdorong untuk meningkatkan penampilannya, misalnya guru mengatakan “model yang kamu
rancang menarik”.

3. Menghindari Penggunaan Respon Negatif.


Respon negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hukuman atau ejekan dari guru merupakan senjata
ampuh yang dapat mengahncurkan iklim kelas ayng kondusif dan kepribadian siswa sendiri.

Hal-hal yang perlu diperhatikan guru ketikan memberikan penguatan sebagai berikut:

a. Sasaran penguatan.
Setiap penguatan yang diberikan guru harus jelas sasarannya, apakah ditunjukkan kepada
pribadi tertentu, kepada kelompok kecil siswa atau kepada seluruh siswa.

b. Penguatan harus diberikan dengan segera.


Penguatan haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang diharapkan.
Dengan perkataan lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang ditunjukkan dengan
penguatan yang diberikan.

c. Variasi dalam penggunaan.


Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya sehingga dampaknya cukup
tinggi bagi siwa yang menerimanya. Penguatan verbal dengan kata-kata yang sama misalnya
bagus, bagus, bagus akan kehilangan makna, hingga tidak berarti apa-apa bagi siswa.
KEGIATAN BELAJAR 3
Keterampilan Mengadakan Variasi.

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN.

Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dapat berwujud
perubahan-perubahan atau perbedaan-perbedaan yang sengaja diciptakan untuk memberi kesan
unik.
Variasi dalam kegiatan pembelajaran bertujuan antara lain untuk hal-hal berikut:
1. Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar.
2. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu.
3. Mengembangkan keinginan siswa untuk mengetahui dan menyelidiki hal-hal baru.
4. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
5. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan siswa.

B. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI.

Pada dasarnya, variasi dalam kegaitan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi:


1. Variasi Dalam Gaya Mengajar.
Gaya mengajar seorang guru sering dikaitkan dengan kepribadian guru tersebut. Secara garis
besar, hal-hal yang berkaitan dengan gaya mengajar yang dapat divariasikan oleh seorang guru
berkisar pada butir-butir berikut:
a. Variasi suara
b. Pemusatan perhatian
c. Kesenyapan
d. Mengadakan kontak pandang.
e. Gerakan badan mimik.
f. Perubahan dalam posisi guru.

2. Variasi Pola Interaksi dan Kegaiatan


Contoh variasi pola interaksi dan kegaiatan adalah:
a. Kegiatan klasikal
1). Mendengarkan informasi dan tanya-jawab secara klasikal
2). Demostrasi oleh guru atau siswa tentang keterampilan.
3). Menyaksikan tayangan film, video atau permainan peran.
b. Kegaiatan Kelompok Kecil.
1). Mendiskusikan pemecahan suatu masalah.
2). Menyelesaiakan suatu proyek, mislanya laporan suatu kegiatan.
3). Melakukan suatu percobaan/ observasi.
4). Melakukan latihan suatu keterampilan
c. Kegiatan berpasangan.
1). Merundingkan jawaban pertanyaan yang diajukan secara klasikal.
2). Latihan menggunakan alat tertentu
d. Kegiatan perorangan
1). Membaca atau menelaah satu materi
2). Mengerjakan tugas-tugas individu.
3). Melakukan observasi.
4). Melakukan Percobaan.
3. Variasi Dalam Pengunaan Alat Bantu Pembelajaran.

Alat dan media pembelajaran merupakan suatu faktor penting dalam kegiatan
pembelajaran. Variasi penggunaan alat bantu pembelajaran dapat dikelompokkan dalam
sebagai berikut:
a. Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat dilihat
Variasi alat bantu pembelajaran yang tergolong dalam kelompok ini sangat beragam,
seperti gambar-gambar, diagram, grafik, papan, buletin, slide, ukuran, peta.

b. Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat didengar.


Guru harus mempu memvariasikan suaranya dari tinggi ke rendah, besar ke kecil, sedih ke
gembira, keras ke lembut atau dari cepat ke lambat.

c. Variasi alat bantu pembelajaran yang dapat diraba dan di manipulasi.


Tergolong ke dalam bagian ini, antara lain biji-bijian, model, binatang kecil yang hidup,
patung, alat mainan, atau alat alat laboratorium.

C. PRINSIP PENGGUNAAN.

Agar variasi dapat berfungsi secara efektif, guru perlu memperhatikan prinsip pengguanan
sebagai berikut:
1. Variasi yang dibuat harus mengandung maksud tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, karaktersitik kemampuan siswa, latar belakang sosial budaya, materi yang disajikan
dan kemampuan guru menciptakan variasi.
2. Variasi harus terjadi secara wajar, tidak berlebihan sehingga tidak mengganggu terjadinya
proses belajar.
3. Variasi harus berlangsung secara langsung dan berkesinambungan, hingga tidak merusak
suasana kelas.
4. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan perencanaan yang baik
perlu dirancang secara cermat.
KEGIATAN BELAJAR 4
Keterampilan Menjelaskan
A. PENGERTIAN DAN TUJUAN

Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat sesuatu menjadi jelas”
Kegiatan menjelaskan bertujuan untuk:
1. Membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, dalil, dan sebagainya secara objektif
2. Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa”
3. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah.
4. Mendapat balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap konsep yang dijelaskan.
5. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penalaran.

B. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN MENJELASKAN.

Keterampilan memberikan penjelasan dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian besar yaitu:


1. Keterampilan Merencanakan Penjelasan.
Merencanakan penjelasan mencakup 2 subkomponen yaitu
a. Merencanakan isi pesan (materi).
Perencanaan ini mencakup 3 hal penting, yatu:
1). Menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara keseluruhan.
2). Menetapkan jenis hubungan antara unsur-unsur yang berkaitan.
3). Menelaah hukum, rumus, prinsip, atau generalisasi yang mungkin dapat digunakan.
b. Menganalisis karakteristik penerimaan pesan.
Sasaran utama penjelasan yang diberikan guru adalah pemahaman siswa. Mampu tidaknya
siswa memahami penjelasan guru sangat tergantung dari kemampuan guru menganalisis
karakterstik siswa.

2. Keterampilan Menyajikan Penjelasan.


Keterampilan menyajikan penjelasan terdiri dari komponen-komponen berikut:
a. Kejelasan
Kejelasan dari suatu penjelasan tergantung dari berbagai faktor seperti kelancaran dan
kejelasan ucapan dalam berbicara, susunan kalimat yang baik dan benar.
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi.
Pola pemberian contoh dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu
1). PolaI induktif yaitu contoh-contoh diberikan terlebih dahulu kemudian berdasarkan contoh-
contoh tersebut, dalil, hukum atau generalisasi disusun.
2). Poal Deduktif yaitu dalil, hukum atau generalisasi diberikan terlebih dahulu kemudian baru
diikuti oleh contoh-contoh.
c. Pemberian tekanan.
d. Balikan

C. PRINSP PENGGUNAAN
1. Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru), yang mendengarkan, dan bahan yang
dijelaskan.
2. Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah dan akhir penjelasan.
3. Penjelasan yang diberikan harus bermakna sesuai tujuan pembelajaran
4. Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru.
Modul 8

KETERAMPILAN MEMBUKA KETERAMPILAN MEMBIMBING KETERAMPILAN MENGELOLA KETERAMPILAN MENGAJAR KELOMPOK KECIL
DAN MENUTUP PELAJARAN DISKUSI KELOMPOK KECIL KELAS DAN PERORANGANAN

PENGERTIAN DAN RASIONAL RASIONAL RASIONAL


TUJUAN
PENGERTIAN
KOMPONEN PENGERTIAN PENGERTIAN
VARIASI PENGORGANISASIAN
PRINSIP KOMPONEN KEGIATAN PENGELOLAAN
KOMPONEN
PRINSIP KOMPONEN HAL DIPERHATIKAN
MEMBUKA PELAJARAN

MENUTUP PELAJARAN Memusatkan Perhatian Pendekatan Otoriter Modul A


Memperjelas Masalah Pendekatan permisif
Modul B
KEBERMAKANAAN
Menganalisis pandangan Pendekatan Modifikasi
Modul C
Meningkatkan Uraian Penciptaan iklim
BERKESINAMBUNGAN Modul D
Menyebarkan sosioemosional
Kesempatan Keterampilan
Menutup Diskusi Kelompok kelas
mengadakan pendekatan

Keterampilam
Keterampilan bersifat preventif mengorganisasikan

Keterampilan bersifat Represif Keterampilan


membimbing

Keterampilan
Merencanakan
Modul 8

KEGIATAN BELAJAR 1
Keterampilan Membuka dan
Menutup Pelajaran

A. PENGERTIAN DAN TUJUAN

Keterampilan membuka pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru
dalam memulai kegiatan pembelajaran, sedangkan kegiatan menutup pelajaran adalah keterampilan
yang berkaitan dengan usaha guru dalam mengakhiri pelajaran. Kegiatan membuka dan menutup
pelajaran dapat terjadi beberapa sekali selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu pada awal
dan di akhir setiap penggal kegiatan.
Kegiatan membuka pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti
kegiatan, sedangkan kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan untuk memantapkan atau
menindaklanjuti topik yang telah dibahas.

Tujuan menerapkan keterampilan membuka pelajaran adalah:


1. Menyiapkan mental siswa untuk memasuki kegiatan inti pembelajaran.
2. Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa
3. Memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas tugas yang harus dikerjakan siswa.
4. Menyadarkan siswa akan hubungan antara pengalaman/bahan dengan yang akan dipelajari.
5. Memberikan gambaran tentang pendekatan atau kegiatan yang akan diterapkan.

Tujuan menerapakan keterampilan menutup pelajarana dalah :


1. Memantapkan pemahaman siswa terhadap kegiatan belajar yang telah berlangsung.
2. Mengetahui keberhasilan siswa dan guru dalam kegiatan yang telah dijalani.
3. Memberikan tindak lanjut untuk mengembangkan kemampuan yang baru saja dikuasai.

B. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN

1. Membuka Pelajaran.
Komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Menarik perhatian siswa.
Menarik perhatian siswa merupakan langkah awal dalam membuka pelajaran. Cara yang
dapat dilakukan untuk menarik perhatian siswa adalah:
1) Memvariasi gaya mengajar guru.
2) Menggunakan alat-alat bantu mengajar yang dapat menarik perhatian siswa.
3) Penggunaan pola interaksi yang bervariasi, misalnya pola interaksi yang monoton.

b. Menimbulkan motivasi
Cara menimbulkan motivasi ada bermacam-macam diantaranya berikut ini.
1) Sikap hangat dan antusias
2) Menimbulkan rasa ingin tahu
3) Mengemukakan ide yang bertentangan
4) Memperhatikan minat siswa
c. Menberi acuan
Memberi acuan bertujuan untuk memberikan gambaran singkat kepada siswa tentang
berbagai topik dalam pembelajaran tersebut.
Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara, seperti berikut ini:
1) Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
2) Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan.
3) Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas
4) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan

d. Membuat Kaitan
Usaha guru untuk mengaitkan pelajaran baru dengan pelajaran lama sering disebut sebagai
menyajikan bahan apersepsi yang dilakukan pada awal pelajaran. Dalam hal ini guru
berusaha mengaitkan materi baru dengan pengetahuan, pengalaman, minat serta
kebutuhan siswa.

2. Menutup Pelajaran
Agar kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif. Guru diharapkan mampu
menguasai cara menutup pelajaran sebagai berikut:
a. Meninjau kembali ( mereviu)
Ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk meninjau kembali tentang penguasaan siswa yaitu:
1) Merangkum inti pelajaran
2) Membuat ringkasan
b. Menilai (Mengevaluasi)
Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut:
1) Tanya-jawab secara lisan yang dilakukan guru pada siswa secara perorangan, kelompok
atau klasikal.
2) Mendemonstrasikan keterampilan
3) Mengaplikasikan ide baru
4) Menyatakan pendapat tentang masalah yang dibahas
5) Memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa.
c. Memberi Tindak Lanjut.
Guru perlu memberikan tindak lanjut, yang dpat berupa:
1) Tugas-tugas yang dapat dikerjakan secara individual seperti pekerjaan rumah (PR)
2) Tugas kelompok untuk merancang sesuatu.

