Abstract
Tujuan dari penelitian ini adalah sintesis senyawa N-benzoyl glutamida dari
monosodium glutamat (MSG). Sintesis dilakukan dengan mengisolasi MSG dan produk
hasil isolasi direaksikan dengan senyawa benzoil klorida. Setelah itu, produk hasil
sintesis dilakukan ekstraksi dan sublimasi. Identifikasi senyawa hasil sintesis dilakukan
melalui analisis terhadap organoleptis dan kelarutan, dilengkapi dengan uji
kromatografi lapis tipis dan uji jarak lebur, serta konfirmasi struktur melalui analisis
spektrofotometri UV-Vis, spektroskopi FT-IR, dan analisis HPLC. Hasil diperoleh
kristal jarum berwarna putih dan bau yang khas dengan titik lebur pada suhu 117,5-
118,80 C . Hasil rendemen yang diperoleh sebesar 22,4%. Hasil sintesis diindikasikan
berupa senyawa N-benzoyl glutamida yang didukung oleh data spektra IR dan HPLC.
Abstract
The purpose of this research is the synthesis of N-benzoyl glutamide compounds from
monosodium glutamate (MSG). Synthesis can be done by isolating MSG and product of
isolation was reacted with benzoyl chloride compound. After that, product of synthesis
were extracted and sublimated. Identification of the synthesized compounds was
carried out through organoleptic analysis and solubility, supplemented by thin layer
chromatography test and melting distance test, and structural confirmation through UV-
Vis spectrophotometry analysis, FT-IR spectroscopy, and HPLC analysis. The results
obtained a white needle crystal and a distinctive odor with a melting point at a
temperature of 117.5-118.8 0C. The yield of rendemen obtained is 22,4%. The results
of Synthesis are indicated as N-benzoyl glutamide compounds supported by IR spectra
and HPLC result.
1
STIKES Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan 2016 ISSN XX-XX
2
ISSN XX-XX
alat gelas untuk sintesis (labu alas bulat, Kemudian ditambahkan karbon aktif
beaker glass, erlenmeyer, gelas ukur, lalu diamkan selama 2 menit dan
corong pisah, batang pengaduk kaca, campuran disaring pada keadaan
cawan porselen, tabung reaksi), neraca panas. Larutan encer kemudian di
analitik, hot plate stirer, chamber masukkan dalam lemari es selama 24
kromatografi lapis tipis, lampu uv, jam, lalu akan terbentuk kristal asam
spektrofotometer UV-Vis Shimadzu, glutamat. Setelah itu kristal asam
alat titik lebur Melting point Stuart glutamat di saring dan dicuci dengan
spektroskopi FT-IR Shimadzu , air es. Sehingga didapatkan kristal
seperangkat alat kromatografi cair asam glutamat murni. Lalu kristal
kinerja tinggi Agilent Technologis. asam glutamat di timbang dan hitung
3. Jalannya Penelitian presentase hasilnya (King1, 1925)
a. Prosedur isolasi senyawa asam (King2, 1941).
glutamat dari monosodium glutamat b. Identifikasi asam glutamat
(ANM). (i) Pemeriksaan Organoleptis Senyawa
Senyawa asam glutamat Asam Glutamat
diperoleh dari monosodium glutamat. Pemeriksaan organoleptis
Produk ini merupakan salah satu yang dilakukan meliputi, warna, bau
produk dari jepang yang berupa serbuk dan bentuk kristal senyawa hasil
dan sebagian besar terdiri dari garam sintesis. Kemudian hasil pengamatan
monosodium dan asam gluatamat dibandingkan dengan marker
(King Harold, 1941). Pada penelitian pembanding monosodium glutamat
yang akan dilakukan senyawa asam (Elena, 2016). Pada uji kelarutan dari
glutamat diisolasi dengan mereaksikan senyawa asam glutamat dilakukan
monosodium glutamat dengan asam dengan Aquades sebanyak 2 mL
klorida dan air dengan prosedur dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
sebagai berikut: Kristal hasil sintesis dalam wadah
Sebanyak 20 gram (misalnya cawan arloji), ditimbang di
monosodium glutamat dilarutkan atas neraca analitik dan dicatat
dalam 20 mL air, aduk hingga bobotnya. Kristal tersebut sedikit
homogen, lalu ditambahkan asam demi sedikit dimasukkan dalam
klorida encer 80 mL aduk hingga tabung reaksi, diamati kelarutannya
homogen. Campuran kemudian hingga tepat jenuh, lalu dicatat
dididihkan (refluks) selama 15 menit. kembali bobot sisanya. Prosedur
3
STIKES Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan 2016 ISSN XX-XX
4
ISSN XX-XX
5
STIKES Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan 2016 ISSN XX-XX
6
ISSN XX-XX
amino dan termasuk dalam asam amino glutamat dapat mengalami penurunan juga
non-essensial. Menurut Fox (1983) asam sehingga dapat terbentuk kristal yang
glutamat sumbernya banyak diperoleh tidak larut air ketika suhu rendah. Setelah
7
STIKES Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan 2016 ISSN XX-XX
8
ISSN XX-XX
adanya vibrasi bending pada daerah bahan dalam perlakuan memiliki derajat
bilangan gelombang 1735,93 cm-1 untuk teknis atau tingkat kemurniannya rendah.
