Anda di halaman 1dari 2

Ilmu Gharib

Gharib menurut bahasa artinya tersembunyi atau samar, sedangkan menurut istilah
Ulama qurra’, gharib artinya sesuatu yang perlu penjelasan khusus dikarenakan samarnya
pembahasan atau karena peliknya permasalahan baik dari segi huruf, lafadz, arti maupun
pemahaman yang terdapat dalam Al-Qur’an. Adapun bacaan-bacaan yang dianggap gharib
(tersembunyi/samar) dalam qira’ah Imam Ashim riwayat Hafs diantaranya adalah : Imalah,
Isymam, Saktah, Tashil, Naql, Badal dan Shilah.
Ilmu Gharib Al-Quran sejatinya sudah muncul sejak abad ke-2 hijriah. Atha’ bin Abi
Rabah seorang tabi’in telah menyusun kitab Gharib Al-Quran. Namanya Imam 'Atha bin Abi
rabah Al-Quraysi Al-Makki, wafat pada tahun 114 H merupakan ulama yang tsiqah lagi faqih .
Para ulama yang menjadi muridnya antara lain Amru bin Dinar, Az-Zuhri, Qatadah, Malik bin
Dinar, Al-A'masy, Al-Auza'i, dan lain-lain. Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Atha dalam
kitabnya sebanyak 109 kali . Atha’ bin Abi Rabah merupakan tabi’in dari ulama tabaqat Mekkah
yang lebih faham ilmu tafsir sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Taimiyah yang dikutip oleh
Imam As-Suyuthi:
“Orang-orang yang paling pandai tentang tafsir ialah tabi'in Mekkah, karena mereka dari
sahabat-sahabat / Murid-murid Ibnu Abbas.”
Mereka yang tergolong dalam kelompok ini antara lain: Mujahid, Atha' bin Abi rabah,
Ikrimah maula Ibnu Abbas, Sa'id bin Juber dan Thawus .
Selain itu pada abad ini juga muncul Aban Ibn Taghlib dengan kitab Al-Gharib Fil
Quran. Abu Sa'id Aban ibn Taghlib ibn Rubah al-Kindi yang wafat pada tahun 141 H.
Merupakan ulama dari barisan Syi'ah yang membuahkan karya dalam Ilmu Gharib Quran dengan
nama Al-Gharib fil Quran . Walaupun ia seorang Syi’i namun ia seorang yang jujur, Adz-
Dzahabi berkata,
“Aban bin Taghlib Al-Kufi adalah seorang Syi’ah tulen, tetapi dia adalah seorang yang jujur.
Maka, kita ambil kejujurannya, dan biarlah dia yang menanggung bid’ahnya.”
Kemudian juga ada Zaid bin Ali dengan karyanya Tafsir Gharib Al-Quran Al-Majid,
Akhbar Zaid bin Ali . Serta juga Abu Fayd Muarrij bin Amr al-Sadusi (w. 195 H.) yang menulis
Kitab Gharib Quran, ia merupakan ahli bahasa/nahwu.
Dimensi historis pada abad ke 3 dan ke 4 hijriah. Ayatullah Sayyid Hasan Ash-Shadr
dalam artikelnya Kepeloporan Syiah dalam Ilmu Qur’an menyebutkan bahwa Imam Suyuthi
mengatakan dalam kitab Awail bahwa orang pertama yang mengarang di bidang Gharibul
Qur’an ialah Abu Ubaidah Muammar ibn Al-Mutsanna (w. 209 H). Namun pemakalah belum
bisa mengkonfirmasi kevalidan informasi ini berhubung keterbatan untuk merujuk langsung ke
kitab Awail tersebut. Namun berdasarkan hasil mencari tahu lebih lanjut, Abu Ubaidah
Muammar ibn Al-Mutsanna adalah tokoh yang banyak berjasa dalam ilmu Gharib Hadits dan
terlebih di bidang ilmu Nahwu yang juga ada berkiprah dalam gharib Quran.
Pada abad ini juga ada Imam Abu Abdir Rahman Abdullah ibn Yahya ibn al-Mubarak
(w. 237 H) menghasilkan kitab dengan nama Gharib al-Quran Wa Tafsiruh. Ibnu Qutaibah Ad-
Dainuri (w. 276) menghasilkan kitab dengan nama Tafsir Gharibul Quran . Dan juga Az-Zajjaj
(w. 311) dengan karyanya Ma’ani al-Quran wa I’rabuh. Ia memiliki nama Imam al-Lughawiy
Abu Ishaq Ibrahim ibn as-Sariyy az-Zajjaj, ahli bahasa terkemuka ini disebut oleh adz-Dzahabi
sebagai “Nahwiyy Zamanih”.
Pada abad ke 4 Hijriah, Abu Bakar As-Sijistani (w. 330) menulis kitab Nuzhat Al-Qulub
fi Gahribil Quran. Pada masa ini kemudian kitab hadir dengan sistematika kamus yang lebih
mudah dipahami.
Kemudian pada abad ke 5 Hijriah Abu 'Ubaid Al- Harawi Ahmad bin Muhammad
(w.401) menyusun kitab Gharibul-Qur'an wal- Hadits. Pada abad ke 6 ada Raghib Al-Asfahani
(w. 502) dengan kitabnya Mufradat Fi Gharibil Quran yang dibuat dalam bentuk kamus .

Anda mungkin juga menyukai