C. PRINSIP-PRINSIP PENGGUNAAN

Prinsip membuka dan mentup pelajaran adalah:


1. Bermakna
Kegiatan yang dilakukan dalam membuka dan menutuppelajran haruslah bermakna, artinya
relevan dengan materi yang akan dibahas dan sesuai dengan karakteristik siswa sehingga
mampu mencapai tujuan yang diinginkan seperti menarik perhatian, meningkatkan motivasi,
memberi acuan, membuat kaitan, mereviu atau menilai.

2. Berurutan dan Berkesinambungan.


Guru hendaknya berusaha membuat susunan kegiatan yang tepat yang sesuai dengan minat,
pengalaman, dan kemampuan siswa, serta jelas kaitannya antara satu dengan yang lain.
KEGIATAN BELAJAR 2
Keterampilan Membimbing Diskusi
Kelompok Kecil
A. RASIONAL

Guru diharapkan mampu memberikan kesempatan kepada para siswanya untuk berlatih
menguasai keterampilan ini dan keterlibatan langsung dalam berbagai diskusi kelompok. Pentingnya
diskusi kelompok di dalam kelas berkaitan dengan pendekatan CBSA yang menutut keterlibatan siswa
dalam kegiatan pembelajaran.

B. PENGERTIAN

Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut yang harus dipenuhi.
1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal.
3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerjasama.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju tercapainya tujuan kelompok.

Dari persyaratan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak setiap pembicaraan kelompok dapat
disebut sebagai diskusi. Didalam kegiatan pembelajaan, diskusi kelompok kecil juga harus memenuhi
keempat syarat tersebut.

C. KOMPONEN KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL.

Ada 6 komponen keterampilan yang perlu dikuasai guru sebagai berikut:

1. Memusatkan perhatian.
Kegiatan memusatkan perhatian dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
a. Merumuskan tujuan pada awal diskusi, disertai dengan pengenalan topik atau masalah
b. Menyatakan dengan tegas masalah-masalah khusus.
c. Menandai terjadinya perubahan yang tidak relevan
d. Membuat rangkuman tentang pembahasan yang disepakati pada tahap-tahap tertentu
Rangkuman dapat dibuat dengan cara, misalnya dengan:
1) Mengakui gagasan siswa dengan cara mengulang bagian penting.
2) Gagasan siswa perlu dimodifikasi.
3) Gagasan siswa digunakan sebagai modal mencapai kesimpulan.
4) Membandingkan gagasan siswa dengan gagasan yang dikemukakan sebelumnya.
5) Merangkum hal-hal yang telah dibahas baik perorangan maupun kelompok.

2. Memperjelas Masalah dan Uraian Pendapat


Memperjelas pendapat dapat dilakukan dengan:
a. Menguraikan atau merangkum gagasan yang dikemukakan sehingga menjadi lebih jelas.
b. Meminta komentar siswa tentang gagasan yang diajukan.
c. Memberi informasi tambahan dan contoh yang memperjelas gagasan yang diajukan.
3. Manganalisis pandangan.
Menganalisis pandangan pendapat peserta diskusi/siswa dapat dilakukan dengan:
a. Menganalisi pandangan siswa dengan cara meminta siswa memberi alasan
b. menguraikan inti gagasan siswa yang sudah disepakati dan yang belum disepakati.

4. Meningkatkan uraian
Cara yang dapat ditempuh guru dalam mempertajam dan menyempurnakan uraian siswa
antara lain sebagai berikut:
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang mampu menantang siswa untuk berfikir.
b. Memberikan contoh-contoh pada saat yang tepat.
c. Mengajukan pertanyaan yang mengundang banyak pendapat/jawaban.
d. Memberi waktu yang cukup untuk berpikir tanpa diganggu oleh komentar-komentar
yang dapat menguarangi konsentrasi siswa.

5. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi


Berbagai cara dapat ditempuh guru untuk menyebarkan kesempatan berpartisipasi, yaitu:
a. Memancing uraian siswa yang enggan berpartisipasi dengan memberikan pertanyaan.
b. Mencegah terjadinya pembicaraan serentak dengan cara memberi giliran.
c. Mencegah secara bijaksana terjadinya monopoli oleh siswa tertentu.
d. Mendorong terjadinya interaksi antarsiswa dengan mengomentari pendapat temannya.
e. Meminta persetujuan siswa untuk melanjutkan diskusi jika diskusi menemui jalan buntu.

6. Menutup diskusi
Untuk menutup diskusi, guru dapat melakukan beberapa hal, antar lain:
a. Membuat rangkuman
b. Mengemukakan tindak lanjut
c. Menilai proses akan hasil diskusi

D. PRINSIP PENGGUNAAN

Prinsip penggunaan keterampilan diskusi adalah sebagai berikut:


1. Diskusi dapat dilaksanakan dalam semua pengajaran bidang studi dijenjang kelas.
2. Topik atau masalah yang didiskusikan haruslah topik yang memerlukan pendapat banyak orang
3. Diskusi kelompok si sekolah dasar masih memerlukan bantuan guru untuk membimbingnya.
4. Diskusi harus berlangsung dalam iklim terbuka yang penuh persahabatan.
5. Sebelum diskusi, guru hendaknya membuat perencanaan dan persiapan hal-hal berikut:
a. Pemilhan topik diskusi
b. Perencanaan dan Penyiapan informasi pendahuluan
c. Penyiapan diri sebagainpemimpin diskusi.
d. Penetapan kelompok serta anggota-anggotanya.
e. Pengaturan tempat duduk setiap kelompok.
6. Diskusi mempunyai kekuatan/keuntungan yang dimafaatkan secara maksimal.
7. Diskusi kelompok mempunyai kelemahan-kelemahan yang menggagalkan tujuan diskusi.
8. Guru hendaknya menghindari:
a. Menyelenggarakan diskusi dengan topik yang tidak sesuai.
b. Mendominasi diskusi dengan berbagai informasi.
c. Membiarkan terjadinya monopoli dan penyimpangan.
d. Tergesa-gesa meminta respon siswa.
e. Membiarkan siswa enggan berpatisipasi
f. Tidak memperjelas uraian.
KEGIATAN BELAJAR 3
Keterampilan Mengelola Kelas
A. RASIONAL

Kegiatan pembelajaran akan berlangsung secara efektif jika faktor-faktor yang mendukung
berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan
tersebut adalah iklim belajar yang kondusif atau optimal.

B. PENGERTIAN

Pengelolaan kelas dapat didefinisikan dengan berbagai cara dari pendekatan-pendekatan yang
dianut sebagai berikut:
1. Pendekatan otoriter mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai seperangkat kegiatan yang
dilakukan guru untuk menegakkan dan memelihara aturan di dalam kelas.
2. Pendekatan permisif, sebgaia lawan dari pendekatan otoriter, mendefinisikan pengelolaan
kelas sebagai usaha guru memaksimalkan kebiasaan siswa.
3. Pendekatan modifikasi tingkah laku, mendefinisikan pengelolaan kelas sebagai serangkaian
kegiatan guru untuk meningkatkan munculnya prilaku baik.
4. Definisi keekmpat berangkat dari asumsi bahwa pengelolaan kelas merupakan proses
penciptaan iklim sosioemosional yang positif di kelas.
5. Definisi yang kelima berdasarkan pada asumsi bahwa perilaku siswa sebagai kelompok kelas
mempunyai pengaruh pada terjadinya pembelajaran.

C. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN KEGIATAN INSTRUKSIONAL

Kegiatan pengelolaan adalah kegiatan yang bertujuan untuk menciptkan, memelihara atau
mengembalikan kondisi yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif seperti
membuat aturan tata tertib kelas.
Kegiatan instruksional adalah kegiatan yang diarahkan untuk membantu siswa menguasai
kemampuan yang diharapakan seperti memberikan penjelasan, mendiagnosis kesulitan belajar,
membimbing diksusi kelompok dan menyusun lembaran kerja.

