Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan bahan ajar berjudul ‘Tulislah Ceritamu’. Tak lupa sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW karena berkat
beliau, kita mampu melewati kegelapan menuju jalan yang lebih terang.

Penulis juga mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung
lancarnya pembuatan bahan ajar ini mulai dari proses penulisan hingga proses cetak, yaitu

1. Alm. Dr. Muakibatul Hasanah, M.Pd selaku dosen pembimbing pertama,


2. Dr. Azizatuz Zahro, M.Pd selaku dosen pembimbing pembimbing kedua,
3. Bapak/Ibu dosen validator,
4. Orang Tua penulis,
5. Adik-adik penulis,
6. Zorin Sillahudin, S.Pd selaku pembuat sampul, dan
7. Siswa siswi MTs Negeri 2 Malang yang selalu menjadi inspirasi dalam penulisan cerita.

Bahan ajar yang berjudul ‘Tulislah Ceritamu’ ini ditulis untuk membantu peserta didik
jenjang SMP/MTs khususnya kelas IX dalam membuat cerpen. Selain itu, bahan ajar ini juga
dapat digunakan oleh Bapak/Ibu guru dalam pembelajaran menulis cerpen. Bahan ajar ini
dilengkapi berbagai cerpen, contoh, dan latihan yang akan menuntun peserta didik untuk
menulis cerpen yang baik dan benar. Bahan ajar ini juga dilengkapi dengan gambar-gambar dan
warna untuk menarik peserta didik.

Penulis sadar masih banyak luput dan kekeliruan yang jauh dari kata sempurna dalam
penyelesaian bahan ajar ini. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan bahan ajar ini..

Demikian bahan ajar ini penulis buat dengan sebenar-benarnya. Semoga bahan ajar ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.

Terima kasih.

Malang, 11 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………… i


Daftar Isi ………………………………………………………………………………………… ii
Peta Konsep ………………………………………………………………………………………… iv
Unit 1
Memilih dan Mengolah ………………………………………………………………………………………… 1
Gagasan

Kegiatan 1
Memilih Ide atau Gagasan ………………………………………………………………………………………… 1

Kegiatan 2
Mengolah Gagasan ………………………………………………………………………………………… 4

Unit 2
Memilih Tokoh dan ………………………………………………………………………………………… 6
Memberi Karakter

Kegiatan 1
Mengubah Tokoh dari Cerita ………………………………………………………………………………………… 6
Lain

Kegiatan 2
Merancang Nama dan ………………………………………………………………………………………… 11
Karakteristik

Unit 3
Mengembangkan Alur ………………………………………………………………………………………… 13
Cerita

Kegiatan 1
Mengembangkan Alur ………………………………………………………………………………………… 13
Pengenalan

Kegiatan 2
Mengembangkan Alur ………………………………………………………………………………………… 14
Konflik

Kegiatan 3
Mengembangkan Alur ………………………………………………………………………………………… 16
Penyelesaian

Unit 4
Memilih dan ………………………………………………………………………………………… 18
Mengembangkan Latar

Kegiatan 1
Meniru Latar yang Sudah ………………………………………………………………………………………… 18
Ada

ii
Kegiatan 2
Merancang Latar ………………………………………………………………………………………… 21
Berdasarkan Pengamatan

Unit 5
Menentukan Sudut Pandang ………………………………………………………………………………………… 23

Unit 6
Menulis Gaya Bahasa ………………………………………………………………………………………… 25

Daftar Pustaka ………………………………………………………………………………………… 31

Tentang Penulis ………………………………………………………………………………………… 32

iii
PETA KONSEP

Memilih tokoh dan


karakteristiknya
Memilih dan
berdasarkan cerita
mengolah
lain
gagasan

Merancang tokoh dan


Memilih dan karakteristiknya
memberi berdasarkan
karakter tokoh pengamatan

Mengembangkan Mengembangkan alur


Tulislah Ceritamu: alur cerita pengenalan
Laki-laki dan
Perempuan itu
Setara Mengembangkan alur
Memilih dan
konflik
mengembangkan
latar
Mengembangkan alur
penyelesaian
Menentukan
Sudut Pandang
Mengembangkan latar
berdasarkan latar
Menulis Gaya cerita lain
Bahasa

Mengembangkan latar
berdasarkan
pengamatan

iv
Gagasan atau Ide cerita tidak langsung tergambar tanpa digali terlebih dahulu. Ada
beberapa cara yang dapat Kalian lakukan untuk menemukan dan menggali ide menulis cerpen.
1. Menentukan ide berdasarkan pengalaman sendiri/orang lain
2. Menentukan ide berdasarkan cerita lain
3. Menentukan ide dari khayalan
Ide yang tentukan tentunya harus memiliki pesan yang bermanfaat yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada unit ini, kalian akan menentukan ide berdasarkan cerita lain yang telah disediakan
dan mengolah gagasan tersebut menjadi sebuah paragraf pendek. Oleh karena itu, ikutilah
kegiatan-kegiatan berikut ini dengan baik.

KEGIATAN 1
MEMILIH IDE ATAU GAGASAN

Pada kegiatan 1 ini kalian akan memilih ide gagasan cerita berdasarkan cerita lain.
Kerjakan dengan baik latihan soal pada kegiatan 1 berikut. Sebelumnya perhatikan contoh
berikut.
Contoh
Kutipan cerpen 1
….
“Riris!! Mau ke mana nak?” Tanya ibu.
“Mau ke tempat ngopi bu sama Eri” Sahut Riris sembari memainkan rambutnya
“Dengan pakaian seperti itu?” Tanya ibu lagi.
“Iya bu, kan fashion. Bagus kan? Ini oleh-oleh dari Tante Lidya, Bu. Asli dari Korea.”
“Sini deh Ris ibu mau ngomong.” Kata ibu sembari menepuk-nepuk sofa agar Riris
duduk di sebelahnya.
“Ada apa bu? Riris udah ditunggu Eri, Bu” Kata Riris.
“Kamu pakai rok di atas lutut gini nanti kalau digodain cowok gimana? Bajunya juga,
baju kekecilan gini kalau kamu dilihatin cowok-cowok gimana?”
“Ini bukan kekecilan, Bu. Ini emang modelnya kayak gini. Ini namanya fashion, Bu.
Seperti artis Korea, kan fashionable banget bu”. Kata Riris
“Riris, ganti baju nak. Pakailah baju yang lebih pantas. Kalau di Korea memang
budayanya seperti itu, pakaiannya juga seperti itu mungkin memang wajar. Tapi kamu di
Indonesia, nak. Budaya kita berbeda. Kamu anak perempuan dan berpakaian seperti ini justru
malah mengundang kaum lelaki untuk menggoda kamu. Kamu malah menjatuhkan martabat
seorang perempuan, nak. Mahkota seorang perempuan itu juga bisa terlihat dari pakaiannya,
nak. Orang lain akan melihat kita pertama kali dari pakaiannya. Coba bayangkan apa yang akan
orang lain pikirkan ketika melihat Riris memakai pakaian ini? Jadi di samping laki-laki harus
menjaga pandangan mereka, Riris juga harus menjaga penampilan Riris ya dengan berpakaian
yang pantas. Saat perempuan memakai pakaian yang terbuka maka jangan salahkan laki-laki

1
jika mereka mulai menggoda, namun kalau perempuan sudah berpakaian dengan baik dan
tertutup tapi masih saja ada laki-laki yang menggoda, nah saat itulah kita bisa menuntut laki-
laki itu. Makanya, Kamu harus menjaga pakaianmu agar terjaga dari laki-laki yang kurang ajar.
Paham nak?” Kata ibu.
“Paham,Bu. Riris minta maaf. Riris akan ganti pakaian dulu,Bu” Kata Riris sembari
masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian.
….

Berdasarkan kutipan cerpen di atas, permasalahan yang ditemukan adalah Riris yang memakai
pakaian terbuka saat hendak pergi keluar bersama temannya.
Ide atau gagasan yang dapat diambil dari cerita tersebut adalah tentang bagaimana pakaian
yang pantas bagi seorang perempuan.

Setelah kalian membaca dan memahami contoh di atas, selanjutnya kerjakanlah latihan berikut
ini agar dapat menambah pemahaman kalian mengenai pemilihan ide berdasarkan cerita lain.

Latihan 1
1. Bacalah cerita berikut ini.

