Anda di halaman 1dari 12

PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA

DI SUSUN OLEH:
Muhammad Diazzz Taufi Qurohman : A1H121001
Rapli Wahyudin : A1H121005
Pingki Aprian : A1H121014
Ivana Julia Firman : A1H121021
Kanori Wirda Aretha : A1H121024
Fajar Ramadhoni Ferdiyansyahid : A1H121128
Hersandi Putra : A1H121133

DOSEN PENGAMPU :
Yonifia Anjanika, S.Pd,. M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah Senantiasa Kami Panjatkan Kehadiran Allah Swt, Yang Telah
Melimpahkan Rahmat Dan Karunia-Nya,Sehingga Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Ini
dengan tepat waktu tanpa hambatan atau gangguan yang berarti. Makalah ini dibuat bertujuan
Guna Memenuhi Tugas Kelompok Untuk Mata Kuliah Pendidikan multikultural dengan judul:
“PROBLEMATIKAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA Kami Menyadari
Bahwa Dalam Penulisan Makalah Ini Tidak Terlepas Dari Bantuan ibu Pihak Yang Dengan
Tulus Memberikan Do’a, Saran Dan Kritik Sehingga Makalah Ini Dapat Terselesaikan Kami
Menyadari Sepenuhnya Bahwa Makalah Ini Masih Jauh Dari Sempurna Dikarenakan Terbatas
Nya Pengalaman Dan Pengetahuan Yang Kami Miliki Oleh Karena Itu, Kami Mengharapkan
Segala Bentuk Saran Serta Masukan Bahkan Kritik Yang Membangun Dari Berbagai
Pihak.Akhirnya Kami Berharap Semoga Makalah Ini Dapat Memberikan Manfaat Bagi
Perkembangan Dunia Pendidikan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I 4
PENDAHULUAN 4
A. LATAR BELAKANG 4
B. RUMUSAN MASALAH 5
C. TUJUAN 5
BAB II 6
PEMBAHASAN 6
B. PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL 7
CONTOH KASUS PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA 7
SOLUSI PROBLEMATIKA PENERAPAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL 9
BAB III 10
PENUTUP 10
KESIMPULAN 10
SARAN 10
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bangsa indoneneisa terdiri dari atas berbagai suku, agama, ras, dan golongan. Hal tersebut dapat
menjadi sumber pemicu terjadinya konflik. Maka dari itu, kita sebagai NKRI sebagai satu
kesatuan haruslah memiliki sikap toleransi, mengerti, menghayati serta melaksanakan kehidupan
bersama demi terciptanya persatuan dan kesatuan didalam sebuah perbedaan, dimana kita
memiliki semboyan Negara yaitu “ Bhineka Tunggal Ika “ , yang artinya berbeda beda tapi tetap
satu jua.
Masalah dari beragamnya budaya tidaklah sedikit dan dampaknya juga banyak, dimana salah
satunya akan mengarah ke perbedaan derajat/keturunan, ekonomi, penerimaan pendidikan dan
lain sebagainya. Dimana semisalkan apabila seseorang memiliki akal dan kecerdasan yang tinggi
namun karena keterbatasan seperti kekurangan dalam bidang ekonomi sehingga seseorang
tersebut tidak melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Sepertinya hal sepele namun akan
berdampak dikemudian hari dimana Negara Indonesia kita akan kehilangan satu bibit unggul
yang harusnya bias menjadi pemimpin atau pewaris bangsa namun dikarenakan keterbatasan
maka ia tidak bisa melakukan hal tersebut.
Hal tersebut sebenarnya sudah mulai teratasi dengan kebijakan pemerintah guna membantu
perekonomian masyarakatnya berupa bedah rumah, beasiswa bagi yang prestasi dan sebagainya.
Kesadaran akan pentingnya sikap saling menghargai sangatlah penting karena sikap itulah yang
akan membuat kebergaman akan menyatu sehingga akan menjadikan Negara kita Negara yang
seakan akan memiliki berbagai macam hiasan atau pola yang menjadikan sebuah Negara yang
indah melalui keberagaman baik itu dari keberagaman agama, kepercayaan, ras, suku, adat, dan
budaya yang berbeda.
Berdasarkan pernyataan diatas, sangat diperlukan suatu kebijakan multikultural yang memihak
keberagaman. Diharapkan melalui kebijakan tersebut, masyarakat mampu mengelola perbedaan
yang ada secara positif. Dengan demikian, perbedaan dalam berbagai bidang kehidupan tidak
lagi memicu konflik sosial, melainkan mampu mendorong dinamika kea rah yang lebih baik.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diambil
1. Apa saja pendapat para ahli tentang pendidikan multikultural ?
2. Apa contoh masalah pendidikan multikultural ?
3. Apa solusi yang kalian ambil untuk menyelesaikan masalah pendidikan multikultural ?