gugus C=O pada karbonil asam. Pita Tahap selanjutnya dilakukan
spesifik yang menunjukkan adanya vibrasi sintesis senyawa n-benzoyl glutamida
gugus N-H pada daerah bilangan melalui reaksi amidasi. Dilakukan sintesis
gelombang 3371,57 cm-1 . Sedangkan data senyawa ini untuk membuktikan bahwa
spektra IR pada MSG menunjukkan senyawa n-benzoyl glutamida dapat di
adanya puncak-puncak serapan pada bentuk dari bahan awal MSG. Pada
bilangan gelombang 3610,74 cm-1, penelitian darwis dkk (2006) senyawa N-
1743,64 cm-1 dan 1110,1 cm-1. Dari benzoyl glutamida dapat dibentuk dari
masing-masing puncak serapan amidasi asam glutamat dan benzoil
menunjukkan adanya gugus N-H pada klorida. Menurut penelitian dari darwis
daerah 3610,74 cm-1. Pada daerah dkk (2006) senyawa N-benzoyl glutamida
1743,64 cm-1 menunjukkan adanya gugus dapat berfungsi sebagai surfaktan.
C=O karbonil pada asam. Sedangkan pada Mekanisme reaksi yang terjadi
-1
daerah 1110,1 cm menunjukkan adanya adalah seperti dalam penelitian darwis
ikatan C-O. Kemudian dilihat daerah sidik dkk (2006) yaitu dalam hal ini yang
jari (dari 1500 cm-1 ke 500 cm-1) pada merupakan asam keras (hard acid)
+
produk isolasi dan MSG memiliki berupa unsur H pada gugus NH2 yang
perbedaan pola daerah sidik jari, karena terdapat pada asam glutamat dan mudah
pada daerah sidik jari setiap senyawa bereaksi dengan atom Cl- dari benzoil
organik akan memberikan pola yang klorida yang merupakan basa keras (hard
berbeda. Berdasarkan uraian diatas, dapat base). Selanjutnya gugus NH- merupakan
disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi asam lunak (soft acid) yang kemudian
merupakan senyawa yang berbeda dengan akan bereaksi dengan gugus asil (R-
senyawa MSG. C+=O) dari benzoil klorida yang
Hasil spektra IR produk isolasi merupakan basa lunak (soft base). Berikut
dengan spektra IR asam glutamat standar reaksi yang terjadi :
yang telah dibandingkan sedikit memiliki
kesamaan pola pada daerah sidik jari (dari
1500 cm-1 ke 500 cm-1) karena pada
produk isolasi masih belum murni. Hal ini
Penelitian ini dilakukan dengan
disebabkan karena penggunaan bahan-
mereaksikan senyawa hasil isolasi dengan
9
STIKES Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan 2016 ISSN XX-XX
benzoil klorida pada pH 12 dengan suhu tunggal pada masing-masing plat KLT.
0-10 C dan 25 0C. Dari sintesis yang telah dan lebih jelasnya dapat diamati melalui
dilakukan, menghasilkan 1,12 gram hasil perhitungan Rf pada masing-masing
senyawa produk. Dengan demikian, plat KLT. Pada Rf1 (eluen pertama)
diperoleh presentase rendemen sebesar didapatkan nilai sebesar 0,575 dan pada
22,4%. Dalam penelitian digunakan pelrut Rf2 (eluen kedua) diiperoleh nilai 0,337.
aseton/air untuk melarutkan senyawa hasil Setelah itu dilanjutkan
isolasi. Dilakukan pada pH 12 disebabkan pengujian KLT dengan senyawa
pada pH < 12 senyawa amida akan
mengalami hidrolisa dan menurunkan Nilai Rf
Fase Gerak
nilai rendemen. Dalam reaksi ini benzoil Produk Asam
MSG
Sintesis Glutamat
klorida yang digunakan berlebih, hal ini Heksana :
diharapkan agar semua asam glutamat Etanol 96% 0,187 0,775 -
(10:1)
yang digunakan bereaksi secara total. Dan pembanding. Diperoleh nilai Rf yang
penggunaan dietil eter dimaksudkan untuk didapatkan pada noda senyawa hasil
melarutkan sisa benzoil klorida dalam sintesis sebesar 0, 187 sedangkan nilai
reaksi. Senyawa hasil sintesis diasamkan
Rf pada noda pembanding senyawa
sampai pH 2-3 bertujuan untuk merubah
hasil isolasi MSG sebesar 0,775.
