Anda di halaman 1dari 30

PEMERIKSAAN

adalah

Serangkaian kegiatan:
➢Menghimpun
➢Mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang
dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan
standar pemeriksaan

untuk

➢ Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan


➢ Tujuan lain dalam rangka melaksanakan Ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Perpajakan
MENGUJI KEPATUHAN
Meliputi

➢ SPT Lebih Bayar


➢ SPT Rugi
➢ SPT tidak disampaikan/terlambat
➢ Penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi,
pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia
untuk selamanya
➢ Indikasi adanya kewajiban perpajakan WP yang
tidak terpenuhi
TUJUAN LAINNNYA
Meliputi

• Pemberian NPWP secara jabatan


• Penghapusan NPWP
• Pengukuhan PKP dan pencabutan PKP
• WP mengajukan keberatan
• Pengumpulan bahan untuk penyusunan Norma
Perhitungan Penghasilan Neto
• Penentuan WP berlokasi di daerah terpencil
• Penentuan satu atau lebih tempat terutang PPN
• Penagihan pajak
• Saat mulai produksi sehubungan dengan fasilitas
perpajakan
• Penghindaran Pajak Berganda (P2B)
SURAT PERINTAH
PEMERIKSAAN

UNTUK KEPERLUAN
PEMERIKSAAN

PETUGAS PEMERIKSA HARUS MEMILIKI TANDA


PENGENAL PEMERIKSA & DILENGKAPI SURAT
PERINTAH PEMERIKSAAN

HARUS DIPERLIHATKAN KEPADA WAJIB PAJAK YANG


DIPERIKSA
4
KEWAJIBAN WAJIB PAJAK YANG
DIPERIKSA

a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan


buku/catatan/dokumen
b. Memberikan kesempatan memasuki tempat atau
ruangan yang dipandang perlu
c. Memberikan bantuan untuk kelancaran
pemeriksaan
c. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas SPT
hasil pemeriksaan
d. Memberikan keterangan lisan atau tertulis
5
TEMPAT DAN LINGKUP PEMERIKSAAN

• Kantor Direktorat Jenderal Pajak (pemeriksaan


kantor)
• Tempat kegiatan WP (pemeriksaan lapangan)
• Lingkup pemeriksaannya dapat meliputi satu
jenis pajak, beberapa jenis pajak, atau seluruh
jenis pajak
• Untuk tahun-tahun yang lalu maupun untuk
tahun berjalan
SANKSI BAGI WP SEHUBUNGAN PEMERIKSAAN
A SANKSI ADMINISTRASI

1 SKPKB
a. SPT Tepat Waktu PKB + Bunga 2% maksimal
24 bulan
b. SPT Terlambat
WPOP/Badan
- WPOP/Badan → PKB + kenaikan 50%
- WP PPh 21 PKB + kenaikan 100%
- WP PPN PKB + kenaikan 100%
2 SKPN Jika pajak terutang = kredit
pajak
3 SKPLB Jika pjk dibayar > pajak
terutang
4 SKPKBT SKPKB + kenaikan 100%
 SPT TEPAT WAKTU → PAJAK KURANG BAYAR
Contoh:
SPT PPh WPOP tahun 2016 dimasukkan tanggal 31 Maret
2017. Pada bulan April tahun 2020 dilakukan pemeriksaan
terdapat PKB Rp20.000.000,00.
Bunga = 2% x Rp20.000.000 x 24 bulan
= Rp9.600.000,00
PKB = Rp20.000.000,00

 SPT TERLAMBAT → PAJAK KURANG BAYAR


Contoh:
SPT PPh Badan tahun 2018 dimasukkan tanggal 5 Mei 2019.
Pada bulan Mei 2020 dilakukan pemeriksaan terdapat pajak
KB Rp20.000.000,00.
Sanksi kenaikan = 50% x Rp20.000.000,00
= Rp10.000.000,00
PKB = Rp20.000.000,00
 SPT PPh Pasal 21
Contoh:
SPT PPh 21 tahun 2018 dimasukkan tanggal 5 Mei 2019.
Pada bulan Juni 2020 dilakukan pemeriksaan terdapat
pajak KB Rp20.000.000,00
Sanksi kenaikan=100% x Rp20.000.000,00= Rp20.000.000
PKB = Rp20.000.000,00

 SPT PPN/PPnBM
Contoh:
SPT PPN dimasukkan terlambat dan setelah dilakukan
pemeriksaan terdapat pajak KB Rp20.000.000,00
Sanksi kenaikan = 100% x Rp20.000.000,00
= Rp20.000.000,00
PKB = Rp20.000.000,00
B. SANKSI PIDANA

Dokumen palsu/tidak Pidana maksimum 6



meminjamkan tahun dan denda
catatan maksimum 4x PKB
TINDAK LANJUT KEWAJIBAN WP DAN
FISKUS SETELAH PEMERIKSAAN
• PRODUK HUKUM SKPKB
Bagi WP
- Melunasi (dalam jangka 1 bulan dari SKPKB)
- Permohonan angsuran/penundaan
- Surat keberatan
- Banding

Bagi Fiskus
- Memberi tahu Seksi Penagihan → sudah bayar
- Surat teguran → 7 hari dari tanggal jatuh tempo
- Membuat surat keputusan → sesuai permohonan
11
• PRODUK HUKUM SKPLB
- Fiskus menerbitkan Surat Perintah
Membayar Kelebihan Pajak (SPMKB) → 1
bulan
- SPMKB lebih 1 bulan → Fiskus memberi
bunga 2% / bulan

• PRODUK HUKUM SKPN


- Bagi WP SPT dianggap benar
- Jika ada data baru → fiskus menerbitkan
SKPKBT
12
PENYIDIKAN

Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik


untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di
bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.

13
PENYIDIKAN TINDAK PIDANA
DI BIDANG PERPAJAKAN

SERANGKAIAN TINDAKAN YANG


DILAKUKAN PENYIDIK

UNTUK MENCARI DAN


MENGUMPULKAN BUKTI

MEMBUAT KESIMPULAN
TINDAK PIDANA MENEMUKAN
DI BIDANG TERSANGKANYA
PERPAJAKAN
PPNS DJP
Penyidik Pegawai Negeri Sipil

diangkat oleh Pejabat


yang berwenang sebagai
Penyidik

mempunyai wewenang khusus


melakukan penyidikan tindak
pidana di bidang perpajakan

Dilaksanakan sesuai dengan


KUHP
PELAKSANAAN PENYIDIKAN

PPNS

Pemberitahuan saat Penyampaian atas hasil


dimulainya penyidikan penyidikan

Melalui Penyidik pejabat Polisi Negara RI


kepada Jaksa Penuntut umum

SESUAI KETENTUAN KUHP


16
a. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti
keterangan/laporan tindak pidana perpajakan

b. Meneliti, mencari, dan mengumpulkan keterangan mengenai


orang pribadi/badan tentang kebenaran perbuatan yg dilakukan
W
e c. Minta keterangan dan bahan bukti dari OP atau badan
w
e d. Memeriksa buku / catatan dan dokumen lain
n
a e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti
n
g f. Meminta bantuan tenaga ahli

P g. Menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan


e ruangan saat pemeriksaan
n
y h. Memotret seseorang
i
d i. Memanggil orang sebagai saksi atau tersangka
i
k j. Menghentikan penyidikan

k. Melakukan tindakan lain yang perlu menurut hukum


17
PENGHENTIAN PENYIDIKAN

PPNS JAKSA AGUNG


Atas permintaan Menteri Keuangan
untuk kepentingan penerimaan negara
paling lama dalam jangka waktu 6
bulan sejak tanggal surat permintaan

➢Tidak cukup bukti Dengan syarat:


➢Bukan tindak pidana • Setelah WP melunasi pajak yang
➢Daluarsa tidak atau kurang bayar
➢Tersangka meninggal dunia • Sanksi administrasi berupa denda
sebesar 4x jumlah pajak yang
tidak atau kurang bayar
SANKSI PIDANA
• Tidak memberi/memberi keterangan/bukti tidak benar:
pidana maksimum 1 tahun dan denda maksimum
Rp25.000.000,00
• Menghalangi/mempersulit penyidikan: pidana maksimum
3 tahun dan denda maksimum Rp75.000.000,00
• Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban memberi
data/keterangan: pidana maksimum 1 tahun atau denda
maksimum 1 Milyar
• Tidak terpenuhinya pejabat atau pihak lain: pidana
maksimum 10 bulan atau denda maksimum
Rp800.000.000,00
• Tidak memberikan data yang diminta Direktorat Jenderal
Pajak: pidana maksimum 10 bulan atau denda maksimum
Rp800.000.000,00
• Menyalahgunakan data dan informasi: pidana Maksimum 1
tahun atau denda maksimum Rp500.000.000,00
PELAKU TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

• Wakil/kuasa/pegawai WP atau pihak yang


menyuruh/menganjurkan/membantu WP →sanksi pidana

• Pihak ketiga lainnya

SANKSI PEJABAT PEMERIKSA

ALPHA (LALAI): pidana maksimum 1 tahun dan denda


maksimum Rp25.000.000,00

SENGAJA: pidana maksimal 2 tahun dan denda maksimum


Rp50.000.000,00
TATA CARA PERMOHONAN PENGANGSURAN
DAN PENUNDAAN PEMBAYARAN PAJAK
PERMOHONAN PENGANGSURAN/PENUNDAAN
PEMBAYARAN PAJAK

SYARAT

➢Permohonan diajukan secara tertulis kepada Kepala KPP


tempat WP terdaftar
➢Permohonan diajukan sebelum jatuh tempo pembayaran pajak
berakhir
➢Setiap STP/SKPKB/SKPKBT diajukan satu surat
➢Mencantumkan jumlah angsuran dan penundaan
➢Mencantumkan jenis dan jumlah jaminan barang
TINDAK LANJUT DJP

• Memberi tanda terima permohonan


• Meneliti kebenaran dan kelengkapan
• Menerbitkan SK angsuran/penundaan dalam waktu
10 hari sejak tanggal permohonan
• SK angsuran/penundaan mencantumkan
a. Jumlah angsuran/penundaan
b. Jumlah bunga → meskipun ada SK
c. Tanggal jatuh tempo pembayaran

• Masa angsuran maksimum 12 bulan


• STP, SKPKB, SKPKBT setelah diterbitkan SK tidak
bisa dimohonkan angsuran lagi
SURAT KETETAPAN PAJAK

SURAT KETETAPAN PAJAK

SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR


(SKPKB)
SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR
TAMBAHAN (SKPKBT)
SURAT KETETAPAN PAJAK NIHIL (SKPN)

SURAT KETETAPAN PAJAK LEBIH BAYAR


(SKPLB)

23
PERMOHONAN KEBERATAN

• Keberatan adalah sarana penyelesaian sengketa pajak pada


tingkat internal Direktorat Jenderal Pajak (KPP, Kanwil, Kapus
DJP)

• Prinsip keberatan adalah lembaga penyelesaian sengketa


pajak yang bersifat material

• WP mengajukan keberatan atas → SKPKB, SKPKBT, SKPLB,


SKPN, Pungutan oleh pihak ketiga (tidak termasuk STP)

• Secara material WP dapat mengajukan keberatan atas: jumlah


rugi yang ditetapkan fiskus, jumlah besarnya pajak,
pemotongan, atau pemungutan.
PENGAJUAN KEBERATAN

• Diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia

• Jumlah pajak terutang/jumlah rugi/jumlah dipungut

• Alasan yang jelas → terkait dengan materi keberatan

• Diajukan dalam waktu 3 bulan sejak tanggal Surat Ketetapan

• Satu jenis keberatan diajukan satu surat

• Surat Permohonan tidak memenuhi syarat →tidak


dipertimbangkan
TINDAK LANJUT SURAT KEBERATAN

• Keputusan paling lambat 12 bulan

• Sebelum terbit SK, WP dapat mengajukan alasan


tambahan

• Isi SK: - Menerima seluruhnya/sebagian


- Menolak
- Menambah pajak terutang

• Lewat 12 bulan tidak ada SK dianggap dikabulkan


BANDING

• Wewenang Pengadilan Pajak

• Sengketa pajak → antara WP dengan pejabat yang


berwenang mengeluarkan keputusan

• Keputusan → penetapan tertulis di bidang perpajakan yang


dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang

• Pajak → semua jenis pajak (pajak pusat maupun daerah)

• Pejabat berwenang → Direktorat Jenderal Pajak, Direktorat


Jenderal Bea Cukai, Gubernur, Bupati/Walikota
PERMOHONAN BANDING

• Permohonan tertulis → Badan Peradilan Pajak (BPP)


• Diajukan dalam Bahasa Indonesia
• Diajukan dalam waktu 3 bulan setelah tanggal SK
Keberatan
• Salinan SK Keberatan harus dilampirkan
• Mengajukan banding → tidak menunda
pembayaran
• Keputusan BPP merupakan keputusan khusus
PTUN
TINDAK LANJUT BANDING

Apabila banding diterima seluruhnya/ sebagian,


maka:

• Kelebihan pembayaran dikembalikan


• Direktorat Jenderal Pajak memberi bunga 2% per
bulan → maksimum 24 bulan
the end

Anda mungkin juga menyukai