C. TUJUAN
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk dapat memahami pendidikan multikultural dan dapat
melestarikan budaya yang ada di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN MULTIKULTURALISME

a. PENGERTIAN MULTIKULTURAL MENURUT PARA AHLI

1. Judith M. Green ( 2015:198)


Menurut Green, Hampir Di Semua Negara Memiliki Kondisi Multikultural, Satu Hal Yang Perlu
Dicatat Untuk Hidup Dalam Masyarakat Yang Multikultur Harus Berinteraksi, Berjuang, Dan
Kerjasama Anatar Budaya. Pendidikan Multikultural Secara Operasional Merupakan Program
Pendidikan Yang Menyediakan Sumber Belajar Bagi Pembelajar Sesuai Kebutuhan Akademis
Maupun Sosial Anak Didik Pendidikan Multikultural Dimaksud Sebagai Tanggapan Dari
Perkembangan Keberagaman Hak Setiap Kelompok, Yang Mana Dikembangkan Dari Berbagai
Pandangan, Prestasi, Sejarah, Dan Perhatian Terhadap Orang Orang Non-Eropa. Adapun Secara
Luas Pendidikan Multikultural Mencakup Seluruh Siswa Tanpa Membedakan Kelompok-
Kelompoknya, Seperti Gender, Etnis, Ras, Budaya, Strata Sosial, Dan Agama. Untuk Menjaga
Keberagaman . Tersebut, Multikulturalisme Memuat Nilai-Nilai Yang Terkandung Di
Dalamnya. Menurut Nurgiyantoro Dan Thobroni , Ada beberapa Nilai Yang Mencerminkan
Sikap Multikulturalisme. Pemaparannya Adalah Sebagai Berikut:
1) Solidaritas dan Persaudaraan
Solidaritas sosial dan Persaudaraan sosial merupakan hal yang penting dalam masyarakat
multikultural. Terbangunnya persaudaraan dan solidaritas sosial dilandasi adanya sikap saling
memahami dan menahan diri apabila terjadi persoalan. Konflik umumnya terjadi diantara orang
atau kelompok bersaudara.
2) Kesetaraan Gender
Keragaman merupakan suatu kekayaan dalam masyarakat yang perlu didorong dengan tradisi
hidup setara, termasuk setara dalam berbagai peran kehidupan berdasarkan jenis kelamin, fisik
maupun sosial.
3) Nilai Kekeluargaan
Masyarakat yang multikultural juga dibentuk oleh keluarga yang seharusnya memiliki
pengetahuan multikultural. Keluarga ini sendiri juga tidak akan luput dari beragam persoalan,
kepentingan, dan semacamnya meskipun anggota-anggotanya masih memiliki ikatan darah.
4) Penghormatan terhadap Tata Susila
Unsur multikulturalisme lain yang dapat ditemukan dalam cerita ialah perlunya penghormatan
terhadap nilai-nilai atau tata susila yang berkembang ditengah kehidupan masyarakat. Susila
berarti tingkah laku atau kelakuan baik yang harus menjadi pedoman hidup manusia. Dengan
demikian, kesusilaan merupakan suatu keadaan yang dapat memenuhi kebutuhan anggota
2. Mashadi, (2009:52).
Pendidikan multikultural perlu dikembangkan agar masyarakat Indonesia lebih memahami
pentingnya memelihara kerukunan antar sesama manusia, dalam memahami sesuatu harus secara
utuh agar apa yang menjadi keagungan ilmu dalam multikultural bisa melebar luar tidak hanya
sempit sebatas sebagai mengahargai perbedaan, lebih dari itu pemahaman agar pentingnya
menjaga keharmonisan, memberi etika dalam berpendapat kelompok lain, menjunjung asas
kemanusian dan lain sebagainya diharapkan mampu memberi kejayaan dalam negara yang serba
multi ini (Mashadi, 2009:52).
3. Munib, (2009:41).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak
mulia dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Multikultural
adalah berbagai macam status sosial budaya meliputi latar belakang, tempat, agama, ras, suku
dan lain lain. Jadi pendidikan multikultural adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian didalam dan di luar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macam status sosial,
ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah
keberagaman budaya. Pendidikan multikultural adalah proses penanaman cara hidup
menghormati, tulus, dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup di tengah-tengah
masyarakat plural.
4. Menurut Choirul Mahfud (2011: 75)
multikulturalisme dibentuk dari kata multi (banyak), kultur (budaya), dan isme (aliran atau
paham). Secara hakiki dalam kata tersebut terkandung pengakuan akan martabat manusia yang
hidup dalam komunitasnya dengan kebudayaannya masing-masing yang unik. Pengertian
pendidikan multikultural menurut Andersen dan Cusher dalam choirul Mahfud pendidikan
multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.
Jadi menurut kelompok kami Pengertian pendidikan multikultural menjelaskan bahwa
pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan.
Kemudian, kami juga dapat mendefinisikan bahwa pendidikan itu people of color. Artinya,
pendidikan multikultural ingin mengeksplorasi perbedaan sebagai keniscayaan (anugrah tuhan),
kemudian, bagaimana mensikapi perbedaan tersebut dengan penuh toleran dan semangat egaliter.
B. PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