D. KOMPONEN-KOMPONEN KETERAMPILAN.

1. Keterampilan yang Bersifat Preventif.

Keterampilan ini mencakup kemampuan guru untuk mencegah terjadinya gangguan sehingga
kondisi belajar yang optimal dapat diciptakan.
Usaha untuk mencegah munculnya gangguan-gangguan tersebut antara lain sebgai
berikut:
a. Menunjukkan sikap tanggap.
b. Membagi perhatian
c. Memusatkan perhatiaan kelompok.
d. Memberikan petunjuk yang jelas.
e. Menegur.
f. Memberi penguatan.
2. Keterampilan yang Bersifat Represif.

Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk mengatasi gangguan yang muncul
secara berkelanjutan sehingga kondisi kelas menjadi optimal.
Ada 3 pendekatan yanag dapat diterapakan oleh guru mengatasi gangguan berkelanjutan:
a. Memodifikasi tingkah laku
Guru dapat menempuh berbagai cara berikut:
1) Meningkatkan tingkah laku yang diinginkan dengan cara memberi penguatan.
2) Mengajarkan tingkah laku baru jika aspek tingkah laku yang diinginkan tidak muncul.
3) Mengurangi/menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan, yang dapat dilakukan
dengan cara berikut.
a) Penghapusan penguatan (extinction)
b) Memberi hukuman
c) Membatalkan kesempatan ( time out)
d) Pengurangan hak (response cost)
b. Pengelolaan kelompok
Untuk melakukan hal ini, guru harus memiliki 2 keterampilan berikut:
1) Memperlancar tugas-tugas, dengan cara:
a) Mempererat kerja sama
b) Menetapkan aturan kerja
c) Memperbaiki kondisi melalui pemecahan masalah.
d) Memodifikasi kondisi kelas.
2) Memelihara kegiatan kelompok, dengan cara:
a) Memelihara dan memulhkan semangat siswa
b) Menangani konflik yang muncul.
c) Memperkecil masalah pengelolaan.
c. Meningkatkan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah pendekatan
Hal ini berdasarkan 2 asumsi:
1) Tingkah yang menyimpang yang bersumber dari sejumlah sebab.
2) Luasnya tindakan yang akan diambil untuk memperbaiki sebab-sebab dasar.

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Agar mampu mengelola kelas secara efektif, guru harus memperhatikan berbagai hal berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan guru sangat berperan dalam menciptakan iklim kelas yang
menyenangkan.
2. Kata-kata dan tindakan guru yang dapat menggugah siswa untuk belajar.
3. Penggunaan variasi dalam mengajar
4. Keluwesan guru dalam kegiatan pembelajaran
5. Guru harus selalu menekankan hal-hal yang positif
6. Guru hendaknya mampu menjadi contoh dalam menanamkan disiplin diri sendiri.
7. Guru hendaknya menghindari terjadinya hal-hal berikut.
a. Mencampuri kegiatan siswa secara berlebihan
b. Kesenyapan, yaitu berhentinya satu penjelasan atau kegiatan yang seharusnya masih
berlangsung.
c. Ketidaktepatan memulai dan mengakhiri kegiatan
d. Penyimpangan yang berlarut-larut dari pokok bahasan.
e. Bertele-tele, yaitu mengulangi hal-hal tertentu sampai membosankan.
f. Mengulangi penjelasan yang tidak perlu karena akan menghambat jalanya kegiatan.
KEGIATAN BELAJAR 4
Katerampilan Mengajar Kelompok Kecil
dan Perorangan

A. RASIONAL

Kegiatan kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memeberikan perhatian terhadap
kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Dari segi hubungan guru-siswa, penggunaan model kegiatan
kelompok kecil dan perorangan akan membuat hubungan itu lebih akrab, yang berarti guru dapat
mengenal siswanya lebih baik.

