Anda di halaman 1dari 24

ANALISA PROSES INTERAKSI

Klien : Tn S
Umur : 26 Tahun
Status Interaksi : Interaksi pertama, fase perkenalan
Lingkungan : Diruang makan, duduk berhadapan, jarak + 0,5 meter, suasana tenang.
terdapat klien lain tetapi tidak mengganggu interaksi perawat dengan klien.
Diskripsi Klien : Klien memakai pakaian seragam dari RSJD DrAmino GondhoUtomo, yaitu baju lengan pendek dan
Celana panjang kotak-kotak berwarna merah muda, klien bersih tapi tidak begitu rapi, rambut pendek
tidak rapi, kuku panjang agak kotor, terdapat luka pada tangan, tidak memakai sandal, klien hipoaktif,
ekspresi wajah tenang, pandangan mata tampak kosong, kontak mata dengan perawat agak kurang.
Tujuan interaksi : - Terbina hubungan saling percaya antara perawat dan klien
- Klien dapat mengenal perawat dan mampu untuk memperkenalkan diri
- Klien dapat menjelaskan perasaannya saat ini
- Klien dapat menjelaskan alasan masuk ke RSJ
Tanggal : 14 Juni 2005, Pukul 09.00 – 09.30 WIB
Ruang : X RSJD Dr Amino GondhoUtomo Semarang.

1
Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat pada Analisa Berpusat pada Rasionalisasi
Perawat Klien
P : “selamat pagi mas, P : Memberi salam sebagai ijin Ucapan salam, kontak mata,
boleh duduk di sini?” kontak mata, menghadap ke untuk melakukan interaksi. jabatan tangan dan sikap
klien, badan agak sedikit badan perawat yang agak
membungkuk, berjabat membungkuk merupakan
tangan dan tersenyum. langkah awal untuk membina
hubungan saling percaya
K: dengan klien.
Menoleh dan Memandang Memberi perhatian tetapi
perawat, Kontak mata masih menunjukkan belum
sebantar, berjabat tangan. adanya kesiapan

K : “ selamat pagi mbak, ya K:


silahkan” Pandangan mata tidak Menerima kehadiran perawat Klien memberikan respon
terfocus pada perawat, tetapi masih ragu. terhadap perawat
ekspresi wajah datar, menunjukkan klien mau
menjabat tangan perawat. berinteraksi dengan perawat.

P:
Mempertahankan kontak Memberi perhatian kepada
mata, membungkuk kearah klien dan menunjukkan sikap
klien dan tersenyum. siap untuk berinteraksi.

P: P:
“mas perkenalkan nama Duduk didepan klien, Mencoba memulai suatu Menyebutkan identitas dan
saya nurul, mas bisa Menatap klien, tersenyum. hubungan. keberadaan perawat dapat
memanggil nama saya meningkatkan jalinan
mbak nurul, saya K: hubungan interaksi dengan
mahasiswa PSIK UNDIP, Menatap perawat sebentar, Klien duduk berhadapan klien sehingga terbentuk rasa
kalau boleh kenalan, nama dan mengalihkan dengan perawat kelihatan trus dengan perawat.
mas siapa? Dan senang pandangannya melihat TV, agak ragu
dipanggil bagaimana? membenarkan posisi duduk.

2
K: K:
“nama saya S, panggil saja Kontak mata dengan Menerima perkenalan dan Penjelasan tentang nama
S” perawat, ekspresi wajah datar memperkenalkan diri. menunjukkan kesediaan
lalu menunduk. untuk membuka pembicaraan

P:
Tersenyum, Menghargai perkenalan
mempertahankan kontak klien, mempertahankan
mata serta perhatian penuh komunikasi.
pada klien.

