PENELITI
IKBAL RACHMAT, MT
Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Marka Jalan/Marka Lalu Lintas Sebagai Bahas Visual ……… 8
Gambar 2.3 Foto Seri/Esai ………………………………………………... 12
Gambar 2.4 Spot Foto …………………………………………………….. 13 - 14
Gambar 2.5 General News Photo .......……………………………………. 14
Gambar 2.6 People in the News Photo …………………………………… 15
Gambar 2.7 Daily Life Photo ……………………………………………. 16
Gambar 2.8 Art and Culture Photo ………………………………………. 17 – 18
Gambar 2.9 Social and Environment photo ……………………………… 18
Gambar 4.1 Event Documentation (fotografi kehumasan) ………………. 37
Gambar 4.2 Event Documentation (fotografi kehumasan) ………………. 37
Gambar 4.3 Event Documentation (fotografi kehumasan) ………………. 37
Gambar 4.4 Corporate Documentation (fotografi kehumasan) ………… . 38
Gambar 4.5 Corporate Documentation (fotografi kehumasan) ………… . 38
Gambar 4.6 Corporate Documentation (fotografi kehumasan) ………… . 38
Gambar 4.7 Corporate Documentation (fotografi kehumasan) ………… . 39
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kehumasan, hal inilah yang menjadi dasar penelitian ini dilakukan dengan
mengangkat judul Fotografi Kehumasan Bagian Dari Seni Melukis Dengan
Cahaya Dan Reputasi Citra Positif (Studi Ekploratori Fotografer Kehumasan).
2.1 Komunikasi
Lasswel mendefinisikan komunikasi dengan : who says what-in which
channel-to whom-and with what effect. Maka komponen dalam komunikasi terdiri
dari:
1. Komunikator (siapa)
2. Pesan (mengatakan apa)
3. Saluran (melalui saluran apa)
4. Komunikan (kepada siapa)
5. Efek (dengan efek bagaimana)
Beberapa tujuan dari komunikasi adalah untuk :
1. Mempengaruhi
2. Menarik perhatian
3. Menarik simpati
4. Menimbulkan empati
5. Menyampaikan informasi
MakabBila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka PR harus
benar-benar memahami esensi dari kegiatan komunikasi itu sendiri agar tujuannya
(pencitraan) dapat tercapai.
3
4
bentuk-bentuk artistik pada benda-benda, ini dapat kita jumpai pada tempat-
tempat bersejarah maupun foto atau gambar-gambar bergerak dalam sebuah film.
Fotografi berasal dari Bahasa Yunani, yakni dari kata Phos - Photo yang
memiliki arti Cahaya, dan kata Graphien – Graphy yang memiliki arti tulisan/tulis
/melukis, sehingga fotografi memiliki definisi :
1. Melukis dengan cahaya
2. Teknik membuat gambar sesuai dengan aslinya (dengan pengetahuan
dasar mengenai sifat cahaya dan penemuan zat-zat kimia)
3. Sedangkan menurut : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fotografi
adalah seni dan proses penciptaan gambar dengan cahaya pada negatif dan
permukaan yang dipekakan.
Negatif film/roll negatif yang biasa kita kenal, terbuat dari bahan
selluloid/plastik transparan yang dilapisi bahan-bahan kimia, sedangkan
permukaan yang dipekakan lainnya adalah kertas foto yang biasa digunakan oleh
studio atau lab. cuci cetak pada umumnya.
Gambar 2.1
Marka Jalan/Marka Lalu Lintas Sebagai Bahas Visual
Agar sebuah foto bisa menjadi sebuah media dokumentasi yang berisi
informasi dan bisa diketahui oleh banyak pihak, foto membutuhkan sebuah tempat
yang bernama media massa. Di dalam media massa inilah foto diolah menjadi
sebuah berita untuk memberi ide, gagasan, atau tindakan kepada orang lain untuk
melakukan perubahan. Foto yang memuat sebuah berita inilah yang acap kali
dikenal dengan istilah foto jurnalistik.
Fotojurnalistik menghentikan waktu dan memberi kita gambaran nyata
bagaimana waktu membentuk sejarah lewat sebuah kejadian. Fotojurnalistik
menghubungkan manusia di seluruh dunia dengan bahasa gambarnya yang sesuai
dengan fakta, sehingga fotojurnalistik menjadi alat terbaik untuk melaporkan
sebuah peristiwa yang dialami umat manusia secara ringkas dan efektif.
Dalam dunia fotojurnalistik, efek yang ingin ditimbulkan oleh seorang
pembuat fotojurnalistik adalah efek sosial dari sebuah efek visual yang dibuatnya,
dan dari dalam sebuah fotojurnalistik yang tercipta tersimpanlah sebuah cerita
perubahan jaman yang di masa depan akan menjadi sebuah sejarah.
Jurnalistik/Jurnalisme adalah kegiatan/pekerjaan mencari, mengumpulkan,
mengolah dan menyebarkan berita/informasi melalui media massa. Foto adalah
potret/gambar yang dibuat dan di hasilkan dengan sebuah alat bernama kamera
dengan tujuan untuk menjadi sebuah alat penyimpan informasi (dokumentasi).
Gambar 2.2
Foto Tunggal
Keterangan foto :
Hotel Cipta, Jakarta, 28/06 – Workshop UGM Yogyakarta = keterangan, tanggal
foto, serta judul foto
1. ICRS-UGM Yogyakarat = who
2. Workshop ( Workshop on Religion and Gender In indonesia) = what
3. Di Hotel Cipta , Jalan Sabang, Jakarta = where
4. Rabu = when
5. kegiatan ini diselenggarakan guna mengetahui fenomena sosial yang terjadi
dalam masyarakat kali ini untuk mengetahui manfaat dakwahtainment
khususnya bagi pengajian kaum ibu di tanah air = How
6. FOTO ICRS Media/Ikbal/Workshop juni/DSC 0014/2012 = data foto, yang
dimuat dikoran internal, yang di buat oleh Tim Media dan sudah diedit dan
dilepas oleh editor serta tahun penyiarannya.
Gambar 2.3
Foto Seri/Foto Esai
13
Gambar 2.4
Spot Foto
14
Foto : Slideshare
Gambar 2.5
General News Photo
Foto : Slideshare
3. People in the News Photo adalah foto tentang orang atau masyarakat
dalam suatu berita. Yang ditampilkan adalah pribadi atau sosok
orang menjadi berita itu. Bisa kelucuannya, nasib dsbnya. Tokoh –
tokoh pada kategori ini bisa tokoh populer ataupun tidak populer
tetapi kemudian menjadi populer setelah foto itu dipublikasikan.
15
Gambar 2.6
People in the News Photo
Foto : Slideshare
16
Gambar 2.7
Daily Life Photo
Foto : Slideshare
5. Portraiture adalah foto yang menampilkan wajah seseorang secara
close up dan “mejeng”. Ditampilkan karena adanya kekhasan pada
wajah yang dimiliki atau kekhasan lainnya.
6. Sport Photo adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena
olahraga berlangsung pada jarak tertentu antara atlet dengan
penonton dan fotografer, dalam pembuatan foto olahraga dibutuhkan
17
Gambar 2.8
Art And Culture Photo
18
Gambar 2.9
Social and Environment photo
Foto : Slideshare
19
memperoleh “citra yang baik” pula dari pihak publik sebagai khalayak sasaranya
(target audience) dan masyarakat luas lainya.
Publik relations dalam upaya menyebarkan pesan, informasi, publikasi
hingga mengeluarkan berita (news and press release) yang dapat bekerja sama
dengan pihak pers/wartawan menggunakan formula, Avoid publicities and
withdrawal news negative (hindari publisitas dan berita negatif). Artinya pihak
pejabat humas/PRO harus dapat memilah-milah dengan pasti mana diantara
informasi dan publikasi, atau berita tersebut yang boleh direlease (disiarkan), atau
mana diantara informasi tersebut tidak boleh diketahui secara umum, dan bahkan
tertutup untuk kalangan pers/wartawan.
Humas dan pers biasanya muncul semacam pertentangan antara kedua
belah pihak saat menunaikan tugasnya masing-masing. Pertentangan yang terjadi
atau saling berprasangka buruk antara pihak humas dan pers dapat diatasi
seandainya hubungan itu berlandaskan kepada prinsip-prinsip keterbukaan, serta
saling menghargai peran satu sama lainya dan saling mendukung. Serta setiap
pihak akan berfungsi serta bertindak sesuai dan terikat dengan kode etik
profesinya masing-masing.
1 Kontak formal : kontak resmi dengan pihak pers/wartawan adalah
yang dapat dikontrol dengan baik (under controlling) oleh pihak
humasnya.
2 Kontak Informal (tidak resmi) : publikasi atau pemberitaan di media
massa tidak dapat dikontrol penuh oleh pihak humas (uncontrolled),
karena yang membuat inisiatif membuat atau mengendalikan berita
ada ditangan wartawan yang bersangkutan.
2.7 Citra
Pada umumnya setiap organisasi atau perusahaan memiliki tujuan
organisasi/perusahaan, yang hal ini juga dipengaruhi oleh faktor citra. Citra
sendiri bernilai abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari
penilaian, baik berupa tanda respek dan rasa hormat dari publik sekelilingnya atau
masyarakat luas terhadap organisasi atau perusahaan tersebut dilihat sebagai
sebuah badan usaha yang dipercaya, professional, dan dapat diandalkan dalam
pembentukan pelayanan yang baik.
Tugas PR itu sendiri adalah menciptakan citra organisasi yang diwakilinya
sehingga tidak menimbulkan isu-isu yang merugikan. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1990:667), citra adalah pemahaman kesan yang timbul karena
pemahaman akan suatu kenyataan. Sedangkan menurut Linggar dalam Teori dan
Profesi Kehumasan serta Aplikasinya (2000:69), bahwa “citra humas yang ideal
adalah kesan yang benar, yakni sepenuhnya berdasarkan pengalaman,
pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.”
Dari pernyataan diatas menjelaskan bahwa citra adalah sesuatu yang
ditonjolkan secara nyata yang timbul berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
yang ada. Citra yang dimaksud disini adalah kesan yang ingin diberikan oleh
perusahaan kepada publik atau khalayaknya agar timbul opini publik yang positif
tentang perusahaan tersebut.
Menurut Ruslan dalam bukunya Manajemen Humas dan Manajemen
Komunikasi dan Aplikasi (1998:63) menyebutkan bahwa landasan citra berakar
dari :
30
Kelima jenis citra tersebut penting untuk diketahui oleh seorang PR, yakni
untuk mengetahui penilaian terhadap organisasi atau perusahaan tersebut yang
tidak hanya dilihat dari segi fisiknya saja tetapi juga yang tidak terlihat namun
dirasakan baik dan memuaskan.
BAB III
METODE PENELITIAN
32
33
atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun cara yang dilakukan
dalam pengambilan sampel ini adalah Purposive Sampling (Sampel Purposif),
yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap
mempunyai sangkut pautnya dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. (Rosady Ruslan, 2004:36).
Kriteria dari informan yang akan diwawancara ialah orang yang
mengetahui tentang pembuatan fotografi kehumasan, pakar atau ahli fotografi dan
baik forografi jurnalistik maupun fotografi kehumasan.
35
36
melalui foto, sehingga poin pertama yang harus diapresiasi adalah bahwa
foto selalu memberi keaslian”.
“Foto memberikan sebuah kekuatan dalam sebuah gambar, dimana gambar
dalam tersebut dapat menceritakan segala hal yang terjadi, dapat menjelaskan
apapun yang terjadi”, lanjut Benny. Senada dengan hal tersebut bahwa fotografi
dapat menggantikan ribuan bahkan jutaan kata hanya dengan sebuah foto,
sehingga dalam hal ini foto benar-benar memiliki kekuatan yang luar biasa,
dimana sebuah foto dapat memberikan gambaran nyata bagaimana waktu
membentuk sejarah lewat sebuah kejadian.
Fotografi pada kegiatan PR sering digunakan untuk mendukung kegiatan
press release. Menurut Benny “jenis gambar dan foto yang bagus untuk sebuah
siaran pers, tersebut diantaranya, adanya logo. Logo penting untuk disertakan
dengan siaran pers, dimana logo menarik perhatian dan menambahkan branding.
Bagan dan infografis dapat menyampaikan banyak gagasan dalam satu gambar.
Memanfaatkan penggunaan foto, dimana dalam siaran pers online penggunaan
multimedia termasuk foto diantaranya digunakan sepanjang kegiatan pers online
tersebut dipublikasikan/di onlinekan. Selalu gunakan caption foto untuk memberi
konteks pada foto, dan caption foto yang bagus tidak boleh melebihi 45 kata.
Gunakan rumusan 5 W (siapa, apa, dimana, kapan, dan mengapa) dan sertakan
URL situs perusahaan untuk memperkuat press release”.
37
Gambar 4.2
Event Documentation (fotografi kehumasan)
Gambar 4.3
Event Documentation (fotografi kehumasan)
38
Gambar 4.5
Corporate Documentation (fotografi kehumasan)
39
Gambar 4.6
Corporate Documentation (fotografi kehumasan)
Gambar 4.7
Corporate Documentation (fotografi kehumasan)
40
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan terkait fotografi kehumasan sebagai media pembentukan citra
yang baik (studi ekploratori fotografer kehumasan) antara lain :
1. Fotografi mendukung kegiatan PR diantaranya dalam penyajian press
release, hal ini berangkat dari tool of PR yang menggunakan fotografi
sebagai salah satu medianya.
2. Perlunya memiliki keahlian teknis dan operasional terkait fotografi
bagi PR Officer, dimana aspek fotografi bagi kehumasan perlu
menyajikan hasil visual yang fotografis.
3. Fotografi menciptakan ranah fotografi kehumasan sebagai bentuk
keterkaitannya sebagai karya dokumentasi yang nyata sehingga citra
baik bagi organisasi atau perusahaan dapat terlihat langsung.
5.2 Saran
Adapun saran terkait penelitian fotografi kehumasan sebagai media
pembentukan citra yang baik (studi ekploratori fotografer kehumasan) antara lain :
1. Perlunya melakukan branding terkait fotografi kehumasan yang
menjadi salah satu tool of PR sehingga fotografi kehumasan dapat
lebih dikenal oleh khalayak.
2. Fotografi kehumasan memiliki peran dalam membentuk citra baik
sehingga para PR officer perlu membekali dengan keahlian dalam
bidang fotografi maupun kemampuan operasional penggunaan kamera
foto.
42
DAFTAR PUSTAKA
Soelarko, Prof. Dr. R.M., 1982. Teknik Modern Fotografi, Bandung : PT. Karya
Nusantara.
Soetedja, Z, et al., (2014), Seni Budaya X, Jakarta : Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
Susanto, M., (2002), Diksi Rupa : Kumpulan Istilah Seni Rupa, Yogyakarta :
Kanisius.
Swedlund, Charles, 1974, Photography, Hand Book Of History, Materials and
Processes, Carbondale : Holt Rinehart Winston, Southern Illinois
University.
Tamin, Indrawadi, 2012, Public Relations ; Mitos dan Realitas, Jakarta : Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul.
Sumber lain :
• http://kamusbahasaindonesia.org
• Modul pembelajaran fotografi Fikom Esa Unggul
• Modul pembelajaran fotografi jurnalistik Fikom Esa Unggul
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Peneliti
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi UNIVERSITAS ESA UNIVERSITAS MERCU -
UNGGUL BUANA
Bidang Ilmu Teknik Industri Telekomunikasi -
Tahun Masuk – Lulus 1997- 2002 2009- 2012 -
Judul Skripsi/Thesis Analisa dan Analisis Perencanaan -
Perencanaan Strategi Komunikasi Pemasaran
Dalam Upaya Pada Layanan Baru IPTV
Pengembangan PT.Telkom di DCSBarat
Perusahaan Pada PT. Area Regional II Jakarta.
Sugih Harta Leather
Factory.
Nama Ir. Arief Kusuma, Dr. Iwan Krisnadi, MBA -
Pembimbing/Promotor MBA
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penugasan Penelitian Dasar Unggulan Perguruan
Tinggi.
(Ikbal Rachmat)
NIP/NIK. 202090213
Lampiran 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
BULAN
NO KEGIATAN JAN MAR - JUNI - SEPT - NOV
FEB MEI AGUSTUS OKT DES
1 Persiapan
2 Penelitian
3 Analisis data
4 Laporan
5 Publikasi
Lampiran 3. Anggaran Penelitian
1. Anggaran Pelaksana
No. Nama/Kegiatan/Alokasi waktu Biaya (Rp.)
1. Ikbal Rachmat, MT 4.800.000
Peneliti : Rp. 400.000,-/bulan; 12 bulan
JUMLAH 4.800.000
2. Anggaran Instrumen
No. Nama alat dan spesifikasi Kegunaan Biaya (Rp.)
1. Digital Voice recorder Wawancara 1.500.000
(Creative)
JUMLAH 1.500.000
3. Bahan Habis Pakai
No. Nama Bahan Kegunaan Biaya (Rp.)
1. Memory SD Card 1 bh @ Rp. 150.000,- Wawancara 150.000
2 USB 4 G 1 buah @ Rp. 150.000,- Proses Data 150.000
2. Kertas A4 4 rim @ Rp. 50.000,- Laporan 200.000
3. Tinta Printer 2 set @ Rp. 400.000,- Laporan 800.000
JUMLAH 1.300.000
4. Anggaran Perjalanan
No. Jenis Keperluan Biaya (RP.)
Pengeluaran
1. Perjalanan Penelitian Lapangan 6.500.000
wawancara
JUMLAH 6.500.000
5. Anggaran Lain-lain
No. Jenis Pengeluaran Biaya (RP.)
1. Studi Literatur/internet 1.500.000
2. Pembuatan Laporan 1.500.000
3. Biaya Seminar dan akomodasi 4.500.000
4. Publikasi 2.000.000
JUMLAH 9.500.000
TOTAL ANGGARAN
No. Jenis Rincian Anggaran Yang Diusulkan (Rp.)
Pengeluaran TAHAP I
1. Pelaksana 4.800.000
2. Instrumen 1.500.000
3. Bahan Habis Pakai 1.300.000
4 Anggaran Perjalanan 6.500.000
5. Anggaran Lain-lain 9.500.000
Total Anggaran 23.600.000
(Dua Puluh Tiga Juta Enam Ratus Ribu Rp)