senyawa hasil sintesis dalam bentuk
Hasil pengujian dengan
molekulnya. Penggunaan etil asetat
spektrofotometri UV-Vis, disebutkan
bertujuan untuk menarik senyawa hasil
sintesis. bahwa hasil spektra pada pelarut
Kristal yang diperoleh memiliki etanol 96% pada senyawa pembanding
bentuk kristal jarum berwarna putih, hasil isolasi MSG menunjukkan nilai
berbau khas dan larut dalam etil asetat, serapan maksimum pada panjang
serta meiliki nilai titik lebur 117,5-118,8 gelombang 262 nm, sedangkan produk
0
C. Pada uji kromatografi lapis tipis sintesis memberikan serapan
dilakukan dengan menggunakan dua fase maksimum pada panjang gelombang
gerak yaitu diklorometan : etanol 96%
272 nm. Hasil spektrum UV pada pelarut
(10:1) dan eluen 2 campuran heksana :
kloroform menunjukkan hasil serapan
etanol 96% (10: 1). Hasil noda diamati
maksimum hanya pada produk sintesis
pada lampu UV pada panjang gelombang
yakni pada panjang gelombang 273 nm,
254 nm dan 366 nm. Hasil pengujian
sedangkan pada senyawa pembanding
menunjukkan bahwa terbentuk noda
10
ISSN XX-XX
hasil isolasi MSG tidak menunjukkan daerah bilangan gelombang 1473,62 cm-1
hasil serapan maksimum. Hasil spektrum menunjukkan adanya serapan cincin
UV produk sintesis pada pelarut etil asetat aromatis. Sedangkan pada daerah
memberikan hasil serapan maksimum bilangan gelombang 1350,17 cm-1
pada panjang gelombang 271 nm dan menunjukkan adanya tekuk –C-H.
pada senyawa pembanding hasil isolasi
MSG tidak memberikan hasil serapan
maksimum. Sedangkan pada pelarut
NaOH 10% produk sintesis tidak
memberikan nilai serapan maksimum dan
pada senyawa pembanding hasil isolasi
MSG menunjukkan nilai serapan
maksimum pada panjang gelombang 260 Selanjutnya, dilakukan analisis
nm. HPLC (High Performance Liquid
Analisis dengan menggunakan Chromatography) memberikan hasil pola
spektroskopi FT-IR memberikan data kromatogram. Pada senyawa hasil sintesis
spektra IR. Pada senyawa hasil sintesis memberikan hasil berupa kemunculan dua
menunjukkan adanya puncak-puncak peak yang saling berdekatan. Dari kedua
serapan bilangan gelombang pada daerah peak memiliki waktu retensi yang berbeda
3387 cm-1, 2005,97 cm-1, 1735,93 cm-1, yaitu 0,342 menit (senyawa A) dan 0,490
-1 -1
1612,49 cm , 1473,62 cm dan 1350,17 menit (senyawa X). Area puncak pada
-1
cm . Pada puncak serapan bilangan kromatogram menunjukkan keberadaan
-1
gelombang daerah 3387 cm kedua senyawa dengan tingkat intensitas
menunjukkan adanya gugus N-H, hal ini yang berbeda yaitu pada 5,766% (senyawa
didukung oleh adanya vibrasi bending A) dan 94,234% (senyawa X). Senyawa X
pada daerah bilangan gelombang 2005,97 diindikasikan merupakan produk sintesis
-1
cm untuk gugus N-H. Pita serapan pada sedangkan senyawa A diindikasikan sebagai
daerah bilangan gelombang 1735,93 cm-1 senyawa pengotor. Berikut hasil
menunjukkan adanya vibrasi C=O pada kromatogram senyawa hasil sintesis:
karbonil asam sedangkan pita serapan
yang menunjukkan adanya gugus C=O
pada karbonil amida serta vibrasi
streaching dari gugus C-N yaitu pada
daerah 1612,49 cm-1. adanya serapan pada
11
STIKES Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan 2016 ISSN XX-XX
Senyawa
rendemen sebesar 22,4%.
X B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian
Senyawa
A yang telah dilakukan, penulis
menyarankan :
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai optimasi suhu dan
Sedangkan pada senyawa
waktu berjalannya reaksi,
pembanding hasil isolasi MSG memberikan
pemurnian senyawa hasil sintesis
hasil kromatogram berupa kemunculan dua
secara lebih spesifik agar
peak yakni pada puncak pertama memiliki
didapatkan senyawa sintesis yang
waktu retensi sekitar 0,329 menit dan pada
lebih murni.
puncak kedua sekitar 0,605 menit.
