Anda di halaman 1dari 2

NAMA : I PUTU PEBRI ANTIKA

NIM : 041322953

TUGAS 2 AGAMA HINDU

1. Agar terjadi benturan (disharmoni) di dalam pelaksanaanya, baik dalam kehidupan


pribadi maupun di tengah kehidupan masyarakat yang hiterogen (bhineka) ini hendaknya
berpedoman pada ajaran Dharma Siddhyartha sebagai landasan dalam meluangkan
gagasan. bagaimana isi gagasan jika mengacu pada Manawa Dharma sastra VII.10?
uraikan dan berikan kutipan sloka!
2. Bagaimana pandangan anda berkaitan dengan menciptakan Keseserasian dalam
masyarakat jika mengacu pada Atharwaweda VII.52.1? (disertai kutipan slokanya)!

Jawaban

1. Manawa Dharmasastra VII.10 , yang berbunyi :

karyam so’vekso saktimca, desa-kala-ca tatvatah,

kurute dharmassddhiyartham, viswarupam punah-punah.

Artinya:

Menyukseskan tujuan dharma hendaknya dijalankan dengan lima pertimbangan: iksa


(Tujuan), sakti (kemampuan), desa (aturan setempat) dan kala (waktu) dan tidak boleh
bertentangan dengan tattwa (kebenaran).

Sloka diatas menegaskan bahwa didalam mempraktekan aturan dan ajaran Dharma
hendaknya dilaksanakan berdasarkan: Iksa (Tujuan), Sakti (kemampuan), Desa
(wilayah), Kala (waktu, perkembangan jaman), Tatva (sastra dan keadaan), untuk
menyukseskan tujuan dharma dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan sebuah
jawaban mengapa Hindu Nusantara berbeda dengan Hindu India, Hindu bali berbeda
dengan Hindu Jawa , Hindu Kalimantan berbeda dengan Hindu Lombok, dan mengapa
pula ajaran Hindu dalam prateknya selalu meyesuaikan dengan Perkembangan Jaman dan
sesuai wilayah dimana penganutnya berada. Demikian pula halnya dengan bahasa yang
digunakan. Contoh misalnya ; kitab Mahabharata pada jaman dahulu dirubah
menggunakan bahasa Jawa kuno. Banyak sekali kitab Hindu yang berbahasa jawa kuno
yang merupakan tafsiran dari kitab Hindu yang berbahasa sansekerta.

2. Kitab Weda (Kitab suci Umat Hindu) memerintahkan manusia untuk selalu menjalankan
Tri Hita Karana Yaitu : selalu berbakti kepada Hyang Widdhi, hidup rukun dengan alam
lingkungan, serta hidup rukun dengan sesama umat manusia. Dalam menjalin hubungan
dengan umat manusia, diperinthkan untuk selalu rukun tanpa memandang : ras,
kebangsaan, suku, agama, orang asing, pribumi maupun pendatang, dls. Sehingga umat
Hindu selalu berdoa sebagai berikut :
Samjnanam nah svebhih, Samjnanam aranebhih, Samjnanam asvina yunam, ihasmasu ni
‘acchalam.(Atharvaveda VII.52.1

Artinya :

Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang yang dikenal dengan
akrab, Semoga kami memiliki kerukunan yang sama dengan orang-orang asing, semoga
Engkau memberkahi kami dengan keserasian (kerukunan/keharmonisan)

Anda mungkin juga menyukai