B. PENGERTIAN

Pengajaran kelompok kecil dan perorangan ditandao oleh ciri-ciri berikut:


1. Terjadi hubungan yang akarab dan sehat antara guru dan siswa, siswa dengan siswa.
2. Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara kemampuan, dan minatnya sendiri.
3. Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
4. Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh.

Dilihat dari sisi guru, pengajaran kelompok kecildan perorangan menuntut guru berperan sebagai:
1. Organisator kegiatan pembelajaran
2. Sumber informasi bagi guru.
3. Pendorong bagi siswa untuk belajar.
4. Penyedia materi dan kesempatan belajar.
5. Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa
6. Peserta kegiatan mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan peserta lain.

C. VARIASI PENGORGANISASIAN

Beberapa contoh pengorganisasian pembelajran kelompok kecil dan perorangan dalam


konteks pembelajaran klasikal ( gambar 8.2-8.5)
1. Modul A

Kelas Besar

Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4


Kelompok
kecil

Kelas Besar
2. Modul B

Kelas Besar

Kel Kel Kel S S S Perorangan

Kelas Besar

3. Modul C

Kelas Besar

Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4


Kelompok
kecil

4. Modul D

Kelas Besar

S S S S S S S Perorangan

Kel kecil
Kel Kel Kel
D. KOMPONEN KETERAMPILAN

Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terdiri dari 4 komponen pokok yaitu:
1. Keterampilan Mengadakan Pendekatan secara Pribadi.
Salah satu persyaratan yang harus terpenuhi dalam pembelajaran kelompok kecil dan
perorangan adalah terjadinya hubungan yang sehat dan akrab. Suasana yang dapat diciptakan
dengan berbagai cara sebagai berikut.
a. Menunjukkan kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa, baik dalam kelompok
kecil dan perorangan.
b. Mendengarkan secara simpatik gagasan yang dikemukakan oleh siswa.
c. Memberikan respon positif terhadap buah pikiran perasaan yang dikemukakan siswa
d. Membangun hubungan saling mempercayai yang dapat diciptakan oleh guru.
e. Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa dan mengambil alih tugas siswa
kecenderungan untuk mendominasi atau mengambil alih tugas.
f. Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
g. Berusaha mengendalikan situasi hingga siswa merasa aman.

2. Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan Pembelajaran


Keterampilan yang harus dikuasai oleh guru adalah:
a. Memvariasikan kegitan yang mencakup penetapan/penyelidikan ruangan kerja.
b. Membentuk kelompok yang tepat dalam jumlah, tingkat kemampuan dan lain-lain.
c. Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan belajar.
d. Membagi-bagi perhatian pada berbagai tugas dan kebutuhan.
e. Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi berupa laporan hasil yang dicapai siswa.

3. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar


Keterampilan yang harus dikuasai oleh guru adalah:
a. Memberikan penguatan yang sesuai, baik dalam bentuk, kuantitas maupun kualitas.
b. Mengembangkan supervisi proses awal
c. Mengadakan supervisi proses lanjut
d. Melakukan supervisi pemaduan

4. Keterampilan Merencanakan Dan Melakukan Kegiatan Pembelajaran


Keterampilan merencanakn dan melaksanakan kegiatan pembelajaran terdiri dari 4
subkomponen.
a. Membantu siswa menerapkan tujuan pembelajaran
b. Membuat rencana kegiatan belajar bersama siswa
c. Berperan dan bertindak sebagai penasihat bagi siswa bila diperlukan.
d. Membantu siswa menilai pencapain dan kemajuannya sendiri.

E. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN.


Agar format mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat digunakan secara efektif, hala-
hal berikut perlu diperhatikan:
1. Guru sudah biasa dengan pengajaran klasikal
2. Topik –topik bersifat umum.
3. Guru harus melakukan pengorganisasian siswa, sember, materi, ruangan serta waktu.
4. Kegiatan kelompok kecil/ perorangan selalu diakhiri dengan kulminasi berupa rangkuman.
5. Guru perlu mengenal siswa secara pribadi sehingga kondisi belajar dapat diatur
6. Kegiatan perorangan dapat bervariasi, seperti belajar dengan bahan yang siap pakai.

Anda mungkin juga menyukai