Anda di halaman 1dari 4

Nama : Nisa

NIM : P17334121429
Prodi/Kelas : D4 - 2A
Mata Kuliah : Mikologi

“Pityriasis Versicolor”

Jamur Penyebab
Pityriasis versikolor adalah infeksi jamur superfisial pada lapisan tanduk kulit yang disebabkan
oleh Malassezia furfur yang biasa di sebut panu. Infeksi ini bersifat menahun, ringan, dan biasanya
tanpa peradangan. Pityriasis versikolor sering mengenai muka, leher, badan, lengan atas, ketiak,
paha, dan lipat paha. Kelainan kulit pada pityriasis versikolor sangat superfisial dan ditemukan
terutama di badan berupa bercak warna warni. Jamur Malassezia furfur sebagai penyebab infeksi
Pityriasis versikolor ini merupakan merupakan jamur dimorfik lipofilik yang tergolong flora
normal dan dapat diisolasi dari kerokan kulit yang berasal dari hampir seluruh area tubuh terutama
di area yang kaya kelenjar sebasea seperti dada, punggung dan area kepala.
Morfologi
Secara mikroskopik, sel Malassezia berupa sel sel bulat, bertunas, berdinding tebal, hifanya
berbatang pendek dan tidak lurus. Bila dilihat dari kerokan kulit, Malassezia furfur tampak sebagai
sel-sel berupa ragi yang berbentuk bulat atau oval dengan diameter 3 sampai 8 µm berdinding tebal
dan berkelompok. Selain sel-sel ragi tampak pula pseudohifa pendek dengan ujung tumpul.
Malassezia furfur tumbuh sebagai koloni berupa ragi berwarna krem sampai coklat muda. Dari
pemeriksaan mikroskopis sisik jamur Pitiriasis versikolor hampir selalu berdinding tebal, bentuk
bulat, dan tunas dari dasarnya berbentuk sempit sesuai gambaran M. globosa dan mycelium
bersepta dan tersusun atas filamen tipis.

Siklus hidup
Siklus hidup jamur patogen jamur Malassezia furfur sekitar 28 hari. Proses pengelupasan kulit
biasanya tidak diperhatikan. Akibat aktivitas vital, asam lemak bebas timbul yang mengiritasi kulit
dan menyebabkan pengelupasannya. Reproduksi bersifat aseksual, membentuk spora. Ini adalah
spesies parasit atau komensal dari kulit manusia dan mamalia lainnya. Awal infeksi jamur tampak
sebagai sel ragi (saprofit) dan setelah sel ragi menjadi miselium (hifa) maka akan berubah menjadi
patogen sehingga menyebabkan timbulnya lesi di kulit.
Gejala Klinis
Versikolor adalah infeksi jamur superfisial pada kulit yang disebabkan oleh M.furfur atau
Pityrosporum orbiculare dan ditandai dengan adanya makula di kulit, disertai rasa gatal. Timbul
Lesi khas pitiriasis versikolor berupa makula, plak, atau papul folikular dengan beragam warna,
hipopigmentasi, hiperpigmentasi, sampai eritematosa, berskuama halus di atasnya, dikelilingi kulit
normal dan penderita merasakan gatal ringan saat berkeringat.

Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan yang dilakukan seperti kultur jamur dan pemeriksaan mikroskopis dengan spesimen
kerokan kulit dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis pitiriasis versikolor, Beberapa
pemeriksaan penunjang lain juga dapat dilakukan untuk membantu diagnosis seperti pemeriksaan
dengan lampu wood dan uji biokimia

a. Pemeriksaan mikroskopik

Bahan :
Kerokan kulit dari pusat lesi

Reagen :
 Kalium hidroksida 10-20%
 Metylen blue
 Tinta parker
 Lactophenol cotton blue
 KOH 10%
 Mikroskop

Prosedur :
1. Kerokan kulit diratakan pada kaca preparat, pertama dilarutkan dengan kalium
hidroksida 10-20%
2. Kemudian diwarnai dengan pewarnaan biru metilen, tinta parker atau biru laktofenol.
3. Ciri khas dari pemeriksaan mikroskopik pitiriasis versikolor adalah gambaran “spaghetti
and meat balls” (sel-sel yeast yang beragam yaitu berbentuk bulat, oval, elips, silindris,
sel-sel bulat kecil)

1. Kerokan kulit di tampung dengan menggunakan cawan petri steril


2. Diteteskan larutan KOH 10% pada kaca objek
3. Dipanaskan ose ke lampu spritus, ujung ose dibasahi dengan larutan KOH 10% lalu
diambil spesimen menggunakan ose
4. Spesimen diletakkan pada tetesan larutan KOH 10% kemudian ditutup dengan kaca
penutup
5. Dilewatkan sediaan tersebut beberapa kali diatas nyala api, periksa dibawah mikroskop

Lactopenol blue KOH 10%

b. Kultur media

Bahan :
Kerokan kulit dari lesi

Reagen / media :
 Agar Sabouraud dekstrosa (ASD)
 Tween 20, 40, 60, 80
 Cremophor EL

Prosedur
1. Isolasi awal jamur Malassezia yakni skuama digores pada medium agar Sabouraud
dekstrosa yang ditambahkan butter oil pada tabung atau cawan petri
2. Inkubasi pada suhu 32-34 C
3. Amati pertumbuhan koloni jamur setiap hari sampai hari ke-14
4. Medium agar Sabouraud dekstrosa yang ditambahkan butter oil, dibuat plong dengan
diameter 2 mm
5. Isi dengan Tween 20, 40, 60, 80 dan Cremophor EL
6. Media 5 disimpan pada suhu kamar selama 7-10 hari pada suhu 32-34⁰C yakni pada
lingkungan yang lembab
c. Lampu wood

Alat & Bahan :


 Kerokan kulit
 Lampu merkuri
Prosedur :
1. Lampu merkuri bertekanan tinggi yang memancarkan ultraviolet A
2. Cahaya akan diserap oleh melanin dan menghasilkan fluoresensi karakteristik dalam
kondisi patologis

d. Pemeriksaan biokimia
Terdiri dari uji katalase

Bahan :
Spesimen kultur (tidak langsung dari kerokan lesi)

Reagen :
 Hidrogen peroksida 3 %

Prosedur :
1. Teteskan larutan hidrogen peroksida 3% diteteskan sebanyak 2-3 tetes pada spesimen
jamur yang diletakkan di atas gelas obyek
2. Campur dan amati terbentuknya gelembung udara atau tidak

Anda mungkin juga menyukai