Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : AGUSTINA

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 859531539

Kode/Nama Mata Kuliah : MKDK4002/Perkembangan Peserta Didik

Kode/Nama UPBJJ : PASANGKAYU

Masa Ujian : 2021/22.2(2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
MKDK4001-1

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2021/22.2 (2022.1)

Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Kode/Nama MK : MKDK4002/Perkembangan Peserta Didik
Tugas :3

No. Soal
1. Jelaskan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan anak pada usia 8 sampai dengan 12 tahun.

2. Berikanlah 2 contoh perkembangan kognitif anak pada tahap sensorimotor (0 – 2 thn).

3. Menurut Teori Piaget, peserta didik berperan penting dalam menyusun pengetahuan yang ia dapat
dari lingkungannya, sehingga mereka mampu beradaptasi dalam kehidupan yang lebih luas.
Dengan demikian, melibatkan peserta didik agar selalu aktif dalam proses pembelajaran
merupakan suatu hal yang harus dilakukan oleh pendidik.
Berikan 3 contoh nyata pelibatan peserta didik dalam pembelajaran aktif.
4. Berikan dua (2) contoh penerapan teori kognitif oleh pendidik dalam penentuan jurusan anak
Ketika di sekolah menengah atas.
JAWABAN

1. Pertumbuhan berat badan dan tinggi badan anak pada usia 8 sampai dengan 12 tahun

Laki-Laki Perempuan
Usia
Berat Badan Tinggi Badan Berat Badan Tinggi Badan

8 Tahun 26 Kg 128 Cm 26 Kg 128 Cm

9 Tahun 29 Kg 134 Cm 29 Kg 133 Cm

10 Tahun 32 Kg 139 Cm 33 Kg 138 Cm

11 Tahun 36 Kg 144 Cm 37 Kg 144 Cm

12 Tahun 41 Kg 149 Cm 42 Kg 152 Cm


Sumber : Foto Orami

Kisaran "normal" untuk tinggi dan berat badan cukup luas pada anak usia sekolah. Pengukuran ini
diatur sebagai persentil pada grafik usia dan berat badan CDC atau juga bisa dilihat lewat tabel tinggi
dan berat badan anak usia 8-12 tahun di atas.

Anak-anak tumbuh sekitar 5 cm per tahun, dengan pertumbuhan yang mungkin sedikit lebih banyak
terjadi antara usia 6 dan 8 tahun. Pada usia ini, kenaikan berat badan sekitar 2,9 kg setiap tahun adalah
standar. Pada usia 6 tahun, kisaran tinggi badan normal untuk seorang anak adalah sekitar 115-116 cm.
Berat badan yang sehat untuk anak berusia 6 tahun berkisar antara 20 -22 kg.

Bahkan jika Si Kecil berada dalam kisaran normal untuk berat dan tinggi badan, ia mungkin terlalu berat
atau terlalu ringan untuk tinggi badannya. Meskipun pengukuran indeks massa tubuh (BMI) tidak
memperhitungkan komposisi tubuh, pengukuran ini dapat digunakan sebagai panduan untuk
menentukan beberapa faktor kesehatan anak.

Sementara anak laki-laki dan perempuan kira-kira sama tingginya pada usia 10 yaitu 127 cm, mereka
sedikit berbeda pada usia 12 tahun, dengan anak laki-laki biasanya berkisar 149 cm dan anak perempuan
berkisar antara 152 cm, menurut CDC .

Karena banyak anak mulai memasuki masa pubertas pada usia ini, anak perempuan cenderung sedikit
lebih berat daripada anak laki-laki. Sementara anak laki-laki berusia 10 tahun biasanya memiliki berat
32-36 kg, anak perempuan dengan usia yang sama sering kali memiliki berat antara 139 hingga 114 cm.

Sebaiknya ukur tinggi dan berat badan anak setiap enam bulan dan gambarkan pada grafik pertumbuhan
di rumah. Mengawasi pengukuran untuk melihat apakah Si Kecil mengikuti kurva pertumbuhan mereka.
Jika Moms memiliki salinan grafik pertumbuhan anak dari dokter anak, maka bisa melihat table tinggi
dan berat badan anak usia 6-12 tahun secara detail. Namun, untuk mendapatkan gambaran yang lebih
akurat tentang apakah berat badan seorang remaja muda itu sehat, penting untuk mempertimbangkan
faktor-faktor seperti tinggi badan dan komposisi tubuh mereka, dan apakah mereka telah memasuki
masa pubertas.

