Anda di halaman 1dari 16

PERANGKAT PEMBELAJARAN

MODUL PEMBELAJARAN

Oleh:

Holisyanto, S.Pd.I
Semester I & II

MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS


KELAS VI
MI NURUL ULUM
SEMESTER GANJIL

BAB I
A. Materi Pembelajaran

 Lafal surah QS. Al-„Alaq :

             

             

             

              

               

          

       

B. Arti :
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, (QS. 96:1)
2. Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. (QS. 96:2)
3. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, (QS. 96:3)
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam 1590. (QS. 96:4)
5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:5)
6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, (QS. 96:6)
7. karena dia melihat dirinya serba cukup. (QS. 96:7)
8. Sesungguhnya hanya kepada Rabbmulah kembali(mu). (QS. 96:8)
9. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, (QS. 96:9)
10. seorang hamba ketika dia mengerjakan shalat 1591, (QS. 96:10)
11. bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran, (QS.
96:11)
12. atau dia menyuruh bertaqwa (kepada Allah) (QS. 96:12)
13. Bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
(QS. 96:13)
14. Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
(QS. 96:14)
15. Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik
ubun-ubunnya 1592, (QS. 96:15)
16. (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. (QS. 96:16)
17. Maka biarkanlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), (QS. 96:17)
18. kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah 1593, (QS. 96:18)
19. sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah
(dirimu kepada Rabb) (QS. 96:19)

C. Memahami Isi Kandungan Surah al-„Alaq

Surah al-„Alaq adalah surah yang ke 96, yaitu setelah surah at-Tiin dan sebelum surah al
Qadr yang di dalamnya terdapat wahyu yang pertama kali turun yaitu ayat
1-5. Ayat ini turun bertepatan dengan malam 17 Ramadhan. Oleh karena itu kita peringati
sebagai Nuzulul Qur‟an.Semua ayatnya turun di Makkah maka disebut surah
Makkiyyah. Dinamakan al-„Alaq karena diambil dari ayat kedua. Al-„Alaq artinya segumpal
darah.
Dalam ayat 1-5 kita diperintahkan untuk membaca, hal ini kita dituntut untuk mempelajari
ilmu pengetahuan baik ilmu umum maupun ilmu agama. Apalagi saat ini perkembangan
teknologi yang begitu pesat, maka kita sebagai seorang muslim harus mampu menguasai
teknologi. Kita jangan merasa puas terhadap ilmu pengetahuan yang telah kita peroleh, karena
ilmu pengetahuan itu sangat luas. Kita dituntut untuk mencari dan menguasainya. Disamping
itu, dengan menguasai ilmu pengetahuan iman kita kepada Allah Swt. akan semakin tebal,
sehingga kita akan
mengenal hakikat penciptaan manusia.
Ayat selanjutnya beriUsi peringatan kepada Abu Jahal yang pernah melarang Nabi
Muhammad Saw. untuk melaksanakan shalat, bahkan Abu Jahal mengancam untuk menginjak
leher dan membenamkan wajah Nabi Nuhammad Saw. ke tanah apabila dia mendapati
Rasulullah Saw. shalat. Namun kenyataannya setelah Abu Jahal melihat Nabi Muhammad
Saw. sedang shalat, ia mundur tidak bisa mendekati Rasulullah Saw. apalagi sampai
menginjak leher dan membenamkan wajahnya. Karena dia merasa ada parit dari api yang
menakutkan dan bersayap-sayap.
Manusia seringkali melupakan kenikmatan dari Allah Swt. ketika manusia merasa dirinya
kaya dan berkecukupan, bahkan ia menjadi takabur dan menganggap orang lain remeh, karena
merasa orang lain tidak ada yang mampu menandinginya. Allah Swt. pasti akan mengazab
orang-orang yang merintangi orang lain untuk berbuat baik dan beribadah di akherat kelak.
Hal ini seperti Abu Jahal yang diancam oleh Allah Swt. karena selalu merintangi Nabi
Muhammad Saw. yang hendak melaksanakan salat. Pada ayat terakhir berisi larangan
untuk mengikuti perilaku orang jahat dan berisi perintah untuk mendekatkan diri dan
beribadah kepada Allah Swt
BAB II
A. Materi Pembelajaran

 Membaca QS. Al-Qadr ( 97 ) berarti telah mengamalkan salah satu dari


perintah Allah.
 Secara garis besar QS. Al-Qadr ( 97 ) menjelaskan tentang kemuliaan
malam Lailatul Qadr pada bulan ramadhan
 Redaksi surah QS. Al-Qadr ( 97 ) :
             

             

      

B. Arti dari QS. Al-Qadr ( 97 ) :


1. Sesungguhnya kami Telah menurunkannya (Al Quran) pada malam
kemuliaan
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan ruh dengan izin Tuhannya
untuk mengatur segala urusan.
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
C. Isi kandungan surat Al-Qadr:
a. Al-Qur‟an diturunkan pada malam qadar
b. Malam qadar lebih baik dari seribu bulan
c. Para malaikat dan Malaikat Jibril diturunkan untuk menyempurnakan
segala urusan sampai terbit fajar

BAB III

A. Mengenal Hukum Bacaan Ra


Dalam membaca ayat-ayat al-Qur‟an harus sesuai dengan kaidah Ilmu Tajwid. Dengan
menerapkan Ilmu Tajwid bacaan kita menjadi fasih. Salah satunya adalah membaca huruf Ra
sesuai dengan Ilmu Tajwid.
Didalam membaca huruf Ra sesuai dengan kaidah Ilmu Tajawid ada tiga (3) macam yaitu:
1. Tafkhim ( ‫طﻔد‬ٛ‫) ى‬
2. Tarqiq ( ‫ﻗؼد‬ٛ‫) ﻖ‬
3. Jawazul Wajhain ( ‫ّخٕناؾإخ‬َٛ )

B. Macam-Macam Hukum Bacaan Ra


1. Ra dibaca Tafkhim

Tafkhim yaitu hukum membaca huruf ra dengan dibaca tebal. Hukum membaca huruf ra
dibaca tafkhim atau tebal apabila:
a. Ra apabila berharakat fathah atau fathah tanwin.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
‫جص – اَزب اَجؽ – ْذ ا ؼيبٔ – كؽ اثذ – ﻗؿؼ‬ٚ‫اؼ‬
b. Ra apabila berharakat dhammah atau dhammah tanwin.
Perhatikan contoh-contoh berikut:
ٌ‫جك – اَﻘؿؼ – ؼا‬ٚ‫ْت أؼفك – ان ّٰهّؽيٍ – عﻔؽ – ؼ‬
c. Ra apabila mati asli atau mati karena waqaf yang jatuh setelah fathah atau
dhammah. Contoh:
ْ – ‫ؼثبكزال يكبْال‬
ٔ‫ؼرجالِٔ – ؼزُبٔ – َٕعدؽ٘ – نكؽا‬
d. Ra apabila mati karena waqaf didahului dengan mad fathah atau mad dhammah.
Contoh:
‫ؼٔفغالِٔ – ؼاؼة ْْل عى‬- ‫ع اثع‬ٚ‫ؼٔكهال‬
e. Ra apabila mati karena waqaf didahului dengan huruf mati asli dan sebelumnya ada huruf
yang berharakat fathah atau dhammah.
ْ
Contoh:ٔ‫هٕ – ؼخﻔال‬ٚ‫هٕ – ؼنع ْل‬ٚ‫ؽ‬ٚ‫ظ‬ ‫ؼنعال يكت‬
f. Ra yang mati karena waqaf didahului dengan huruf Istiklak yang mati asli.
Contoh:
‫ع‬َٛ ‫ؼيى َى – ؼطﻘال‬
g. Ra yang mati asli menghadapi huruf Istiklak hidup, walaupun ra jatuh setelah kasrah.
Contoh:
‫ظاو ؼو – حﻗؽف‬
h. Ra mati asli yang didahului hamzah washal, walaupun harakatnya kasrah.
Contoh:
‫ال عح ؼا‬ٛٓ‫أة اد ؼا يب – ايًٓسؽا ثؽ – ي‬

Mari Praktikkan! Setelah kalian mengetahui hukum bacaan Ra dibaca Tafkhim. Sekarang kita
coba membaca surah al-Kausar: 1-3 :
‫سؽْل ًَسؽْل ان ّٰ ّم يكت‬ٛ‫ي‬
‫طعب آَب‬ُٛ‫ؼثٕكال ك‬
‫ؼزُبٔ كجؽل نًف‬
‫ؼرت ْْل ِٔ كئٍ ال َب‬
2. Ra dibaca Tarqiq
Tarqiq yaitu hukum membaca huruf ra dengan dibaca tipis. Hukum membaca huruf ra dibaca
tarqiq atau tipis apabila:
a. Ra yang berharakat kasrah, baik pada awal kata, pertengahan kata atau akhir kata, pada kata
kerja (fiil) ataupun pada kata benda (isim).
Contoh:
‫ؼخﻔال عهطى – ؼل َى – ح٘ ؼثال – حعؽ اﻗال – حنسؽ‬
b. Ra yang sebelumnya terdapat ya sukun (٘ ).
Contoh:‫غ‬ٚ‫ظ – ؼ‬ٚ‫غى – اؼ‬ٚ‫ص – ربؼ‬ٚ‫عق – ؼ‬ٚ‫ؼ‬
c. Ra sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah yang asli dan sesudahnya tidak berupa
Istiklak.
Contoh:
‫ؽو‬ٚ‫يٓؽغَذ يم يب – ْؽفغزكبٔ – يٓؽغَب – َٕعؽف – ح‬
BAB VI

A. MATERI PEMBELAJARAN HADITS TENTANG KEUTAMAAN MEMBERI


1. Lafal hadits tentang keutamaan memberi
َ ِ‫ هللاُ َع ُُّْ أَ ٌَّ َؼقُٕ َل هللا‬َٙ ‫ض‬
: ‫ ِّ َٔ َقهَّ َى ﻗَب َل‬ْٛ َ‫يهَّٗ هللاُ َعه‬ ِ ‫هللا ا ْث ٍِ ُع ًَ َؽ َؼ‬ ِ ‫ع ٍَْ َع ْج ِع‬
ُ‫َب ِْ َٗ ْان ًُ ُْﻔِﻘَخُ َٔان ُّك ْﻔهٰٗ ِْ َٗ انكَّبئِهَخ‬ٛ‫َ ُع ْانع ُْه‬ٛ‫َ ِع ان ُّك ْﻔهٰٗ َٔ ْان‬ٛ‫ ٌؽ ِيٍَ ْان‬ْٛ ‫َب َض‬ٛ‫َ ُع ْانع ُْه‬ٛ‫ْان‬
)‫(ؼٔاِ انجطبؼٖ ٔيكهى‬

2. Terjemah hadits tentang keutamaan memberi


“Dari Abdullah bin Umar r.a. berkata, bahwasannya Rasulullah s.a.w bersabda,
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan di atas adalah yang
menafkahkan (harta) dan tangan di bawah adalah yang meminta”. (HR. Bukhari dan
Muslim).
3. Memahami Isi Kandungan Hadis Tentang Keutamaan Memberi
Tangan diatas adalah orang yang memberi. Kita diminta untuk menjadi orang yang
dermawan. Supaya menjadi orang yang dermawan, maka kita harus mempunyai sesuatu yang
dapat kita berikan kepada orang yang lain. Sedangkan tangan di bawah adalah orang yang
meminta/pengemis. Meminta/mengemis adalah perbuatan yang harus kita hindari.

Kita diminta untuk berbuat baik kepada sesama. Berbuat baik itu termasuk sedekah.
Bersedekah merupakan akhlak yang terpuji. Kita harus tebarkan kebaikan kepada sesama.
Kebaikan akan membawa ketentraman dan kedamaian. Permusuhan dan perpecahan akan
terhindarkan dengan adanya persatuan. Rasulullah Saw. bersabda :

)‫عذ َع‬ٛ‫ضؽ حف‬ٚ ‫جُال َع ُْع ان ّٰ ّم‬ٚ ‫هع ان ّٰ ّم ىهى‬ْٛ ٕ‫ْلق يهك‬: ‫ يهكى ْبٔؼ( حﻗعو فٕؼعى نك‬Artinya: Dari
Hudzaifah r.a. dari Nabi Saw. bersabda: “Setiap kebaikan adalah sedekah”. (HR. Muslim).

Dengan bersedekah harta kita tidak akan berkurang. Justru harta yang disedekahkan
akan di ganti oleh Allah Swt. Bersedekah harus dengan hati yang ikhlas tanpa mengharapkan
imbalan dari orang yang kita beri. Bersedekah tidak boleh disertai dengan caci maki. Kita hanya
boleh mengharap ridha dari Allah Swt. saja. Firman Allah Swt. dalam surah Saba ayat 39:

ْٕٔ ‫ص‬ٚ‫ؼ‬

ٕ‫م َى يزﻘﻔُأ اي‬ٚ‫ ْٔف ء‬ٙ‫فهط‬

‫ﻘؿؼٱل‬َٛ ‫جؽ َئ نﻖ‬ٚ ٙ‫ ًَم ﻗؿؼٱل طكج‬ٙ‫ٕۦْعاثع َى ءان‬ٛ‫ل ؼظﻗ‬

Artinya: “Katakanlah, Sungguh, Tuhanku melapangkan rezeki dan membatasinya bagi

siapa yang Dia kehendaki diantara hamba-hambanya. Dan apa saja yang kamu infakkan
Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rezeki yang terbaik”.

Bersedekah tidak tidak boleh pilih kasih. Sekalipun sedekah itu jatuh pada orang yang
tidak berhak menerimanya. Orang yang menerima sedekah dengan senang hati akan
mendoakannya. Para malaikat juga ikut mendoakan orang yang bersedekah supaya mendapatkan
ganti. Sabda Rasulullah Saw.:

: ‫جأ َع اككًى طعأ يٓهال‬ٚ ِ‫ؽ‬ٚ‫ضؽ حؼ‬ٚ ‫ ْلق ُْع ان ّٰ ّم‬: ‫هع ان ّٰ ّم ىهى ان ّٰ ّم نٕقؽ ْلق‬ْٛ ٕ‫ يهك‬: ‫ يٕ٘ ًَبو‬ًٙ‫ظاثعال زج‬
‫ف‬ْٛ‫ ٌ اكهى ْْل ؟‬َٙ‫ ٌ ْنؿ‬, ‫ف‬ٛ‫ ايٓعزب نٕﻗ‬: ‫افهص اﻗﻔُى طعأ يٓهال‬, ٕٛ‫ا نٕﻗ‬ٜ ‫ؼش‬

)‫ؽاضجال ْبٔؼ( افهذ‬ٚ ًٕ‫يهك‬

Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah Saw. pernah bersabda:

Tiada hari selama ada manusia kecuali turun dua malaikat, yang satu berdoa, “Ya Allah!
Berikanlah pengganti kepada orang yang berinfak.” Sedangkan yang satunya lagi berdoa,
“Ya Allah! Berikanlah kehancuran kepada orang yang enggan berinfak.” (HR. Bukhari dan
Muslim).

Rezeki yang didapat itu merupakan pemberian dari Allah Swt. maka tidak boleh kikir
terhadapnya. Kikir merupakan akhlak yang tercela. Allah akan memberikan siksaan yang berat
besuk di hari kiamat kepada orang yang kikir. Hartanya akan dikalungkan di lehernya. Firman
Allah Swt. Dalam surah Ali Imran ayat 180:

ٕ٘‫ﻘّل ي‬ٛ‫ ْنٕ حي‬ٙ‫ػٱل َجكس‬َٛ ٙ‫ص ِٔ ْهضف َى نّلّ يٓىزبء ايت َٕنطج‬ٚ‫ف يٓم ؼل ِٔ نت يٓم اؼ‬ٛ‫أنطت او َٕﻗٕط‬
‫ْت‬

Artinya: “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah

berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi
mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu
akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat”.

Harta yang dipunyai harus dibelanjakan dijalan Allah. Jangan takut miskin karena
bersedekah. Harta yang dimiliki tidak boleh ditutup-tutupi. Apalagi merasa sayang terhadap
hartanya sehingga menjadikan enggan untuk bersedekah. Orang dermawan dicintai oleh
Allah, Rasulullah, dan masyarakat. Bersedekah harus ikhlas tanpa mengharapkan imbalan dari
siapapun. Sabda Rasulullah Saw.:

‫عأج ان ّٰ ّم َِب‬ٛ‫ٕ ظأخال ثس‬ٛ‫طال يؽاكى ثس‬


ْ َّ‫ٕ ﻗه‬ٛ‫اْﻔبقﻔف ْؽك‬

Artinya:”Sesungguhnya Allah itu Maha Pemurah mencintai orang yang memiliki sifat
pemurah dan mencintai budi pekerti yang bagus, Allah membenci kepada budi pekerti yang
buruk”.

Allah menganjurkan untuk bersedekah terhadap harta yang di sayangi. Ini sebagai bukti
bahwa harta yang dipunyai itu juga merupakan ujian. Menyedekahkan harta yang di sayangi itu
sangat berat. Firman Allah dalam surah Ali Imran ayat 92:

‫م َى أﻗﻔُذ ايٕ َٕثسذ ايى أﻗﻔُذ ىزر ؼثّل أْلَذ َم‬ٚ‫هع ْت نّلّ َئف ء‬ٛ‫ي‬
Artinya: “Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan

sebagian harta yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan , tentang hal itu

sungguh, Allah Maha Mengetahui”.

Kehormatan diri harus dijaga. Jangan sampai merendahkan diri dengan meminta-
minta atau mengharapkan pemberian orang lain. Seperti di isyaratkan hadis di atas bahwa tangan
di bawah adalah peminta. Derajatnya lebih rendah dari orang yang dermawan. Untu menjadi
orang yang dermawan harus bekerja keras. Allah memerintahkan untuk selalu bekerja keras.
Karunia Allah di muka bumi ini harus dicari. Jangan sampai bermalas-malasan. Allah berfirman
dalam surah al-Jumuah ayat 10:

‫ضﻖ اغإف‬ٛ‫ف أؼنزُٱف حٔنًّل ر‬ٚ ْ‫ثك نّلّ أؼكػٱٔ نّلّ نضف َى أغزجٱٔ ضؽٱل‬ٚ‫َٕزهﻔذ يكهعم اؼ‬

Artinya: “Apabila shalat telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah

karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung”.