a. Problem penerapan pendidikan multikultural di indonesia


b. Solusi problematika penerapan pendidikan multikultural di indonesia
CONTOH KASUS PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA

1. Generasi milenial yang kurang memahami budayanya sendiri


Rasa bangga dan kepedulian melestarikan budaya kurang tertanam di generasi muda
indonesia ini. Minat mereka untuk mempelajarinya kurang. Mereka lebih tertarik belajar
kebudayaan asing. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya informasi kekayaan
yang dimiliki bangsa indonesia. Padahal indonesia memiliki tujuh warisan budaya, tiga
diantaranya warisan budaya dunia. Indonesia memiliki kebudayaan yang tidak terhitung
jumlahnya. Definisi kebudayaan dan teknologi sendiri sangat luas tergantung orang
menilai dari sudut mana. Disini saya mendenifisikan kebudayaan adalah gaya hidup
ataupun cara hidup yang dimiliki sekelompok orang atau masyarakat yang diwariskan
dan ditindaklanjuti dari generasi ke generasi. sedangkan teknologi merupakan ilmu
pengetahuan terapan untuk menciptakan suatu hal yang baru sehingga dapat menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia
Keduanya memang tidak bisa dipisahkan, adanya kebudayaan yang dimiliki sekelompok
orang dapat menciptakan teknologi baru, begitu juga sebaliknya adanya teknologi baru
dapat menciptakan kebudayaan yang baru pada masyarakat serta teknologi sebagai
pertanda kemajuan kebudayaan. Semakin berkembangnya teknologi dimana informasi
apa saja bisa masuk dalam kehidupan masyarakat kita yang ikut serta mempengaruhi
tergesernya nilai-nilai budaya Indonesia ini.
Kita mengambil budaya dari provinsi jambi yaitu candi muara jambi.
Diperkirakan Candi Muaro Jambi dibangun pada abad 7-12 Masehi. Kuat dugaan
kompleks Candi Muaro Jambi peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.
Kompleks Candi Muaro Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang
tentara Inggris bernama SC Crooke. Namun, pemugaran kompleks candi ini beru
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1975. Berdasarkan penelitian yang ada,
Kompleks Candi Muaro Jambi dulunya merupakan tempat peribadatan sekaligus tempat
pendidikan agama Budha. Kesimpulan tersebut didukung dengan adanya arca dan artefak
di Candi Muaro Jambi dengan corak Buddhisme.