P: P:
“ O… namanya S, baiklah Duduk dihadapan klien, Berharap klien mau Menjelaskan posisi perawat
kalau begitu saya akan mempertahankan kontak menerima perawat dan mau merupakan kontrak awal
panggil dengan mas S saja. mata, menunjukkan ekspresi menerima perawat sebagai dengan pasien untuk
Mas S selama 2 minggu ini wajah yang bersahabat. teman untuk menyelesaikan membantu masalah klien.
saya akan merawat mas S, masalahnya. Klien tampak ragu-ragu
saya dinas mulai jam 07.00 K: dengan keberadaan perawat.
– 14.00 WIB, jadi selama 2 Menatap perawat sebentar,
minggu ini saya akan jadi mengalihkan pandangan
teman mas S, kalau ada keluar, tangan memegangi
masalah mas S bisa pipi.
bercerita dengan saya”

K: K:
“ iya” Menatap perawat, merubah Klien menerima keberadaan Ucapan klien (iya)
posisi duduk bersandar ke perawat. menunjukkan klien mau
kursi. menerima kehadiran perawat
untuk membantu masalah
P: yang dihadapi oleh klien.
Mempertahankan kontak
mata, tersenyum pada klien.
Berharap dapat melanjutkan
pertemuan.

3
P: P:
“mas S, untuk lebih saling Menatap wajah klien dan Membuat kontrak untuk Meminta persetujuan dari
mengenal, bagaimana kalau mempertahankan kontak berinteraksi dengan klien. klien akan meningkatkan
sekarang kita berbincang- mata, menunjukkan wajah harga diri klien.
bincang?” bersahabat, menggeser
tempat duduk lebih dekat
dengan klien.

K:
Menatap wajah perawat
sebentar kemudian Ada keraguan pada diri klien
mengalihkan pandangannya
ke TV.

K : K:
“iya mbak” Kontak mata dengan perawat Klien setuju dengan kontrak Menerima informasi dengan
sebentar, mengangguk. yang ditawarkan perawat tingkah laku yang
untuk berinteraksi. menunjukkan penerimaan
hubungan saling percaya.
P:
Mempertahankan kontak Berharap klien membuka
mata, ekspresi wajah senang diri untuk berkomunikasi
klien mau menjawab” dengan perawat.

P: P:
“Hari ini kita akan Kontak mata dengan pasien, Melakukan kontrak waktu Pemberian informasi serta
berbincang-bincang menunjuk ruang tengah dan dan tempat dengan klien. kontrak yang jelas akan
bagaimana kalau 30 menit? teras, tersenyum, bicara jelas. membuat klien merasa lebih
mas S lebih senang nyaman serta klien dapat
bincang-bincang dimana? K: mengerti tentang apa yang
Di teras atau sambil lihat Memandang perawat Klien tampak ragu untuk akan dilakukan oleh perawat
TV?” sebentar selanjutnya menjawab. terhadap diri klien.
memandang keluar,

4
pandangan mata tidak
terfokus.
K: P: Dengan memberikan
“terserah, Disini saja mbak Wajah menunjukkan ekspresi Menunjukkan perhatian alternatif pilihan kepada
sambil nonton TV” senang, mempertahankan dengan rasa senang klien klien memudahkan klien
kontak mata dengan klien, mau berinteraksi dengan untuk mengambil keputusan
menganggukkan kepala. perawat, berharap hal ini dan diharapkan klien dapat
menjadi langkah awal untuk memilih tempat yang
membina trus dengan klien. nyaman untuk dapat
K: berbincang-bincang.
Kontak mata sebentar, Klien bingung tentang hal
mengalihkan pandangan ke yang akan dibicarakan.
televisi sambil sesekali
tangan membenarkan taplak
meja, diam.

P :
“ mas S, sebelum kita P : Dengan Memberi
berbincang-bincang ada Mempertahankan Kontak Memberi kesempatan klien kesempatan kepada klien
yang mau ditanyakan mata dengan klien. untuk bertanya. untuk mengklarifikasi
dulu?” sesuatu hal diharapkan klien
K: merasa mempunyai hak yang
Melihat keluar, tangan Bingung hal apa yang akan sama dengan perawat untuk
memegangi kening, ditanyakan. bertanya.
menunduk.