BUKAN SALAH TIKTOK


Lupita Bunga Pertiwi

“Dini”, panggil salah seorang siswi dari bangku kelas paling pojok belakang.
Dini pun menolehkan pandangannya pada dua siswi di sana, Lina dan Ratih. Lina yang
memanggil Dini melambaikan tangannya sedangkan Ratih sibuk mencoba filter di handphone-
nya. Ya, saat itu di sekolahnya memang sedang ada lomba classmeeting jadi siswa siswi
diperbolehkan membawa handphone.
“Apa?”, sahut Dini sembari menghampiri mereka berdua.
“Sini, sibuk banget kayaknya. Ngapain?” tanya Lina.
“Nggak ngapa-ngapain sih, cuma nyatat uang kas kelas tadi disuruh Bu Kinan”
“Udah selesai kan? Sini aja”, sahut Ratih sembari masih mencoba filter.
Dini pun akhirnya duduk di bangku depan mereka sembari memainkan handphone-nya.
Si Ratih masih saja sibuk mencoba filter sedangkan si Dini tertawa-tawa sendiri melihat video
lucu di handphone-nya.
“Eh guys”, panggil Lina tiba-tiba. Dini dan Ratih menolehkan pandangannya ke Lina.
“Joget gini yuk, nanti aku unggah di akun tiktokku.” Lanjut Lina sembari menunjukkan
video tiktok dua perempuan yang sedang berjoget viral.
Dini mengerutkan keningnya sedangkan Ratih terlihat antusias.
“Ayo ayoo”, Ratih kegirangan.
“Hmm aku enggak deh kalian aja”, kata Dini.
Lina dan Ratih melihat Dini yang menolak ajakannya untuk berjoget viral.
“Kenapa? Ayolah Din. Nanti kalau diunggah di akunnya Lina pasti fyp, kan followers-nya
Lina banyak”, kata Ratih. Dini terlihat bangga karena ia mempunyai pengikut yang banyak di
akun tiktoknya.
“Enggak, aku enggak suka joget”, kata Dini masih menolak.
“Yah Din ayolah, kamu kan cantik, kamu juga artis sekolah. Pasti nanti makin terkenal”,

2
bujuk Lina.
“Enggak Lin, nggak baik anak cewek joget kayak gitu apalagi diunggah di media sosial”,
kata Dini.
“Alah lebay kamu Din. Joget gitu kan cuma buat seru-seruan aja. Buat ngeramein apa
yang lagi viral. Nggak usah sok alim lah Din, ayok”, sahut Ratih.
“Enggak deh, kalian aja. Aku mau lihat lomba”, kata Dini sembari pergi meninggalkan
dua temannya.
Lina dan Ratih pun akhirnya berjoget viral dan diunggahnya di akun tiktoknya. Sesuai
dengan perkataan Ratih, video mereka berdua pun akhirnya masuk fyp dan viral. Banyak siswa
dan siswi yang membicarakan mereka.
“Eh eh itu bukannya kak Lina dan kak Ratih yang di tiktok itu ya? Wah kita satu sekolah
sama artis tiktok ternyata ya”, kata salah seorang adik kelas pada temannya.
Ada juga siswa siswi yang menghujat mereka karena video tersebut, namun mereka
tanggapi dengan biasa saja. Kabar viralnya video Lina dan Ratih pun kemudian terdengar oleh
guru-guru di sekolahnya. Para guru juga menjadi ingin tahu video seperti apa yang katanya
membuat Lina dan Ratih itu viral. Setelah mengetahui video tersebut, Bu Indah, wali kelas
mereka pun terkejut melihat siswinya berjoget yang kurang pantas dan diunggah di media
sosial.
Akhirnya, Lina dan Ratih pun dipanggil keruang BK untuk dimintai keterangan. Bersama
Bu Indah dan Bu Lily, Lina dan Ratih pun diberi pertanyaan. Bu Indah terlihat kecewa dengan
kedua siswinya karena mereka sudah berjoget yang kurang pantas di media sosial dan masih
mengenakan seragam sekolah. Padahal sekolah mereka ada sekolah islam atau madrasah.
“Lina, Ratih. Jujur, Ibu kecewa dengan kalian. Ibu tahu kalian mungkin ingin ikut-ikutan
saja tapi tidak baik nak seorang anak perempuan berjoget seperti itu apalagi diunggah di
media sosial”, kata Bu Indah. Lina dan Ratih hanya menunduk terdiam.
“Zaman sekarang kalian harus benar-benar bisa melihat mana yang baik dan mana yang
buruk. Jangan mudah terpancing dengan kata viral karena yang viral belum tentu baik. Apa
yang kalian ikuti yang kalian buat di tiktok itu malah yang akan menghancurkan harga diri kita
sebagai perempuan,” Lanjut Bu Indah dengan nada yang lembut.
“Dengan adanya hal-hal seperti itu, kita sebagai perempuan akan dicap sebagai
perempuan murahan. Padahal kita tahu kan bahwa kedudukan perempuan dan laki-laki saat
ini sudah setara? Maka dari itu, kita juga sebagai perempuan seharusnya menjaga agar tidak
ada lagi pikiran-pikiran buruk mengenai kita sebagai perempuan,” Kata Bu Indah.
“Maafkan kami, Bu.” Sahut Lina dan Ratih menyesali perbuatan mereka.
“Jadi bisa dihapus ya video-video kalian yang kurang baik di media sosial?” Kata Bu
Indah.
“Bisa,Bu”, jawab Lina dan Ratih.
“Gunakan media sosial itu dengan baik, masih banyak hal positif yang bisa kalian
manfaatkan tanpa merendahkan harga diri perempuan.”
“Iya Bu”, jawab mereka kompak dengan nada lirih karena menyesali perbuatan mereka.
https://cerpen.art.blog/2022/06/26/bukan-salah-tiktok/

2. Tentukanlah permasalahan yang menjadi ide atau gagasan dalam cerita tersebut.
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________

3
KEGIATAN 2
MENGOLAH GAGASAN

Setelah kalian memilih ide atau gagasan pada kegiatan 1, selanjutnya kalian akan mengolah
gagasan tersebut menjadi sebuah paragraf singkat yang dapat menjadi garis besar cerita.
Sebelum menuju ke latihan, alangkah baiknya kalian perhatikan terlebih dahulu contoh berikut.
Contoh
Seorang guru bertanya kepada siswanya yang sudah kelas 9 tentang sekolah yang akan
menjadi pilihan mereka selanjutnya. Para siswa menjawab dengan antusias sekolah-sekolah
pilihan mereka. Banyak dari mereka yang menyebutkan sekolah-sekolah favorit di kota
mereka. Salah seorang siswa diminta untuk memberikan alasan mengapa ia ingin bersekolah
di sana. Ia berkata bahwa ia ingin sekolah di sana karena artis idolanya dulunya adalah alumni
sekolah itu. Bahkan ia juga mengatakan bahwa ia ingin kuliah di tempat idolanya berkuliah.
Hal ini sungguh sangat bertentangan dengan perjuangan perempuan di masa penjajahan dulu
yang berusaha mencapai kesetaraan agar perempuan dapat menempuh pendidikan yang sama
dengan laki-laki.

Gagasan:
Hilangnya fungsi pendidikan bagi perempuan. Jika zaman dahulu perempuan berlomba-lomba
ingin bersekolah untuk menempuh pendidikan yang setara dengan laki-laki, sekarang
perempuan bersekolah hanya karena ikut-ikutan. Tidak hanya perempuan, hal ini juga berlaku
untuk laki-laki.

Uraian:
Tya adalah siswi kelas 9 di MTs Nurul Iman. Suatu ketika ia mengobrol bersama tiga temannya
tentang sekolah lanjutan yang akan mereka tuju. Dua temannya mengatakan bahwa mereka
ingin memperdalam ilmu agama dengan masuk ke pondok pesantren. Satunya lagi ingin
bersekeloh di sekolah kejuruan agar setelah sekolah dapat langsung bekerja dan membantu
ekonomi keluarga. Namun berbeda dengan ketiga temannya, Tya justru ingin bersekolah di
SMA Taman Jaya karena dulu artis idolanya juga bersekolah di sana dan ia berharap suatu hari
saat ada acara alumni idolanya datang, sehingga Tya dapat bertemu dengannya.

Latihan 2
1. Bacalah beberapa kasus berikut ini dan tuliskan gagasan yang dapat dijadikan sebuah
cerita.
a. Sekumpulan anak yang terdiri dari tiga perempuan dan tiga laki-laki berkumpul di
sebuah café untuk merayakan ulang tahun salah satu temannya. Mereka bergurau,
tertawa, dan mengobrol bersama. Namun, pengunjung lain merasa terganggu dengan
keberadaan anak-anak tersebut karena tiga anak laki-laki dan satu anak perempuan
adalah perokok berat. Selain itu, mereka juga terlalu berisik bagi anak perempuan.
Mereka berada di café tersebut hingga larut malam dan bagi mereka itu adalah hal yang
biasa. Padahal hal tersebut jelas bertentangan dengan norma yang justru malah dapat
merendahkan derajat para perempuan.
Gagasan: _________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________

4
b. Ada seorang anak perempuan yang selalu memilih-milih dalam berteman. Ia tidak ingin
berteman dengan anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan hanya ingin
berteman dengan anak yang berasal dari keluarga kaya. Ia dan teman-teman segengnya
lebih suka berfoya-foya dengan pergi ke mall, berbelanja barang-barang branded.
Bahkan, jika ada anak yang menggunakan android tidak akan dianggap sebagai teman.
Mereka akan menganggap teman jika menggunakan iphone. Hal ini yang akhirnya
membuat pandangan orang terhadap perempuan menjadi buruk. Perempuan dianggap
sebagai kaum matrealistis, hedonis, suka bermewah-mewahan, dan tidak mau hidup
susah.
Gagasan: _________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
c. Di suatu daerah, terdapat sekelompok anak laki-laki yang membentuk geng motor.
Geng motor itu sudah sangat meresahkan warga sekitar karena suka mabuk-mabukan
dan balap liar di sekitar daerah itu. Tak jarang jika anak-anak perempuan menjadi takut
apabila melewati jalan tersebut. Padahal laki-laki seharusnya dapat menjadi pelindung
bagi kaum perempuan, tetapi justru laki-laki kini menjadi sosok yang sangat
mengerikan.
Gagasan: _________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________

2. Olahlah gagasan yang sudah kalian tulis menjadi paragraf singkat yang akan menjadi garis
besar cerita.
a. _____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
b. _____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
c. _____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________

5
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________

Dari latihan yang sudah kalian kerjakan, sekarang pilihlah salah satu ide atau gagasan yang
menurut kalian paling menarik untuk dijadikan sebuah cerpen. Tuliskan pada kolom berikut.