Dengan kerja keras Allah akan memberi kecukupan. Bekerja keras bisa merubah nasib,
bahkan bisa menjadikan kaya raya. Dengan kekayaan yang dipunyai akan menjadikan lebih
leluasa dalam bersedekah. Rasulullah Saw. bersabda:

ٕ‫ص ْٓد‬ٚ‫جب َعٕ ؼ‬ٚ ‫جؿْل ان ّٰ ّم ظثع‬ٚ‫ضؽ يبٔعال َت ؼ‬ٚ ‫ل اق ُْع ان ّٰ ّم‬: ‫هع ان ّٰ ّم ىهى ان ّٰ ّم نٕقؽ ل اق‬ْٛ ٕ‫يهك‬: ْ‫أ٘ ٌ ل‬
‫ذ أ٘ يث ْهجسب يكعزب ظش‬ٚ ‫ف نجدال‬ٚ‫ذ أ‬ٚ ‫ف ْؽْظ ىهع ثطص َى حيؿضت‬ٛ‫ج‬ٛ‫ف اْع‬ٛ‫اْت ان ّٰ ّم فك‬

)‫ َب َى ْم‬ٙ‫ؽاضجال ْبٔؼ(ْعُى ٔا ْٕطعب ـ اَال ل أق‬ٚ

Artinya :”Dari Abdullah Az Zubair bin Al Awwam r.a. berkata: Rasulullah Saw.

bersabda: “Sungguh sekiranya salah seorang di antara kamu sekalian mengambil


beberapa utas tali kemudian pergi ke gunung dan kembali dengan memikul seikat kayu bakar dan
menjualnya di mana dengan hasil itu Allah mencukupkan kebutuhan hidupnya,maka itu lebih
baik baginya daripada ia meminta-minta kepada sesama manusia baik mereka memberi atau tidak
memberinya”. (HR. Bukhari).

Hadis di atas memberi isyarat untuk bekerja keras dan menghindari perbuatan meminta-
minta. Jangan sampai bermalas-malasan. Harta harus dicari dengan sungguh- sungguh. Kita harus
punya pekerjaan tetap, walaupun hanya sebatas pencari kayu bakar. Umat Islam harus bekerja
keras agar tidak tertinggal dengan umat yang lain.
SEMESTER GENAP
BAB V
A. Materi Pembelajaran
Q.S. ad-Dhuha, ( 93 ), arti surat tersebut adalah waktu dhuha, terdiri dari 11
ayat, diturunkan di Makah.
Lafal Q.S. ad-Dhuha beserta artinya adalah sebagai berikut :

              

            

            

         
Arti Kata
Arti Lafal Arti Lafal
Melindungimu Demi waktu
 
dhuha
Orang yang Dan demi malam
 
bingung
Memberikan Apabila telah
 sunyi 
petunjuk
Orang yang Tiada
 meninggalkanmu  
kekurangan
Membrikan Tiada pula benci
 kepadamu  
kecukupan
Sewenang- Orang yang
 meminta-minta 
wenang
Menghardik Kamu menjadi
 puas 
Hendaklah kamu Mendapatimu
  
siarkan

Terjemah surat ad-Dhuha


1. demi waktu matahari sepenggalahan naik,
2. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu[1581].
4. dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan)[1582].
5. dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu
menjadi puas.
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu?
7. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung[1583], lalu Dia memberikan
petunjuk.
8. dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan
kecukupan.
9. sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang.
10. dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.
11. dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan.

B. Asbabun Nuzul Q.S. ad-Dhuhaa (93)


Ketika wahyu yang disampaikan kepada Rosulullah terhenti untuk sementara
waktu dan Rosulullah mengalami masa kekosongan wahyu (fathrotil wahyi), orang-orang
kafir mengejek Rosulullah dengan mengatakan bahwa Tuhan Nabi Muhammad telah
meninggalkannya dan benci kepadanya. Perkataan tsb membuat hati beliau gelisah dan
beranggapan bahwa apa yang dikatakan oleh mereka adalah benar. Maka turunlah Q.S.
ad-Dhuhaa (93) ini untuk membantah perkataan orang-orang musyrik tersebut.

C. Isi kandungan Q.S. ad-Dhuhaa (93)


a. Adanya peristiwa fatratul wahyi bukan berarti Allah swt. meninggalkan atau
membenci Nabi Muhammad saw.
b. Allah swt. mengingatkan masa lalu Nabi Muhammad saw. agar beliau merasakan
betapa besar kasih sayang dan rahmat-Nya.
c. Allah swt. memberikan perhatian besar kepada Nabi Muhammad saw. agar selalu
melindungi anak yatim dan bersikap sosial terhadap orang yang meminta-minta.
d. Nikmat Allah swt. harus selalu disyukuri dengan tindakan nyata dalam kehidupan
sehari-hari Nikmat yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad menurut surat ad-
Dhuhaa (93) adalah sebagai yatim dilindungi Allah, sebagai seorang yang bingung
diberi petunjuk, dan sebagai seorang yang miskin diberi kecukupan

BAB VI

A. Membaca Surat al-Insyirah

Mari kita membaca surah al-Insyirah dengan tartil dan fasih! Sebelumnya perhatikan contoh
bacaan gurumu.
‫ كؽظو كم زؽنٍ يال‬١ ٕٔ‫ كؽؾٔ كُع اَعض‬٢ ‫ػْل‬ٚ ‫ كؽْظ ضﻘُب‬٣ ٔ‫ كؽاكػ كبل ااَعﻔؽ‬٤ ‫عبو َباف‬
٨ ‫ ؼقعال‬ٙ‫ اؼق‬٥ ‫ ؼقعال عى َب‬ٙ‫ اؼق‬٦ ‫ ثًُبف رغؽف اغاف‬٧ ٔ‫ثغؽاف كجؽ ىال‬

Supaya bacaan kalian lancar, bacalah perayat secara berulang-ulang sampai betul-betul fasih dan
lancar, kemudian ajaklah teman sebangkumu untuk menyimak sambil membetulkan. Lakukanlah
secara bergantian.
B. Terjemahan surah Al-Insyirah
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

1) Bukankah kami telah melapangkan dadamu (Muhammad)?

2) dan Kami pun telah menurunkan bebanmu darimu.

3) yang memberatkan punggungmu.

4) dan Kami tinggikan sebutan (nama) mu bagimu.

5) Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

6) sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

7) Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain).
8) dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.

C. Memahami Isi Kandungan Surah al-Insyirah

Surah al-Insyirah adalah surah yang ke 94, yang turun setelah surah al-Duha dan sebelum
surah al-Tin. Termasuk golongan surah Makkiyah. Terdiri dari 8 ayat. Asbabun Nuzul (sebab
turunnya) ayat ini menurut Ibnu Abbas r.a, pada saat itu orang-orang musyrik mencela
orang-orang muslim karena kemiskinannya.
Ayat 1-2 menjelaskan tentang ketetapan Allah bahwa telah melapangkan dada
Muhammad dengan sifat-sifat kenabian dan lain-lainnya. Dan pada ayat kedua Allah telah
melenyapkan segala dosa dari diri nabi Muhammad Saw. Dengan demikian Allah telah menjaga
kesucian nabi Muhammad Saw.
Pada ayat ke-3 Allah telah menghilangkan beban yang ada dipunggung Rasulullah yaitu
kesusahan dan kesulitan yang diderita selama menjalankan tugas ke Rasulan telah dilenyapkan
oleh Allah dan diganti dengan kenikmatan. Hal ini sesuai dengan firman
Allah dalam surah al-Fath ayat 2 yang menjelaskan bahwa Allah agar memberikan
ampunan terhadap dosa nabi Muhammad yang telah lalu dan menjaganya dari dosa-dosa yang
akan datang. Allah akan menyempurnakan nikmat yang telah diberikan kepada beliau. Dan
Allah akan selalu membimbingnya kejalan yang lurus. Firman Allah Swt.
dalam surah al-Fath ayat 2:

َّ ‫ٕ ؼضأد ايٕ كجُػ َى يعﻗذ او‬ٛ‫هع ْزًعٍ يز‬ٛ‫ٕ ك‬ْٛ‫ع‬ٛ‫ﻘزكى اطؽو ك‬ٛ‫اي‬
‫نال كم ؼفغ ّم‬

Artinya:”Aagar Allah memberikan ampunan kepadamu (Muhammad) atas dosa-dosamu yang


telah lalu dan yang akan datang, serta menyempurnakan nikmat-Nya atasmu dan menunjukimu
ke jalan yang lurus”.
Ayat ke-4 Allah meninggikan nama nabi Muhammad bersama dengan asma Allah.
Seperti nama nabi Muhammad disebut bersama asma Allah di dalam azan, iqamah,
tasyahud, khotbah, dan lain sebagainya.
Dalam ayat ke-5 dan 6 ini Allah menjelaskan bahwa setelah kesulitan atau kesusahan itu
diikuti oleh kemudahan pada akhirnya. Keadaan nabi Muhammad Saw. senantiasa mengalami
kesulitan, baik sebelum maupun sesudah menjadi nabi. Dalam
berdakwah selalu mendapatkUan JhaIlanPgaUn dBan LrinItaKngan dari kaum kafir. Namun
beliau tetap tabah dan gigih berjuang untuk menghancurkan kemusyrikan. Akhirnya beliau
mendapatkan kenikmatan berupa kemenangan atas kaum kafir. Allah mengangkat derajat
namanya baik di dunia maupun di akhirat. Di sini Allah menegaskan bahwa kenikmatan itu
diperoleh melalui perjuangan. Rasulullah Saw. bersabda:
ٔ‫جب ٍع‬ٚ ِ‫ؽ‬ٚ‫تُنا ٍع ُّع هللا ٘ ضؽحؼ‬ٚ ‫هع هللا ىمي‬ّٛ ٔ‫ْلﻗ ىهق‬: ‫كؽظٔ ءنَتناعِخ ٍي نهٓبثبٔغٕعد‬

)‫ءاﻘهنا‬, ٔ‫هع ﻖﻔدي( ءاعع ْْلحربًنٔءاضﻘنا ءٕق‬ّٛ

Artinya:”Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi Saw. beliau bersabda:”Berlindung dirilah kamu
sekalian kepada Allah daripada beratnya cobaan, tertimpa kesulitan, jeleknya takdir, dan
cemoohan musuh”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Ayat 7 berisi anjuran dari Allah Swt. bahwa setelah selesai salat supaya berdoa dengan sungguh-
sungguh dan hanya mengharapkan ridha dari Allah Swt. saja. Firman
Allah dalam surah al-Mu‟min (Gafir) ayat 60:

‫ّلَّ َئ و‬َٛ ٙ‫ف رِعاثع َع َٕثِكزك‬ٚ‫ؽضبظ يُٓح َٕنطع‬َٛ

ٕ‫كم ثدزكأ َِٕععٱ يكجؽ ْلﻗ‬

Artinya:”Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan


bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau mnyembah- Ku akan masuk
neraka Jahanam dalam keadaan hina”.
Firman Allah yang lain dalam surah al-Baqarah ayat 186:

َ ‫عاثع كألـ‬ٚ ‫ؽق َّئف َّع‬ٛ‫دأ ٌث‬ٛ‫هف َِ َعع اغإ عبنعٱ حٔعع ث‬ٛ‫دزك‬ٛ‫ة أًَؤنّٕ ِل أث‬
ِ‫اغٔإ‬ ِ ‫يٓهعم‬

٘‫َٕظنؽ‬

Artinya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu(Muhammad) tentang Aku, maka


sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa
kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku, agar
mereka memperoleh kebenaran”.
Pada ayat ke-8 Allah Swt. menganjurkan kepada hambanya dalam berdo‟a agar merendahkan
diri dan dengan suara yang lembut. Firman Allah dalam surah al-A‟raf ayat
55:
‫َضذ يكجؽ أععٱ‬
َ ‫ﻔطٕ ع‬ٚ‫ َل ُْئ ح‬ُٙ ‫عرعًال ث‬َٛ

Artinya:”Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut.
Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampui batas..

BAB VII
A. Membaca Hadis Tentang Amal Saleh
Sebelumnya perhatikan contoh bacaan gurumu.

:‫جأ َع‬ٚ ِ‫ؽ‬ٚ‫هع هللا ىهى هللا نٕقؽ َأ حؼ‬ْٛ ٕ‫يهك‬، ‫ْلق‬: ‫ثهَّث َى ْْل ْهًع عطﻘُب يعا َجب ربو اغا‬
)‫ؽاج حﻗعو‬ٚ‫ح‬، ‫ يهع ٔأ‬ُٙ‫ْت عﻔز‬، ‫يهكى ْبٔؼ( ْم ٔعع٘ زالو ظنٕ ٔأ‬

Supaya bacaan kalian lancar, bacalah hadis tersebut secara berulang-ulang sampai betul-
betul lancar, kemudian ajaklah teman sebangkumu untuk menyimak sambil
membetulkan. Lakukanlah secara bergantian

B. Mengartikan Hadis tentang Amal Saleh


Arti hadis tentang amal saleh:

“Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda:”Apabila anak Adam
(manusia) itu meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga yaitu:
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya”. (HR.
Muslim).

C. Memahami Isi Kandungan Hadis Tentang Amal Saleh


Untuk mengetahui kandungan hadis tentang amal saleh, Mari ikuti penjelasan berikut ini.

Kehidupan di dunia ini tidak ada yang abadi. Suatu saat manusia pasti akan
meninggal dunia. Harta benda yang selama ini dicari dan dimiliki akan ditinggal
semuanya. Selama kita masih hidup di dunia harus mempersiapkan bekal untuk
kehidupan di akherat. Bekal yang dapat kita bawa mati adalah amal saleh. Kita harus
berusaha sekuat tenaga untuk bisa beramal saleh. Tidak ada sesuatu yang bisa datang
dengan sendirinya kecuali kita berusaha untuk mendapatkannya. Amal saleh yang bisa
dibawa mati ada tiga hal. Ketiga hal tersebut adalah sedekah jariyah, ilmu yang
bermanfaat, dana mal saleh.
1. Sedekah jaraiyah (Shodaqah Jariyah)
Rasulullah menyuruh umatnya untuk bersedekah dan jangan sampai menghindari
sedekah. Apabila sampai menghindari sedekah, maka Allah akan menahan anugerah-
Nya.
Sabda Nabi:

) ْ‫عٕرم‬ٚ ‫ف‬ٕٚ‫ع‬ٚ ‫هع هللا‬ٛ‫ك‬،‫طضؽأ‬ٚ ‫ؽاضجال ْبٔؼ(رعطزكب او‬ٚ


Janganlah kau simpan hartaUmuJuIntuPk mUenBghinLdaIriKsedekah, maka Allah akan
menahan

anugerah-Nya kepadamu, infakkanlah menurut kemampuanmu. (HR. Bukhari).

Sedekah jariyah berasal dari kata”shodaqatun” yang artinya sedekah/pemberian.


Sedangkan jariyah artinya mengalir. Sedekah jariyah berarti pemberian yang dapat
digunakan secara terus menerus. Dan pahalanya akan terus mengalir apabila hanya
mengharapakan ridha dari Allah Swt.
Contoh dari sedekah jariyah adalah membantu pembangunan madrasah, masjid, mushola,
dan lain sebagainya. Dan termasuk sedekah jariyah adalah mewakafkan tanah untuk
kepentingan masyarakat banyak. Sedekah jariyah harus dengan niat yang ikhlas, hanya
mengharapkan ridha dari Allah semata. Pahalanya akan terus mengalir apabila bangunan
dan tanah tersebut masih digunakan oleh masyarakat.

2. Ilmu yang bermanfaat.

Manusia diharuskan menuntut ilmu. Allah Swt. menjanjikan akan mengangkat derajat
orang-orang yang berilmu. Firman Allah dalam surah al-Mujadilah ayat11:

٘‫ػٱل نّلّ عﻔؽ‬َٛ ‫ػٱلٔ يكُى أًَبء‬َٛ ‫ ردؽظ يهعّل أرٕأ‬Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang
yang beriman di antaramau dan orang- orang yang diberi ilmu beberapa derajat.
Agar ilmu yang diperoleh itu bermanfaat, maka harus diajarkan kepada orang lain. Ilmu
yang dipelajari dan diajarkan kepada orang lain adalah ilmu yang tidak bertentangan
dengan agama Islam Apabila orang yang diajari itu merasakan manfaatnya dan mau
mengajarkannya kepada orang lain, maka pahalanya akan mengalir terus walaupun orang
tersebut telah meninggal dunia. Sebaliknya orang yang tidak mau mengajarkan ilmunya
maka akan disiksa oleh Allah Swt.
3. Anak saleh yang mau mendoakan kedua orang tuanya.

Mempunyai anak yang berbudi pekerti baik adalah dambaan orang tua. Beragam cara
dilakukan orang tua untuk mendapatkan anak yang saleh. Diantara cara tersebut adalah
selalu membacakan ayat-ayat al-Quran selama di kandungan. Memilih lembaga
pendidikan dan pondok pesantren yang bermutu. Orang tua selalu mendoakan anaknya
agar menjadi anak yang saleh.
Sebagai wujud berbakti UkeJpaIdaPoUrangBtLua IaKdalah membantu pekerjaan
rumah,

mendoakan keduanya baik di waktu masih hidup maupun sesudah meninggal dunia. Doa
kepada orang tua dapat dilakukan kapan saja, lebih-lebih sehabis salat lima waktu. Maka
beruntung bagi orang tua yang mempunyai anak yang saleh. Anak saleh adalah anak yang
taat beribadah, berbakti kepada orang tuanya, berbuat baik kepada sesama, dan mau
meringankan beban orang lain. Doa anak saleh adalah salah satu amal yang tidak akan
terputus pahalanya. Lafal doa untuk kedua orang tua adalah:
‫جؽ ايك ايًٓسؽأ ىعنٕنٕ ىىهؽفغب يٓهال‬ٚ‫غى ىُب‬ٚ‫اؼ‬

Artinya “Ya Allah! ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan sayangilah keduanya
sebagaimana mereka berdua menyayangiku ketika aku masih kecil”

Anda mungkin juga menyukai