K : K :
“tidak mbak” Menatap perawat sebentar, klien belum dapat menerima Hubungan saling percaya
mengalihkan pandangannya perawat sepenuhnya belum terbina
keluar.

P :
Mendengarkan jawaban klien
dan tetap Mempertahankan Memahami kebingungan

5
kontak mata. klien tentang hal yang akan
ditanyakan.

P: P:
“baiklah kalau tidak ada Memelihara kontak mata, Memberi kesempatan pada Pertanyaan terbuka
yang mau ditanyakan, tersenyum, bicara jelas dan klien untuk mengungkapkan diharapkan klien dapat
sekarang saya yang akan dapat dipahami. perasaannya saat ini. mengungkapkan perasaan
tanya pada mas S yang dirasakannya sekarang
bagaimana perasaan mas S K: dengan jelas.
hari ini?” Menatap perawat sebentar, Klien tampak berpikir dan
menoleh keluar lalu melihat ragu-ragu untuk menjawab.
televisi.

K:
“biasa saja, baik lah mbak” K: Pengungkapan perasaan
Menatap perawat sebentar Ada keraguan pada klien merupakan respon awal klien
lalu memandang keluar, terhadap jawaban yang untuk berinteraksi.
tangan memegangi kening. diberikan.

P: Perawat berharap klien


Mempertahankan kontak berbicara sesuai apa yang
mata, mendengarkan dirasakan klien.
jawaban klien dengan
seksama.

P: Menstimulus klien terhadap


“ Mas S tahu sekarang ada P: Berharap klien dapat orientasi tempat.
dimana?” Menatap klien, bertanya mengidentifikasi keberadaan
dengan hati-hati intonasi klien saat ini.
suara pelan dan jelas,
tersenyum.

K:
Mendengarkan pertanyaan Klien ragu-ragu untuk

6
perawat, tidak ada kontak menjawab tentang keadaan
mata, melihat kesekeliling diri klien saat ini.
ruangan.

K: Orientasi tempat klien baik.


“tahu mbak, diRumah Sakit K: Klien dapat mengidentifikasi
Jiwa Semarang” Menatap keluar dan keberadaannya saat ini.
menunduk, tangan
memegangi keningnya.

P:
Mendengarkan jawaban Memberi perhatian dan
klien, menatap klien. menunjukkan sikap empati.

P:
“iya betul, ini ada di RSJ P: Menyakinkan keberadaan
Semarang tepatnya di Menatap klien menunjukkan Berharap klien dapat klien serta Memberikan
daerah Pedurungan. Mas S wajah berempati, bertanya mengidentifikasi alasan pertanyaan terbuka tentang
tahu kenapa dibawa dengan hati-hati intonasi dibawa keRSJ. alasan klien dibawa ke RSJ
kesini ?” suara pelan dan jelas. dapat mengetahui kesadaran
diri klien terhadap
K: penyakitnya.
Mendengarkan pertanyaan Mencoba berpikir untuk
perawat, tidak ada kontak menjawab pertanyaan
mata, memandang keluar, perawat.
tangan memegang kening.

K: K:
“Sakit jiwa ya mbak” Menundukkan kepala, bicara Klien malu dengan penyakit Kesadaran klien tentang
dengan suara pelan. yang dialaminya. penyakitnya dapat
mempengaruhi harga diri
P: klien.

7
Mempertahankan kontak Senang klien dapat
mata, tersenyum, mengetahui alasan dirawat di
mendengarkan jawaban Rumah Sakit.
klien.

P: P:
“mas S tahu apa itu sakit Mempertahankan kontak Memberi kesempatan klien Menggali kemampuan klien
jiwa? Maaf mas S, Kalau mata dengan klien, bertanya untuk mengungkapkan untuk mengemukakan
boleh tahu apa yang mas S dengan suara pelan, ekspresi alasan masuk RSJ. kesadaran klien tentang
lakukan sehingga dibawa wajah menunjukkan alasan dibawa ke RS.
kesini?” keseriusan, diam menunggu
jawaban klien.

K:
Menatap perawat, Klien bingung dengan
mengalihkan pandangan pertanyaan perawat dan ragu
keluar, tangan memegang untuk menjawab.
keningnya.

K: P:
“gangguan mental ya mbak. Mendengarkan jawaban klien Mengamati dan memahami Menggali masalah klien
Enggak tahu mbak (diam dengan serius, bahasa tubuh kebingungan untuk mengetahui faktor
beberapa saat ) mungkin mempertahankan kontak klien. pencetus masalah klien
apa karena saya memecah mata.
kaca ya mbak”
K:
Menunduk, tangan Klien tampak sedih dengan
memegangi kening. kondisinya.

P: P:

8
“mas S malu dengan Mempertahankan kontak Berharap klien dapat Kesadaran klien tentang
keadaan mas S yang mata dengan klien, bertanya mengatakan jawabannya penyakitnya dapat
mengalami gangguan dengan suara pelan, ekspresi dengar jujur. mempengaruhi harga diri
jiwa?” wajah menunjukkan klien.
keseriusan.

K: Klien bingung dengan


Menatap perawat, pertanyaan perawat, klien
menunduk, tangan ragu untuk menjawab.
memegang keningnya.

K: K: Klien bingung saat Klien mengungkapkan


“tidak mbak, sudah takdir” Klien menjawab dengan memberikan jawaban. perasaan tentang
suara pelan, pandangan mata penyakitnya.
tampak kosong.

P:
Mendengarkan jawaban Ragu apakah yang
klien, menatap mata klien. diungkapkan oleh klien
jawaban yang sebenarnya.

P: P:
“maaf mas S kalau boleh Menunggu jawaban dari Berusaha memahami bahasa Ketidakpuasan terhadap
tahu, apakah mas S puas klien dengan tubuh klien, Berharap klien kondisi tubuh merupakan
dengan kondisi badan mas mempertahankan kontak dapat mengungkapkan hal tanda adanya gangguan
S yang sekarang?” mata, memberi kesempatan yang sebenarnya dialami gambaran diri.
klien untuk berpikir. oleh klien.

K:
Menatap perawat sebentar,

9
menyandarkan badan di
kursi, kontak mata dengan Menanggapi pertanyaan
perawat. perawat dengan baik.

K: K: Menilai bahwa kondisi Jawaban klien menunjukkan


“ya bersyukur mbak” Klien menjawab dengan tubuhnya merupakan klien mempunyai gambaran
suara pelan, pandangan mata anugrah tuhan. diri yang cukup baik.
menatap keluar.

P:
Mendengarkan jawaban Senang klien dapat
klien, mempertahankan memberikan jawaban sesuai
kontak mata. yang diharapkan oleh
perawat.

P: P:
“Mas S sesuai kontrak kita Menatap klien sambil Memberikan pilihan kepada Pertanyaan yang
tadi kita sudah berbincang- menunjuk jam, memberi klien untuk mengungkapkan memberikan Alternatif
bincang selama 20 menit, kesempatan klien untuk pilihannya. pilihan diharapkan dapat
mas S masih mau menjawab. memberikan kebebasan
berbincang-bincang dengan pasien untuk memilih.
saya atau kita lanjutkan K:
besok?” Melihat jam, menatap Klien menerima informasi
perawat sebentar, lalu yang diberikan oleh perawat.
menatap keluar.