IDE CERITA YANG SAYA PILIH:

Mintalah bimbingan atau saran kepada guru dan teman-


teman Kalian untuk menentukan ide cerita mana yang
cocok dijadikan tema

6
Dalam menyusun sebuah cerita, kalian tentunya perlu mementukan siapa pelaku dalam
cerita tersebut dan bagaimana karakteristiknya. Karakteristik pelaku yang dimaksud meliputi
watak dan ciri-ciri fisiknya, seperti tinggi badan, warna rambut, bentuk wajah, warna mata,
bentuk hidung dan mulut, dan lain sebagainya. Pemilihan dan pemberian karakter pada
tokoh ini sangat penting dalam sebuah cerita karena yang mengalami konflik pada cerita
adalah tokoh.
Berikut ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk menentukan identitas tokoh.
1. Mengubah tokoh dari cerita yang sudah ada.
2. Merancang nama, watak, dan karakteristik sesuai imajinasi.
KEGIATAN 1
MENGUBAH TOKOH DARI CERITA LAIN

Pada kegiatan 1 ini, kalian harus mengubah tokoh berdasarkan cerita lain yang sudah
disediakan. Dalam mengubah tokoh, kalian dapat mengurangi dan menambahi tokoh yang
sudah ada dalam cerita. Kalian juga dapat mengubah jenis kelamin, misal pada cerita lain jenis
kelaminnya perempuan lalu pada cerita yang akan kalian buat jenis kelaminnya menjadi laki-
laki. Agar kalian dapat memahaminya, perhatikanlah terlebih dahulu contoh berikut.
Contoh
GENG MERESAHKAN
Lupita Bunga Pertiwi

Pak Budi bersama warga RT 6 Kampung Rambutan hari itu sedang berkumpul di Balai
Desa. Pagi itu, hari sangat cerah, matahari juga bersinar sangat terang. Pak Budi sebagai ketua
RT yang memimpin pertemuan pada hari itu terlihat sangat kuwalahan menghadapi warganya
yang protes akibat adanya geng meresahkan di kampungnya.
“Gimana ini, Pak? Nggak bisa dibiarkan ini!! Mengganggu ketenangan warga lho, Pak!”
Kata Pak Giman yang terlihat sedikit emosi.
“Iya, sabar Pak, sabar. Kita bicarakan dengan kepala dingin ya.” Kata Pak Budi dengan
sabar.
“Anak-anak zaman sekarang memang sangat meresahkan. Saya khawatir dengan anak
gadis saya, Pak. Katanya setiap pulang sekolah selalu digoda oleh mereka, dipanggil-panggil.
Padahal itu siang hari”. Kata Pak Mursid.
“Itu memang nongkrongnya di pertigaan kampung dekat jalan besar itu lho. Kurang ajar
memang mereka. Pos yang kita gunakan untuk ronda malah dijadikan tempat mabuk.” Kata
Pak Giman lagi.
“Anak laki-laki sekarang, mau sok keren, sok jadi jagoan, ikut-ikutan orang barat sana,
mabuk, balap liar. Ya kalau mau balapan sana lah ikut motoGP, balapan kok di jalan raya. Nanti
jatuh ketabrak mati, baru tahu rasa. Emang mereka pikir dengan begitu mereka keren!!” Kata
Pak Brewok sambil emosi. Pak Brewok ini adalah ‘pentolan’ kampung karena tubuhnya yang
besar dan wajah yang galak.
“Sabar Pak Brewok, Pak Giman, Pak Mursid. Malam ini kita temui saja mereka. Kita lihat
dulu malam ini mereka berulah lagi atau tidak.” Kata Pak Budi menenangkan kegaduhan.
“Sekarang bapak-bapak sekalian pulang dulu saja ya. Terima kasih karena sudah

7
memenuhi undangan pertemuan hari ini. Wassalamualaikum.” Kata Pak Budi lagi.
Malam harinya mereka kembali mendengar suara deru mesin sepeda motor yang
sengaja dimainkan gasnya. Pak Brewok dan Pak Giman yang sudah emosi keluar secara
bersamaan dari rumah masing-masing.
“Pak Brewok, tidak bisa dibiarkan ini.” Kata Pak Giman. Pak Mursid dan Pak Budi terlihat
berjalan menyusul Pak Brewok dan Pak Giman. Mereka bertiga menemui geng meresahkan itu
ditempat biasa mereka berkumpul. Dari kejauhan terlihat tiga dari enam anak laki-laki geng
tersebut sedang mengendarai sepeda motor hendak melakukan balap liar, sedangkan dua
lainnya mendukung temannya dan satu anak duduk di pos sembari bermain hp dan memegang
botol bir.
Tak lama kemudian, balap liar pun dimulai. Dua anak laki-laki yang mendukung
temannya terlihat berteriak dan tertawa-tawa. Satu anak yang di pos menolehkan
pandangannya pada teman-temannya dan ikut tertawa.
“Bocah edan.” Kata Pak Brewok emosi. Saat keempat bapak tersebut hampir mendekati
tempat geng meresahkan itu terdengar suara tabrakan keras. BRAKK!!!
Tiga anak laki-laki yang masih berada di tempat langsung kocar-kacir bingung melihat
temannya yang saling beradu banteng satu sama lain. Kedua temannya yang mengikuti balap
liar tadi saling bertabrakan karena menghindari truk di depannya, sedangkan satunya hanya
oleng dan untungnya tidak terjatuh. Keempat bapak yang melihat hal tersebut segera berlari
dan ikut membantu.
Hari itu jalanan memang sedang sepi karena sudah memasuki jam malam, yaitu sekitar
pukul 23.00. Pak Brewok dan Pak Budi membopong anak-anak yang jatuh tersebut ke tepi
jalan. Pak Giman dengan segera menelpon ambulan sedangkan Pak Mursid mengamankan satu
anak yang berniat kabur.
Beruntung ambulan cepat datang dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat. Pak
Budi dan ketiga bapak-bapak yang lain juga ikut mengantar bersama keempat anggota geng
tersebut. Kedua anak tersebut langsung ditangani oleh dokter didampingi oleh Pak Giman. Pak
Budi, Pak Brewok, dan Pak Mursid menahan anak-anak geng tersebut di halaman depan rumah
sakit.
“Temenmu itu lihat, jatuh tersungkur, berdarah-darah. Untung nggak bocor kepalanya,
hilang ingatan, trus mati. Masih untung dia luka seperti itu.” Kata Pak Mursid sedikit emosi.
“Kalian itu umur berapa?”
“15 tahun, Pak.” Kata anak 1.
“Masih kecil sudah seperti ini kelakuanmu? Astaghfirullah, mau jadi apa kamu nanti
kalau sudah besar?” Kata Pak Budi.
“Bocah edan!! Kalian pikir dengan mabuk-mabukan, balap liar, kalian itu keren? Keren
bathukmu a!! Laki-laki itu harus bisa melindungi perempuan bukan malah meresahkan koyok
kowe iki. Kalau begini mana bisa laki-laki melindungi, menyakiti iya! Wes hilang wes wibawa
laki-laki gara-gara anak-anak seperti kalian. Memalukan.” Kata Pak Brewok dengan agak kasar
karena emosi.
“Kalian lho nak masih 15 tahun, masih panjang. Sekolah yang betul, jadi anak baik,
punya cita-cita, gapai cita-citamu. Jangan sia-siakan masa-masa remaja kalian dengan hal-hal
yang tidak baik. Jangan ikut-ikutan orang barat sana. Zaman sekarang itu kalian harus bisa
menyaring mana hal yang positif dan hal yang negatif untuk bekal kalian nanti dikemudian
hari. Jadikan masa-masa remaja itu masa yang indah dengan hal-hal yang positif. Anak laki-laki
lho ya, nantinya jadi pemimpin keluarga, jadi kepala rumah tangga, jadi bapak. Lah kalau
pemimpinnya seperti ini akan jadi seperti apa keluargamu nanti, anakmu nanti. Jalan kalian
masih panjang, nak! Kasihan orang tua kalian.” Kata Pak Budi panjang lebar. Keempat anak
yang diceramahi pun terlihat menunduk dan menyesali perbuatannya. Anak yang tidak ikut
balap liar dan hanya duduk di pos terlihat menangis.
“Maafkan kami, Pak. Kami salah sudah meresahkan warga kampung. Kami menyesali
semuanya dan kami akan berubah.” Katanya.
“Iya Pak, saya juga minta maaf. Saya janji tidak akan meresahkan warga lagi dan akan
menjadi lebih baik lagi.” Kata anak 2.

8
“Pak Budi, Pak Brewok, Pak Mursid, dua anak tadi sudah ditangani. Satu anak patah kaki
karena tertimpa motor dan sedikit luka di kepala. Satunya lagi patah tangan kanan dan luka di
wajahnya juga sudah diobati. Orang tua mereka juga sudah saya telpon tadi pakai hp mereka.”
Kata Pak Giman sembari berjalan ke arah mereka.
“Untung temen-temenmu cuma patah tulang.” Katanya lagi.
https://cerpen.art.blog/2022/06/26/geng-meresahkan/

Tokoh yang terdapat dalam cerita berjudul Geng Meresahkan adalah sebagai berikut.
No Nama tokoh Karakteristik tokoh
1. Pak Budi Laki-laki, orang yang sabar, tutur katanya lembut, peduli,
berusia sekitar 40 an
2. Pak Brewok Laki-laki, emosian, kasar, galak, peduli, berusia sekitar 40 an
3. Pak Giman Laki-laki, emosian, sedikit sabar, peduli, berusia sekitar 40 an
4. Pak Mursid Laki-laki, sedikit emosian, sabar, peduli, berusia sekitar 40 an
5. 5 anak geng Laki-laki, urakan, nakal, suka mengganggu ketenangan, sok
keren, berusia 15 tahun
6 1 anak geng Laki-laki, urakan, nakal, suka mengganggu ketenangan, berhati
lembut, berusia 15 tahun

Selanjutnya, kita buat kembali tokoh berserta karakteristik berdasarkan tokoh yang terdapat
pada cerita di atas. Berikut ini adalah tokoh yang sudah diubah.
No Karakteristik tokoh Jenis kelamin Nama tokoh
1. Sabar, tutur kata lembut, peduli, berusia 42 tahun, Laki-laki Pak Novan
tinggi badan 170 cm, bertubuh kurus, berambut
hitam pendek
2. Emosian, kasar, galak, berusia 16 tahun, tinggi Laki-laki Devano
badan 165 cm, bertubuh gendut, berkulit sawo
matang, bermuka masam
3 Sabar, peduli, berhati lembut, tutur kata lembut, Perempuan Ibu Novan
berusia 40 tahun, berjilbab, tinggi badan 160 cm,
bertubuh kurus

Pada contoh di atas, dapat kalian lihat bahwa ada pengurangan jumlah tokoh yang
semula ada 6 diubah hanya menjadi 3. Kemudian, ada juga penambahan karakteristik seperti
tinggi badan dan ciri fisik lainnya. Selain itu, jenis kelamin dan nama tokoh pun juga diubah. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa tokoh dalam cerita lain bisa kita jadikan patokan untuk membuat
tokoh yang baru apabila kita kesulitan dalam membuat tokoh.

