Anda di halaman 1dari 13

Modul 2

Pembelajaran di Sekolah
Dasar
KB 1
Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru, secara keseluruhan sebagai
pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

1 Penerimaan Pengetahuan
Belajar adalah proses mengakuisisi informasi dan pemahaman baru
melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

2 Perubahan Perilaku
Belajar juga melibatkan perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil
dari pengetahuan dan pemahaman yang baru diperoleh.
Hakikat Belajar
Belajar dapat dikatakan sebagai suatu proses, artinya dalam belajar akan terjadi proses
melihat, membuat, mengamati, menyelesaikan masalah atau persoalan, membimbing, dan
latihan.

 Empat pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar:

1 Learning to know
Belajar untuk mengetahui, yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses
pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa untuk mengetahui dan
memahami subtansi materi yang dipelajarinya.

2 Learning to do
Belajar untuk berbuat, yang menjadi target dalam belajar adalah adanya proses
melakukan atau proses berbuat.

3 Learning to live together


Belajar untuk hidup bersama, yang menjadi target dalam belajar adalah siswa memiliki
kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam kelompok.

4 Learning to be
Belajar untuk menjadi, yang menjadi target dalam belajar adalah mengantarkan siswa
menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat, minat, dan kemampuannya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil
Belajar

Faktor dari siswa sendiri Faktor dari luar diri siswa (ekstren)
(intern)

• Kecakapan • Lingkungan fisik dan nonfisik


• Minat • Lingkungan sosial budaya
• Bakat • Lingkungan keluarga
• Usaha • Progam sekolah
• Motivasi • Guru
• Perhatian • Pelaksana pembelajaran
• Kelemahan dan kesehatan • Teman sekolah
• Kebiasaan siswa
KB 2
Karakteristik Proses Belajar dan Tahapan
Perkembangan Siswa di Sekolah Dasar
1 Interaktif

Pembelajaran di SD didesain untuk


mendorong interaksi aktif antara siswa dan
Kolaboratif 2 materi pembelajaran.
Siswa didorong untuk bekerja sama dalam
kelompok untuk mencapai tujuan
pembelajaran. 3 Relevan

Proses pembelajaran di SD harus relevan


dengan kehidupan sehari-hari siswa agar
lebih mudah dipahami dan diaplikasikan.
A.KARAKTERISTIK PROSES BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

Proses Belajar Berdasarkan Teori dan Tipe Belajar


A.TEORI BELAJAR

1. Teori Belajar Disiplin Mental 2. Teori Belajar Asosiasi 3. Teori Insight 4. Teori Belajar Gestalt
Prinsip teori ini iala bahwa manusia Teori belajar asosiasi berdasarkan Menurut teori ini belajar adalah Menurut teori belajar ini siswa
memiliki sejumlah daya mental pada perubahan tingkah laku yang mengubah pemahaman siswa. merupakan individu yang utuh. Oleh
seperti daya untuk mengamati, menekankan pola perilaku baru yang Perubahan ini akan terjadi apabila karenanya, belajar lebih mengutamakan
menanggapi, mengingat, berpikir diulang-ulang sehingga menjadi siswa menggunakan lingkungan. keseluruhan, kemudian melihat bagian-
dan sebagainya yang dapat dilatih aktivitas yang otomatis. Dalam teori Belajar adalah suatu proses yang bagiannya yang mengandung makna
dan didisiplinkan. Belajar itu sendiri ini belajar lebih mengutamakan bersifat eksploratif, imajinatif, dan dan hubungan. Pembelajaran selalu
merupakan upaya untuk stimulus-stimulus yang membentuk kreatif. diberikan dalam bentuk problematik,
mengembangkan potensi-potensi kemampuan siswa secara spesifik dan aktial, dan nyata.
yang dimiliki individu. terkontrol.
B. Tipe Belajar
Menurut Gagne (1970) ada 8 tipe belajar yang dapat dilakukan oleh siswa, yaitu:

1 Signal learning (belajar melalui isyarat)


Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui sinyal atau isyarat.
2 Stimulus respon (belajar melalui rangsangan tidak balas)
Belajar stimulus respon merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui pengkondisisan stimulus untuk menghasilkan
suatu tindak balas (respon).
3 Chaining learning (belajar melalui perangkaian)
Belajar chaining merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk suatu perilaku melalui beberapa stimulus respons (S-R) yang
berangkai.
4 Verbal association learning (belajar melalui perkaitan verbal)
Belajar verbal association merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui perkaitan verbal.
5 Discrimination learning (belajar melalui membeda-bedakan)
Belajar discrimination merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui proses membeda-bedakan objek yang abstrak
maupun konkret.
6 Concept learning (belajar melalui konsep)
Belajar concept merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui pemahaman terhadap sesuatu benda, peristiwa,
kategori, golongan, dan suatu kelompok.
7 Rule learning (belajar melalui aturan-aturan)
Belajar rule merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui aturan.
8 Problem solving learning (belajar melalui pemecahan masalah)
Belajar problem solving merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk perilaku melalui kegiatan pemecahan masalah.
C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Hasil belajar harus
menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa yang bersifat menetap,
fungsional, positif, dan disadari.
B. TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6-12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa pertengahan (middle childhood). Tahapan
perkembangan siswa dapat dilihat dari berbagai aspek berikut:

