Anda di halaman 1dari 2

 

 Pada permulaan islam kebanyakan bangsa arab islam adalah buta huruf mereka tidak
mengenal yang namanya kertas mereka hanya basa menghafal.sangat sedikit diantara mereka
yang  bisa membaca dan menulis.Tiap-tiap di turunkanya ayat nabi muhammad SAWmenyuruh
menghafalnya dan menuliskanya dibatu,kulit binatang, pelepa tamar dan apa saja yang bisa
disusun dalam sesuatu surat. Nabi muhammad  menerangkan tertip urut ayat-ayat itu.nabi
muhammad mengadakan peraturan hanya al-quran sajalah yang boleh dituliskan.Selain pada Al-
quran,Hadits-hadis atau pelajaran-plajaran yang didengar dari mulut nabi muhammad  dilarang
menuliskanya.larangan ini bermaksud supaya AL-Qur’an itu terpelihara, jangan campur aduk
dengan yang lain-lain yang juga didengar dari nabi muhammad.
            Nabi menganjurkan supaya Al-Qur’an itu dihafal, selalu dihafal dan di wajibkannya
membacakanya dalam sholat. Maka dengan itu banyak orang yang menghafal al-
qur’an.kepandaiyan menulis dan membaca itu amat di hargai dan di anjurkan oleh nabi
muhammad sehingga baginda bersabda “di akhirat nanti tinta ulama-ulama itu akan di timbang
dengan darah syuhada(orang-orang yang mati syhid) hal ini menunjukan bahwa beliyau ridho
akan penulisan selain Al-Qur’an setelah beliyau wafat.maka tidaklah mengapa penulisan hadis,
ilmu fikih, dan penulisan ilmu-ilmu lainnya setelah beliyau SAWwafat.
            Di zaman nabi muhammad terdapat 3 unsur tolong menolong dalam memelihara al-quran
yang telah diturunkan yaitu:
1.      hafalan dari mereka yang hafal al quran
2.      Naska-naska yang ditulis atas perinta nabi muhammad,
3.      Naska-naska yang ditulis oleh mereka yang pandai munulis dan membaca untuk mereka
masing-masing.
             Di tahun baginda wafat, ulangan bacaan itu diadakan oleh jibrildua kali.nabi muhammad
sendiripun sering pula mengadakan ulangan bacaan itu terhadap sahabat-sahabatnya. Maka
sahabat-sahabat itu disuruh oleh nabi muhammad membacakan atau memperdengarkan al-
kuran  itu di hadapanya.

2.  Pembukuan Al-Qur’an
             Istilah pengumpulan kadang-kadang dimaksudkan dengan penghafalan dalam hati, dan
kadang-kadang pula dimaksudkan dengan penulisan dan pencatatan dalam lembaran-lembaran.
Pengumpulan al-qur”an dimasa nabi ada dua keteaori :
1.      pengumpulan dalam dada berupa pnghafalan dan penghayatan
              Al-Qur”an karim turun kepada nabi yang ummy (tidak bisa baca        tilis) kerena itu
perhatian nabi hanya dituangkan untuk sekedar menghafal dan menghayatiya, agar iya dapat
menguasai Al-Qur’an  persis sebagaimana Al-Qur’an di turunkan. Setelah itu iya
membacakannya kepada orang-orang dengan begitu terang agar merekapung dapat menghafal
dan memantapkanya. Yang jelas adalah bahwa nabi seorang yang ummy dan diutus Allah di
kalang orang-orang yang ummy pula.Allah berfirman ;
 
     
    
   
     
    
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan
ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As
Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,

Artinya: dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka
yang membacakan ayat-ayat-nya kepada mereka,mensucikan mereka dengan mengajarkan
kepada mereka kitab dan hikmah.(Al-Jumu’ah;2)
             Begitulah Al-Qur’an datang kepada mereka dengan jelas,tegas ketentuannya,dan
kekuasaanya yang luhur,mereka merasa kagum,akar pikiran mereka tertimpa dengan Al-
Qur’an.mereka menghafalnya ayat demi ayat dan surat demi surat. Mereka tingalkan syair-syair
karena mereka memperoleh ruh/jiwa dari Al-Qur’an.
2.      pengumpulan dalam dokumen atau catatan berupa penulisan pada kitab-kitab berupa ukiran.
             Keistimewaan yang kedua dari Al-Qur’an karim adalah pengumpulan dan penulisannya
dalam lembaran. Adapun penulis-penulis tersebut adalah sahabat pilihan yang di pilih dari
kalangan orang yang terbaik dan terindah tulisanya agar mereka dapat mengemban tugas yang
mulia ini.di antara mereka adalah Zaid bin tsabit, Ubay bin ka’ba,Muadz bin jabal, Mu’awiyah bin
abi sufyan, khulafau rasyidin dan sahabat-sahabatnya yang lain.
            Di masa khalifa Utsman bin Affan ra,pemerintahan islam talah sampai ke Armeniadan
Azerbaijan di sebelah timur dan Tripoli di sebelah barat. Maka dengan itu, kaum musimin telah
tersebar keseluruh wilaya islam seperti ke mesir, syria,irak, persia dan afrika. kemana mereka
pergi dan dimana mereka tinggal , Al-Qur’an tetap menjadi imam mereka,dan di antara mereka
itu anyak yang menghafal Al-Qur’an.
Di samping itu, mereka itu terdapat perbedaan bacaan  Al-Qur’an itu. Pada asalnya perbedaan
bacaan ini iyalah karena rasullulah sendiripun memberi kelonggaran terhadap kabilah-kabilah
arab islam yang berada di masanya untuk membaca dan melafaskan Al-Qur’an itu menurut
lahjah (dialek) mereka masing-masing. Kelonggaran di berikan oleh nabi muhammad supaya
muda bagi mereka untuk menghafal Al-Qur’an.

Anda mungkin juga menyukai