Ketika berat badan anak berusia 12 tahun turun secara signifikan di atas atau di bawah rata -rata, mereka
mungkin berisiko mengalami komplikasi. Siapa pun yang khawatir harus membawa anak mereka ke
dokter anak.
2. Contoh perkembangan kognitif anak pada tahap sensorimotor (0 – 2 thn)

Tahap Sensorimotor Selama periode ini, bayi mengembangkan pemahaman tentang dunia melalui
koordinasi pengalaman sensorik (melihat, mendengar) dengan tindakan motorik (menggapai,
menyentuh). Perkembangan utama selama tahap sensorimotor adalah pemahaman bahwa ada objek dan
peristiwa terjadi di dunia secara alami dari tindakannya sendiri

Contoh, 1. jika ibu meletakkan mainan di bawah selimut, anak tahu bahwa main yang biasanya ada (dia lihat)
kini tidak terlihat (hilang), dan anak secara aktif mencarinya. Pada awal tahapan ini, anak berperilaku seolah
mainan itu hilang begitu saja. 2. Pertumbuhan fisiknya terpadu dengan keinginannya untuk melakukan
eksperimen dengan benda. Ia akan sering terjatuh saat mencoba berjalan, namun tetap berusaha berdiri
lagi. Ia akan menyentuh dan meraih benda-benda disekitarnya. Meskipun kadang membahayakan buat
dirinya namun anak tetap aktif.

3. Contoh nyata pelibatan peserta didik dalam pembelajaran aktif

1. Menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau sering disebut PAKEM sudah sering
Guru Pintar dengar. Kemudian PAKEM disempurnakan lagi menjadi PAIKEM yaitu pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Meskipun pembelajaran PAKEM dan PAIKEM dicetuskan
bertahun-tahun lalu, model pembelajaran ini masih sangat relevan diterapkan pada saat ini.

Contoh model pembelajaran PAIKEM seperti diskusi, role playing, membuat proyek dan sebagainya
memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Student-centered (Berpusat pada siswa)


b. Joyfull learning (Belajar yang menyenangkan).
c. Competency-based learning (Belajar yang berorientasi pada tercapainya kemampuan tertentu).
d. Mastery learning (Belajar secara tuntas).
e. Continuous learning (Belajar secara berkesinambungan).

2. Berikan pilihan cara menyelesaikan tugas.

Contoh pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang membebaskan siswa menuangkan ide dan
gagasannya secara berbeda. Keseragaman sering disebutkan salah satu penghambat kreativitas siswa. Guru
Pintar harus menanamkan pada siswa bahwa tampil beda itu tidak apa-apa selama tidak melanggar aturan-
aturan yang ada.

Memberikan kebebasan siswa menyelesaikan tugas bukan berarti siswa dapat semaunya. Bahkan ada siswa
yang malah bingung Ketika diberikan kebebasan. Untuk mengatasi hal ini, Guru Pintar dapat memberikan
beberapa pilihan cara dalam mengerjakan tugasnya sehingga siswa dapat menyesuaikan dengan hobi,
bakat, dan minatnya.

Misalnya Guru Pintar memberikan tugas presentasi. Guru Pintar dapat memberikan pilihan bagaimana
siswa menyajikan presentasinya. Siswa boleh mempresentasikan dalam bentuk infografis, slides, gambar,
video, dan lain sebagainya.

3. Berikan kegiatan pembelajaran non routine.


Sesuatu yang dikerjakan secara berulang-ulang dan terus menerus akan cepat membuat siswa bosan bahkan
mematikan kreativitasnya. Siswa tak ubahnya seperti robot yang sudah diprogram sehingga tidak memiliki
inisiatif apalagi inovasi.

Contoh pembelajaran aktif yang memberikan kegiatan non routine misalnya siswa berdiskusi. Diskusi
dapat diatur sedemikian rupa sehingga semua siswa dapat berperan aktif, bertanya, mengemukakan
pendapat, atau memberi tanggapan.
4. Contoh penerapan teori kognitif oleh pendidik dalam penentuan jurusan anak Ketika di sekolah
menengah atas.

Teori Belajar Kognitif adalah teori yang menjelaskan bagaimana faktor internal dan eksternal
mempengaruhi proses mental individu untuk melengkapi pembelajaran.
Teori Belajar Kognitif berfokus pada penggunaan unsur kognitif dalam proses belajar. Sebenarnya teori ini
muncul sebagai reaksi terhadap aliran behavioristik yang memandang bahwa perubahan perilaku seseorang
dapat diamati dan diuji berdasarkan hal yang terlihat jelas.
Contohnya
1. Minta siswa untuk merefleksikan pengalaman mereka melalui pembuatan jurnal atau laporan harian
tentang kegiatan apa saja yang mereka lakukan.
2. Mendorong diskusi berdasarkan apa yang diajarkan dengan meminta siswa untuk menjelaskan
materi pembelajaran di depan kelas dan ajak siswa lainnya untuk mengajukan pertanyaan.

Anda mungkin juga menyukai