Anda di halaman 1dari 3

IKATAN KIMIA DAN INTERAKSI KIMIA DALAM TUBUH MANUSIA

1. Ikatan kimia dalam tubuh manusia


Ikatan ionik, ikatan kovalen, ikatan logam, dan gaya antar molekul adalah empat sub-
tema di mana materi ikatan kimia bi. Materi ikatan kimia menggambarkan bagaimana
atom membuat ikatan dengan atom lain atau dengan atom lain dari jenis yang sama.
Karena sekelompok atom menunjukkan unit yang lebih stabil dan memiliki tingkat energi
yang lebih rendah daripada tingkat energi atom penyusunnya dalam keadaan bebas, ikatan
kimia dapat terbentuk. Gagasan ikatan kimia bersifat abstrak, sehingga sulit untuk
menerapkannya dalam konteks yang berbeda. Konsep kimia selanjutnya, seperti
kesetimbangan kimia, termodinamika, struktur molekul, dan reaksi kimia, semuanya
bergantung pada pemahaman ikatan kimia.

Mayoritas bahan kimia ionik larut dalam air. Tubuh manusia harus menjaga sejumlah
ion agar berfungsi baik, ion ini disebut dengan elektrolit. Tanpa konsentrasi yang tepat
dari elektrolit tersebut maka gerakan syaraf tidak dapat mengirim ke otak.
Cairan elektrolit dalam tubuh berkurang akibat berkeringat karena kita kehilangan
cairan dalam bentuk elektrolit (tidak seimbang).
KI (Kalium Iodida)
Atlet disarankan untuk mengonsumsi minuman yang mengandung kalium iodida
untuk memenuhi kebutuhan elektrolit tubuh dan membantu menjaga keseimbangan kadar
elektrolit (KI). Ion yodium mendapatkan transfer elektron dari ion kalium untuk membuat
senyawa ionik. Iodium (I) memperoleh elektron, sedangkan kalium (K) kehilangan
elektron. Manusia dengan penyakit thyiroid dapat diobati dengan KI.
2. Interaksi Kimia dalam tubuh manusia

Gaya elektrostatik dapat bekerja baik secara in vitro maupun in vivo dan inilah yang
menyebabkan terjadinya interaksi dalam kimia. Salah satu konsep paling mendasar dalam
fisiologi adalah interaksi proses biokimia dalam tubuh. Mengatur cairan tubuh adalah
salah satu interaksi biokimia yang paling penting untuk dipahami. Tubuh manusia terdiri
dari air antara 50 dan 70 persen. Karena ukurannya, perubahan cairan tubuh dapat
berdampak signifikan pada kemampuan seseorang untuk bertahan hidup. Oleh karena itu,
untuk menjaga homeostasis, tubuh akan berusaha menerapkan sejumlah regulasi cairan.

Salah satu aspek yang paling penting dari fisiologi adalah studi tentang interaksi
biokimia. Biokimia dan fisiologi saling terkait erat di bidang penelitian medis, meskipun
faktanya keduanya tampak seperti dua bidang studi yang terpisah. Kajian fungsi makhluk
hidup yang dikaji dalam fisiologi didasarkan pada ilmu biokimia, yang mempelajari
interaksi kimia dan proses kimia yang terjadi pada makhluk hidup selama pertumbuhan
dan kehidupannya.

Banyak penjelasan tentang fisiologi manusia didasarkan pada ide-ide biokimia


termasuk osmolaritas, asam dan basa, larutan buffer, dan kesetimbangan kimia. Interaksi
biokimia yang mengatur cairan tubuh merupakan salah satu dari sekian banyak interaksi
biokimia yang terjadi di dalam tubuh, dan memiliki dampak yang signifikan.

Tubuh manusia terdiri dari air antara 50 dan 70 persen. Cairan ekstraseluler dan cairan
intraseluler adalah dua kompartemen tubuh tempat cairan ini didistribusikan. Karena
ukurannya, perubahan cairan tubuh dapat berdampak signifikan pada kemampuan
seseorang untuk bertahan hidup. Agar homeostasis tetap terjaga, tubuh akan selalu
berusaha untuk mengatur keadaan cairannya.
Daftar Pustaka

Widarti, HR, Safitri, AF, & Sukarianingsih, D, 2018, ‘Identifikasi Pemahaman Konsep
Ikatan Kimia’, Jurnal Pembelajaran Kimia, vol. 3, no, 1, hh. 41-50.

Susanto, R, & Rania, G, 2020, ‘Interaksi Biokimia pada Regulasi Cairan Tubuh : Sebuah
Tinjauan Pustaka’, Jurnal Mahasiswa, vol. 12, no. 1, hh. 18-20

Anda mungkin juga menyukai