Anda di halaman 1dari 8

PEMBELAJARAN

DISEKOLAH DASAR

PENGERTIAN Karakteristik
BELAJAR Pembelajaran Di Sekolah
Karakteristik Proses Belajar Dan
Tahapan Perkembangan Siswa
PENGERT
IAN KELAS TINGGI

FAKTOR HASIL HAKIKAT Proses Tahapan


BELAJAR BELAJAR
Belajar
KELAS RENDAH
Teori Belajar: Perkembangan Fisik
-Disiplin Mental
-Asosiasi
Perkembangan Sosial
FAKTOR DARI -Insight
DALAM -Gestalt
Perkembangan Bahasa
FAKTOR DARI Tipe Belajar:
LUAR -Signal
-Stimulus-respon Perkembangan Kognitif
-Chaining
Learning to -Verbal association
-Discrimination Perkembangan Moral
know
-Concept
Learning to -Rule
Perkembangan Ekspresif
do -Problem solving

Learning to Aspek Inteligensi


Hasil Belajar:
live -Kognitif
together -Psikomotor Aspek Kebutuhan Siswa
-Reaktif
-Interaktif
KEGIATAN BELAJAR 1
PENGERTIAN BELAJAR
A. PENGERTIAN BELAJAR

Belajar adalah menambah dan mengumpulkan pengetahuan,yang diutamakan


penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya untuk menjadi cerdas atau
membentuk intelektual, sedangkan sikap dan keterampilan diabaikan.
Ernest R. Hilgard (1948) menyatakan bahwa learning is the process by which an
activity originates or is changed through training procedures (whether in the
laboratory or in the natural environment ) as distinguished from changes by factors
not atrisutable to training.
Definisi belajar secara umum adalah bahwa belajar merupakan suatu usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara
keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya.

B. HAKIKAT BELAJAR

Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu


Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target belajar
adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan
siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi yang dipelajarinya.
Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target belajar adalah
adanya proses melakukan atau proses berbuat.
Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi
target belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu
hidup dalam kelompok.
Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target belajara adalah
mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat,
dan kemampuannya.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR

Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dari diri siswa
sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern)
1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajarnya adalah
kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi dan perhatian, kelemahan dan
kesehatan, serta kebiasaan siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah
lingkungan fisik dan nonfisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga,
program sekolah.
KEGIATAN BELAJAR 2
Karakteristik Proses Belajar Dan Tahapan
Perkembangan Siswa Sekolah Dasar

A. KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DI SEKOLAH DASAR.

1. Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar.


Belajar merupakan suatu kegiatan pemrosesan kognitif, keterampilan, dan sikap.
Proses belajar yang baik adalah proses belajar yang dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk berpatisipasi aktif dalam mempelajari suatu kejadian alam, budaya
atau sosial.

a. Teori Belajar
Beberapa teori belajar sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan proses belajar
di Sekolah Dasar.
1). Teori Belajar Disiplin Mental
Menganut prinsip bahwa manusia memiliki sejumlah daya mental seperti daya
untuk mengamati , menanggapi, mengingat, berpikir dan sebagainya yang dapat
dilatih dan didisiplinkan.
2). Teori Belajar Asosiasi
Teori belajar ini identik dengan teori behaviorisme yang biasa disebut S-R Bond.
Dalam teori ini, belajar lebih mengutamakan stimulus-respon yang membentuk
kemampuan siswa secara spesifik dan terkontrol.
Ada 3 hukum yang dikemukakan oleh Edward L. Thorndike :
1. Hukum kesiapan (law of readiness) bahwa hubungan antara stimulus dan
respon akan terbentuk apabila telah ada kesiapan pada sistem syaraf individu.
2. Hukum latihan atau pengulangan (law of exercise or repetition) bahwa
hubungan stimuls denga respon akan terbentuk apabila sering dilatih dan
diulang-ulang.
3. Hukum akibat (law of effect) hubungan stimulus dengan respon akan terjadi
apabila adanya akibat menyenangkan.
3). Teori Belajar Insight
Menurut teori ini belajar adalah mengubah pemahaman siswa. Perubahan ini
akan terjadi apabila siswa menggunakan lingkungan. Belajar adalah suatu proses
yang bersifat eksploratif, imajinatif, dan kreatif.
4). Teori Belajar Gestalt
Menurut teori belajar ini, siswa merupakan individu yang utuh. Teori belajar
Gestalt memandang bahwa siswa sebagai individu yang utuh dan menyeluruh
maka penyelesaian masalah maupun kajian yang dilakukan siswa dapat
menggunakan berbagai pendekatan disiplin ilmu secara terpadu dan menyeluruh.
b. Tipe Belajar
Menurut Gagne (1970), ada 8 tipe balajar yang dapat dilakukan siswa, yaitu:
1. Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk prilaku
melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, respon yang yang
ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas, bahkan emosional.