Selanjutnya kerjakanlah latihan berikut ini untuk melatih pemahaman kalian.


Latihan 1
1. Bacalah cerita berikut ini.

PAKAIAN YANG PANTAS


Lupita Bunga Pertiwi

Sepulang sekolah Riris dan Eri, dua sahabat dekat, pulang bersama dengan berjalan
kaki. Rumah mereka hanya beda gang saja dan jaraknya juga tidak terlalu jauh dari rumah. Di
perjalanan pulang mereka berdua terlihat bercanda dan tertawa bersama. Eri juga bercerita
tentang ibunya suka belanja pakaian dan terkadang mengajaknya untuk belanja bersama. Riris
yang mendengarnya sedikit iri karena ia dan ibunya tidak pernah seperti itu. Ibunya Riris

9
selalu membelikan pakaian tanpa mengajak Riris.
“Aku duluan ya Ris.” Kata Eri saat sudah berada di depan gangnya.
“Iya Ri, hati-hati ya. Eh nanti jadi nggak?” Tanya Riris.
“Jadi dong. Kutunggu di sini ya pukul 15.00!” Sahut Eri terlihat bersemangat.
“Oke siap, tunggu aku.” Kata Riris lagi.
“Bye Ris.” Kata Eri melambaikan tangan sembari setengah berlari.
Riris melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah. Rumahnya dengan Eri hanya
berbeda gang. Jika Eri di gang 1 maka rumahnya ada di gang 2.
“Assalamualaikum, Bu.” Riris memberi salam pada ibunya saat memasuki rumah.
“Waalaikumsalam, baru pulang nak? Sudah makan?” Tanya ibunya.
“Belum bu.” Jawab Riris.
“Ya sudah, ganti baju dulu, cuci tangan kaki, trus makan sini. Ibu masak oseng-oseng
kangkung kesukaanmu.” Kata ibu.
“Iya bu. Riris ke kamar dulu ya.” Kata Riris sembari tersenyum.
Usai berganti baju, ia mencuci tangan dan kakinya kemudian menuju ke ruang makan.
Ia melihat masakan ibunya yang sudah tertata rapi di meja makan. Perutnya yang memang
sudah kosong sedari tadi kembali meronta-ronta. Masakan ibunya memang selalu bisa
membuat nafsu makannya naik.
Setelah makan Riris kembali ke kamarnya dan beristirahat. Ia meminta izin kepada
ibunya yang berada di depan tv untuk beristirahat. Ibunya yang terlihat serius karena
menonton sinetron favoritnya pun hanya menganggukkan kepalanya.
“Hmm pakai baju apa ya nanti.” Kata Riris sembari menghadap ke arah lemari yang
terbuka. Tangannya meraba-raba pakaiannya yang tertata rapi. Pandangannya tertuju pada
baju berwarna hitam dan putih yang tergantung di lemarinya. Lalu diambilnya pakaian itu.
“Pakai ini saja, dress cantik dari tante ini sayang banget kalau nggak dipakai.” Kata Riris
sembari tersenyum melihat gaun cantik oleh-oleh tantenya dari Korea. Setelah menentukan
pilihannya, ia pun merebahkan tubuhnya di atas kasur dan beristirahat sebentar.
Waktu sudah menunjukkan pukul 14.30, Riris beranjak dari tidurnya dan membantu
ibunya menyapu rumah. Setelah itu, ia mandi dan bersiap-siap. Usai bersiap-siap, ia pun keluar
kamar dan hendak berpamitan pada ibunya.
“Riris!! Mau ke mana nak?” Tanya ibu.
“Mau ke tempat ngopi bu sama Eri” Sahut Riris sembari memainkan rambutnya
“Dengan pakaian seperti itu?” Tanya ibu lagi.
“Iya bu, kan fashion. Bagus kan? Ini oleh-oleh dari Tante Lidya, Bu. Asli dari Korea.”
“Sini deh Ris ibu mau ngomong.” Kata ibu sembari menepuk-nepuk sofa agar Riris
duduk di sebelahnya.
“Ada apa bu? Riris udah ditunggu Eri, Bu” Kata Riris.
“Kamu pakai rok di atas lutut gini nanti kalau digodain cowok gimana? Bajunya juga,
baju kekecilan gini kalau kamu dilihatin cowok-cowok gimana?”
“Ini bukan kekecilan, Bu. Ini emang modelnya kayak gini. Ini namanya fashion, Bu.
Seperti artis Korea, kan fashionable banget bu”. Kata Riris
“Riris, ganti baju nak. Pakailah baju yang lebih pantas. Kalau di Korea memang
budayanya seperti itu, pakaiannya juga seperti itu mungkin memang wajar. Tapi kamu di
Indonesia, nak. Budaya kita berbeda. Kamu anak perempuan dan berpakaian seperti ini justru
malah mengundang kaum lelaki untuk menggoda kamu. Kamu malah menjatuhkan martabat
seorang perempuan, nak. Mahkota seorang perempuan itu juga bisa terlihat dari pakaiannya,
nak. Orang lain akan melihat kita pertama kali dari pakaiannya. Coba bayangkan apa yang akan
orang lain pikirkan ketika melihat Riris memakai pakaian ini? Jadi di samping laki-laki harus
menjaga pandangan mereka, Riris juga harus menjaga penampilan Riris ya dengan berpakaian
yang pantas. Saat perempuan memakai pakaian yang terbuka maka jangan salahkan laki-laki
jika mereka mulai menggoda, namun kalau perempuan sudah berpakaian dengan baik dan
tertutup tapi masih saja ada laki-laki yang menggoda, nah saat itulah kita bisa menuntut laki-
laki itu. Makanya, Kamu harus menjaga pakaianmu agar terjaga dari laki-laki yang kurang ajar.
Paham nak?” Kata ibu.

10
“Paham,Bu. Riris minta maaf. Riris akan ganti pakaian dulu,Bu” Kata Riris sembari
masuk ke dalam kamarnya untuk berganti pakaian.
Riris pun keluar kamarnya dan terlihat ia mengenakan celana panjang dan atasan tunik
berwarna coklat dengan jilbab berwarna senada. Ibunya tersenyum,
“Gini kan cantik anak ibu.” Kata ibu sambil mengelus kepala Riris. Riris tersenyum dan
berpamitan pada ibunya.
“Riris berangkat dulu ya, Bu. Assalamualaikum.”
“Waalaikumsalam, hati-hati ya nak. Pulang jam berapa?” Tanya ibu.
“Nggak tahu, Bu. Nanti Riris kabari.”
“Ya sudah, kalau malam jangan lupa sholat maghrib yaa.” Kata ibu.
“Iya, Bu.” Kata Riris sembari melambaikan tangan pada ibu.
https://cerpen.art.blog/2022/06/26/pakaian-yang-pantas/

2. Tuliskan tokoh dan karakteristik yang terdapat pada cerita berjudul Pakaian yang Pantas
pada tabel berikut.
No Nama tokoh Karakter tokoh
1.

2.

3.

3. Buatlah tokoh baru berdasarkan tokoh yang terdapat pada cerita di atas.
No Karakteristik tokoh Jenis kelamin Nama tokoh
1.

2.

3.

KEGIATAN 2
MERANCANG NAMA DAN KARAKTERISTIK

Pada kegiatan 2, kalian akan merancang nama dan karakteristik tokoh berdasarkan
imajinasi kalian. Perhatikanlah langkah-langkah berikut untuk memudahkan kalian dalam
membuat tokoh.

1. Langkah pertama, kita memilih gagasan yang akan dijadikan sebuah cerita.
Gagasan yang dipilih:
Hilangnya fungsi pendidikan bagi perempuan. Jika zaman dahulu perempuan berlomba-lomba
ingin bersekolah untuk menempuh pendidikan yang setara dengan laki-laki, sekarang
perempuan bersekolah hanya karena ikut-ikutan. Tidak hanya perempuan, hal ini juga berlaku
untuk laki-laki.