1. Perkembangan Fisik 3. Perkembangan Bahasa


Perkembangan ini berkaitan Pada masa ini perkembangan
2. Perkembangan Sosial 4. Perkembangan Kognitif
dengan perkembangan berat, bahasa siswa terus berlangsung
Perkembangan sosial diswa pada Perkembangan kognitif pada siswa
tinggi badan, dan secara dinamis. Dilihat dari cara
tingkat Sekolah Dasar sudah ada Sekolah Dasar berlangsung secara
perkembangan motorik siswa berkomunikasi
pemisahan kelompok jenis dinamis. Pieget mengemukakan
menunjukkan bahwa mereka
kelamin (separation of sexes) bahwa pada usia Sekolah Dasar
sudah mampu menggunakan
sehingga dalam siswa aan memiliki kemampuan
bahasa yang halus dan kompleks.
pengelompokkan, siswa lebih berpikir operasional konkret
senang berkelompok berdasarkan (concrete operational) yang disebut
jenis kelamin padahal kurang pula sebagai masa perfoming
sesuai menurut pengelompokan operation.
belajar
B. TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR
Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6-12 tahun yang termasuk pada perkembangan masa pertengahan (middle childhood). Tahapan
perkembangan siswa dapat dilihat dari berbagai aspek berikut:

5. Perkembangan Moral 7. Aspek-aspek Intelegensi


Perkembangan moral yang Dalam psikologi, teori Gardner
6. Perkembangan Ekspresif 8. Aspek Kebutuhan Siswa
harus dimiliki siswa Sekolah (Utami Munandar, 1999; 265)
Pola perkembangan ekspresif Ada dua kebutuhan siswa:
Dasar adalah kemampuan membedakan jenis intelgensi. Aspek-
siswa Sekolah Dasar dapat dilihat 1. Psikobiologis yang dinyatakan
bertindak menjadi orang baik. aspek intelegensi dapat
dari kegiatan ungkapan bermain dalam keinginan, minat, tujuan,
Tindakan yang dilakukan selalu ditumbuhkembangkan pada setiap
dan kegiatan seni (art). harapan, dan masalahnya.
berorientasi pada orang lain siswa. Aspek intelegensi tersebut
2. Social yang berkaitan dengan
yang dianggap berbuat baik. iala:
tuntutan lingkungan
1. Intelegensi lingustik
masyarakat, biasanya menurut
2. Intelegensi logis matematis
pandangan orang dewasa.
3. Intelegensi spasial
4. Intelegensi musik
5. Intelegensi fisik kinestetik
6. Intelegensi intrapribadi
7. Intelegensi interpribadi
KB 3
Karakteristik Pembelajaran di Sekolah Dasar

Secara umum karakteristik pembelajaran di Sekolah Dasar adalah:

1. Kelas 1 dan kelas 2 Sekolah Dasar berorientasi pada pembelajaran fakta, lebih bersifat
konkret atau kejadian-kejadian yang ada di sekitar lingkungan siswa.

2. Kelas 3 siswa sudah dihadapkan pada konsep generalisasi yang dapat diperoleh dari fakta
atau dari kejadian-kejadian yang konkret.

3. Kelas 4, 5, dan 6 atau disebut sebagai kelas tinggi siswa dihadapkan pada konsep-konsep
atau prinsip-prinsip penerapannya.
A. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Rendah

Esensi pembelajaran di kelas rendah adalah pembelajaran konkret yaitu suatu pembelajran yang dilaksanakan
secara logis dan sistematis untuk membelajarkan siswa yang berkenaan dengan fakta dan kejadian di sekitar
lingkungan siswa. Pembelajaran ini dilaksanakan berdasarkan rencana pelajran (silabus) yang telah di kembangkan
oleh guru. Pembelajaran konkret lebih sesuai bila diberikan pada siswa di kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3) Sekolah
Dasar. Kondisi pembelajaran ini harus diupayakan oleh guru sehingga kemampuan siswa, bhan ajar, proses belajar,
dan sistem penilaian sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Karakteristik lain yang harus dipahami dalam
pembelajaran di kelas rendah yaitu prose belajar harus dikembangkan secara interaktif.
A. Karakteristik Pembelajaran di Kelas Tinggi

Esensi proses pembelajaran di kelas tinggi (kelas 4, 5, 6) Sekolah Dasar adalah suatu pembelajaran yang
dilaksanakan secara logis dan sistematis untuk membelajarkan konsep, dam generalisasi hingga penerapannya
(menyelesaikan soal, menggabungkan, menghubungkan, memisahkan, menyusun, menderetkan, melipat, dan
membagi). Menurut Piaget siswa kelas 6 Sd yang mencapai usia 11 tahun, masuk dalam fase perkembangan
operasional formal, artinya suatu perkembangan kognitif yang menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki
kemampuan berpikir tinggi atau berpikir ilmiah. Dengan demikian pada kelas 6 bahkan mulai dari kelas 5
pembelajarannya harus menggunakan beberapa pendekatan ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai