Anda di halaman 1dari 16

Prosedur Diagnostik untuk Gangguan Sistem Integumen

A. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI
- Pengecatan langsung, mikroskop medan gelap.
- Kultur
- Tes kepekaan
B. PEMERIKSAAN MIKOLOGI
- K O H preparat
- Kultur
- Lampu Wood
C. PEMERIKSAAN PARASITOLOGI
- Scraping
- Preparat native
D. PEMERIKSAAN VIROLOGI
- Pengecatan
- Kultur
- Mikroskop Elektron
E. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
- Biopsi Jaringan
- Smear
- Imunofluoresensi
F. PEMERIKSAAN PROSES ALERGI
- Uji Tempel
- Tes Provokasi
G. SEROLOGI ; IMUNOLOGI
- VDRL - TPHA
- WR - ELISA

1
I. PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGECATAN
Untuk melihat adanya mikroba pada tempat lesi dikulit, perlu dikenal beberapa cara
membuat preparat dan pengecatan yang sering digunakan untuk diagnostik.

Cara membuat preparat


1. Preparat basah (natif)
Guna preparat basah yaitu untuk meliahat bentuk dan gerakan kuman.
Kerugiannya yaitu mudah menular dan berbahaya, terutama T. palida, T. pertenue,
jamur, “yeast”, parasit, trikomonas dll.
Cara kerja :
- ambil gelas obyek, bersihkan dengan alkohol dan kemudian dikeringkan
- teteskan 1-2 tetes garam fisiologis (trikomonas, treponema) atau KOH 10 %,
“lactophenol cotton blue” (jamur, “yeast”) di atas gelas obyek
- dengan ose steril (ujung ose dibakar sampai membara, diamkan sampai dingin)
ambil bahan/material, seterusnya dicampurkan dan kemudian tutup dengan gelas
penutup, dan lihat di bawah mikroskop.

2. Preparat awetan (pengecatan)


Guna preparat pengecatan selain untuk melihat bentuk, juga untuk mengetahui sifat
mikroba terhadap cat.
Cara kerja :
- ambil gelas obyek, bersihkan dengan alkohol dan kemudian keringkan
- dengan ose steril, ambil bahan/material dan oleskan di atas gelas obyek (ose setelah
digunakan supaya dibakar lagi)
- fiksasi dengan memanasi di atas lampu spiritus, seterusnya siap untuk di cat (Gram,
Ziehl Neelsen, Methyleen blue)

Cara pengecatan kuman yang penting


1. Gram
Cara kerja :
- preparat yang sudah difikser, genangi dengan “Carbol Gentian Violet” (kristal
violet) selama 1-3 menit
- sisa cat buang, genangi dengan lugol selama ½ - 1 menit
- sisa cat buang, cuci dengan alkohol absolut sekitar ½ menit sampai terlihat preparat
transparan kembali (cat luntur)
- bilas dengan air dan genangi dengan air fuksin selama 1-2 menit
- sisa cat buang dan bilas air, keringkan dan siap dilihat di bawah mikroskop
Kuman gram positif akan nampak berwarna violet hitam, karena setelah mengikat CGV
+ lugol, tidak bisa dilunturkan dengan alkohol absolut.
Kuman gram negatif akan nampak berwarna merah, sebab cat CGV + lugol bisa
dilunturkan alkohol, sehingga hanya mengikat air fuksin yang berwarna merah

2. Ziehl Neelsen
Cara kerja :
- preparat yang sudah difikser, genangi dengan “Carbol Fuchsin” selama 5 menit,
sambil dipanasi sampai timbul uap (jangan sampai mendidih) dan bila kering
supaya ditambah
- sisa cat buang, kemudian dicuci dengan asam alkohol (HCL dalam alkohol atau
H2SO4 dalam alkohol)
- bilas dengan air dan genangi “Methyleen blue” selama 1-3 menit
- bilas dengan air, keringkan dan siap dilihat di bawah mikroskop
Kuman tahan asam (M. leprae, M. tuberkulosis) akan berwarna merah, sebab tidak
luntur dengan pencucian asam alkohol

2
II. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI INFEKSI
KULIT & KELAMIN
A. PENYAKIT KULIT BAKTERIOGENIK

1. Piodermi, Impetigo, Furunkel, Karbunkel


- bahan pemeriksaan berupa pus
- pengambilan pus dengan lidi kapas steril atau dengan ose steril; dapat dilakukan
dengan aspirasi atau insisi
- pemeriksaan dilakukan dengan :
- pengecatan gram
- biakan dan kemungkinan tes kepekaan terhadap antimikroba.
Biakan dalam medium agar darah atau “nutrient agar”
- biasanya dari gram kuman penyebab ditemukan :
- stafilokokus
- streptokokus

2. Ulkus tropikum
- bahan pemeriksaan berupa sekret dari dasar ulkus (serosanguinus)
- pemeriksaan dilakukan dengan pengecatan gram
- ditemukan basil “Fusiform” dengan Spirilium (Gram negatif)

3. Tuberkulosis kulit
- bahan pemeriksaan berupa pus (tuberkel)
- diambil dengan lidi kapas steril atau dengan ose steril
- pemeriksaan dilakukan dengan :
- pengecatan “Ziehl Neelsen”
- biakan (dalam medium “Lowenstein jensen”, dieram 2-4 minggu), dapat
untuk menentukan spesies
- dengan pengecatan “Ziehl Neelsen” ditemukan M. tuberkulosis (kuman batang
berwarna merah)

4. Morbus Hansen
- bahan pemeriksaan berasal dari “reisz serum”, apusan mukosa hidung, darah
tepi
- minimal dilakukan pada 4 tempat yaitu dari nodula cuping telinga kanan dan
kiri, mukosa hidung dan 2 tempat lesi dikulit (apusan hidung sebaiknya pada
mukosa septum nasi kanan-kiri)
- cara mendapatkan “reisz serum”
- pilih daerah yang aktif
- jepit kulit tersebut dengan pinset, sampai terlihat pucat
- dengan vaksinostil steril, gores pada tempat yang pucat tadi sampai keluar
serum dan tempelkan gelas obyek, keringkan dan fikser dengan pemanasan
- bila serum bercampur darah, biarkan beku kemudian dihemolise
- setelah darah hemolise semua, keringkan dan fiksasi dengan pemanasan dan
preparat siap dicat dengan “Ziehl Neelsen”
- tiap preparat harus dicari 1-10-100 lapangan pandang
- tampak M. leprae berupa kuman bentuk batang berwarna merah (kadang-
kadang menggerombol) yang merupakan bentuk “solid” (utuh); sering juga
ditemukan bentuk batang yang tidak utuh lagi sebagai bentuk fragmen atau
ireguler (kuman mati)

3
- penilaian :
0 / - : tidak ditemukan BTA / 100 LP
1+ : bila ditemukan BTA 1 – 10 / 100 LP
2+ : bila ditemukan BTA 1 – 10 / 10 LP
3+ : bila ditemukan BTA 1 – 10 / 1 LP
4+ : bila ditemukan BTA 10 – 100 / 1 LP
5+ : bila ditemukan BTA 100 – 1000 / 1 LP

- Indeks Morfologik (I.M.)


Merupakan persentase BTA bentuk utuh (reguler) terhadap seluruh BTA yang
ditemukan untuk tiap lesi (bentuk globi tidak dihitung).
Contoh : dari nodula telinga kiri ditemukan :
- batang utuh ada 60
- dalam seluruh preparat ada 100 BTA jadi I.M. telinga kiri 60 %
I.M. seluruhnya adalah hasil rata-rata dari tiap preparat / lesi.
I.M. berguna untuk :
- menentukan infeksiositas penderita
- menilai hasil pengobatan atau mengetahui resistensi kuman terhadap anti
lepra
- Indeks Bakteriologik (I.B.)
Merupakan jumlah nilai positif rata-rata
Contoh : ambil 5 tempat pemeriksaan, nilai positifitasnya kemudian dibagi rata
- cuping telinga kanan hasilnya 3 +
- cuping telinga kiri hasilnya 4 +
- mukosa hidung hasilnya 4 +
- lesi kulit tangan hasilnya 2 +
- lesi kulit punggung hasilnya 3 +
I.B. = 3 + 4 + 4 + 2 + 3 = 3,2
5
I.M. dapat ditentukan bila positifitas I.B. 3 ke atas
I.B. berguna untuk :
- menentukan klasifikasi
- menilai hasil pengobatan atau mengetahui resistensi kuman terhadap anti
lepra

5. Frambusia
- bahan pemeriksaan berupa serum dari lesi (papiloma), darah
- pemeriksaan dilakukan :
- secara langsung dengan mikroskop medan gelap
- pengecatan Burri
- serologi (VDRL, WR, KHAN)
- cara pengambilan :
- kerak papiloma dibuang, kemudian dengan spuit steril serum diisap dari
dasar ulkus
- serum ditaruh di atas gelas obyek, kemudian buat preparat hidup dan dilihat
di bawah mikroskop medan gelap
- atau serum ditaruh di atas gelas obyek, kemudian dicampur 2-3 tetes tinta
cina, dan dibuat preparat hapus, keringkan dan siap dilihat di bawah
mikroskop biasa.