2. Kasus rasisme kisah finalis puteri indonesia hadapi rasisme


Olvah Alhamid model asal Papua Barat mengatakan perlu ada edukasi dasar di sekolah
bahwa Tuhan menciptakan manusia memang berbeda-beda. Saat SMA, Olvah Alhamid
perempuan asal Timika, Papua Barat, pindah ke Surabaya, Jawa Timur untuk menempuh
pendidikan di salah satu SMA terbaik di Indonesia. Namun ada peristiwa yang
menimpanya saat berusia 16 tahun yang begitu mengguncang jiwanya. Banyak orang
tidak tahu bahwa Olvah Alhamid, finalis Puteri Indonesia, model dan motivational
speaker ini pernah menjadi korban perundungan atau bullying. Olvah, siswi satu-satunya
asal Papua di SMA saat itu, diolok-olok murid perempuan lain karena penampilan fisik
dan warna kulitnya. Akibatnya, prestasi akademis dan kepercayaan dirinya sempat
anjlok. Di tempat baru ini, Olvah remaja menghadapi lingkungan yang tidak kondusif. Di
sisi lain ia juga perlu menyesuaikan diri dengan perbedaan kurikulum, bahasa, dan
budaya di Jawa Timur. "Mereka tidak tahu bahwa becandaan mereka adalah rasisme. Itu
suatu bentuk micro-aggression. Akibatnya, saya jadi malas sekolah dan pura-pura sakit
karena bully itu sekelas sama saya." ujar Olvah kepada DW Indonesia. Namun uluran
tangan dari sekelompok senior kelas di sekolahnya berhasil menyemangati Olvah untuk
kembali meraih prestasi. Perlahan, Olvah menjadi salah satu dari lima murid sekolah
dengan nilai akademis tertinggi. Rasisme mewujud dalam berbagai bentuk Olvah
menjelaskan bahwa dia pernah menerima apa yang disebutnya backhanded compliments
atau komentar yang awalnya terdengar seperti pujian tapi justru sebenarnya adalah
hinaan. Tahun 2019, dia menjelaskan bahwa beberapa televisi nasional pernah
menawarkannya menjadi pembawa berita tanpa harus ikut seleksi. Tawaran ini bertepatan
dengan viralnya sebuah video di internet tentang orang Papua. Tawarannya pun dia tolak
karena Olvah merasa bahwa ini hanya bersifat formalitas. Hal yang mirip terjadi saat dia
ikut casting sebuah film. "Saat saya ikut casting, malah saya dibilang terlalu cantik untuk
diterima (memainkan peran sebagai orang Papua). Saya ini punya potensi untuk akting
dan bahkan ikut kursus 3 bulan di Amerika belajar akting tapi mereka bilang bahwa
sedang mencari orang Papua yang 'biasa' saja," tuturnya geram.
SOLUSI PROBLEMATIKA PENERAPAN PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

a. Solusi mengatasi generasi milenial yang kurang memahami budayanya sendiri

1. Memahami Budaya Sendiri


Setiap orang tentu memiliki daerah asal masing-masing. Ada yang dari daerah Sumatra,
Sulawesi, Jawa Barat, Bali, dan lain-lain. Kita bisa melestarikan budaya Indonesia dengan
terlebih dahulu memahami budaya daerah kita sendiri Cobalah untuk mempelajari dan
mengenali sejarah, bahasa daerah, pakaian adat, rumah adat, hingga kesenian.

2. Mengenalkan Budaya pada Orang Lain


Jika kita sudah memahami budaya kita sendiri, kita bisa memperkenalkannya pada orang lain.
Kita bisa mengajarkannya pada orang-orang yang ada di sekitar. Contohnya, mengajarkan
beberapa kosakata dalam bahasa daerahmu. Bisa juga kita mengajarkan tarian daerah, cara
memainkan alat musik, dan lain-lain. Selain itu, kita juga bisa sekaligus belajar tentang
budaya dari orang yang kamu ajari.