11
2. Langkah kedua, kita akan memilih tokoh, memberi nama, dan karakter seperti pada tabel
berikut.
No Karakter Tokoh Jenis Nama
kelamin tokoh
1. berusia 15 tahun, tinggi badan 150 cm, berat badan 42 kg, perempuan Tya
berjilbab, berkulit putih, mata sipit, hidung mancung, menyukai
artis yang bernama riski, ceria, mudah terpengaruh, anak dari
orang tua yang termasuk kaya, pintar
2. berusia 15 tahun, tinggi badan 155 cm, berat badan 45 kg, perempuan Tari
berjilbab, berkulit sawo matang, mata besar, hidung tidak begitu
mancung, agamis, sangat taat kepada agama dan orang tua,
pintar, dan pendiam
3. berusia 15 tahun, tinggi badan 149 cm, berat badan 40 kg, perempuan Retno
berjilbab, berkulit sawo matang, mata besar, hidung mancung,
ceria, berjiwa bebas, cerewet, taat kepada orang tua, pintar
4. berusia 15 tahun, tinggi badan 160 cm, berat badan 55 kg, laki-laki Ifan
berambut hitam pendek, berkulit putih, mata besar, hidung
mancung, pekerja keras, suka membantu orang tua, pengertian,

Setelah kalian membaca dan memahami contoh di atas, kerjakanlah latihan berikut ini.
Latihan 2
1. Tuliskanlah kembali gagasan cerita yang kalian pilih pada unit sebelumnya.
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________
2. Tuliskan tokoh dan berilah karakter pada tokoh yang akan kalian jadikan sebuah cerita.
No Karakter tokoh Jenis Nama
kelamin tokoh
1.

2.

3.

4.

12
Alur dalam sebuah cerita merupakan unsur intrinsik yang paling memengaruhi
kemenarikan cerita. Pada saat Kalian membaca sebuah cerita, pernahkah Kalian merasa tertarik
dan penasaran ingin tahu kelanjutan ceritanya dan bagaimana akhir ceritanya? Hal ini karena
pengarang pandai dalam menyusun alur cerita, dari mana cerita itu dimulai dan bagaimana
cerita itu diakhiri. Alur merupakan rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang utuh.
KEGIATAN 1
Mengembangkan Alur Pengenalan

Ada beberapa cara yang dapat Kalian coba dalam mengembangkan pengenalan cerita,
yaitu
1. Memulai dengan deskripsi
Contoh:

Tya adalah siswi kelas 9 MTs Nurul Iman. Siang itu, Tya bersama ketiga temannya,
Tari, Retno, dan Ifan sedang duduk santai di teras depan rumah Ifan. Mereka sedang
bersantai ria usai mengerjakan ujian praktek seni budaya secara berkelompok. Sembari
minum teh buatan kakak Ifan, mereka bercanda dan mengobrol bersama.
“Gengs, kalian mau sekolah di mana setelah ini”, Kata Tya kepada tiga temannya.
“Aku sepertinya mau masuk pondok pesantren, Ty. Mau memperdalam ilmu
agama.” Sahut Tari yang memang terlihat paling agamis.

2. Memulai dengan konflik


Contoh:

Walaupun masih duduk di bangku kelas IX madrasah tsanawiyah yang setara


dengan SMP, Aku sudah bercita-cita ingin bersekolah di luar negeri dan mulai saat ini aku
memang sudah berniat untuk mengejar beasiswa. Keinginanku itu sering sekali
diremehkan orang. Bahkan tetangga sekitar rumahku pun juga banyak yang meremehkan.
Seperti inilah pemikiran terbelakang dari masyarakat Indonesia. Anggapan bahwa
perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena ujung-ujungnya pasti juga di dapur
masih sangat melekat di otak mereka.

3. Memulai dengan dialog


Contoh:

“Mama dari mana aja? Kok Raka gak diajakin? Pulang pulang bawa belanjaan lagi. Ih
ngebetein aja!” sewot Raka yang sedang menurui tangga. Zaraka Arlan Auriga.
“Mama habis arisan sayang. Tadi lewat depan mall, ya jadi mama masuk deh.
Sekalian beli celemek” tutur Mama.
“Celemek buat siapa ma?” mendengar penuturan mama membuat Raka antusias
berlari kecil menghampiri mamanya. Hah, urusan dengan celemek saja Raka sudah kalang

13
kabut. Bukan hanya mengoleksi tapi dipakai dan untuk praktik membuat kue lho! Jangan
meremehkan Raka. Walaupun dia anak laki-laki yang berumur 10 tahun, tetapi bakatnya
dalam membuat kue dapat diacungi 4 jempol. Amazing! Lihat saja almari ruang keluarga
semua dipenuhi oleh banyak piala dan piagam. Dan hampir semua bertuliskan juara
pertama. Ckck,
Celemek Raka, Pupuy Hurriyah (Majalah Bobo tahun 2012)

Tidak perlu digunakan semua, Kalian dapat memilih salah satu dari tiga
cara dalam mengembangkan pengenalan cerita. Cara yang manakah yang
akan Kalian pilih?

Latihan 1
1. Dari ketiga cara mengembangkan pengenalan yang sudah Kalian ketahui, cara manakah
yang akan Kalian gunakan?
……………………………………………………………………………………………………………………………………........
2. Buatlah sebuah pengenalan berdasarkan cara yang Kalian pilih, sesuaikan dengan tema
yang Kalian pilih sebelumnya.

KEGIATAN 2
Mengembangkan Alur Konflik

Konflik dalam sebuah cerita terbagi menjadi dua, yaitu

1. Konflik internal, konflik ini terjadi karena adanya pertentangan antara tokoh dengan
dirinya sendiri.

Contoh:

Semakin lama, Santi semakin dilema. Dia ingin pulang karena hari sudah larut
malam, namun di sisi lain ia juga malu dengan teman-temannya. Terakhir kali dia pulang
cepat saat nongkrong malah berakhir hujatan dari temannya. Ia diejek anak mama karena
tidak pernah pulang larut malam. Santi memang takut dengan kedua orang tuanya, sampai
sekarang pun dia terkadang berpikir orang tuanya sangat kolot. Ia juga ingin pulang larut
malam seperti Anis dan Kira. Ia juga ingin bisa keluar malam seperti mereka tanpa harus
takut dimarahi. Namun saat jam sudah menunjukkan pukul 19.00, orang tuanya selalu
heboh menanyai Santi, menelponnya, memberikannya pesan, dan memintanya untuk
segera pulang secara terus menerus.

14
2. Konflik eksternal, konflik ini terjadi karena adanya pertentangan antara tokoh dengan
sesuatu yang ada di sekitarnya, baik dengan tokoh lain maupun dengan alam.
Contoh 1: Konflik dengan alam

Malam semakin dingin, angin berembus semakin kencang menusuk kulit. Yulia
menggigil kedinginan. Ia menyesal tidak mengenakan pakaian yang hangat. Saat kakaknya
menasehati pakaiannya tadi Yulia malah marah-marah dan pergi tanpa pamit. Kini angin
semakin kencang, teman-temannya juga tidak ada yang mau meminjamkan jaket mereka
pada Yulia. Ia semakin kedinginan karena pakaian tipisnya.

Contoh 2: Konflik dengan tokoh lain

“Riris!! Mau ke mana nak?” Tanya ibu.


“Mau ke tempat ngopi bu sama Eri” Sahut Riris sembari memainkan rambutnya
“Dengan pakaian seperti itu?” Tanya ibu lagi.
“Iya bu, kan fashion. Bagus kan? Ini oleh-oleh dari Tante Lidya, Bu. Asli dari Korea.”
“Sini deh Ris ibu mau ngomong.” Kata ibu sembari menepuk-nepuk sofa agar Riris
duduk di sebelahnya.
“Ada apa bu? Riris udah ditunggu Eri, Bu” Kata Riris.
“Kamu pakai rok di atas lutut gini nanti kalau digodain cowok gimana? Bajunya
juga, baju kekecilan gini kalau kamu dilihatin cowok-cowok gimana?”
“Ini bukan kekecilan, Bu. Ini emang modelnya kayak gini. Ini namanya fashion, Bu.
Seperti artis Korea, kan fashionable banget bu”. Kata Riris

Latihan 2
1. Buatlah konflik (internal dan eksternal) yang berkaitan dengan cerpen yang akan kalian
susun.

Konflik tokoh
Tokoh utama
Internal Eksternal

Tunjukkanlah hasil kerjamu pada guru agar mendapatkan


bimbingan

15
KEGIATAN 3
Mengembangkan Alur Penyelesaian

Setelah Kalian menentukan alur pengenalan dan konflik, tahap selanjutnya adalah
menentukan bagaimana akhir cerita Kalian. Ada tiga cara penulis dalam mengakhiri ceritanya.

1. Akhir cerita yang bahagia (happy ending)


Cerpen yang berakhir bahagia yaitu cerpen yang tokoh utamanya berakhir dengan
kebahagiaan.
Contoh:

Asih terdiam mendengarkan perkataan ibunya, ia merasa perkataan ibunya ada


benarnya.
“Benar kata ibu, memang tidak seharusnya Asih menghambur-hamburkan uang.
Tidak seharusnya juga Asih hanya mau berteman dengan orang-orang kaya. Tidak
seharusnya Asih bergaya hidup hedonisme. Di mata orang lain pasti Asih adalah cewek
matre ya Bu?” kata Asih menyesali perbuatannya.
Ibunya tersenyum mendengar perkataan Asih. Ia mengelus lembut kepala Asih
dan mengatakan pada Asih bahwa ia harus berubah agar pandangan orang lain
terhadapnya dan terhadap perempuan lain bisa berubah. Ia juga meminta Asih untuk
sering memberi pada orang yang membutuhkan dari pada menghamburkan uang untuk
alasan yang tidak penting.

Pada penggalan cerpen di atas, cerita diakhiri dengan pemikiran tokoh Asih tentang
gaya hidup hedonisme berubah. Asih yang awalnya memiliki gaya hidup hedonisme kini
mulai menyesal dan ingin mengubah gaya hidupnya menjadi lebih baik. Hal ini membuat
tokoh Ibu senang atas penyesalan Asih.

2. Akhir cerita yang sedih (sad ending)


Cerpen yang berakhir dengan sedih yaitu cerpen yang tokoh utamanya berkahir dengan
kesedihan.
Contoh:

Aliana terkejut mendengar perkataan Yusuf. Ia tidak menyangka ternyata selama ini
Aldo lah yang telah membantunya diam-diam. Aldo pula yang membelanya di depan guru-
guru. Padahal selama ini ia telah membenci dan mengganggu kehidupan Aldo. Namun,
Aldo justru malah membelanya atas gosip yang menyebar di sekolah tentangnya.
“Trus kemana Aldo sekarang? Dari tadi pagi aku tidak melihatnya”, tanya Aliana.
“Mulai hari ini dia sudah tidak bersekolah lagi di sini. Dia tadi pagi berangkat ke
Aceh. Papanya ditugaskan di sana.”
Mendengar itu Aliana sangat sedih. Ia tidak sempat meminta maaf dan berterima
kasih pada Aldo. Ia berharap suatu saat nanti akan bertemu lagi dengan Aldo sehingga ia
dapat menebus kesalahannya.

Pada penggalan cerpen di atas, cerita diakhiri dengan penyesalan tokoh Aliana yang
belum sempat meminta maaf dan berterima kasih kepada Aldo atas semua kesalahannya
dan atas apa yang telah dilakukan Aldo untuknya. Ketika ia mengetahui kebenaran yang
sesungguhnya, semuanya sudah terlambat. Aldo sudah pindah ke Aceh karena orang tuanya
ditugaskan di sana.

16
3. Akhir cerita yang menggantung (open ending)
Cerita yang berakhir dengan menggantung yaitu cerpen yang akhir cerita diserahkan
kepada pembacanya. Di akhir cerita, tokoh utama belum mengambil tindakan untuk
menyelesaikan masalahnya atau ada masalah yang belum selesai di akhir cerita.
Contoh:

Kakaknya melihat Dana yang masih terkejut dengan apa yang terjadi. Ia masih
tidak menyangka adiknya menjadi laki-laki yang seperti itu.
“Dik, kakak tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Kamu sudah besar seharusnya
sudah tahu mana yang baik dan mana yang buruk untukmu sendiri. Tidak ada yang perlu
kamu sesali atas meninggalnya ayah. Kakak tidak mau mengatakan apapun. Kakak hanya
berharap kamu bisa berubah.” Kata kakaknya sembari menatap Dana sebentar kemudian
meninggalkannya dengan perasaan campur aduk.

Pada pengggalan cerpen di atas, cerita berakhir dengan open ending karena tokoh Dana
belum mengambil tindakan apapun setelah kakaknya mengatakan isi hatinya kepada Dana.
Selain itu, penggalan cerpen di atas juga menimbulkan pertanyaan apakah Dana menyesali
perbuatannya atau tidak.

Tidak perlu menggunakan ketiganya, Pilihlah salah satu.


Akhir cerita yang bagaimana yang ingin Kalian tulis pada
cerpen Kalian?

Latihan 3
1. Akhir cerita yang mana yang akan Kalian gunakan pada cerpen Kalian? Berikan alasan.
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
2. Buatlah akhir cerita berdasarkan cara yang telah Kalian pilih , sesuaikan dengan tema yang
telah Kalian tentukan sebelumnya.

17
Pada unit 4 ini, kalian akan memilih dan mengembangkan latar cerita. Latar dalam cerita
meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Dengan adanya latar ini, penggambaran
cerita bagi pembaca akan jelas karena pembaca dapat membayangkan tempat, waktu, dan
suasana dalam cerita. Ada beberapa cara dalam menentukan latar cerita, yaitu sebagai berikut.

1. Meniru latar yang sudah ada


2. Merancang latar berdasarkan pengamatan

KEGIATAN 1
Meniru Latar yang Sudah Ada

Pada kegiatan ini, Kalian harus menemukan latar yang terdapat dalam cerita lain. Kalian
dapat meniru latar tersebut atau dapat mengubahnya agar menjadi latar yang sesuai dengan
cerita yang akan Kalian tulis. Perhatikan contoh latar kutipan cerpen berikut ini.

Kutipan cerpen 1
….
Tiga anak laki-laki yang masih berada di tempat langsung kocar-kacir bingung melihat
temannya yang saling beradu banteng satu sama lain. Kedua temannya yang mengikuti balap
liar tadi saling bertabrakan karena menghindari truk di depannya, sedangkan satunya hanya
oleng dan untungnya tidak terjatuh. Keempat bapak yang melihat hal tersebut segera berlari
dan ikut membantu.
Hari itu jalanan memang sedang sepi karena sudah memasuki jam malam, yaitu sekitar
pukul 23.00. Pak Brewok dan Pak Budi membopong anak-anak yang jatuh tersebut ke tepi
jalan. Pak Giman dengan segera menelpon ambulan sedangkan Pak Mursid mengamankan
satu anak yang berniat kabur.
Beruntung ambulan cepat datang dan membawa mereka ke rumah sakit terdekat. Pak
Budi dan ketiga bapak-bapak yang lain juga ikut mengantar bersama keempat anggota geng
tersebut. Kedua anak tersebut langsung ditangani oleh dokter didampingi oleh Pak Giman.
Pak Budi, Pak Brewok, dan Pak Mursid menahan anak-anak geng tersebut di halaman depan
rumah sakit.
.…

Latar tempat Latar Waktu Latar Suasana


Jalan raya malam hari Bingung
Pak Brewok dan Pak Budi Hari itu jalanan memang Tiga anak laki-laki yang
membopong anak-anak sedang sepi karena sudah masih berada di tempat
yang jatuh tersebut ke memasuki jam malam, langsung kocar-kacir
tepi jalan. yaitu sekitar pukul 23.00. bingung melihat
temannya yang saling
beradu banteng satu sama
lain.

Panik
Pak Giman dengan segera

18
menelpon ambulan
sedangkan Pak Mursid
mengamankan satu anak
yang berniat kabur.

Dari kutipan cerpen 1 di atas, kalian dapat meniru dan mengubahnya menjadi latar yang
baru untuk cerpen yang akan kalian buat. Perhatikan contoh berikut.
Kutipan cerpen 2
….
Joni yang melihat temannya terjatuh itu dengan sigap langsung berlari dan
menolongnya. Jalanan saat itu kebetulan tidak seramai biasanya. Hari itu memang sedang
maraknya pemberlakuan lockdown karena covid-19 sehingga banyak orang yang memilih
untuk diam di rumah. Orang-orang terlihat keluar dari rumah mereka setelah mendengar
suara dentuman keras dari arah jalan raya. Joni mengangkat temannya dibantu oleh warga
sekitar. Warga pun mengapresiasi kesigapan Joni dalam menolong temannya yang jatuh.
Bahkan tanpa takut ia membawa temannya ke tepi jalan meski keadaan temannya sudah
berlumuran darah.
Warga sebenarnya sempat marah karena mereka berisik di siang hari. Mereka bermain
gas sepeda motor dan mengganggu warga yang hari itu sedang beristirahat. Namun, setelah
melihat teman Joni yang terluka cukup parah, mereka menjadi kasihan. Mereka akhirnya
membantu Joni memanggil ambulan. Mereka juga menenangkan Joni yang sebenarnya masih
terkejut dengan kejadian temannya itu sampai akhirnya ambulan pun datang dan membawa
mereka ke rumah sakit.
.…

Latar tempat Latar Waktu Latar Suasana


Jalan raya siang hari Ramai
Jalanan saat itu kebetulan Warga sebenarnya sempat Orang-orang terlihat
tidak seramai biasanya. marah karena mereka keluar dari rumah mereka
berisik di siang hari. setelah mendengar suara
dentuman keras dari arah
jalan raya.

Menegangkan
Joni yang melihat
temannya terjatuh itu
dengan sigap langsung
berlari dan menolongnya.

Mengharukan
Warga pun mengapresiasi
kesigapan Joni dalam
menolong temannya yang
jatuh. Bahkan tanpa takut
ia membawa temannya ke
tepi jalan meski keadaan
temannya sudah
berlumuran darah.

Menjengkelkan
Warga sebenarnya sempat

19
marah karena mereka
berisik di siang hari.
Mereka bermain gas
sepeda motor dan
mengganggu warga yang
hari itu sedang
beristirahat.

Dari kedua kutipan di atas, dapat Kalian lihat bahwa tidak ada pengubahan latar tempat.
Namun, pada latar waktu dan suasana terjadi pengubahan. Pada kutipan 1, latar waktunya
adalah malam hari sedangkan pada kutipan 2 latar waktunya adalah siang hari. Pada kutipan 1
latar suasananya bingung dan panik sedangkan pada kutipan 2 latar suasananya ramai,
menegangkan, mengharukan, dan menjengkelkan.
Nah, untuk melatih pemahaman Kalian mengenai meniru dan mengubah latar cerita lain,
coba kerjakanlah latihan 1 berikut ini.
Latihan 1
1. Bacalah kutipan cerpen berikut.
Malam semakin dingin, angin berembus semakin kencang menusuk kulit. Yulia
menggigil kedinginan. Ia menyesal tidak mengenakan pakaian yang hangat. Saat kakaknya
menasehati pakaiannya tadi Yulia malah marah-marah dan pergi tanpa pamit. Kini angin
semakin kencang, teman-temannya juga tidak ada yang mau meminjamkan jaket mereka
pada Yulia. Ia semakin kedinginan karena pakaian tipisnya.
Yulia lagi-lagi memikirkan perkataan kakaknya, “Yulia, cuaca saat ini sedang tidak
tentu, siang panas, malamnya sangat dingin. Bergantilah pakaian, agar hangat di badanmu.
Lagi pula pakaian itu terlalu tipis. Nanti kamu bisa jadi sasaran laki-laki nakal untuk
menggodamu. Bergantilah dengan pakaian yang lebih baik.”
Yulia hanya melengos dan pergi tanpa pamit pada kakaknya. Kakaknya hanya
melihatnya dengan wajah sedih. Ia sedih karena adiknya kini tak lagi bisa dinasehati
olehnya semenjak kepergian ibunya. Ia bingung bagaimana lagi caranya agar Yulia,
adiknya, bisa menurut lagi dengannya.

2. Tentukan latar yang terdapat pada kutipan cerpen tersebut.


Latar Tempat Latar Waktu Latar Suasana

20
3. Buatlah latar baru berdasarkan latar pada kutipan cerpen yang sudah Kalian temukan.
Latar Tempat Latar Waktu Latar Suasana

4. Buatlah sebuah paragraf cerita yang memuat latar baru yang kalian buat sebelumnya.

KEGIATAN 2
Merancang Latar Berdasarkan Pengamatan

Pada kegiatan ini, Kalian dapat mengamati latar yang ada di sekitar Kalian.
Perhatikanlah langkah-langkah berikut ini.

1. Tentukan latar tempat, waktu, dan suasana yang akan kamu gunakan
dalam teks cerpenmu.
2. Amatilah tempat-tempat, waktu (pagi, siang, malam), dan suasana
(senang, tenang, sedih, ramai, dan sebagainya) yang menjadi fokus
penulisan.
3. Catatlah hal-hal yang menarik dari latar tempat, waktu, dan suasana yang
kamu amati. Misalnya suara ayam berkokok saat pagi hari, hembusan
angin yang tenang, suara ramai kendaraan, dan lain sebagainya.
4. Deskripsikan latar tempat, waktu, dan suasana yang kamu amati. Hal ini
agar pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengarkan, dan merasakan
latar tempat, waktu, dan suasana.

21
Latihan 2
1. Amati lingkungan sekitar Kalian, mulai dari tempat, waktu, dan suasana.
2. Tuliskan latar yang Kalian amati pada tabel berikut.
Latar Tempat Latar Waktu Latar Suasana

3. Deskripsikanlah latar yang Kalian pilih sesuai dengan tema cerita yang akan Kalian buat.
Deskripsi latar
tempat

Deskripsi latar
waktu

Deskripsi latar
suasana

22
Pada unit ini, kalian akan menentukan sudut pandang cerita. Sudut pandang
merupakan cara pengarang dalam menempatkan dirinya sebagai tokoh dalam cerita.
Baca dan pahamilah kotak info berikut untuk menambah pemahaman Kalian tentang sudut
pandang.

Kotak Info!
Sudut pandang cerita dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.
1. Sudut pandang orang pertama tunggal, ditandai dengan kata ganti
“aku”dan “saya”. Contoh: Aku berdiri di depan gerbang sembari
memandangi lelaki kecil lusuh itu.
2. Sudut pandang orang pertama jamak, ditandai dengan kata ganti “kami”,
“kita”. Contoh: Kami sudah sering bersama sejak kecil, oleh karena itu kami
sangat dekat.
3. Sudut pandang orang ketiga tunggal, ditandai dengan kata ganti “dia” atau
nama tokoh yang diceritakan. Contoh: Dini terlihat menangis dalam diam di
bangkunya.
4. Sudut pandang orang ketiga jamak, ditandai dengan kata ganti “mereka”.
Contoh: Ketiga anak lelaki itu mengelilingi Santo yang pingsan karena
terkejut. Mereka memandangi Santo dengan tatapan yang mengejek.
5. Sudut pandang campuran, ditandai dengan kata ganti orang pertama dan
orang ketiga. Contoh: Aku memerhatikan Lala yang duduk terdiam di
bangkunya seolah pasrah dengan cibiran teman-temannya.

Latihan 1
1. Bacalah kutipan cerpen berikut, kemudian tentukanlah sudut pandang yang digunakan.
"Ah, kita, kan, sama-sama senasib. Ayah kita sama-sama bekerja di tempat yang
jauh. Ayah kita, sama-sama mendapat kesulitan sehingga belum bisa mengirim uang
untuk keluarga. Sudah seharusnya sesama kawan saling menolong!" jawab Yudi.
Edo terdiam. la ingat masa-masa yang amat sulit ketika keluarganya tak punya
uang. Ayahnya yang bekerja di luar negeri jatuh sakit dan tak bisa mengirim uang
bagi keluarga. Lalu, ibunya mulai mencari pekerjaan. Edo dan kedua adiknya, Gita
dan Riko, mulai belajar mengurus diri sendiri. Ketika mereka berangkat ke sekolah,
Ibu juga berangkat bekerja. Ketika mereka pulang sekolah, Ibu masih di tempat
pekerjaan. Sore hari Ibu baru pulang. Lalu, ia memasak dan mencuci pakaian.
Mereka tak bisa lagi menggaji pembantu.

Ayah Pulang, Sylvana Toemon

23
Jawab:
Kutipan cerpen di atas menggunakan sudut pandang …………………………
Berikan alasan.
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………

2. Ubahlah sudut pandang orang ketiga berikut ini menjadi sudut pandang orang pertama.
Setelah itu raka merengek meminta mamanya untuk menemaninya ke toserba
terdekat. Mama yang mendengar anaknya sudah merengek pun hanya bisa menggeleng-
geleng dan mengikuti Raka. Mama mau melawan pun percuma saja, pasti akan berujung
dengan Raka menangis dan setelah itu akan mendiami mamanya beberapa hari. Tanpa
diduga, Raka menggunakan celemek barunya. Mama sudah memperingati agar tidak
menggunakan celemek dengan alasan agar tidak cepat rusak, tetapi Raka bersikeras
menggunakannya. Hingga tida di toserba pun Raka menjadi sorotan orang. Bahkan ada
yang membicarakannya. Raka yang melihat pun tersenyum senang, anggapan Raka adalah
semua sedang mengagumi dirinya.

Celemek Raka, majalah Bobo tahun 2012

Jawab:
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Sudut pandang orang keberapakah yang akan kamu gunakan dalam cerpenmu? Berikan
alasanmu.
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………………

24
Pada unit 6 ini, kalian akan menulis gaya bahasa. Gaya bahasa adalah cara pengarang
dalam menyampaikan cerita melalui bahasa yang khas yang memperlihatkan jiwa dan
kepribadian penulis. Berikut ini beberapa gaya bahasa dalam cerpen. Baca dan pahamilah
baik-baik.

PARADOKS
Gaya bahasa ini membandingkan situasi yang asli dengan situasi yang berkebalikan.
Perhatikan contoh berikut.
Aku tetap merasakan kesepian ditengah suasana ramai di rumahku
yang kini sedang kedatangan banyak sekali tamu.
Dia tetap tersenyum meski hatinya sedang bersedih.
Orang itu tidak memiliki rumah meskipun penghasilannya besar.

HIPERBOLA
Gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir
tidak masuk akal. Perhatikan contoh berikut.
Pesona indah wajahmu mengalihkan duniaku.
Suaranya menggelegar membelah isi ruangan itu.
“Suasana di sini riuh sekali, kepalaku mau pecah rasanya.” Kata Toni

PERSONIFIKASI
Gaya bahasa yang menggantikan fungsi benda mati menjadi dapat bersikap layaknya
manusia. Perhatikan contoh berikut.
Angin malam telah melarangku untuk pergi ke luar.
Angin ribut meruntuhkan rumah-rumah warga.
Air hujan menari-nari di atas genting sejak pagi tadi.

METAFORA
Gaya bahasa yang meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang
ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan. Perhatikan contoh berikut.
Usahanya bangkrut karena hutangnya yang banyak pada lintah darat.
Dia adalah anak emas bagi guru-guru di sekolahnya.
Tulisanku adalah harta karun yang harus diamankan.

ASOSIASI
Gaya bahasa yang membandingkan dua hal yang berbeda tapi dianggap sama. Asosiasi
ditandai dengan kata sambung bak, bagaikan, bagai, seperti. Perhatikan contoh berikut.
Semangatnya keras bagaikan baja.
Wajahnya pucat seperti mayat.
Wajahnya bak mentari pagi yang cerah.

25
IRONI
Gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata-kata yang bertentangan dengan fakta.
Perhatikan contoh berikut.
Rapi sekali kamarmu sampai sulit untuk mencari bagian kasur yang
bisa ditiduri.
Sejuk sekali ruangan ini sampai keringat bercucuran tak henti-henti.
Ini baru yang dinamakan dengan siswa teladan, setiap hari datang
terlambat.

SINISME
Gaya bahasa yang menyampaikan sindiran secara langsung. Perhatikan contoh berikut.
Kotor sekali ruangan ini debu bertebaran di mana-mana.
Lama-lama aku bisa gila melihat tingkahmu.

Dari beberapa gaya bahasa di atas, kalian dapat memasukkan berbagai macam gaya
bahasa ke dalam cerpen yang akan kalian buat. Bacalah kembali cerpen-cerpen yang ada pada
tiap unit bahan ajar agar kalian lebih dapat memahami gaya bahasa dalam cerpen.
Contoh
Kutipan cerpen 1

Adinda berjalan memasuki kamarnya dengan tersenyum riang. Kak Leo yang melihat
Adinda bertingkah seperti itu pun mengejeknya.
“Senang sekali kayaknya adik kakak yang manja ini.” Kata Kak Leo.
“Sirik bilang.” Sahut Adinda.
“Adik mau nongkrong sama temen-temen.” Lanjutnya.
“di mana?” tanya Kak Leo.
“di tempat biasa lah.”
“dengan pakaian kurang bahan seperti itu?” kata Kak Leo sembari memandang adiknya
dari atas ke bawah. Adinda mengangguk sembari tersenyum.
“Pakaian seperti bayi kok dipakai. Nggak pantes banget.” Kata Kak Leo sinis.

Kutipan cerpen 2
...
“Udiiiiin.. kapan kamu mau merapikan kamarmu?” tanya ibu sembari berdiri di depan
kamar Udin.
“Iya bentar lagi nanggung.” Kata Udin.
“Main game terus sampai kamar seperti kapal pecah.”
“Iya bu bentar lagi sabar.”
“Sabar sabar. Lama-lama ibu setres melihat kelakuanmu Din.” Kata ibu kemudian pergi
meninggalkan Udin yang masih saja serius dengan game online di hp-nya.

Berdasarkan kedua kutipan di atas, perhatikanlah tabel perbedaan gaya bahasa berikut
Kalimat Gaya Bahasa
Kutipan cerpen dengan pakaian kurang bahan seperti itu? Metafora
1 Pakaian seperti bayi kok dipakai Asosiasi
Kutipan cerpen Main game terus sampai kamar seperti kapal Asosiasi
2 pecah.
Lama-lama ibu setres melihat kelakuanmu Din. Sinisme

26
Setelah kalian perhatikan contoh gaya bahasa pada cerpen di atas, selanjutnya untuk
melatih pemahaman kalian cobalah kerjakan latihan berikut ini.

Latihan 1
1. Bacalah cerpen berikut ini dengan saksama.
PENDIDIKAN BAGI PEREMPUAN

Tya adalah siswi kelas 9 MTs Nurul Iman. Hari itu matahari seolah sedang bahagia
menikmati indahnya dunia. Tya bersama ketiga temannya, Tari, Retno, dan Ifan sedang duduk
santai di teras depan rumah Ifan. Mereka sedang bersantai ria usai mengerjakan ujian praktek
seni budaya secara berkelompok. Sembari minum teh buatan kakak Ifan, mereka bercanda dan
mengobrol bersama.
“Gengs, kalian mau sekolah di mana setelah ini”, Kata Tya kepada tiga temannya.
“Aku sepertinya mau masuk pondok pesantren, Ty. Mau memperdalam ilmu agama.”
Sahut Tari yang memang terlihat paling agamis.
“Aku juga Tar, aku mau masuk pondok pesantren. Disuruh orang tua sih, tapi nggak papa
banyak manfaatnya juga. Selain itu, biar aku jadi alim juga kayak Tari.” Kata Retno yang paling
cerewet sembari bercanda.
“Aku mau masuk ambil kejuruan di STM agar setelah sekolah nanti aku bisa langsung
bekerja. Aku mau membantu perekonomian keluarga”. Kata Ifan.
“Nggak kuliah kau Fan?” Tanya Retno.
“Sepertinya enggak, Ret. Kasihan ibu, semenjak kepergian bapak, ibu jadi banting tulang
ke sana kemari untuk biaya hidup kami.” Kata Ifan.
“Kalau kamu Ty?” Tanya Tari pada Tya.
“Kalau aku akan sekolah di SMA Taman Jaya.” Kata Tya sembari tersenyum.
“Kenapa ke Taman Jaya,Ty? Kamu kan pintar, kenapa nggak ke sekolah lain aja yang
lebih baik? Lagi pula di sana kan sekolah swasta.” Ucap Retno.
“Yaa.. soalnya Riski, artis idolaku, dulu sekolah di situ. Aku mau satu sekolah dengan
idolaku, siapa tahu nanti waktu ada acara alumni dia datang.” Kata Tya dengan tersipu.
“Cuma gara-gara artis Ty kamu memilih sekolah di sana?” tanya Tari.
“Iya dong Tar, membayangkannya saja aku sudah senang sekali.” Kata Tya.
“Ty, kamu tuh niatnya sekolah apa ketemu artis sih?” Tanya Ifan.
“Ya sekolah lah Fan, tapi sambil ketemu artis. Kan sambil menyelam minum air.”
“Kamu tuh Ty, padahal kamu tuh pinter dan termasuk anak dari orang yang mampu
juga, tapi kamu seperti menyianyiakan itu semua.” Kata Ifan sedikit kecewa.
Tak lama kemudian, datanglah Kakak Ifan, Kak Nora, sembari membawa beberapa buah
untuk camilan mereka berempat.
“Tadi kakak dengar-dengar katanya Tya mau sekolah di Taman Jaya ya?” Tanya Kak
Nora.
“Iya kak, sekolah di sekolahnya Riski tau kak.” Kata Tya dengan mata berbinar.
“Masa iya kamu sekolah cuma gara-gara ingin satu sekolah dengan idola kamu Ty?” Tya
yang ditanya oleh Kak Nora hanya cengengesan.
“Kamu tahu nggak tujuan RA Kartini dulu mencapai kesetaraan untuk perempuan itu
buat apa? Dulu RA Kartini itu memperjuangkan hak-hak kita sebagai perempuan agar kita
dapat menempuh pendidikan yang sama dengan laki-laki. Kalau RA Kartini tahu kamu sekolah
hanya agar bisa satu sekolah dengan idolamu itu, pasti dia menangis sekarang Ty. Pikirkan lagi
Ty sebenarnya tujuan kamu bersekolah itu untuk apa. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada
Ty.” Kata Kak Nora menasehati Tya.
“Jujur Kak Nora sedih mendengarnya. Kakak saja sebenarnya ingin sekali bersekolah,
tapi karna tidak ada biaya jadi terpaksa untuk mengurungkan niat. Pikirkan baik-baik ya Tya.”
Lanjut Kak Nora.

27
“Iya kak, akan kupikirkan kembali. Maaf kalau tujuanku bersekolah selama ini karena
ikut-ikutan dengan idolaku.” Kata Tya terlihat menyesal usai merenungi perkataan Kak Nora.
“Jangan minta maaf padaku, minta maaflah pada dirimu sendiri.” Kata Kak Nora sembari
pamit untuk masuk ke dalam rumah lagi.
“Hayolo Ty, Kartini nangis dengar niatmu sekolah. Dengerin tuh kata kakaknya Ifan.”
Kata Retno seperti kompor namun sebenarnya niatnya hanya bercanda.
Mereka berempat tertawa bersama. “Eh jangan keras-keras, tawa kita kedengeran
sampai ke ujung jalan tuh.” Kata Ifan.
“Lebay kamu Fan, jauh jarak rumahmu sama ujung jalan.” Kata Retno sembari menepuk
pundak Ifan.
“Iya iya aku ubah niatku mulai dari sekarang yaa.” Kata Tya sambil tersenyum.
“Nah, gitu dong. Ini baru Tya yang smart.” Kata Tari.
https://cerpen.art.blog/2022/06/26/pendidikan-bagi-perempuan/

2. Tentukanlah gaya bahasa yang terdapat pada cerpen Pendidikan Bagi Perempuan.
No Gaya Bahasa Kalimat
1

10

Setelah kalian menentukan gaya bahasa dalam cerpen pada latihan 1, selanjutnya cobalah kalian
membuat kalimat yang memiliki gaya bahasa. Kerjakanlah latihan 2 berikut ini.
Latihan 2
1. Buatlah kalimat masing-masing dua untuk tiap-tiap gaya bahasa.
a. Paradoks
……………………………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………………………...
b. Hiperbola
……………………………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………………………...
c. Personifikasi
……………………………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………………………...

28
d. Metafora
……………………………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………………………...
e. Asosiasi
……………………………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………………………...
f. Ironi
……………………………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………………………...
g. Sinisme
……………………………………………………………………………………………………………………………...
……………………………………………………………………………………………………………………………...

Selamat menulis cerpen yang sesungguhnya.

Tunjukkanlah pada guru Kalian agar mendapatkan bimbingan.

Tetap semangat.

29
Untuk menambah pemahaman kalian dalam menulis cerpen, kalian dapat
melakukannya secara berulang dengan urutan yang sama. Dimulai dari memili dan mengolah
gagasan, memilih tokoh dan memberi karakter, mengembangkan alur cerita, memilih dan
menggunakan latar, menentukan sudut pandang, serta menulis gaya bahasa.

Semoga dapat membantu kalian dalam menulis cerpen.

Menulis cerpen itu mudah bukan?

“Saat menulis karya sastra, kita bisa menjelma siapapun yang kita inginkan,
mencipta, membalik keadaan, membuatnya sesuka kita” – Helvy Tiana Rosa

30
DAFTAR PUSTAKA

Adi, I.R. 2016. Fiksi Populer: Teori dan Metode Kajian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Keraf, G. 2007. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia.

Nurgiyantoro, B. 2001. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya

Nurgiyantoro, B. 2012. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Siswanto, W. 2014. Cara Menulis Cerita. Malang: Aditya Media Publishing.

Sugiharto, R.T. 2008. Pandai Menulis Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

https://cerpen.art.blog/2022/06/26/bukan-salah-tiktok/

https://cerpen.art.blog/2022/06/26/geng-meresahkan/

https://cerpen.art.blog/2022/06/26/pakaian-yang-pantas/

https://cerpen.art.blog/2022/06/26/pendidikan-bagi-perempuan/

http://nurwulan2000.blogspot.com/2014/10/celemek-raka_83.html

https://bobo.grid.id/read/08674506/ayah-pulang

31
TENTANG PENULIS

Lupita Bunga Pertiwi lahir di Bandung pada


tanggal 19 Februari 1995. Saat ini ia tinggal
di Turen, Kabupaten Malang. Ia adalah anak
pertama dari tiga bersaudara. Perempuan
yang menyukai jalan-jalan ini merupakan
pengajar matapelajaran Bahasa Indonesia di
sebuah madrasah tsanawiyah di Turen,
tepatnya di MTs Negeri 2 Malang. Penulis
berhasil menyelesaikan pendidikannya di SD
Sang Timur Semarang, SMP Negeri 2 Turen,
SMA Negeri 1 Turen, S1 Pendidikan Bahasa,
Sastra Indonesia dan Daerah Universitas
Negeri Malang dan S2 Pendidikan Bahasa
Indonesia Universitas Negeri Malang.

32

Anda mungkin juga menyukai