Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK 5

Tesa febrina (19059112)

Trivhelya yohanda(19059114)

Maidita sri wahyuni(19059086)

Zahzurani(19059121)

Silakan review dan tuliskan analisa untuk setiap sub judul (mulai dari introduction s.d.
conclusion) dari artikel "Authentic leadership: A review of the literature and research
agenda William L. Gardner ⁎, Claudia C. Cogliser, Kelly M. Davis, Matthew P. Dickens"

1. INTRODUCTION

Perilaku etis para pemimpin saat ini salah satunya penyimpangan yang di lakukan oleh
pemerintah dan perusahaan, dalam artikel juga di berikan pembahasan sebagai seorang sarjana
untuk bisa memahami tentang teori kepemimpinan dengan benar. berbagai proses mental dan
perilaku yang menjelaskan bagaimana orang atau individu menemukan dan membangun rasa
atau jati dirinya, dan bagaimana jati diri atau sifat asli seseorang ini dipertahankan di seluruh
situasi dan dari waktu ke waktu

Seperti dalam kutipan artikel berikut:

“the simultaneous proliferation of practitioner and scholarly writings has generated several
competing conceptions of AL that have created confusion about the construct. Anticipating
these problems, Cooper, Scandura, and Schriesheim (2005) articulated some of the areas of
conceptual ambiguity (e.g., levels of analysis) and cautioned scholars to avoid the pitfalls
encountered in advancing prior leadership theories by carefully defining, measuring, and
rigorously investigating the construct.”

Berdasarkan saran dan peringatan penulis namun sering tidak di pedulikan atau di
abaikan, sehingga apa yang ada dalam teori ini tidak ada kemajuan sesuai dengan tujuan
penulis, Terkait dengan rekomendasi untuk memjukan teori AL tersebut. akan tetapi
dengan ada nya kendala karena kurang nya jumlah penelitian empiris kesulitan dalam
menilai validitas terhadap teori yang di bahas dalam artikel ini.

2. AUTHENTICITY AND AL DEFINED


Authenticity

Authenticity dalam artikel ini menjelaskan seperti dalam kutipan artikel

Authenticity can be traced back to ancient Greek philosophy and is reflected by the Greek
aphorism “Know Thyself” which was inscribed in the Temple of Apollo at Delphi (Parke &
Wormell, 1956). Indeed, the etymology of the word authentic can be traced to the Greek
word, authento, “to have full power” (Trilling, 1972), reflecting the notion of authentic
functioning whereby an individual is “the master of his or her own domain” (Kernis &
Goldman, 2006). An early reference to authentic functioning is Socrates' focus on self-
inquiry as he argued that an “unexamined” life is not worth living. Aristotle followed with
a view of ethics that focused on one's pursuit of the “higher good” achieved through self-
realization when the activity of the soul is aligned with virtue to produce a complete life
(Hutchinson, 1995). Such self-realization is tied to one's well-being or “eudaimonia,” a
form of happiness that, in contrast to hedonism which seeks happiness and pleasure as
desired end states, arises from successfully performing activities that reflect one's true
calling (Kernis & Goldman, 2006).

Dimana ke autentifikasian seseorang atau indvidu berdasarkan etika dan cara pandangnya dalam
mencapai sebuah kebaikan yang di inginkannya.autentik seseorang juga bisa berdasarkan
pengalaman yang di milikinya, emosi, kebutuhan ,keinginan dan bahkan keyakinan individu
tersebut.

Autentifikasi ini juga mecerminkan jati diri yang dimiliki oleh individu mulai dari bagaimana ia
mempertahan kan nya dari waktu yang terus berjalan dan bagaimana ia mengenali diri nya
sendiri. Dan autentifikasi ini memiliki banyak komponen yang individu miliki atau yang di
miliki oleh seseorang seperti kesadaran, keadilan atau tidak memihak, perilaku serta orientasi
relational/ hubungan.
Definition of authentic leader and AL

Authentic dari organisasi dapat di wujudkan atau terwujud melalui kepemimpinan yang ada di
organisasi tersebut. Dalam teori yang di bahas maka dalam kepemimpinan seorang pemimpin
tidak bisa di terima perubahan individu nya dalam menjalankan kepemimpinan, intinya seorang
pemimpin di tuntut untuk bersikap professional dalam pekerjaan nya.

Dan seorang pemimpin yang memiliki jati diri nya sendiri dimana bawahan atau rekan kerja nya
melihat nya sebagai pemimpin yang bertanggung jawab dan bagaimana ia mengemban tugas
yang di berikan kepadanya sebagai seorang pemimpin

Salah satu pendapat para ahli pemimpin yang autentik dalam kepemimpinannya

Avolio, Luthans et al. (2004, p. 4) as cited in Avolio, Gardner et al. (2004, pp. 802, 803)
Authentic leaders are “those individuals who know who they are, what they think and
behave and are perceived by others as being aware of their own and others' values/moral
perspective, knowledge, and strengths; aware of the context in which they operate; and
who are confident, hopeful, resilient, and of high moral character.”

Dapat di definisikan bahwa pemimpin yang autentik atau authentic leader adalah pemimpin yang
tau akan jati dirinya, tau dan sadar atas tindakan yang di kerjakan nya, memiliki kekuatan dan
pendirian yang kuat dan juga menjunjung tinggi norma norma, kesopanan dan perilaku dalam
bertindak, maka pemimpin seperti ini yang akan membawa perubahan terhadap apa yang di
pimpin nya.

Dalam artikel penulis bisa melihat ke authentic an seorang pemimpin dari berbagai komponen
yang mungkin di miliki oleh individu dari pemimpin tersebut. Mereka menggambarkan
pemimpin autentik sebagai individu yang memiliki tingkat penggabungan individu dan peran
atau tugas yang di berikandi dalam nya mencakup peran kepemimpinan yang dominan dalam
konsep diri mereka), kejelasan konsep diri, kesesuaian diri, dan konsistensi perilaku individu
tersebut . Mereka mendefinisikan AL sebagai proses yang mencakup tidak hanya pemimpin yang
otentik, tetapi juga mencakup pengikut otentik, karena bawahan memilih untuk mengikuti
pemimpin untuk membentuk hubungan yang otentik.
3. Content analysis of AL publication
3.1 Untuk sampel yang di masukan ke dalam publikasi ini dengan memasukan kata kata
kunci yang memudahkan untuk menemukan analisis tersebut, akan tetapi mereka juga
membatasi tinjauan terhadap apa yang di publikasikan dengan berbagai alasan

Seperti yang ada pada artikel :

rationale for limiting our review to publications stemmed from a belief that conference
papers, working papers, and dissertations have not been subjected to the peer review
process and may not be fully developed and/or based on sound theory and empirical
methods. Accordingly, including theory or findings generated from these works in our
review could potentially undermine the development of the field.

3.2 Untuk coding scene yang ada dalam penulisan artikel ini juga memiliki bagian bagian
yang di buat di dalammnya mulai dari pencatatan anggota tim penulis dan untuk
artikel kualitatif empiris dengan deskripsi metode kualitatif, dan juga memakai
kualifikasi dari berbagai panduan dan para ahli

3.6. Theoretical foundations

Pada tahap ini penulis mengidentifikasi teori-teori kemudian dikelompokkan menjadi


sembilan kategori melalui proses reduksi data.

3.6.1. AL theory

Pada teori ini yaitu Teori-teori yang berfokus pada pengembangan dan secara umum juga
bertentangan dengan keaslian konsep-konsep dasar untuk teori AL ini. Pada teori AL ini
penulis dapat memanfaatkan teori-teori ini sebagai bidang yang matang. Sebagaimana yang
terdapat pada Pemeriksaan Tabel 4 yang mengungkapkan bahwa sementara mayoritas
publikasi yang dibangun di atas teori AL muncul selama periode waktu yang subur.

3.6.2. Authenticity/self/identity

Teori tentang Authenticity/self/identity telah memainkan peran kunci dalam


pengembangan lapangan dan juga telah memberikan pengaruh yang konstan terhadap
perspektif sepanjang periode waktu yang sudah ada terkait dalam teori tersebut.
3.6.3. Affective processes

Dalam proses ini penulis membahas mengenai pentingnya emosi untuk pengalaman,
persepsi, dan keautentikan dalam ekspresi. Dan penulis juga menganggap eksplorasi lebih
lanjut dari proses afektif yang mendasari hubungan pemimpin dan pengikut yang otentik
menjadi dan penting dalam kemajuan suatu bidang.

3.6.4. Attribution theory/social perception

Penulis menggunakan teori atribusi untuk menjelaskan bagaimana gaya atribusi yang
akurat dan seimbang dapat memfasilitasi AL dan bagaimana organisasi dapat mendorong
perkembangannya dengan meningkatkan kesadaran akan faktor-faktor yang mendorong
atribusi yang tidak akurat.

Dan pada persepsi sosial yaitu menjelaskan mengenai bagaimana atribut dan tindakan
seorang pemimpin dan aspek situasi dalam mempengaruhi seberapa banyak pengikut untuk
setuju bahwa seorang pemimpin telah menunjukkan keotentikan dan integritas.

Disini penulis juga berjanji untuk mengklarifikasi mengenai pengaruh atribusi dan proses
persepsi pada penciptaan hubungan antara pemimpin dan pengikut.

3.6.5. Ethics/values/ethical leadership

“the literature strongly connects authentic leadership with moral leadership” dalam kalimat
tersebut penulis menejelaskan mengenai nilai dari etika kepemimpinan dan kepemimpinan
spiritual telah memberikan pengaruh penting pada proses pengembangan lapangan, penulis
juga mengungkapkan bahwa jumlah publikasi yang relatif tinggi yang menggunakan
kerangka kerja etis atau berbasis nilai, jumlahnya telah menurun dalam beberapa tahun
terakhir, yang disebabkan masuknya komponen eksplisit etika di sebagian besar konsepsi
AL, yang menghalangi kebutuhan untuk referensi pekerjaan yang lebih mendasar dala teori
AL ini.

3.6.6. Neo-charismatic leadership


Secara keseluruhan,pada kepemimpinan ini menunjukkan bahwa transparansi relasional di
pihak pemimpin berfungsi untuk memperoleh persepsi kepemimpinan transformasional,
konstruksi konseptual yang berbeda. Selain itu, penulis juga menyarankan melakukan
penelitian tambahan yang menjelaskan hubungan antara kepemimpinan transformasional,
neo karismatik, visioner dan bentuk-bentuk lain dari kepemimpinan transformasional.

3.6.7. Positive psychology/POB/POS

Pada tahap ini penulis menganjurkan menganjurkan penelitian lebih lanjut tentang efek
interaktif AL, PsyCap, iklim etika positif, kepercayaan, proses identifikasi, dan sikap kerja
pengikut pada pencapaian kinerja pengikut dan organisasi yang benar dan berkelanjutan.

3.6.8. Well-being/vital engagement

Dalam hal ini penulis Menggunakan sampel manajer dan bawahan langsung mereka,
mereka menunjukkan bahwa AL memunculkan peningkatan tingkat keterlibatan kerja
pengikut dan OCB, bahwa hubungan ini dimediasi oleh perasaan pemberdayaan dan
identifikasi dengan supervisor, seperti yang dikemukakan oleh model dasar AL .

3.6.9. Other theoretical foundations/not applicable

Kategori ini mencakup landasan teoretis untuk penelitian AL yang tidak termasuk dalam
kategori sebelumnya.

3.7. Research methods employed in empirical AL articles

Penulis mengungkapkan adanya pergeseran jumlah studi kualitatif versus kuantitatif yang
diterbitkan di LQ mencerminkan atau menaapkan adanya pematangan bidang kepemimpinan,
karena banyaknya peneliti menyukai penggunaan metode kualitatif untuk menghasilkan teori-
teori baru dari metode kuantitatif untuk menguji teori-teori yang sudah ada.

3.7.1. Qualitative research

Untuk studi kualitatif, penulis mengkodekan metode pengumpulan data yaitu mencakup
kelompok fokus, studi kasus, wawancara, narasi, dan observasi partisipatif, negara tempat
penelitian dilakukan, teknik analisis dan apakah masalah kredibilitas, transferabilitas, atau
ketergantungan akan dibahas pada penelitian tersebut.

3.7.1. Qualitative research

Sedangkan pada studi kuantitatif penulis mengkodekan dengan strategi penelitian, jenis
sampel, negara tempat penelitian dilakukan,kerangka waktu dengan metodw cross-
sectional versus longitudinal, penyediaan perkiraan reliabilitas, penilaian validitas
konstruk, tingkat analisis untuk variabel dependen, serta metode analisis statistik.

3.7.3. AL measures

Pengembangan ukuran keaslian dan AL yang terstandarisasi dan tervalidasi sebagian


menyumbang peningkatan dalam penelitian empiris, karena sebagian besar penelitian
terbaru telah menggunakan AI. Dan menurut peneliti akhirnya, penelitian itu meneliti
hubungan antara langkah-langkah tersebut akan memberikan wawasan tentang interaksi
antara keaslian individu dan AL.

3.8. Mapping the nomological net for AL

Untuk menjelaskan jaringan nomologis untuk AL, peneliti memberikan ringkasan konstruksi
yang telah diajukan sebagai pendahulu dan hasil AL dalam studi kuantitatif, serta tingkat
dukungan yang diperoleh untuk hubungan variabel yang akan dihipotesiskan.

3.8.1. Antecedents of AL

Pada anteseden dari AL ini peneliti mengemukakan setidaknya ada dua kemungkinan
penjelasan untuk temuan yang tidak mendukung ini. Pertama, ada kemungkinan kurangnya
dukungan karena keterbatasan laporan diri. Kedua, yaitu kemugkinan untuk memprediksi
bahwa pemantauan diri berhubungan negatif dengan AL mungkin terlalu sederhana.

3.8.2. Outcomes posited by extant models of AL


Dalam mendiskusikan hasil atau outcomes posited ini peneliti mulai dengan menguji tes
empiris dari hasil relasional yang telah diajukan oleh satu atau lebih model AL. peneliti
membahas hasil yang meskipun diturunkan dari literatur AL namun keduanya telah
diperkenalkan dan diuji sebagai konsekuensi AL dalam publikasi empiris yang sama.
Peneliti juga menemukan pendapat bahwa pemimpin otentik dapat meningkatkan
identifikasi pengikut dengan kelompok kerja hanya jika pengikut tersebut datang untuk
mengidentifikasi dengan pemimpinnya.

3.8.3. Outcomes derived from extant models of AL


Secara keseluruhan, pada hasil yang diperoleh peneliti menyimpulkan temuan yang
tersedia dari studi kuantitatif memberikan dukungan untuk prediksi yang diajukan dan
diturunkan dari teori AL. Dengan demikian, jaringan nomologis konstruksi yang secara
empiris terkait dengan AL umumnya konsisten dengan
kerangka teoritis yang diperpanjang, dan dengan demikian memberikan bukti awal untuk
validitas konstruknya. Namun demikian, disini peneliti menegaskan bahwa penting untuk
menegaskan kembali, mengingat keterbatasan desain penelitian yang digunakan untuk
menguji teori AL, bukti yang dihasilkan sampai saat ini harus dianggap tentatif. Penelitian
lebih lanjut dengan menggunakan metode yang lebih ketat dan beragam diperlukan untuk
memperkuat kepercayaan pada validitas nomologis teori AL.

4. An agenda for future AL research

Penulis dalam Authentic Leadership research menawarkan pengamatan yang lebih umum dengan
rekomendasi tambahan untuk meningkatkan teori dan penelitian terkait Authentic Leadership.

4.1 Stronger theory building

Seperti yang ditunjukkan pada tabel 2, dimana sampai saat ini mayoritas (59 dari 91)
publikasi terkait Authentic Leadership masih bersifat konseptual. Penulis didorong untuk
menemukan artikel dari Academy of Management Review yang mengusulkan teori dengan ruang
lingkup yang lebih besar dalam hal utilitas dan praktis. Salah satu implikasi dari temuan ini
adalah bahwa asal-usul praktisi dan fokus teori AL dapat berfungsi untuk memperkaya potensi
kontribusi teoretisnya. Di sisi lain, untuk mewujudkan potensi ini, perhatian yang lebih besar
pada komponen dasar teori sangat diperlukan, termasuk kondisi batas yang direfleksikan oleh
asumsi yang mendasari tentang nilai, waktu, dan ruang.

4.2 Expansion of the nomological network for AL

Penulis mendorong penelitian yang mempertimbangkan sejauh mana implikasi dari close
versus distant leadership dan variabel kontekstual dan perbedaan individu lainnya berfungsi
sebagai anteseden dan moderator dari tingkat keaslian yang dicapai dalam hubungan pemimpin-
pengikut. Selain itu, penulis juga menyebutkan bahwa diperlukan penelitian yang lebih empiris
untuk mengeksplorasi hubungan komponen spesifik AL dan berbagai anteseden dan hasil.
Penelitian yang meneliti komponen apa yang paling penting dalam situasi dan hubungan tertentu
dan interaksi dinamis antara komponen diperlukan untuk mengembangkan pemahaman yang
lebih dalam tentang hubungan pemimpin-pengikut yang otentik.

4.3 More rigorous and diverse methods

Penulis mendorong para peneliti untuk mengeksplorasi kegunaan dari berbagai metode
yang lebih luas, termasuk tindakan implisit, tanda-tanda eksperimental, dan metode kualitatif.
ukuran implisit kognisi sosia dapat memberikan alternatif yang berguna, dan bila digunakan
bersama dengan survei atau tindakan lain, dapat berfungsi untuk melakukan triangulasi temuan.
Desain eksperimental mewakili pendekatan yang sangat menjanjikan untuk menghilangkan efek
pengaruh situasional pada otentisitas pemimpin yang dirasakan dan dirasakan karena tingkat
kontrol dan validitas internal yang tinggi yang mereka berikan. Penulis merekomendasikan
penggunaan desain eksperimental yang lebih besar untuk tidak hanya memfasilitasi kesimpulan
yang kuat tentang hubungan kausal antara konstruksi kepemimpinan, tetapi mengidentifikasi
potensi efek positif dari AL yang dapat diperoleh untuk individu, kelompok, dan organisasi di
bawah keadaan yang tepat. Penulis juga menyerukan penggunaan metode kualitatif yang lebih
ekstensif untuk memberikan deskripsi naratif yang tebal tentang proses dan konteks
kepemimpinan, termasuk interaksi dinamis antara kepemimpinan otentik, pengikut otentik, dan
iklim etika positif.

4.4 Attention to authentic followership

Gardner dan rekannya mengemukakan bahwa iklim etika yang positif akan memfasilitasi
pengembangan pemimpin dan pengikut otentik dalam mode pelengkap, dan dengan demikian
menumbuhkan hubungan otentik. Penulis menduga bahwa otentisitas pengikut mungkin sama
pentingnya dengan pengembangan kepemimpinan autentik seperti otentisitas pemimpin. Namun
tidak ada studi empiris ditinjau secara eksplisit berfokus pada pengikut otentik. Oleh karena itu, ,
penyelidikan empiris peran yang dimainkan pengikut dalam pembentukan hubungan otentik
sangat penting.

4.5 Focus on AL development


Penulis menggemakan seruannya untuk perhatian yang lebih besar pada desain dan
implementasi strategi intervensi untuk mendorong pengembangan pemimpin otentik dan
pengikut. Penulis juga mendukung untuk evaluasi yang lebih sistematis dari sejumlah program
komersial dan pendidikan yang saat ini ditawarkan yang menjanjikan untuk meningkatkan
pengembangan pemimpin, termasuk keaslian, integritas, dan efektivitas mereka

5. Conclusion

Teori kepemimpinan otentik memiliki asumsi bahwa orang-orang dalam organisasi dapat
secara efektif memimpin, dan mengikuti, dengan cara yang memungkinkan mereka untuk
mengekspresikan identitas dan gaya unik mereka sendiri, telah menciptakan rasa kegembiraan di
antara para sarjana dan praktisi kepemimpinan. Penulis berharap bahwa tinjauan ini akan
memberikan peta jalan untuk memajukan lebih lanjut teori, penelitian, dan praktik
kepemimpinan otentik, dan dengan demikian memungkinkan organisasi untuk lebih menyadari
sepenuhnya tingkat peningkatan kinerja yang berkelanjutan dan nyata bahwa proses
kepemimpinan yang didasarkan pada keaslian memiliki potensi untuk provide.

Anda mungkin juga menyukai