Anda di halaman 1dari 12

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR DALAM PEMBELAJARAN TERPADU

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

1. AYU NURHAFSAH
2. DESI ASMAUL HUSNA
3. DESI RATNA JUNITA
4. ESA NURLIA
5. LISMA DIANA
6. JULIA SARI
7. NURJANNAH

DOSEN PENGAMPUNG: SITI AMINAH NABABAN M,PD


1.KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

 
A.Keterampilan Bertanya

Cara yang ditempuh guru dalam mengajukan pertanyaan berpengaruh dalam pencapaian hasil belajar
dan peningkatan cara berpikir siswa. Keterampilan bertanya diklasifikasikan menjadi keterampilan
bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut.
a. Keterampilan Bertanya Dasar

Sukirman dan Kasmad (2006:178) mengungkapkan, “keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pokok atau
dasar yang berfungsi sebagai stimulus untuk merangsang munculnya respon atau jawaban dari siswa.
 Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar;

1. Pengungkapan Pertanyaan Secara Jelas dan Singkat

Pertanyaan guru harus diungkapkan secara singkat jelas dan singkat, dengan menggunakan kata-kata yang dapat
dipahami siswa.
2. Pemberian Acuan

Sebelum mengajukan pertanyaan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan berupa pertanyaan yang berisi informasi
yang relevan dengan jawaban yang diharapkan, yang berfokus sempit sesuai tujuan khusus diskusi. Proses semacam ini yang
dimaksud dengan pemusatan (focusing).
2.Keterampilan Bertanya Lanjut

Dalam keterampilan bertanya lanjut pendidik lebih mengutamakan usaha mengembangkan


kemampuan berpikir, memperbesar partisipasi, dan mendorong lawan bicara agar dapat berinisiatif
sendiri.
 Komponen-kompenen keterampilan bertanya lanjut;

3. Pengubahan Tuntutan Tingkat Kognitif dalam Menjawab pertanyaan Pertanyaan yang dikemukakan oleh guru dapat mengundang proses
mental yang berbeda-beda. Ada yang menuntut proses mental yang rendah.dan ada pula pertanyaan yang menuntut proses mental yang rendah, dan ada pula
pertanyaan yang menuntut proses mental yang lebih tinggi.

4.Pengaturan Urutan Pertanyaan

Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih tinggi dan kompleks guru hendaknya mengatur urutan pertanyaan yang
diajukan kepada siswa.
3.Keterampilan Memberi Penguatan

Soetomo (1993:95) menyimpulkan bahwa pemberian penguatan adalah: “suatu respon positif dari pengajar
kepada peserta didik yang telah melakukan suatu perbuatan baik”.

Penguatan adalah respons terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya
kembali tingkah laku tersebut. Penguatan ini dapat berupa memberi penghargaan atau suatu pujian kepada peserta
didik dalam bentuk kata-kata pujian ataupun bahasa tubuh terhadap tingkah laku maupun penampilan peserta didik.
 Komponen-komponen penguatan;

1. Penguatan Verbal
a) Kata-kata

Contoh; bagus, ya, benar, tepat, bagus sekali, betul, dan sebagainya.
a) Kalimat
 Contoh; pekerjaanmu baik sekali! saya senang dengan pekerjaanmu!
1. Penguatan Nonverbal
a) Penguatan berupa Mimik dan Gerakan Badan
 Contoh; senyuman, anggukan, ancungkan ibu jari, atau tepukan tangan
4.Keterampilan Menjelaskan

Menjelaskan berarti mengorganisasikan isi pelajaran dalam urutan yang terencana sehingga dengan mudah
dapat dipahami oleh peserta didik. Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan disajikan dengan urutan
yang cocok merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan.
 Komponen-komponen keterampilan menjelaskan;

1. Merencanakan
a. Isi Pesan (Materi)
a) Menganalisis masalah secara keseluruhan.

b) Menentukan jenis hubungan yang ada antara unsur-unsur yang dikaitkan itu.

c) Menggunakan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
b. Penerima Pesan (Siswa)

 Merencanakan suatu penjelasan harus mempertimbangkan penerima pesan, yaitu kepada siapa penjelasan itu hendak disajikan agar mereka
dapat memahami dengan baik. Kesiapan siswa memahami suatu penjelasan berkaitan erat dengan usia, jenis kelamin, kemampuan, latar
belakang sosial, dan lingkungan belajar.
2. Menyajikan Suatu Penjelasan

C. Kejelasan

Kejelasan dalam memberikan suatu penjelasan dapat dicapai dengan berbagai cara. Bahasa yang diucapkan harus jelas kata-katanya,
ungkapan maupun volume suara. Pembicaraan dilakukan dengan lancar, dengan menghindari kata-kata yang tidak perlu seperti "ee", "aa",
"mm", "eh", dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai