MAKALAH KLP 10 Aliran P. SDM
MAKALAH KLP 10 Aliran P. SDM
1. FERIADI (200101148)
2. FITRIA KHOLIFAH (200101148)
3. MARLIANA (200101132)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang memberikan kita kesehatan serta
kenikmatan yang melimpah, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah pada mata
kuliah Filsafat Pendidikan Islam ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam kepada
junjungan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang menderang, sehingga sampai detik ini kita bisa
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada bapak dosen pengampu yang
telah membimbing kami dengan sabar dan ikhlas pada mata kuliah Filsafat
Pendidikan Islam. Kami mohon maaf jika terdapat kesalahan penulisan atau teknis.
Saran dan kritikan terhadap makalah ini dibutuhkan, agar kami dapat memperbaiki
dan mempelajari tentang bagaimana penyusunan yang semestinya dan pada makalah
selanjutnya kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat
menjadi sumber pembelajaran bagi pembaca, dan semoga makalah ini dapat
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
C. Tujuan .................................................................................................................. 5
A. Realisme ................................................................................................................ 7
B. Eksistensialisme .................................................................................................... 9
C. Eksperimentalisme .............................................................................................. 10
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mendalami dan menyelidiki hakikat pendidikan serta kaitannya dengan latar belakang,
tujuan, cara dan hasil yang bersangkut paut dengan struktur kegunannya. Filsafat
pendidikan termasuk salah satu teori pendidikan yang kebenarannya dihasilkan dan
dibuktikan memalui penelitian baik secara kualitataif maupun kuantitatif dan perlu
dimengerti serta dijadikan sebagai pedoman oleh para pengajar pendidikan. Salah satu
adalah nyata, real bukan hanya bayangan. Realisme bersifat objektif, tersusun atas
materi dan hukum alam. Seseorang percaya atau tidak terhadap keberadaan suatu
benda tidak akan merubah watak dan wujud benda tersebut, benda itu akan tetap nyata
dan bukan ilusi. Orang yang berpaham realisme berpendapat bahwa otak manusia itu
ibarat kertas kosong jadi tinggal diwarnai dan diberi tulisan-tulisan agar kertas itu
tidak kosong.
objek panca indera kita adalah real/nyata, tanpa ada hubungannya dengan pikiran kita,
persepsi kita, benda itu tetap ada terlepas dari kenyataan jika benda itu kita ketahui.
metafisika, epistemology dan aksiologi. Berikut ini kami akan membahas tentang
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
daya manusia dalam aliran-aliran filsafat, terlebih dahulu sekilas akan dibahas tentang
bahwa sumber daya manusia merupakan aset penting, bahkan dianggap paling
masyarakat atau bangsa. Namun dalam kenyataannya, sumber daya manusia baru
menjadi aset penting dan berharga apabila sumber daya manusia tersebut mempunyai
Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, ada suatu
jalan pemecahan yang harus ditempuh, yakni melalui pendidikan dan pelatihan.
maupun masyarakat.
antara lain seperti budaya masyarakat, struktur masyarakat, atau rekayasa yang
sengaja diterapkan pada masyarakat tertentu. Gejala yang tampil dari lemanya sumber
1
Muhammad Thalhal Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Lantabaro Press,
2004), hlm. 64-69
6
1. Lemahnya kemauan, merasa tidak mampu, tidak percaya diri, dan merasa rendah
diri.
terbatasnyapengalaman.
diberikan.
aktual, dan hangat agar dapat membuka ketertutupan pandangan dan wawasan, dan
pada tahap selanjutnya akan menimbulkan gairah untuk melakukan sesuatu yang
diperlukan (tumbuh kemauan dan keinginan berprestasi). Kedua: motivasi dan arahan
yang dapat menumbuhkan semangat untuk melaksanakan sesuatu atau beberapa tugas
pekerjaan dengan adanya kepercayaan diri yang kuat, sehingga ada gairah untuk
metodologi dan system kerja yang dapat memberikan cara penyelesaian masalah
dengan efektif dan efesien, secara terus-menerus (manusia potensial, actual, dan
fungsional).
B. Realisme
merupakan sintesis antara filsafat idealisme Immanuel Kant di satu sisi, dan
empirisme John Lock disisi lainnya. Realisme ini kadanng kala disebut juga neo
rasionalisme. John Lock memandang bahwa tidak ada kebenaran yang bersifat
7
metafisik2 dan universal. Ia berkeyakinan bahwa sesuatu dikatakan benar jika
akal, sedangkan menurut idealisme Immanue Kant, realisme termasuk salah satu
aliran klasik yang selalu disandarkan pada nama besar Aristoteles yang memandang
dunia dalam terma material. Segala sesuatu yang ada di hadapan kita adalah suatu
yang riil dan terpisah dari pikiran manusia, namun ia dapat memunculkan pikiran
dengan melalui upaya selektif terhadap berbagai pengalaman dan melalui pendayaan
fungsi akal. Jadi, realitas yang ada adalah dalam wujud natural, sehingga dapat
mental, moral, dan spiritual biasanya ditandai atau terlihat dalam alam natural.