4
B. PENYAKIT KULIT YANG DISEBABKAN VIRUS

B.I. “POX VIRUS” menyebabkan penyakit :

1. Variola
2. Moluskum kontagiosum

1. V a r i o l a

- bahan pemeriksaan :
- vesikel
- pustula
- krusta
- darah
- pemeriksaan :
- pengecatan ------> “inclusion bodies”
- biakan
- serologi ------> mencari antibodi/antigen
- cara pengambilan dan pemeriksaan sesuai stadium penyakit
a. stadium makula – papula
- lesi dikerok
- dicari “inclusion bodies”
- biakan
- pemeriksaan antigen

b. stadium vesikula – pustula


- kerokan vesikula/pustula
- isi vesikula/pustula, diisap dengan menggunakan pipet kapiler dan
kemudian kedua ujungnya ditutup lak
- dicari “inclusion bodies”
- biakan
- pemeriksaan antigen

c. stadium krusta
- krusta diambil
- diperiksa biakan dan antigen
- darah
- diperiksa antibodi
- cara pemeriksaan :
- buat preparat dan di cat Giemsa
- “inclusion bodies” berupa partikel eosinofilik intrasitoplasmik
- biakan pada “ Chorio Allantoic Membrane” (CAM) embrio ayam
- untuk melihat efek sitopatogenik
- difusi agar gel
- untuk mencari antigen
- HAI (“Haemagglutinasi Inhibition”), Neutralisasi, ikatan komplemen
- untuk mencari antibodi
- “Paul test”
- material dari lesi digoreskan pada kornea kelinci
- terjadi keratitis

5
2. Moluskum kontagiosum
- bahan pemeriksaan : isi moluskum
- pemeriksaan : “inclusion bodies”
- cara pengambilan :
- isi moluskum dikerok, ditaruh di atas gelas obyek dan kemudian difikser
- cara pemeriksaan :
- preparat dicat Giemsa
- terdapat “molluscum bodies”, yaitu :
“intracytoplasmic inclusion bodies”, berbentuk telur dinding tipis halus,
homogen, inti sel terdesak

B.II. “PAPOVA VIRUS” menyebabkan penyakit :


1. Veruka
2. Kondiloma akuminata
- bahan pemeriksaan : biopsi veruka / kondiloma
- pemeriksaan :
- “inclusion bodies”
- “basophilic inclusion bodies intracytoplasmic” sel stratum granulosum
dan sel stratum spinosum
- serotipe dari “Human Papova Virus”
- 1 ; 2 ; 6 adalah penyebab kondiloma akuminata
- 1 ; 2 adalah penyebab veruka plantaris
- 2 adalah penyebab veruka vulgaris

B.III. “ HERPES VIRUS” menyebabkan penyakit :


1. Herpes simpleks
2. Herpes progenitalis
3. Herpes zoster
4. Varisela
- bahan pemeriksaan :
- isi vesikel
- darah
- pemeriksaan :
- inclusion bodies”
- biakan
- serologi
- cara pengambilan :
- vesikel dikerok
- biopsi ganglion syaraf
- dari saliva dan tinja bisa diisolasi adanya virus herpes, tetapi tidak bisa
untuk membuktikan adanya infeksi
- cara pemeriksaan :
- kerokan vesikel dioleskan di atas gelas obyek dan difikser ; selanjutnya
di cat Giemsa
- “inclusion bodies” tampak berupa partikel eosinofilik intra nuklear
sel epitel atau sel syaraf (sel Schwan)
- sel raksasa multinuklear
- biakan pada “Chorio Allantoic membrane”(CAM), “Hela cell”, sel
jaringan (kera, manusia, kelinci)
- virus herpes simpleks
= tumbuh cepat dalam waktu 24 jam
= perbedaan virus herpes tipe 1 dan tipe 2 terlihat pada morfologi
koloni (“pock”) ; tipe 1 ; kecil ; tipe 2 lebih besar dan bersifat
onkogenik

6
- virus varisela – zoster
= tumbuh pada jaringan tsb. Lebih lambat (3-5 hari)
- tes inokulasi pada kornea kelinci dan otak mencit
- positif : pada virus herpes
- negatif : pada virus varisela – zoster
- serologi
- Neutralisasi
- HAI (“Haemagglutinasi Inhibition”)
- Ikatan komplemen
- Imunofluoresensi

C. PENYAKIT KULIT YANG DISEBABKAN JAMUR

Mikosis dibagi dalam :


1. Mikosis superfisialis (dermatofitosis)
2. Kandidosis
3. Mikosis profunda

1. MIKOSIS SUPERFISIALIS (DERMATOFITOSIS)

- Merupakan jamur yang menyerang kulit, kuku dan rambut dengan


menggunakan bahan keratin untuk kebutuhan hidupnya
- Lesi pada kulit menimbulkan bercak yang berskuama, berbatas tegas dan daerah
tengah lesi mengalami perbaikan
- Bila menyerang rambut mengakibatkan warna rambut tidak mengkilat, mudah
patah
- Bila menyerang kuku mengakibatkan warna kuku berubah dan mudah keropos
- Bahan pemeriksaan :
- kerokan kulit
- kerokan / potongan kuku
- potongan rambut
- pemeriksaan :
- langsung untuk mencari fragmen-fragmen jamur
- biakan
- cara pengambilan :
- lesi didesinfeksi dengan alkohol 70 %
- dengan skalpel steril dilakukan kerokan kulit pada daerah lesi yang aktif
(tepi lesi) ; kerokan kuku atau potongan rambut
- tampung skuama atau rambut tadi didalam piring petri steril atau kertas
amplop steril
- cara pemeriksaan :
- langsung dengan preparat basah
- skuama diambil dengan ose steril dan ditaruh di atas gelas obyek
- tetesi 1-2 tetes KOH 10 % kemudian ditutup dengan gelas penutup
- diamkan 5 menit dan siap dilihat di bawah mikroskop biasa
- tampak fragmen-fragmen jamur, seperti : hifa bersepta/tak bersepta,
artrospora, spora
- biakan dalam medium “Sabouraud Maltosa Agar”
- skuama diambil dengan ose steril dan digoreskan pada permukaan
media
- eramkan pada suhu kamar selama 1-2 minggu
- penentuan spesies berdasarkan :
= makroskopis : morfologi dan warna koloni
= mikroskopis : bentuk makrokonidia, mikrokonidia, klamidospora
dan bentuk hifa

7
Macam-macam mikosis superfisialis (dermatofitosis)
a. Tinea versikolor
- jamur penyebab ; “Malasezzia furfur” (Pitirosporum
orbikulare/Mikrosporum furfur)
- lesi terbatas pada stratum korneum
- pemeriksaan langsung ditemukan :
- hifa pendek-pendek (tak bersepta), ujung-ujungnya tumpul, saling
membentuk sudut
- spora-spora menggerombol seperti buah anggur
- ada “yeast-like cell”
- pada preparat dapat ditambahkan tinta parker “blue black” 1 tetes, untuk
memberi warna lebih gelap
- biakan dalam medium “Sabouraud Agar” yang mengandung “coconut oil”
b. Tinea kapitis
- jamur penyebab :
- Mikrosporum
- Trikofiton
Kedua jamur penyebab tsb. Dapat dibedakan secara klinis dengan lampu
Wood 9positif pada mikrosporum)
- lesi bisa mencapai folikel rambut
- pemeriksaan langsung ditemukan :
- hifa panjang-panjang, bersepta
- artrospora
- spora
- ”endothrix”
bila ditemukan fragmen-fragmen jamur di dalam batang rambut
(struktur rambut rusak)
- “ectothrix”
bila ditemukan fragmen-fragmen jamur diluar batang rambut, jamur
hanya menempel diluar (struktur rambut masih utuh)
- biakan dalam medium “Sabouraud Agar”
- dapat dilakukan identifikasi spesies berdasarkan makroskopis koloni dan
mikroskopis
c. T. korporis / T. kruris / T. manum / T. pedis / T. imbrikata
- jamur penyebab :
- Mikrosporum
- Trikofiton
- Epidermofiton
- pemeriksaan langsung ditemukan :
- hifa panjang-panjang, bersepta
- artrospora
- spora
- biakan dalam medium “Sabouraud Agar”
- dapat dilakukan identifikasi apesies berdasarkan makroskopis koloni
dan mikroskopis
d. Tinea unguium
- Jamur penyebab :
- Trikofiton
- Epidermofiton
- pemeriksaan langsung ditemukan :
- hifa panjang-panjang, sersepta
- artrospora
- spora
(sering sulit ditemukan fragmen jamur)
- biakan dalam medium “Sabouraud Agar”

8
- dapat dilakukan identifikasi spesies berdasarkan makroskopis koloni dan
mikroskopis

2. KANDIDOSIS

- Kandida dapat menyerang :


- mukosa mulut ----- stomatitis aptosa
- mukosa vagina ----- kandidosi vulve
- kulit (daerah genital, badan, bawah payudara ;
pada bayi : kulit leher, dada, punggung dan lipatan kulit yang lain)
----- kandidosis kulit
- organ dalam ----- kandidosis sistemik
- lesi berbatas tegas, berskuama, berbercak-bercak putih susu dan kulitnya
memerah
- pemeriksaan langsung ditemukan :
- “yeast-like cell”
- blastospora
- pseudohifa
- biakan dalam medium “sabouraud agar”
- identifikasi spesies ditentukan berdasarkan tes fermentasi gula

“Candida” Glukosa Laktosa Maltosa Sakrosa


C. albicans AG - AG A
C. stellatoidea AG - AG -
C. tropicalis AG - AG AG
C. pseudo tropicalis AG AG - AG
C. krusei AG - - -
C. parapsilosis A - - A

Catatan : AG = asam dan gas ; A = asam

3. MIKOSIS PROFUNDA

* Kromoblastomikosis * Histoplasmosis
* Misetoma * “ Coccidioimycosis
* Sporotrikosis * “ South American Blastomycosis”
* Aktinomikosis * “ North American Blastomycosis”

- bahan pemeriksaan :
- pus yang keluar dari fistel
- biopsi jaringan
- sputum
- pemeriksaan langsung :
- preparat basah dengan KOH 10 %
- preparat pengecatan dengan gram
ditemukan :
- “yeast-like”
- filamen hifa
- biakan dalam medium “Sabouraud agar” ;
BHI (“Brain heart Infusion”)

9
D. PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN SEKSUAL (PHS)

1. Sifilis (Lues)
Bahan pemeriksaan tergantung dari stadiumnya.
a. Stadium I
- cara pengambilan :
- Ulkus durum :
- ulkus dibersihkan dengan garam fisiologis
- tepi ulkus ditekan dengan pinset, sampai keluar serum
- Bubo indolen :
- Spuit steril berisi 0,2 cc garam fisiologis disuntikkan secara aseptik
kedalam bubo dan kemudian diisap kembali
- cara pemeriksaan :
- serum/cairan bubo ditaruh di atas gelas obyek (kalau perlu ditambahkan
1 tetes garam fisiologis steril), kemudian tutup dengan gelas penutup
dan siap dilihat di bawah mikroskop medan gelap; T. palida terlihat
berupa spiral halus, bercahaya, bergerak aktif dengan lapangan pandang
gelap
- serum/cairan bubo ditaruh di atas gelas obyek, ditambah tinta cina 2-3
tetes, kemudian dibuat preparat halus (pengecatan Burri), selanjutnya
dilihat di bawah mikroskop biasa; T. palida terlihat berupa spiral halus,
putih pucat dengan latar belakang hitam
b. Stadium II
Bahan pemeriksaan berasal dari :
- serum eksantem sekunder dan diperiksa seperti pada stadium I (medan
gelap, Burri)
- darah untuk pemeriksaan serologi
c. Stadium III
Bahan pemeriksaan berasal dari :
- guma
cara :
- guma diambil dengan biopsi dan diperiksa secara Patologi anatomi
- sediaan langsung dari sekret guma (kecil kemungkinan untuk
menemukan T. palida)
- darah untuk pemeriksaan serologi
d. Stadium IV
Bahan pemeriksaan berasal dari ;
- cairan serebrospinalis (“Lcs”)
cara :
- cairan serebrospinalis diambil dengan fungsi lumbal-ventrikuler
- selanjutnya diperiksa dengan :
= gold aglutinasi (“colloidal gold”) tidak spesifik dan tidak dikerjakan
lagi
= total sel, total protein
= serologi VDRL
- darah untuk pemeriksaan serologi

10
Pemeriksaan serologi Sifilis (Lues)
Terdapat dua macam tes serologi, yaitu :
a. Non Treponemal
b. Treponemal
a. Tes Non-Treponemal
- antigen adalah kompleks dari kardiolipin, lesitin, kolesterol
- antibodi adalah reagin (tidak spesifik)
- macam reaksi yang terjadi ;
a. 1. Flokulasi (VDRL) dan bersifat kwantitatif
a. 2. Presipitasi (KHAN) dan bersifat kwalitatif
a. 3. Aglutinasi (P|RPR) dan bersifat kwalitatif
a. 4. Ikatan Komplemen dan bersifat kwalitatif (WR, KOLMER)
a.1. VDRL
- serum atau cairan serebrospinalis penderita diencerkan 1 : 2 ; 1 : 4 ; 1 : 8 ; 1 : 16
; 1 : 32 dst
- dicampur dengan antigen 1 tetes dan digoyang selama 3-5 menit
- dilihat di bawah mikroskop :
- positif : bila ada gumpalan-gumpalan antigen
- negatif : tidak ada gumpalan, antigen menyebar
a.2. KHAN
- serum penderita dicampur dengan antigen didalam tabung, kemudian dikocok
- hasil :
- positif : bila ada partikel-partikel melayang-layang (pembesaran dibantu
dengan menggunakan cermin cekung) atau berupa endapan (+, ++, +++, ++
++)
- negatif : tidak ada partikel
a.3. RPR (“Rapid Plasma Reagin”)
- serum penderita dicampur antigen
- positif bila ada aglutinasi
a.4. WR / KOLMER
- serum penderita dicampur dengan antigen dan komplemen didalam tabung,
kemudian dimasukkan kedalam “water bath” selama ½ jam (37 C)
- pada tabung tersebut ditambahkan eritrosit kambing dan hemolisin, dimasukkan
kembali kedalam “water bath” selama 2 jam
- hasil :
- positif : bila terjadi pengendapan eritrosit (+, ++, +++, ++++)
- negatif : bila terjadi hemolisis total

b. Tes Treponemal
- antigen adalah T. palida yang virulen atau T. palida strain avirulen
- antibodi adalah antibodi spesifik terhadap treponema (Ig, G, Ig M)
- macam reaksi yang terjadi :
b.1. Imobilisasi (TPI, TPIA)
b.2. Ikatan komplemen (RPCF, TPCF)
b.3. Aglutinasi (TPHA)
b.4. Imunofluoresensi (FTA, FTA-abs)
b.1. TPI (“Treponemal pallidum Immobilization”), TPIA
- serum penderita ditambah antigen T. palida virulen dari kelinci dan dilihat di
bawah mikroskop medan gelap
- positif bila treponema yang semula bergerak aktif kemudian akan berhenti
bergerak (imobil dan mati)

11
b.2. RPCF (“Reiter Protein Complement Fixation”), TPCF (“Treponemal
pallidum Complement Fixation”)
- antigen :
- RPCF menggunakan Treponema strain Reiter
- TPCF menggunakan T. palida virulen dari kelinci
- prinsip pemeriksaan sama
b.3. TPHA (“Treponemal Pallidum hemaglutination Assay”)
- serum penderita ditambah absorben lebih dulu, digoyang kemudian
ditambahkan eritrosit kelinci yang telah disensitisasi dengan treponema
- serum diencerkan 1/40; 1/80; 1/160; 1/320; dst
- hasil :
- positif : bila terjadi hemolise
- negatif : bila terjadi endapan eritrosit pada dasar cekungan
b.4. FTA (“Fluorescent Treponemal Antibody”)
FTA-abs (“Fluorescent Treponemal antibody Absorption”)
- serum penderita dicampur absorben lebih dulu, kemudian ditambahkan pada
antigen treponemayang telah difikser di atas “slide” khusus
- ditambah anti-imunoglobulin yang telah dilabel (fluoresin)
- dilihat dengan mikroskop fluoresensi dengan kondensor medan gelap
- positif bila tampak treponema berpendar dengan latar belakang biru gelap

Penilaian pemeriksaan tes serologi sifilis


- Untuk “screening” dilakukan tes non-treponemal yaitu ; VDRL atau RPR,
dilengkapi dengantes treponemal (TPHA)
- Untuk diagnostik digunakan VDRL kwantitatif dan TPHA kwantitatif, bila hasil
tidak sesuai dikonfirmasi dengan FTA-abs
- Diagnosis Lues kongenital :
- WR positif (dini : 1-2 bulan), baru kemudian diikuti
- VDRL positif dan tes lain (FTA-abs Ig M) positif
- Diagnosis Neuro-Lues :
- VDRL positif
- Ig S Ig M SPHA (“IgS IgM Solid-ohase Hemabsorption assay”) positif
Catatan : adanya reaksi positif dari TPHA dan FTA abs Ig G belum
memastikan adanya Neuro Lues
- Mengetahui respons pengobatan :
- VDRL akan turun titernya dan bisa negatif setelah dua tahun
- Ig S Ig M SPHA akan cepat turun dan hilang
- Bila hasil tes serologi meragukan, dianjurkan untuk diulang satu minggu kemudian
karena kemungkinan kesalahan laboratorium ;
Bila hasil tetap positif, tetapi masih meragukan (titer rendah), agar diulang satu
bulan kemudian :
- negatif : dianggap bukan Lues
- positif : titer tetap : dianggap bukan Lues
titer naik (VDRL 1/8) : Lues
- Tes non-treponemal memberikan “positif palsu” pada beberapa keadaan berikut
(akut / kronis) :
a. Akut :
- kehamilan, vaksinasi, obat narkotik
- infeksi akut (bakteri, virus, plasmodium – protozoa)

b. Kronis :
- usia lanjut, malnutrisi, adiksi obat
- infeksi kronis, tuberkulosis, morbus hansen, sirosis hepatis, neoplasma,
penyakit autoimun

12
2. Gonore
- bahan pemeriksaan
Laki-laki :
- pus yang keluar dari muara uretra, pus yang tertinggal dicelana atau kerokan
mukosa uretra
- bila tidak keluar :
- dirangsang dengan masase prostat, yaitu dengan “rectal touche” diraba
kelenjar prostat dan dimasase kekiri – kekanan; sekret yang keluar dari
muara uretra (“OUE”) diperiksa
- dilakukan provokasi, yaitu disuruh minum alkohol, makan daging
kambing, makan pedas-pedas dan sekret yang keluar diperiksa
- sedimen urin

wanita :
- pus yang keluar dari uretra
- bila tidak keluar :
- uretra dimasase dengan “vaginal touche” sehingga keluar sekret
- dengan menggunakan spekulum diambil sekret yang keluar dari muara
serviks, forniks posterior
- masase kelenjar Bartolini
- sedimen urin
- cara pengambilan :
- pus diambil dengan ose steril atau lidi kapas steril
- urin “dipusing” (“centrifuge”) dan diambil sedimennya
- pemeriksaan dilakukan dengan pengecatan dan biakan
- cara pemeriksaan :
a. Pengecatan
- Gram :
- Pus dioleskan di atas gelas obyek dan dibuat sediaan gram
- Dilihat di bawah mikroskop biasa ; Neiseria tampak berupa kokus
berdua-dua, berhadapan, merah (gram negatif), intra seluler atau
ekstraseluler leukosit PMN (biji kopi)
- “Methyleen Blue”
- sediaan digenangi “Methyleen Blue” selama 1-3 menit, cat dibuang,
bilas air dan keringkan
- dilihat di bawah mikroskop biasa ; Neiseria berwarna biru
b. Biakan
- pus ditanam dalam medium Agar Coklat atau “Cystine Trypticase Agar”
atau “Thayer Martin Agar” dan dikeram dalam sungkup mengandung
CO2 kadar 5 %, selama 24-48 jam (37 C)
- hasil biakan : koloni kecil, bulat, transparan
- kemudian dilakukan tes oksidasi dengan cara meneteskan larutan
“tetramethyl (dimethyl) – phenylenediamine hydrochloride” 1 % pada
koloni tersebut ; positif bila terjadi perubahan warna menjadi hitam /
ungu tua
- penentuan spesies dilakukan dengan tes fermentasi gula :
(lihat tabel)

“Neisseria” Glukosa Laktosa Maltosa sukrosa


N. gonorrhoeae + - - -
N. meningitidis + - + -
N. sicca + - + +
N. flavescens - - - -
N. fulva + +? + +
N. catarrhalis - - - -

13
c. Pemeriksaan lain untuk gonore :
- tes serologi (ikatan komplemen)
catatan : - khususnya penderita kronis
- tes ini kurang “reliable”
- pemeriksaan imunofluoresensi langsung (DIF)

3. Limfogranuloma Venereum (LGV)


- bahan pemeriksaan :
- ulkus (bila masih ditemukan)
- biopsi bubo
- pemeriksaan :
- pengecatan Giemsa untuk mencari “inclusion bodies”
- imunofluoresensi langsung (DIF)
- biakan pada kantong kuning telur embrio ayam atau “Mac Coy cell”, “Hela
cell”
- tes kutan Frei dan Frei terbalik
- tes yang lain : GPR, ikatan komplemen, sero “typing”
- cara pengambilan : pungsi bubo (secara aseptis)
- cara pemeriksaan :
- cairan fungsi dibuat sediaan di atas gelas obyek dan cat dengan Giemsa
- sediaan digenangi dengan larutan Giemsa 1/40 selama 1 jam
- sisa cat bilas dengan larutan Bufer pH 7,2 kemudian dikeringkan dan
dilihat di bawah mikroskop biasa
- “inclusion bodies” tampak berupa partikel padat, basofilik terdapat
didalam sitoplasma sel, kadang-kadang inti sel sampai terdesak
- cairan fungsi ditanam di kantong kuning telur embrio ayam atau “Mc Coy
cell” dan dieramkan selama 48-72 jam
- jaringan diambil dan dibuat sediaan dengan Giemsa, lugol atau
imunofluoresensi
- dicari “inclusion bodies”, “elementary bodies”
- tes kutan frei
- antigen cairan bubo diencerkan dengan garam fisiologis steril sampai
1/5
- sterilisasi dengan cara pasteurisasi
- suntikan 0,1 cc antigen tsb. (“intra cutan”) pada voler lengan bawah dan
kontrol cairan fisiologis, kemudian ditunggu selama 24-72 jam
- positif bila terdapat undurasi dengan penampang lebih dari 10 mm dan
kontrol tidak terjadi reaksi
- tes ini tidak spesifik terhadap LGV saja, sebab bisa positif untuk semua
bentuk infeksi oleh Klamidia atau infeksi Klamidia pada waktu yang
lalu

4. Ulkus Mole
- bahan pemeriksaan :
- ulkus
- cairan pungi bubo
- pemeriksaan :
- pengecatan Gram
- biakan
- tes kutan Ito Reenstierna
- cara pengambilan :
- dengan menggunakan ose steril atau lidi kapas steril diambil sekret dari
dasar tepi ulkus, dengan gerakan satu arah saja

14
- cara pemeriksaan :
- sekret dioleskan satu arah berupa kuman batang pendek yang berderet
(seperti rel kereta api), berwarna merah (Gram negatif)
- biakan dalam medium Agar Coklat yang mengandung “isovitalex” 1 % dan
“Vancomycin”
- tes kutan Ito Reenstierna
- antigen Dmelcos (Hemofilus yang telah dimatikan)
- suntikan 0,1 cc antigen tsb. (“intra cutan”) pada voler lengan bawah dan
kontrol suntikan cairan fisiologis, kemudian ditunggu selama 24-48 jam
- positif bila terdapat undurasi merah dengan penampang lebih dari 5 mm
dan kontrol tidak terjadi reaksi pada bekas suntikan

5. Granuloma Inguinale
- bahan pemeriksaan : dasar ulkus
- pemeriksaan : pengecatan Giemsa
- cara pemeriksaan :
- kerok dasar ulkus
- dibuat sediaan di atas gelas obyek dan cat dengan Giemsa
- “Donovan bodies” tampak sebagai peniti berwarna ungu tua didalam
sitoplasma sel

6. Herpes Genitalis (lihat penyakit oleh virus)


- bahan pemeriksaan :
- isi vesikel
- darah
- pemeriksaan :
- pengecatan ------- “inclusion bodies”
- biakan
- serologi

7. Uretritis Non Spesifik / Infeksi genital Non Spesifik


- kemungkinan penyebab :
- Klamidia
- Mikoplasma
- bahan pemeriksaan :
- kerokan mukosa uretra
- apusan endoserviks, porsio, forniks posterior, mukosa vagina
- cara pengambilan (pada laki-laki / wanita) :
- dengan ose steril, kerok mukosa uretra sekitar 2 cm dari “OUE” atau dengan
lidi kapas steril ditekan dan diputar
- pemeriksaan :
- pengecatan Giemsa / gram
- biakan

- cara pemeriksaan :
Klamidia
- material dioleskan di atas gelas obyek, keringkan dan fikser dengan metil
alkohol absolut, selama 5 menit
- genangi larutan Giemsa 1/40 (baru) selama 1 jam
- sisa cat buang, bilas dengan larutan Bufer pH 7,2 dan keringkan ; dilihat di
bawah mikroskop
- cari “inclusion bodies’ (“intracytoplasmic” dan basofilik)
- untuk biakan Klamidia (lihat LGV)

15
Mikoplasma
- material dicat dengan Gram atau Giemsa
- tampak kuman pleomorfik gram negatif (merah)
- biakan Mikoplasma dalam medium “PPLO Agar”, dikeram 48-96 jam (37
C)
- tampak koloni bulat, granuler, kecil
- strain T butuh urea 10 % ; sangat kecil disebut “Ureaplasma Urealyticum”

8. Uretritis Non Gonore


- penyebab spesifik (mikro-organisme) yang bisa ditemukan, seperti :
- kuman : Stafilokokus, Streptokokus, Korinebakterium vaginale
- protozoa : Trikomonas vaginale, “Gardnerella vaginalis”
- jamur : Kkandida
- virus : herpes virus hominis

- pemeriksaan :
- pengecatan Gram, Giemsa
- preparat basah dengan NaCl fisiologis, KOH 10 %
- biakan

- cara pengambilan :
- apusan sekret dengan lidi kapas steril

- cara pemeriksaan :
Sekret uretra
- buat preparat awetan dan di cat Gram
cari :
- Stafilokokus
- Streptokokus
- Korinebakterium vaginale
- “Yeast-like cell:, blastospora
tampak sebagai Gram positif
- buat preparat Giemsa
cari :
- Trikomonas : bentuk lonjong dengan inti warna merah
- Leukosit PMN lebih dari 5 sel / LP
- buat preparat basah dengan NaCl fisiologis
cari :
- Trikomonas vaginale
- “Gardnerella vaginalis”
tampak bergerak aktif, flagela dapat terlihat
- buat preparat basah dengan KOH 10 %
cari :
- “Yeast-like cll”, blastospora, pseudohifa
Urin
- tes thomson (2 gelas)
- urin dipusing (“centrifuge”) dan sedimen diperiksa
cari :
- Leukosit PMN 15 sel / LP
- Trikomonas

16

Anda mungkin juga menyukai