2. Dilakukan konfirmasi struktur
Sedangkan luas area puncak pertama sebesar
yang lebih spesifik dengan
62, 788% dan pada puncak kedua luas
menggunakan metode Resonansi
areanya sebesar 37, 212 %. Berikut hasil
Magnetik Nuklir Proton (H1-
kromatogram senyawa pembanding hasil
NMR),
isolasi MSG :
3. Dilakukan penelitian lanjutan
tentang uji aktifitas senyawa N-
benzoyl glutamida.
5. REFERENSI
Anonim1. (1979). Farmakope Indonesia
Edisi III. jakarta: Departemen Kesehatan RI.
12
ISSN XX-XX
Chidambaram, G., Yehoshoa, B.-D., & Keenan, K., & Wood. (1990). Kimia Untuk
David. (2007). Direct Synthesis Of Amides Universitas Jilid 1 Edisi VI Penerjemah
From Alcohols and Amines with Liberation Aloysius H.Pudjaatmaka. Jakarta: Erlangga.
Of H2. Science Milstein vol.317.no.5839,
p.790-792. Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia
Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia
Clayden , G., Warren, & Wothers. (2008). Press.
Organic Chemistry. Oxford, UK: Oxford
University Press. King1, H. (1925). d-Glutamic Acid. Organic
Synthetic call Vol. 5, 63.
Dachriyanus. (2004). Analisis Struktur
Senyawa Organik Secara Spektrofotometri, King2, H. (1941). d-Glutamic Acid. Organic
Cetakan Pertama. Padang: Andalas Synthetic call Vol. 1, 286.
University Press.
Lisma, Surbakti, D., & Ginting, M. (2004).
Elena, N. A. (2016). Sintesis Senyawa Asam Sintesis 1,9-Nonanadioil Glutamida dari
2-(3ꞌ,4ꞌ Diklorobenzoiloksi)Benzoat Dan Uji Asam Azelat dengan Asam Glutamat.
Aktivitas Analgesik Pada Mencit Komunikasi Penelitian Vol. 16 (2), 22.
(Musmusculus). Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga (Skripsi). McMurry, J. (2007). Organic Chemistry A
Biological Approach. International Student
Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S. (1997). Edition. New York: Thomson Brooks/Cole.
Dasar-dasar Kimia Organik. Jilid 2, Edisi ke
tiga. Terjemahan S.Maun. Jakarta: Binarupa Pavia, L. D. (2009). Introduction to
Aksara. Spectroscopy A Guide For Student of
Organic Chemistry 4th Edition. Washington:
Fox, B. A., Allan, G., & Cameron. (1983). Washington University.
Foof Science: a chemical approach 4th Ed.
London: Hodder and Stoughton. Petrucci, K. H. (1985). Kimia Dasar Edisi IV
Jilid II Penerjemah Suminar S. Achmadi.
Giacometti, T. (1979). Free and bound Jakarta: Erlangga.
glutamate in natural products. In: Glutamic
Acid:Advances in Biochemistry (Filer, L.J., Pine, S. H. (1988). KImia Organik Terbitan
Garattini, S., Kare, M.R., Reynolds, W.A. and Keempat. Bandung: ITB Press.
Wurtman, R.J., eds). New York: Raven Prashant, e. (2011). Phytochemical Screening
Press. and Extraction. Internationale
Harmita. (2009). Analisis Fisikokimia : Pharmaceutica Sciencia Vol.1, 1.
Kromatografi Vol. 2. Jakarta: Kedokteran Riswiyanto. (2009). Kimia Organik. Jakarta:
EGC. Erlangga.
Idris, A. M., & Ahmed. (2008). The Effect of Rohman, A. (2009). Kromatografi Untuk
Monosodium Glutamate Additive On Analisis Obat. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Performance Of Dialysis Membrane.
Jounal.Science.Technologi. Vol. 3 (2), 172- Sari, N. K. (2010). Analisa Instrumentasi.
179. Klaten: Yayasan Humaniora.
Irawan, B. (2010). Peningkatan Mutu Sarker, S. D., Zahid, L., & Alexander, I. G.
Minyak Nilam Dengan Ekstraksi dan (2006). Natural Products Isolation. New
Destilasi pada Berbagai Komposis Pelarut. Jersey: Humana Press.
(Tesis). Universitas Diponegoro Semarang.
13
STIKES Muhamadiyah Pekajangan Pekalongan 2016 ISSN XX-XX
14