sesuatu itu sebagai sesuatu itu sendiri dari pada sesuatu itu sebagai apa mestinya. Oleh
karena itu, dalam mengembangkan sumber daya manusia aliran ini berangkat dari
Menurut aliran realisme, sesuatu dikatakan benar jika memang riil dan secara
substantive ada. Suatu teori dikatakan benar apabila adanya kesesuaian dengan
harapan dapat diamati dan semuanya perfeck. Aliran ini menyakini bahwa adanya
hubungan interaksi antara pikiran manusia dan alam semesta tidak akan
mempengaruhi sifat dasar dunia. Objek-objek yang diketahui adalah nyata dalam
dirinya sendiri, bukan hasil persepsi dan bukan pula hasil olahan akal manusia. Dunia
tetap ada sebelum pikiran menyadari dan ia tetap akan ada setelah pikiran tidak
menyadarinya. Jadi menurut realisme ada atau tidak adanya akal pikiran manusia,
8
Bagi kelompok realisme, ide atau proposisi adalah benar ketika eksistensinya
berhubungan dengan segi-segi dunia. Sebuah hipotesis tentang dunia tidak dapat
pengetahuan baru itu berubungan dengan yang lama, maka hal itu hanyalah lantaran
yang lama itu memang benar, yaitu desebabkan pengetahuan lama koresponden
koresponden dengan dunia sebagaimana apa adanya. Dalam perjalanan waktu, ras
kepada anak yang sedang tumbuh merupakan tugas yang paling penting.
C. Eksistensialisme
Dari sudut estimologi eksistensialisme berasal dari kata eks yang berarti di luar
dan sistensi yang berati berdri sendiri atau menempatkan, jadi secara
luas eksistensi dapat diartikan sebagai, berdiri sendiri sebagai dirinya sekaligus keluar
dari dirinya. Eksistensialisme merupakan suatu aliran dalam filsafat yang menekankan
pada manusia, dimana manusia dipandang sebagai suatu dunia dengan kesadaran. Jadi
ekssistensi diartikan secara dinamis sehingga ada unsur berbuat dan menjadi, manusia
dipandang sebagai suatu realitas yang terbuka dan belum selesai dan berdasarkan
memandang manusia sebagai suatu yang tinggi, dan keberadannya itu selalu
ditentukan oleh dirinya, karena hanya manusialah yang dapat bereksistensi, yang
sadar akan dirinya dan tahu bagaimana cara menempatkan dirinya. Ilmu-ilmu yang
9
Eksistensialisme bisa dialamatkan sebagai saanlah satu reaksi dari sebagian
terbesar reaksi terhadap peradaban manusia yang hampir punah akibat perang dunia
suatu penolakan terhadap suatu pemikiran abstrak, tidak logis atau tidak ilmiah.
aliran ini hendak memadukan hidup yang dimiliki dengan pengalaman, dan siuasi
sejarah yang dialami, dan tidak mau terikat oleh hal-hal yang sifatnya abstrak serta
spekulatif. Baginya, segala sesuatu dimulai dari pengalaman pribadi, keyakinan yang
tumbuh dari dirinya dan kemampuan serta keluasan jalan untuk mencapai keyakinan
hidupnya.
penganut aliran ini seringkali nampak aneh atau lepas dari norma-norma umum.
Kebebasan untuk freedom to, adalah lebih banyak menjadi ukuran dalam sikap dan
perbuatannya.
D. Eksperimentalisme
memandang manusia sebagai makhluk yang dinamis aktif dan kreatif. Manusia-
3
Fernando R. Molina, The Sources of Eksistentialism As Philosophys, New Jersey, Prentice-Hall-1969,
hlm. 1
4
Paul Roubiczek, Existentialism For and Against, Cambridge, University Press, 1966, hlm. 10.
5
Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), 139
10
bahkan sering pula dikacaukan antara keduanya. Pragmantisme dikatakan sebagai
Ketika suatu tujuan telah tercapai dan suatu kebutuhan telah dipenuhi, maka
hal ini tidak sampai di situ saja, tetapi menjadi instrumen bagi penemuan dan
pengujian selanjutnya. Proses kehidupan tanpa akhir, karena peraihan tujuan pertama
adalah untuk diteruskan pada tujuan ke dua, tujuan ke dua untuk tujuan ke tiga dan
Jadi keduanya sama-sama menekankan bahwa yang riil adalah segala sesuatu yang
dapat dialami dan dialami panca indra. Realitas adalah interaksi manusia dengan
lingkungannya. Sesuatu dikatakan benar apabila dapat dibuktikan secara nyata dalam
rintangan dan problem yang ada. Penyelesaian problem sangat tergantung pada
mata memberikan materi pembelaran yang dapat membawa subjek didik ke arah
kemampuan menyesuiakan diri dengan situasi kondisi kehidipan nyata saja, tetapi
lebih penting dari itu adalah bagaimana agar subjek didik itu meningkatkan kualitas
6
Ibid, hlm.140
11
melalui upaya memperkuat dan meningkatkan pengalaman-pengalaman moral.7 Para
excellence, Manusia di sini tidak berarti pikiran umat manusia, tetapi dalam
berbagai tantangan dan persoalan kehidupan, sehingga subjek didik terbiasa aktif
mengolah berbagai data dan informasi untuk memecahkan problem hidupnya. Dengan
learning tetapi lebih pada mengajak subjek didik memecahkan problem sosial.9
sebagai ukuran segala sesuatu, maka dalam pelaksanaan proses kependidikan sebagai
7
Ahmad Syadali, dan Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung:Pustaka Setia, 1997), 124
8
Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), 139.
9
Ibid, 140.
12
eksistensialisme dan rasionalisme, aliran ini pun juga menjunjung tinggi asas
Pendidikan sekolah dalam hal ini mesti diarahkan untuk menyiapkan subjek
memunculkan ide baru yang terus dikembangkan menuju ide lain yang lebih baik dan
Menurut Imam11 Barnadib, tokoh-tokoh pendidi yang dekat dengan gagasan ini anata
akan datang, maka bagi aliran ini pendidikan adalah proses rekonstruksi pengalaman-
kualitas, sehingga ketika tidak ada perbaikan dan perubahan sama artinya tidak ada
kehidupan. Pendidikan dalam hal ini dapat dimaknai sebagai rekonstruksi sosial,
sekolah adalah masyarakat kecil dan pendidikan menyiapkan mereka agar mampu
10
Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), 141-142
11
Ahmad Syadali, dan Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung:Pustaka Setia, 1997), 125
12
Ibid.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang mana, teori realisme, ia mengatakan bahwa semua itu terjadi sesuai
dengan keadaanya nyata alam ini, sehingga tanpa memerlukan rasio untuk
memikirkannya. Segala sesuatu yang ada di hadapan kita adalah suatu yang riil dan
terpisah dari pikiran manusia, namun ia dapat memunculkan pikiran dengan melalui
upaya selektif terhadap berbagai pengalaman dan melalui pendayaan fungsi akal.
tinggi, dan keberadannya itu selalu ditentukan oleh dirinya, karena hanya manusialah
yang dapat bereksistensi, yang sadar akan dirinya dan tahu bagaimana cara
Eksistensialisme atau penganut aliran ini seringkali nampak aneh atau lepas dari
norma-norma umum.
eksperimentalisme juga memandang manusia sebagai mahluk yang dinamis, aktif, dan
sesuatu dengan alat yang mengharuskan seseorang atau sekelompok orang untuk
14
selalu berbuat. Kehidupan tidak memiliki makna finis. Ketika suatu tujuan telah
tercapai dan suatu kebutuhan telah dipenuhi, maka hal ini mesti tidak sampai di situ
saja, tetapi menjadi instrumen bagi pengujian dan penemuan selanjutnya. Proses
kehidupan tanpa akhir, karenaperalihan tujuan pertama adalah untuk diteruskan pada
tujuan ke dua, tujuan ke dua untuk tujuan ke tiga dan seterusnya tanpa tanda berhenti.
yang mengatakan bahwa realitas yang nyata adalah perubahan dan hanya dapat
yang riil adalah segala sesuatu yang dapat dialami dan dialami oleh panca indra.
15
DAFTAR PUSTAKA
JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam, Vol. 6, No. 1, 2021 | h. 1-23 Ucep
Hermawan p-issn 2541-352x e-issn 2714-9420
Knight, Goerge R, 2007, Filsafat Pendidikan, Penerjemah: Dr. Mahmud Arif, M.Ag.,
Gama Media, Yogyakarta.
Muhammad Thalhal Hasan, Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, (Jakarta :
Lantabaro Press, 2004)
Metafisik atau metafisika adalah yaitu filsafat tentang hakikat yang ada dibalik
fisika, tentang hakikat yang ada yang bersifat transenden, di luar atau di atas
kemampuan pengalaman manusia. Lihat, Endang Saifuddin
Anshari, Wawasan Islam, (Jakarta : Gema Insani, 2004).
Ahmad Syadali, dan Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung:Pustaka Setia, 1997)
Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011)
Fernando R. Molina, The Sources of Eksistentialism As Philosophys, New Jersey,
Prentice-Hall-1969
Paul Roubiczek, Existentialism For and Against, Cambridge, University Press, 1966
16