K: K:

10
“dilanjut saja mbak, saya Menatap perawat, Dapat mengekspresikan ide Jawaban klien menunjukkan
senang bisa bicara dengan membenarkan posisi duduk. untuk tetap berbincang klien sudah percaya dengan
mbak N dari pada dengan perawat. perawat.
ngalamun” P:
Menatap klien, tersenyum Sudah terbina hubungan
kepada klien. saling percaya antara
perawat dan klien.

P: P: Klarifikasi, Berharap dapat Menggali kesadaran klien


“ baiklah kalau begitu, tadi Menatap klien, Bicara jelas, mengungkapkan alasan untuk mengetahui faktor
mas S bercerita kalau menunjukkan sikap empati. memecah kaca sehingga pencetus masalah yang
memukul kaca khan? kalau dapat mengidentifikasi dialami klien
boleh saya tahu masalah yang dihadapi klien.
Memangnya kenapa mas S
sampai mumukul kaca? K:
Ada masalah apa? “ Menatap keluar, ekspresi Berpikir untuk memikirkan
wajah seperti memikirkan jawaban.
sesuatu.

K: K: Mengekspresikan ide tetapi Penggunaan teknik


“tidak tahu mbak Saya Menundukkan wajah, tidak tahu bagaimana komunikasi empati dapat
bingung” tampak bingung dan menyampaikan secara membuat klien merasa aman
mengingat-ingat. verbal. disisi perawat.

P:
Mempertahankan kontak Berusaha untuk lebih
mata dengan pasien. memperbaiki komunikasi
sehingga pasien dapat
mengungkapkan
perasaannya.

11
P: P: Menggali masalah klien
“coba diingat-ingat lagi Menatap klien, menunjukkan Dengan menunjukkan sikap untuk menimbulkan rasa
kenapa mas S sampai ekspresi wajah bersahabat, bersahabat, komunikasi yang empaty
memecah kaca, mungkin bertanya dengan suara pelan baik diharapkan klien dapat
ada masalah? Mau cerita dan hati-hati, berharap klien mengungkapkan masalahnya.
dengan saya siapa tahu saya mau menceritakan
bisa membantu” masalahnya.

K: Klien ragu dengan apa yang


Menatap perawat sebentar, dialami.
melihat keluar, pandangan
mata tampak kosong,
ekspresi wajah bingung.

K: K: Klien mengungkapkan Klien mengungkapkan


“engga tahu mbak, ada Bicara pelan, menatap tentang dorongan yang adanya keyakinan yang
dorongan setan yang kuat keluar, tangan memegang dialami. dialaminya.
sekali saya tidak bisa kening.
melawan”
P:
Mendengarkan dengan Memerlukan klarifikasi lebih
serius, mempertahankan lanjut, apakah hal tersebut
kontak mata. waham/halusinasi.

P: P:
“maksudnya dorongan apa? Memperhatikan wajah klien Berharap klien dapat Mengkaji lebih lanjut
Dorongan itu disampaikan dengan serius, berusaha mengungkapkan dorongan keadaan klien yang dapat
melalui apa? Apakah untuk mendengarkan apa yang dimaksud. memberikan data yang lebih
melalui bisikan-bisikan?” jawaban klien dengan akurat.
seksama.

K: Klien berpikir tentang

12
Menghela nafas panjang keyakinan yang dialaminya
tampak memikirkan sesuatu.

K: K:
“iya mbak, dorongan itu Kontak mata sebentar, Mengungkapkan halusinasi. Halusinasi merupakan
saya dengar melalui menyandarkan kepala di stimulasi yang tidak nyata
bisikan-bisikan dan meja. yang hanya didengar oleh
keyakinan dari hati saya” sendiri.
P: .
Mempertahankan kontak Berpikir klien mengalami
mata, mendengarkan dengan halusinasi aukistik.
serius apa yang diungkapkan
oleh klien.

