1. Pemeriksaan preparat langsung Jamur Penyebab Mikosis
Pemeriksaan preparat langsung adalah melakukan pengamatan langsung pada sampel yang terinfeksi jamur. Sampel yang diperiksa dapat berupa kulit, rambut atau kuku. Pemeriksaan preparat langsung dilakukan dengan membasahi sampel dengan larutan KOH 10-40 % yang menyebabkan keratin kulit atau kuku larut, sehingga tertinggal hifa jamur yang menginfeksi. 2. Pembiakan jamur Jamur Penyebab Mikosis Jamur yang diambil dari sampel terinfeksi dibiakkan dalam Media Sabouraud Dextrose Agar (SDA) pada suhu kamar 25-300C dan diinkubasi selama 1 minggu. Kemudian dilakukan pengamatan. Adapun pengamatan yang dilakukan meliputi : A. bentuk koloni : Bentuk koloni jamur dibedakan menjadi tiga, yaitu : - Koloni ragi (yeast) Secara makroskopis tampak bulat, lunak, pendek, halus, rata, mengkilap, tidak berpigmen, berwarna kuning seperti koloni bakteri. Apabila diperiksa menggunakan mikroskop terdapat sel-sel ragi yang bulat dan tampak bertunas. - Koloni menyerupai ragi (yeast) Koloni menyerupai ragi (yeast) tampak seperti kapas, berupa benang-benang halus, permukaan dan pinggirnya tidak rata, menonjol di atas permukaan medium. Apabila diamati menggunakan mikroskop tampak adanya hifa sejati, berupa benang-benang yang bersifat kontur ganda, berinti dan bersekat. Kadang-kadang ada yang memiliki dua bentuk koloni bila diinkubasi dalam suhu yang berbeda B. Bentuk hifa C. Bentuk spora 3. Reaksi imunologi Diagnosis Jamur Penyebab Mikosis dapat dilakukan dengan memanfaatkan reaksi imunologi. Metode ini dilakukan dengan menyuntikkan antigen yang dibuat dari koloni jamur secara intra kutan. Contoh : - Reaksi trikofitin Reaksi trikofitin adalah reaksi imunologi karena antigen yang dibuat dari hasil pembiakkan trikomikosis. Jika positif (+) terjadi reaksi, berarti ada infeksi jamur Trichophyton. - Reaksi histoplasmin Reaksi histoplasmin adalah reaksi imunologi karena antigen yang dibuat dari hasil pembiakkan Histoplasma capsulatum. Jika positif (+) terjadi reaksi, berarti ada infeksi Histoplasma capsulatum. - Reaksi sporotrikin adalah reaksi imunologi karena antigen yang dibuat dari hasil pembiakkan Sporotrichum schenkii Jika positif (+) terjadi reaksi, berarti ada infeksi jamur sporotrichum sp. 4. Pemeriksaan histopatologi (biopsy) Pemeriksaan histopatologi (biopsy) Khusus dilakukan untuk pemeriksaan penyakit mikosis dalam. Dengan pewarnaan khusus, maka dari suatu jaringan biopsy dapat dicari elemen jamur jaringan tersebut. Dalam pewarnaan seperti pewarnaan Gram, HE dan PAS, dapat mewarnai jamur dalam jaringan sehingga tampak lebih jelas. Disamping itu pemeriksaan histopstologi sangat penting untuk melihat reaksi jaringan akibat infeksi jamur. 5. Pemeriksaan dengan sinar wood Sinar Wood adalah sinar ultraviolet (UV) yang setelah melewati suatu “saringan wood”, sinar yang tadinya bersifat polikromatis menjadi monokromatis dengan panjang gelombang 360 nm. Bila sinar ini diarahkan ke kulit atau ke rambut, terutama bagian yang mengalami infeksi jamur, maka sinar ini berubah menjadi sinar yang dapat dilihat, dengan memberi warna kehijauan atau flouresensi. Bila pemeriksaan memberian flouresensi, maka hasil pemeriksaan dengan sinar wood tersebut dinyatakan positif, bila tidak ada flouresensi, maka dinyatakan negatif. Jamur-jamur yang memberikan flouresensi adalah Microsporum lanosum, Microsporum audolini, Microsporum canis dan Malassezia furfur. Alat Peralatan yang dibutuhkan dalam paktikum Mikologi Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis adalah : - Gelas objek - Cover glass - Ose jamur (Ent) - Cawan Petri steril - Pinset steril - Skalpel steril - Lampu spiritus - Mikroskop Bahan Bahan-bahan yang diperlukan dalam praktikum Mikologi Pemeriksaan Jamur Penyebab Mikosis adalah : - Lactophenol cotton blue - Larutan KOH 10%, 20%, atau 40% - Preparat awetan - Biakan murni jamur - Kerokan kulit atau kuku yang dicurigain terinfeksi jamur Cara Kerja: A. Pengamatan preparat awetan 1. Amatilah preparat awetan dengan mikroskop perbesaran lemah atau sedang 2. Gambar dan berilah keterangan B. Pengamatan Preparat Segar 1. Buatlah preparat lekapan basah dengan cat Lactophenol cotton blue 2. Amatilah dengan mikroskop perbesaran lemah atau sedang 3. Gambar dan berilah keterangan C. Pengamatan Jamur dari Kulit atau Kuku 1. Lakukanlah desinfeksi kulit atau kuku yang akan dikerok dengan alkohol 70% 2. Keroklah kulit atau kuku yang dicurigai terinfeksi jamur dengan skalpel steril, sebaiknya kerokan dilakukan dari lateral ke medium 3. Tampunglah hasil kerokan pada cawan Petri steril 4. Teteskan satu atau dua tetes larutan KOH 10% untuk kerokan kulit, atau larutan KOH 40% untuk kuku di bagian tengah gelas objek yang bebas debu dan lemak 5. Ambilah kerokan kulit atau kuku dengan ose Ent, letakkan pada larutan KOH, biarkan 10-15 menit, bila perlu berilah perlakuan pemanasan (fiksasi) 6. Tutuplah dengan cover glass, hindari adanya gelembung udara 7. Amatilah dengan mikroskop perbesaran lemah atau sedang D. Pengamatan Jamur dari Rambut 1. Lakukanlah desinfeksi pada rambut yang dicurigai terinfeksi jamur 2. Cabutlah rambut tersebut 3. Tampunglah hasil sampel pada cawan Petri 4. Teteskan satu tau dua tetes larutan KOH 20% di bagian tengahn gelas objek yang bebas debu dan lemak 5. Ambilah sampel rambut dengan pinset steril, letakkan pada larutan KOH, biarkan 10- 15 menit, bila perlu berilah perlakuan pemanasan 6. Tutuplah dengan cover glass, hindari adanya gelembung udara 7. Amatilah dengan mikroskop perbesaran lemah atau sedang