Kekuatan magnet yang semakin besar akan membuat request daya
tolak semakin besar, selinier dengan itu motor akan request arus listrik yang lebih
besar lagi dari baterai dan kontroller, maka demikian watt akan meningkat.
Resistansi kumparan yang semakin rendah dalam rumus hukum ohm
I=V/R, maka semakin rendah nilai R maka akan menjadikan I (amper) semakin
besar. Semakin besar amper tentunya akan menyebabkan watt meningkat pula.
Speed:
Jumlah pole pair = semakin sedikit jumlah pole pair maka semakin cepat putaran
rpm motor BLDC.
Dalam jumlah pole pair yang sama maka BLDC yang memiliki resistansi kumparan
lebih rendah akan memiliki top speed rpm yang lebih tinggi.
Dalam resistansi kumparan dan pole pair yang sama BLDC yang diberikan Voltase
yang lebih tinggi akan memiliki top speed yang lebih tinggi. Hal ini juga sesuai
hukum ohm I=V/R , apabila R tetap namun V semakin besar, maka I akan semakin
besar pula, sehingga bisa dikatakan daya motor BLDC juga akan meningkat.
Torsi
Strutur kumparan sangat berpengaruh terhadap torsi, tipe kumparan segitiga delta
dan kumparan tipe star tentunya memiliki torsi yang berbeda.
Jumlah pole pair = semakin banyak jumlah pole pair akan memili torsi yang semakin
besar.
Lebar magnet = semakin lebar dan semakin kuat daya induksi magnet maka
semakin besar pula torsi motor BLDC
Yang terakhir adalah kemampuan kontroller, untuk memenuhi kebutuhan torsi yang
besar diperlukan Amper yang besar pula, maka kontroller harus support dan mampu
mengalirkan arus yang besar.
3. Bagaimana kalau motor bldc menggunakan kontroller yang lebih besar atau
lebih kecil daripada kapasitasnya?
Efek menggunakan kontroller yang lebih besar: ini justru sesuatu yang bagus dan
rekomended. Torsi akan meningkat, kontroller lebih awet, dan top speed sama saja,
karena top speed adalah karakter dari motor BLDC.
Efek menggunakan kontroller yang lebih kecil: ini tidak rekomended, karena
kontroller akan cepat panas dan riskan terhadap kerusakan MOSET.
4. Bagaimana kalau motor BLDC menggunakan voltase yang lebih tinggi atau
yang lebih rendah dari spesifikasinya?
Penggunaan voltase yang lebih tinggi: over voltage maksimum pada motor BLDC
adalah +12, (misal motor BLDC 48V overvoltage nya adalah 60V). Efek dari
overvoltage akan menyebabkan rpm top speed akan meningkat namun torsi akan
berkurang. Selain itu overvoltage akan menyebabkan internal head yang lebih tinggi
(karena struktur kumparan, dan posisi hall sensor yang berbeda), hal ini juga
menyebabkan turunnya nilai efisiensi BLDC. Dan penggunaan tegangan yang lebih
rendah akan mengakibatkan yang sebaliknya dari ulasan diatas.
5. Apa yang membedakan kontroller watt besar dengan kontroller watt kecil?
Secara prisip dasar kontroller BLDC sama saja, hanya spesifikasi
MOSFET dan jumlah MOSFET yang membedakan, meski banyak hal lain yang
membedakan juga seperti besarnya kapasitor, settitng curent limiter, dll. Namun
hanya MOSFET yang paling bepengaruh.
Kontroller watt yang kecil misal 350W hanya menggunakan FET IRF
P75N75 dan tidak dipararel. Kontroller 500W menggunakan FET yang dipararel 2
pada setiap channel, kontroller 8000W menggunakan FET IRF 4110 yang dipararel
6 setiap jalurnya.
6. Apa efek ketika kita menggunakan baterai yang lebih besar kapasitasnya?
Asal masih dalam tegangan yang sama itu justru lebih bagus. Misal bawannya
adalah 12V 12Ah lalu diganti 12V 20Ah. Hal ini akan menambah jarak tempuh
kendaraan dan menambah keawetan umur aki. Hanya saja bobot kendaraan akan
bertambah
7. Bagaimana cara membuat BLDC memiliki kecepatan lebih tinggi dalam watt
yang sama?
Ada 2 opsional yang bisa digunakan, Namun keduanya ini menyebabkan
nilai efisiensi berkurang.
Cara yang pertama adalah penggunaan overvoltage seperti ulasan diatas.
Komponen yang dibutuhkan ada aki/baterai tambahan untuk meningkatkan
tegangan dan yang kedua adalah kontroller yang support tegangan tersebut.
kontroller rakitan