2. Stimulus-respon learning ( belajar melalui rangsangan tindak balas)


Belajar stimulus-respon merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
prilaku melalui pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu tindak-balas
(respon). Respon tersebut bersifat spesifik, jelas dan dapat diperkuat dengan
ganjaran (reward)
3. Chaining learing (belajar melalui perangkaian)
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk prilaku
melalui beberapa stimulu-respon (S-R) yang berangkai; dalam perbuatan kita
terdapat chaining contoh; dari pulang tugas mengajar , buka sepatu, menyimpan
tas, ganti baju makan dan seterusnya.
4. Verbal Association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui perkaitan verbal
5. Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui proses membeda-bedakan objek
yang abstrak maupun konkret.
6. Concept leaning (belajar melalui konsep)
Tipe belajar ini membentuk prilaku melalui pemahaman terhadap sesuatu benda,
peristiwa, kategori, golongan dan suatu kelompok.
7. Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Tipe belajar ini dapat membentuk prilaku melalui aturan. Belajar melalui aturan
merupakan proses belajar yang membentuk kemampuan siswa supaya memahami
atura-aturan dan mampu menerapkannya. Belajar melalui aturan berarti belajar
melalui dalil-dalil, rumus dan ketentuan.
8. Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Tipe belajar ini dapat membentuk perilaku melalui kegiatan pemecahan masalah.
Tipe belajar ini merupakan tipe belajar yang dapat membentuk siswa berfkiri
ilmiah dan kritis.

c. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam
belajar. Romizoswki (1982) menyebutkan dalam skema kemampuan yang dapat
menunjukkan hasil belajar yaitu: Keterampilan kognitif, Keterampilan psikomotor,
Keterampilan reaktif, Keterampilan interaktif. Gagne menyebutkan ada ima tipe hasil
belajar yang dapat dicapai oleh siswa:
1. Motor skill
2. Verbal information
3. Intelectual skils
4. Attitudes
5. Cognitive strategies

B. TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR.


Tahapan perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut:
1. Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik ini berkaitan dengan perkembangan berat, tinggi badan, dan
perkembangan motorik. Siswa pada tingkat Sekolah Dasar, kemampuan motoriknya
mulai lebih halus dan terarah ( refined motor skills), tetapi berat badan siswa laki-laki
lebih ramping daripada siswa perempuan karena masa adolesen perempuan lebih
cepat daripada laki-laki.

2. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial siswa pada tingkat Sekolah dasar sudah terasa ada pemisahan
kelompok jenis kelamin(separation of the sexes) sehingga dalam pengelompokan,
siswa lebih senang berkelompok berdasarkan jenis kelamin padahal kurang sesuai
menurut pengelompokan belajar. Pada kelas tinggi di Sekolah Dasar sudah mulai
mengenal dan mampu melakukan tugas atau kelompok, baik sebagai ketua maupun
sebagai anggota.

3. Perkembangan Bahasa
Pada masa ini perkembangan bahasa siswa terus berlangsung secara dinamis. Pada
kelas tinggi di Sekolah Dasar gaya bicaranya sudah mulai bergeser dari gaya bicara
egosentris ( egocentric style) ke gaya bicara sosial (social speech). Pada kelas rendah
di Sekolah Dasar siswa sudah mampu membaca dan mampu menganalisis kata-kata
serta mengalami peningkatan kemampuan dalam tata bahasa.

4. Perkembangan Kognitif
Pieget mengemukakan bahwa pada usia Sekolah Dasar siswa akan memiliki
kemampuan berpikir operasional konkret (concrete operational) yang disebut pula
sebagai masa perfoming operation. Pada tahap ini siswa sudah mampu
menyelesaikan tugas-tugas menggabungkan, menghubungkan, memisahkan,
menyusun, menderetkan, melipat dam membagi.

5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral yang harus dimiliki siswa Sekolah Dasar adalah kemampuan
bertindak menjadi orang baik.
6. Perkembangan Ekspresif
Pada perkembangan ekspresif siswa Sekolah Dasar dapat dilihat dari kegiatan
ungkapan bermain dan kegiatan seni (art)

7. Aspek-aspek Intelegensi
Aspek-aspek intelegensi yang dapat dikembangkan pada siswa adalah:
a. Intelegensi linguistik, yaitu kemampuan untuk menggunakan bahasa
b. Intelegensi logis-matematis, yaitu kemampuan untuk menjajaki pola-pola
c. Intelegensi spasial, yaitu kemampuan untuk mengamati secara mental ,
memanipulasi bentuk dan objek.
d. Intelegensi musik, yaitu kemampuan untuk menikmati , mempertunjukkan atau
mengubah musik.
e. Intelegensi fisik-kinestik, yaitu kemampuan untukmenggunakan keterampilan
motorik halus dan kasar dalam olahraga, seni dan produk-produk seni.
f. Intelegensi intrapribadi, yaitu kemampuan untuk memperoleh akses terhadap
pemahaman perasaan, impian dan gagasan-gagasan diri sendiri.
g. Intelegensi interpribadi, yaitu suatu kemampuan mengamati dan merespon
suasana hati.

8. Aspek kebutuhan siswa


Secara umum dapat ada dua kebutuhan siswa: 1. Psiko-biologis yang dinyatakan
dalam keinginan, minat, tujuan, harapan dan masalahnya; 2. Sosial yang berkaitan
dengan tuntutan lingkungan masyarakat, biasanya menurut pandangan orang
dewasa.
KEGIATAN BELAJAR 3

Karakteristik Pembelajaran
Di Sekolah Dasar

Secara umum karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar adalah:


1. Kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat
konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa. Dalam kurikulum
2004 pembelajaran dilakukan dengan pendekatan tematik.
2. Kelas 3 siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari
fakta atau dari kejadian-kejadian yang konkret, hal ini lebih tinggi dari kelas 1 dan 2.
3. Kelas 4, 5, dan 6 atau disebut sebagai kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-
konsep atau prinsip penerapannya.

A. KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN DI KELAS RENDAH

Beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan siswa Sekolah Dasar.
1. Menggolongkan peran anggota keluarga.
2. Menerapkan etika dan sopan santun di rumah, sekolah, dan dilingkungan.
3. Menggunakan kosa kata geografi untuk menceritakan tentang tempat.
4. Menceritakan cara memanfaatkan uang secara sederhana.
5. Menceritakan masa kecilnya melalui bantuan foto maupun dari cerita orangtuannya.
6. Melakukan mekanika tubuh yang baik dalam duduk, berdiri dan berjalan.
7. Melakukan latihan dalam meningkatkan kualitas fisik-motorik.
8. Memperagakan rangkaian gerak ( ritmik) dengan musik.
9. Mengekpresikan gagasan imajinasi unsur bunyi dan gerak.
10. Mengekspresikan gagasan artistik melalui kegiatan bernyanyi dan manari.
11. Mengkomunikasikan gagasan dengan satu kalimat.
12. Mengkomunikasikan gagasan sederhana dengan lisan dan tertulis
13. Menulis dengan jelas dan rapi.
14. Menulis karangan pendek seperti slogan dan surat undangan.
15. Menerapkan EYD dalam menulis dan menggunakan huruf kapital.
16. Menyimak dan menceritakan kembali ragam teks sederhana.
17. Mengaplikasikan konsep atau algoritma
18. Mengaplikasikan konsep algoritma dalam pengerjaan bilangan.
19. Mengkomunikasikan gagasan matematika dengan simbol atau diagram.
20. Membuat dan menafsirkan model matematika dari masalah bilangan.
21. Menentukan pola sifat atau pola bilangan menurut bentuk atau unsurnya.
22. Membilang dan menyebutkan banyak benda, mengingat penjumlahan dan
pengurangan.
23. Melakukan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan
hbungannya.
B. KARAKTERSITIK PEMBELAJARAN DI KELAS TINGGI

Beberapa contoh kegiatan belajar yang dapat dilakukan dikelas tinggi Sekolah Dasar:
1. Mendeskripsikan aturan-aturan yang berlaku di keluarga.
2. Membandingkan kelompok-kelompok sosial di masyarakat.
3. Menyajikan hubungan antar sumber daya alam dengan kegiatan ekonomi
setempat.
4. Melakukan diskusi kelompok tentang jual-beli.
5. Menafsirkan peninggalan-peninggalan sejarah
6. Melakukan latihan untuk meningkatkan kualitas fisik-motorik.
7. Memperagakan berbagai keterampilan yang dihubungkan dengan keselamatan
diri
8. Memperagakan rangkaian gerak dengan alat musik
9. Melakukan kegiatan penjelajahan ke perkampungan di sekitar sekolah.
10. Mencoba mengubah pola gerak dari irama
11. Mendesain model konstruksi
12. Mencari, menemukan, memilih infirmasi dari lingkungan sekitar.
13. Membaca, dan menghapal surat-surat pendek.
14. Mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.
15. Membaca dalam hati
16. Mendengarkan secara apresiatif
17. Mengaplikasikan konsep algoritma dan manipulasi matematika.
18. Melakukan operasi hitung campuran.
19. Melakukan penyelidikan.
20. Mengumpulkan bukti perkembangbiakan makhluk hidup.
21. Menyelidiki hubungan antara ciri makhluk hidup dan lingkungan.
22. Mendesain dan melakukan percobaan
23. Menyelidiki pengaruh gaya magnet,.

Anda mungkin juga menyukai