3. Mengenalkan Budaya Indonesia ke Negara Lain


Tak hanya mengenalkan budaya di negara sendiri, kita juga bisa membawa budaya Indonesia
ke negara lain. Hal ini bisa kita lakukan saat berkunjung, bersekolah, atau bekerja di luar
negeri. Cara sederhananya gunakan pakaian khas Indonesia, misalnya batik atau songket.
Dengan begitu orang-orang di sana mungkin akan tertarik dan bertanya tentang apa yang
kamu kenakan.

4. Tidak Terpengaruh Budaya Asing


Cara lainnya yang bisa kita lakukan untuk melestarikan budaya Indonesia adalah dengan tidak
terpengaruh oleh budaya asing. Kemajuan teknologi juga membuat kita semakin mudah untuk
mengakses informasi dari dalam atau luar negeri. Sayangnya, ini juga bisa jadi salah satu
penyebab budaya Indonesia semakin ditinggalkan.
b. Solusi mengatasi rasisme

1. Perbanyak Membaca Media


Banyak membaca media termasuk media komunitas yang banyak bersuara tentang rasisme
untuk membaca informasi terkini yang menggambarkan tindakan rasisme. Pada postingan
tersebut, tinggalkan komentar untuk mendukung gerakan-gerakan anti rasisme.

2. Pahami Adanya Keragaman


Menyadari bahwa keragaman itu pasti ada dan perbedaan itu harus diterima dan diakui.
Setiap orang dengan sukunya masing-masing memiliki kebudayaan yang berbeda dan harus
diterima oleh suku lainnya.

3. Tingkatkan Toleransi
Mengembangkan sikap toleransi dapat menghindarkan perpecahan antar pihak lainnya karena
masing-masing menjunjung tinggi perbedaan.

4. Dengarkan Korban Rasisme


Dengarkan kisah mereka yang menjadi korban rasisme baik itu merupakan teman, kerabat
dekat, ataupun keluarga. Dengan mendengarkan dan turut merasakan yang mereka alami
dapat menumbuhkan perilaku simpati yang lebih dalam.

5. Sadari Tentang Hak Asasi Manusia


Berikan penjelasan terhadap masyarakat bahwa rasisme adalah suatu bentuk ketidakadilan dan
berdasarkan hukum Hak Asasi Manusia (HAM) dijelaskan bahwa setiap manusia memiliki
hak untuk merasa aman dan dihargai serta diperlakukan secara adil.

6. Memanusiakan Seluruh Manusia


Mengubah pandangan dan memperlakukan setiap orang secara setara, tanpa memedulikan
latar belakang mereka. Hal ini dapat dimulai dengan berhenti percaya terhadap supremasi
kulit putih dan mengakhiri pandangan yang minor terhadap sesama kita yang berkulit gelap.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Pendidikan multikultural merupakan solusi untuk meminimalisasi dan mencegah terjadinya konflik
disebabkan adanya keragaman budaya, ras, etnik, agama, dan nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Melaluipendidikan berbasis multikultural, sikap dan pemikiran siswa akan lebih terbuka untuk
memahami dan menghargai keberagaman. Untuk itu sangat penting memberikan porsi pendidikan
multikultural dalam sistem pendidikan, terutama pada peserta didik agar memiliki kepekaan dalam
menghadapi gejala dan masalah sosial yang berakar pada perbedaan. Hal ini dapat diimplementasi baik
pada substansi maupun model pembelajaran yang mengakui dan menghormati keanekaragaman
budaya.

SARAN
Dalam implementasinya paradigma pendidikan multikultural dituntut untuk berpegang pada
prinsip- prinsip berikut ini:
a. Pendidikan multikultural harus menawarkan beragam kurikulum yang
merepresentasikan pandangan dan perspektif banyak orang.
b. Pendidikan multikultural harus didasarkan pada asumsi bahwa tidak
ada penafsirantunggal terhadap kebenaran sejarah.

DAFTAR PUSTAKA
● https://www.sigermedia.com/read/sm-6176/pengertian-pendidikan-multikultural-menurut-ahli
● https://vocasia.id/blog/cara-mengatasi-rasisme-di-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai