A. PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI
- Pengecatan langsung, mikroskop medan gelap.
- Kultur
- Tes kepekaan
B. PEMERIKSAAN MIKOLOGI
- K O H preparat
- Kultur
- Lampu Wood
C. PEMERIKSAAN PARASITOLOGI
- Scraping
- Preparat native
D. PEMERIKSAAN VIROLOGI
- Pengecatan
- Kultur
- Mikroskop Elektron
E. PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI
- Biopsi Jaringan
- Smear
- Imunofluoresensi
F. PEMERIKSAAN PROSES ALERGI
- Uji Tempel
- Tes Provokasi
G. SEROLOGI ; IMUNOLOGI
- VDRL - TPHA
- WR - ELISA
1
I. PEMBUATAN PREPARAT DAN PENGECATAN
Untuk melihat adanya mikroba pada tempat lesi dikulit, perlu dikenal beberapa cara
membuat preparat dan pengecatan yang sering digunakan untuk diagnostik.
2. Ziehl Neelsen
Cara kerja :
- preparat yang sudah difikser, genangi dengan “Carbol Fuchsin” selama 5 menit,
sambil dipanasi sampai timbul uap (jangan sampai mendidih) dan bila kering
supaya ditambah
- sisa cat buang, kemudian dicuci dengan asam alkohol (HCL dalam alkohol atau
H2SO4 dalam alkohol)
- bilas dengan air dan genangi “Methyleen blue” selama 1-3 menit
- bilas dengan air, keringkan dan siap dilihat di bawah mikroskop
Kuman tahan asam (M. leprae, M. tuberkulosis) akan berwarna merah, sebab tidak
luntur dengan pencucian asam alkohol
2
II. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI INFEKSI
KULIT & KELAMIN
A. PENYAKIT KULIT BAKTERIOGENIK
2. Ulkus tropikum
- bahan pemeriksaan berupa sekret dari dasar ulkus (serosanguinus)
- pemeriksaan dilakukan dengan pengecatan gram
- ditemukan basil “Fusiform” dengan Spirilium (Gram negatif)
3. Tuberkulosis kulit
- bahan pemeriksaan berupa pus (tuberkel)
- diambil dengan lidi kapas steril atau dengan ose steril
- pemeriksaan dilakukan dengan :
- pengecatan “Ziehl Neelsen”
- biakan (dalam medium “Lowenstein jensen”, dieram 2-4 minggu), dapat
untuk menentukan spesies
- dengan pengecatan “Ziehl Neelsen” ditemukan M. tuberkulosis (kuman batang
berwarna merah)
4. Morbus Hansen
- bahan pemeriksaan berasal dari “reisz serum”, apusan mukosa hidung, darah
tepi
- minimal dilakukan pada 4 tempat yaitu dari nodula cuping telinga kanan dan
kiri, mukosa hidung dan 2 tempat lesi dikulit (apusan hidung sebaiknya pada
mukosa septum nasi kanan-kiri)
- cara mendapatkan “reisz serum”
- pilih daerah yang aktif
- jepit kulit tersebut dengan pinset, sampai terlihat pucat
- dengan vaksinostil steril, gores pada tempat yang pucat tadi sampai keluar
serum dan tempelkan gelas obyek, keringkan dan fikser dengan pemanasan
- bila serum bercampur darah, biarkan beku kemudian dihemolise
- setelah darah hemolise semua, keringkan dan fiksasi dengan pemanasan dan
preparat siap dicat dengan “Ziehl Neelsen”
- tiap preparat harus dicari 1-10-100 lapangan pandang
- tampak M. leprae berupa kuman bentuk batang berwarna merah (kadang-
kadang menggerombol) yang merupakan bentuk “solid” (utuh); sering juga
ditemukan bentuk batang yang tidak utuh lagi sebagai bentuk fragmen atau
ireguler (kuman mati)
3
- penilaian :
0 / - : tidak ditemukan BTA / 100 LP
1+ : bila ditemukan BTA 1 – 10 / 100 LP
2+ : bila ditemukan BTA 1 – 10 / 10 LP
3+ : bila ditemukan BTA 1 – 10 / 1 LP
4+ : bila ditemukan BTA 10 – 100 / 1 LP
5+ : bila ditemukan BTA 100 – 1000 / 1 LP
5. Frambusia
- bahan pemeriksaan berupa serum dari lesi (papiloma), darah
- pemeriksaan dilakukan :
- secara langsung dengan mikroskop medan gelap
- pengecatan Burri
- serologi (VDRL, WR, KHAN)
- cara pengambilan :
- kerak papiloma dibuang, kemudian dengan spuit steril serum diisap dari
dasar ulkus
- serum ditaruh di atas gelas obyek, kemudian buat preparat hidup dan dilihat
di bawah mikroskop medan gelap
- atau serum ditaruh di atas gelas obyek, kemudian dicampur 2-3 tetes tinta
cina, dan dibuat preparat hapus, keringkan dan siap dilihat di bawah
mikroskop biasa.
4
B. PENYAKIT KULIT YANG DISEBABKAN VIRUS
1. Variola
2. Moluskum kontagiosum
1. V a r i o l a
- bahan pemeriksaan :
- vesikel
- pustula
- krusta
- darah
- pemeriksaan :
- pengecatan ------> “inclusion bodies”
- biakan
- serologi ------> mencari antibodi/antigen
- cara pengambilan dan pemeriksaan sesuai stadium penyakit
a. stadium makula – papula
- lesi dikerok
- dicari “inclusion bodies”
- biakan
- pemeriksaan antigen
c. stadium krusta
- krusta diambil
- diperiksa biakan dan antigen
- darah
- diperiksa antibodi
- cara pemeriksaan :
- buat preparat dan di cat Giemsa
- “inclusion bodies” berupa partikel eosinofilik intrasitoplasmik
- biakan pada “ Chorio Allantoic Membrane” (CAM) embrio ayam
- untuk melihat efek sitopatogenik
- difusi agar gel
- untuk mencari antigen
- HAI (“Haemagglutinasi Inhibition”), Neutralisasi, ikatan komplemen
- untuk mencari antibodi
- “Paul test”
- material dari lesi digoreskan pada kornea kelinci
- terjadi keratitis
5
2. Moluskum kontagiosum
- bahan pemeriksaan : isi moluskum
- pemeriksaan : “inclusion bodies”
- cara pengambilan :
- isi moluskum dikerok, ditaruh di atas gelas obyek dan kemudian difikser
- cara pemeriksaan :
- preparat dicat Giemsa
- terdapat “molluscum bodies”, yaitu :
“intracytoplasmic inclusion bodies”, berbentuk telur dinding tipis halus,
homogen, inti sel terdesak
6
- virus varisela – zoster
= tumbuh pada jaringan tsb. Lebih lambat (3-5 hari)
- tes inokulasi pada kornea kelinci dan otak mencit
- positif : pada virus herpes
- negatif : pada virus varisela – zoster
- serologi
- Neutralisasi
- HAI (“Haemagglutinasi Inhibition”)
- Ikatan komplemen
- Imunofluoresensi
7
Macam-macam mikosis superfisialis (dermatofitosis)
a. Tinea versikolor
- jamur penyebab ; “Malasezzia furfur” (Pitirosporum
orbikulare/Mikrosporum furfur)
- lesi terbatas pada stratum korneum
- pemeriksaan langsung ditemukan :
- hifa pendek-pendek (tak bersepta), ujung-ujungnya tumpul, saling
membentuk sudut
- spora-spora menggerombol seperti buah anggur
- ada “yeast-like cell”
- pada preparat dapat ditambahkan tinta parker “blue black” 1 tetes, untuk
memberi warna lebih gelap
- biakan dalam medium “Sabouraud Agar” yang mengandung “coconut oil”
b. Tinea kapitis
- jamur penyebab :
- Mikrosporum
- Trikofiton
Kedua jamur penyebab tsb. Dapat dibedakan secara klinis dengan lampu
Wood 9positif pada mikrosporum)
- lesi bisa mencapai folikel rambut
- pemeriksaan langsung ditemukan :
- hifa panjang-panjang, bersepta
- artrospora
- spora
- ”endothrix”
bila ditemukan fragmen-fragmen jamur di dalam batang rambut
(struktur rambut rusak)
- “ectothrix”
bila ditemukan fragmen-fragmen jamur diluar batang rambut, jamur
hanya menempel diluar (struktur rambut masih utuh)
- biakan dalam medium “Sabouraud Agar”
- dapat dilakukan identifikasi spesies berdasarkan makroskopis koloni dan
mikroskopis
c. T. korporis / T. kruris / T. manum / T. pedis / T. imbrikata
- jamur penyebab :
- Mikrosporum
- Trikofiton
- Epidermofiton
- pemeriksaan langsung ditemukan :
- hifa panjang-panjang, bersepta
- artrospora
- spora
- biakan dalam medium “Sabouraud Agar”
- dapat dilakukan identifikasi apesies berdasarkan makroskopis koloni
dan mikroskopis
d. Tinea unguium
- Jamur penyebab :
- Trikofiton
- Epidermofiton
- pemeriksaan langsung ditemukan :
- hifa panjang-panjang, sersepta
- artrospora
- spora
(sering sulit ditemukan fragmen jamur)
- biakan dalam medium “Sabouraud Agar”
8
- dapat dilakukan identifikasi spesies berdasarkan makroskopis koloni dan
mikroskopis
2. KANDIDOSIS
3. MIKOSIS PROFUNDA
* Kromoblastomikosis * Histoplasmosis
* Misetoma * “ Coccidioimycosis
* Sporotrikosis * “ South American Blastomycosis”
* Aktinomikosis * “ North American Blastomycosis”
- bahan pemeriksaan :
- pus yang keluar dari fistel
- biopsi jaringan
- sputum
- pemeriksaan langsung :
- preparat basah dengan KOH 10 %
- preparat pengecatan dengan gram
ditemukan :
- “yeast-like”
- filamen hifa
- biakan dalam medium “Sabouraud agar” ;
BHI (“Brain heart Infusion”)
9
D. PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN SEKSUAL (PHS)
1. Sifilis (Lues)
Bahan pemeriksaan tergantung dari stadiumnya.
a. Stadium I
- cara pengambilan :
- Ulkus durum :
- ulkus dibersihkan dengan garam fisiologis
- tepi ulkus ditekan dengan pinset, sampai keluar serum
- Bubo indolen :
- Spuit steril berisi 0,2 cc garam fisiologis disuntikkan secara aseptik
kedalam bubo dan kemudian diisap kembali
- cara pemeriksaan :
- serum/cairan bubo ditaruh di atas gelas obyek (kalau perlu ditambahkan
1 tetes garam fisiologis steril), kemudian tutup dengan gelas penutup
dan siap dilihat di bawah mikroskop medan gelap; T. palida terlihat
berupa spiral halus, bercahaya, bergerak aktif dengan lapangan pandang
gelap
- serum/cairan bubo ditaruh di atas gelas obyek, ditambah tinta cina 2-3
tetes, kemudian dibuat preparat halus (pengecatan Burri), selanjutnya
dilihat di bawah mikroskop biasa; T. palida terlihat berupa spiral halus,
putih pucat dengan latar belakang hitam
b. Stadium II
Bahan pemeriksaan berasal dari :
- serum eksantem sekunder dan diperiksa seperti pada stadium I (medan
gelap, Burri)
- darah untuk pemeriksaan serologi
c. Stadium III
Bahan pemeriksaan berasal dari :
- guma
cara :
- guma diambil dengan biopsi dan diperiksa secara Patologi anatomi
- sediaan langsung dari sekret guma (kecil kemungkinan untuk
menemukan T. palida)
- darah untuk pemeriksaan serologi
d. Stadium IV
Bahan pemeriksaan berasal dari ;
- cairan serebrospinalis (“Lcs”)
cara :
- cairan serebrospinalis diambil dengan fungsi lumbal-ventrikuler
- selanjutnya diperiksa dengan :
= gold aglutinasi (“colloidal gold”) tidak spesifik dan tidak dikerjakan
lagi
= total sel, total protein
= serologi VDRL
- darah untuk pemeriksaan serologi
10
Pemeriksaan serologi Sifilis (Lues)
Terdapat dua macam tes serologi, yaitu :
a. Non Treponemal
b. Treponemal
a. Tes Non-Treponemal
- antigen adalah kompleks dari kardiolipin, lesitin, kolesterol
- antibodi adalah reagin (tidak spesifik)
- macam reaksi yang terjadi ;
a. 1. Flokulasi (VDRL) dan bersifat kwantitatif
a. 2. Presipitasi (KHAN) dan bersifat kwalitatif
a. 3. Aglutinasi (P|RPR) dan bersifat kwalitatif
a. 4. Ikatan Komplemen dan bersifat kwalitatif (WR, KOLMER)
a.1. VDRL
- serum atau cairan serebrospinalis penderita diencerkan 1 : 2 ; 1 : 4 ; 1 : 8 ; 1 : 16
; 1 : 32 dst
- dicampur dengan antigen 1 tetes dan digoyang selama 3-5 menit
- dilihat di bawah mikroskop :
- positif : bila ada gumpalan-gumpalan antigen
- negatif : tidak ada gumpalan, antigen menyebar
a.2. KHAN
- serum penderita dicampur dengan antigen didalam tabung, kemudian dikocok
- hasil :
- positif : bila ada partikel-partikel melayang-layang (pembesaran dibantu
dengan menggunakan cermin cekung) atau berupa endapan (+, ++, +++, ++
++)
- negatif : tidak ada partikel
a.3. RPR (“Rapid Plasma Reagin”)
- serum penderita dicampur antigen
- positif bila ada aglutinasi
a.4. WR / KOLMER
- serum penderita dicampur dengan antigen dan komplemen didalam tabung,
kemudian dimasukkan kedalam “water bath” selama ½ jam (37 C)
- pada tabung tersebut ditambahkan eritrosit kambing dan hemolisin, dimasukkan
kembali kedalam “water bath” selama 2 jam
- hasil :
- positif : bila terjadi pengendapan eritrosit (+, ++, +++, ++++)
- negatif : bila terjadi hemolisis total
b. Tes Treponemal
- antigen adalah T. palida yang virulen atau T. palida strain avirulen
- antibodi adalah antibodi spesifik terhadap treponema (Ig, G, Ig M)
- macam reaksi yang terjadi :
b.1. Imobilisasi (TPI, TPIA)
b.2. Ikatan komplemen (RPCF, TPCF)
b.3. Aglutinasi (TPHA)
b.4. Imunofluoresensi (FTA, FTA-abs)
b.1. TPI (“Treponemal pallidum Immobilization”), TPIA
- serum penderita ditambah antigen T. palida virulen dari kelinci dan dilihat di
bawah mikroskop medan gelap
- positif bila treponema yang semula bergerak aktif kemudian akan berhenti
bergerak (imobil dan mati)
11
b.2. RPCF (“Reiter Protein Complement Fixation”), TPCF (“Treponemal
pallidum Complement Fixation”)
- antigen :
- RPCF menggunakan Treponema strain Reiter
- TPCF menggunakan T. palida virulen dari kelinci
- prinsip pemeriksaan sama
b.3. TPHA (“Treponemal Pallidum hemaglutination Assay”)
- serum penderita ditambah absorben lebih dulu, digoyang kemudian
ditambahkan eritrosit kelinci yang telah disensitisasi dengan treponema
- serum diencerkan 1/40; 1/80; 1/160; 1/320; dst
- hasil :
- positif : bila terjadi hemolise
- negatif : bila terjadi endapan eritrosit pada dasar cekungan
b.4. FTA (“Fluorescent Treponemal Antibody”)
FTA-abs (“Fluorescent Treponemal antibody Absorption”)
- serum penderita dicampur absorben lebih dulu, kemudian ditambahkan pada
antigen treponemayang telah difikser di atas “slide” khusus
- ditambah anti-imunoglobulin yang telah dilabel (fluoresin)
- dilihat dengan mikroskop fluoresensi dengan kondensor medan gelap
- positif bila tampak treponema berpendar dengan latar belakang biru gelap
b. Kronis :
- usia lanjut, malnutrisi, adiksi obat
- infeksi kronis, tuberkulosis, morbus hansen, sirosis hepatis, neoplasma,
penyakit autoimun
12
2. Gonore
- bahan pemeriksaan
Laki-laki :
- pus yang keluar dari muara uretra, pus yang tertinggal dicelana atau kerokan
mukosa uretra
- bila tidak keluar :
- dirangsang dengan masase prostat, yaitu dengan “rectal touche” diraba
kelenjar prostat dan dimasase kekiri – kekanan; sekret yang keluar dari
muara uretra (“OUE”) diperiksa
- dilakukan provokasi, yaitu disuruh minum alkohol, makan daging
kambing, makan pedas-pedas dan sekret yang keluar diperiksa
- sedimen urin
wanita :
- pus yang keluar dari uretra
- bila tidak keluar :
- uretra dimasase dengan “vaginal touche” sehingga keluar sekret
- dengan menggunakan spekulum diambil sekret yang keluar dari muara
serviks, forniks posterior
- masase kelenjar Bartolini
- sedimen urin
- cara pengambilan :
- pus diambil dengan ose steril atau lidi kapas steril
- urin “dipusing” (“centrifuge”) dan diambil sedimennya
- pemeriksaan dilakukan dengan pengecatan dan biakan
- cara pemeriksaan :
a. Pengecatan
- Gram :
- Pus dioleskan di atas gelas obyek dan dibuat sediaan gram
- Dilihat di bawah mikroskop biasa ; Neiseria tampak berupa kokus
berdua-dua, berhadapan, merah (gram negatif), intra seluler atau
ekstraseluler leukosit PMN (biji kopi)
- “Methyleen Blue”
- sediaan digenangi “Methyleen Blue” selama 1-3 menit, cat dibuang,
bilas air dan keringkan
- dilihat di bawah mikroskop biasa ; Neiseria berwarna biru
b. Biakan
- pus ditanam dalam medium Agar Coklat atau “Cystine Trypticase Agar”
atau “Thayer Martin Agar” dan dikeram dalam sungkup mengandung
CO2 kadar 5 %, selama 24-48 jam (37 C)
- hasil biakan : koloni kecil, bulat, transparan
- kemudian dilakukan tes oksidasi dengan cara meneteskan larutan
“tetramethyl (dimethyl) – phenylenediamine hydrochloride” 1 % pada
koloni tersebut ; positif bila terjadi perubahan warna menjadi hitam /
ungu tua
- penentuan spesies dilakukan dengan tes fermentasi gula :
(lihat tabel)
13
c. Pemeriksaan lain untuk gonore :
- tes serologi (ikatan komplemen)
catatan : - khususnya penderita kronis
- tes ini kurang “reliable”
- pemeriksaan imunofluoresensi langsung (DIF)
4. Ulkus Mole
- bahan pemeriksaan :
- ulkus
- cairan pungi bubo
- pemeriksaan :
- pengecatan Gram
- biakan
- tes kutan Ito Reenstierna
- cara pengambilan :
- dengan menggunakan ose steril atau lidi kapas steril diambil sekret dari
dasar tepi ulkus, dengan gerakan satu arah saja
14
- cara pemeriksaan :
- sekret dioleskan satu arah berupa kuman batang pendek yang berderet
(seperti rel kereta api), berwarna merah (Gram negatif)
- biakan dalam medium Agar Coklat yang mengandung “isovitalex” 1 % dan
“Vancomycin”
- tes kutan Ito Reenstierna
- antigen Dmelcos (Hemofilus yang telah dimatikan)
- suntikan 0,1 cc antigen tsb. (“intra cutan”) pada voler lengan bawah dan
kontrol suntikan cairan fisiologis, kemudian ditunggu selama 24-48 jam
- positif bila terdapat undurasi merah dengan penampang lebih dari 5 mm
dan kontrol tidak terjadi reaksi pada bekas suntikan
5. Granuloma Inguinale
- bahan pemeriksaan : dasar ulkus
- pemeriksaan : pengecatan Giemsa
- cara pemeriksaan :
- kerok dasar ulkus
- dibuat sediaan di atas gelas obyek dan cat dengan Giemsa
- “Donovan bodies” tampak sebagai peniti berwarna ungu tua didalam
sitoplasma sel
- cara pemeriksaan :
Klamidia
- material dioleskan di atas gelas obyek, keringkan dan fikser dengan metil
alkohol absolut, selama 5 menit
- genangi larutan Giemsa 1/40 (baru) selama 1 jam
- sisa cat buang, bilas dengan larutan Bufer pH 7,2 dan keringkan ; dilihat di
bawah mikroskop
- cari “inclusion bodies’ (“intracytoplasmic” dan basofilik)
- untuk biakan Klamidia (lihat LGV)
15
Mikoplasma
- material dicat dengan Gram atau Giemsa
- tampak kuman pleomorfik gram negatif (merah)
- biakan Mikoplasma dalam medium “PPLO Agar”, dikeram 48-96 jam (37
C)
- tampak koloni bulat, granuler, kecil
- strain T butuh urea 10 % ; sangat kecil disebut “Ureaplasma Urealyticum”
- pemeriksaan :
- pengecatan Gram, Giemsa
- preparat basah dengan NaCl fisiologis, KOH 10 %
- biakan
- cara pengambilan :
- apusan sekret dengan lidi kapas steril
- cara pemeriksaan :
Sekret uretra
- buat preparat awetan dan di cat Gram
cari :
- Stafilokokus
- Streptokokus
- Korinebakterium vaginale
- “Yeast-like cell:, blastospora
tampak sebagai Gram positif
- buat preparat Giemsa
cari :
- Trikomonas : bentuk lonjong dengan inti warna merah
- Leukosit PMN lebih dari 5 sel / LP
- buat preparat basah dengan NaCl fisiologis
cari :
- Trikomonas vaginale
- “Gardnerella vaginalis”
tampak bergerak aktif, flagela dapat terlihat
- buat preparat basah dengan KOH 10 %
cari :
- “Yeast-like cll”, blastospora, pseudohifa
Urin
- tes thomson (2 gelas)
- urin dipusing (“centrifuge”) dan sedimen diperiksa
cari :
- Leukosit PMN 15 sel / LP
- Trikomonas
16