P: P:
“bisa diceritakan kepada Mempertahankan kontak Perawat berharap klien dapat Halusinasi akuistik
saya apa isi dari bisikan- mata, bertanya dengan suara mengingat dan merupakan jenis halusinasi
bisikan itu?” pelan, menunggu jawaban mengungkapkan suara apa yang disampaikan lewat
dari klien dengan ekspresi yang didengarnya. pendengran.
wajah serius.

K:
Kontak mata sebentar, Klien ragu
memandang keluar Isi dari halusinasi yang
mengalihkan pandangan ke didengar.
televisi.

K: K:
“ya pokoknya disuruh Menunduk, tampak sedih. Klien mengungkapkan isi Isi halusinasi dapat
melakukan hal-hal jahat” dari halusinasi. berhubungan perilaku klien.

13
P:
Menganggukkan kepala, Senang klien dapat
mempertahankan kontak mengidentifikasi isi
mata. halusinasinya.

P: P: Dengan penggunaan teknik


“Selain disuruh melakukan Menunggu jawaban dari Berharap klien dapat komunikasi “klarifikasi”
hal-hal yang jahat, suara itu klien dengan menjelaskan isi lain dari dapat menspesifikan isi
menyuruh apa lagi mempertahankan kontak halusinasi yang dialami oleh halusinasi.
?” mata, memberi kesempatan klien
klien untuk berpikir.

K:
Menatap perawat sebentar, Klien berpikir tentang isi lain
menyandarkan badan di dari halusinasi yang
kursi, pandangan dialihkan didengarnya.
keluar.

K:
“……. (diam)”

P: P: Penggunaan teknik
“sejak kapan mas solikin Menata klien, diam Berharap klien mampu komunikasi listening dan
mendengar suara-suara itu? memberikan kesempatan mengidentifikasi sejak kapan Memberikan kesempatan
Biasanya kapan suara itu kepada klien untuk berpikir. halusinasi didengar dan pada klien untuk berpikir, dapat
didengar oleh mas solikin?” saat apa biasanya didengar. memberikan kesempatan

14
K: klien untuk mengingat kapan
Menatap perawat, diam Klien tampak mengingat- mulai mendengar halusinasi.
sebentar, ekspresi wajah ingat kapan mulai
serius. mendengar bisikan-bisikan

K: K:
“kira-kira 2 bulan mbak, Pandangan mata keluar, Klien menyebutkan kapan Halusinasi merupakan
biasanya saat sendiri, pas tangan menggaruk-garuk dan saat bagaimana stimulasi yang tidak nyata
ngalamun” kepala. mendengar halusinasi dengan yang hanya didengar oleh
jelas. sendiri.
P: Senang klien dapat
Mendengarkan dengan mengidentifikasi kapan dan
seksama, memandang pasien. saat bagaimana pasien
mendengar halusinasi.

P: P:
“ sekarang apakah mas S Menatap klien, memberi Berharap klien dapat Validasi data untuk
masih mendengar suara kesempatan klien untuk memberikan jawaban yang mengetahui keadaan pasien
yang bisiki mas S?” menjawab. jujur. saat ini.

K:
Menatap perawat, Klien tampak yakin dengan
mendengarkan pertanyaan jawaban yang akan
perawat. diberikan.

K: K:
“Tidak mbak sejak disini Bicara pelan, menatap Menilai bahwa dirinya sudah Validasi dapat mengevaluasi
saya sudah tidak mendengar keluar, tangan memegang tidak mendengar bisikan keadaan pasien saat ini.
suara-suara itu” kening. suara.

P:

15
Mendengarkan dan menatap Perawat mendapat jawaban
klien. untuk memvalidasi kondisi
klien saat ini.

P: P:
“apa yang dilakukan mas S Bicara pelan, kontak mata Klien dapat menyebutkan Menggali kemampuan klien
untuk menghilangkan dengan klien, ekspresi wajah cara untuk menghindari untuk menghilangkan
suara-suara tersebut?” serius. terjadinya halusinasi. halusinasi.

K: Klien bingung terhadap


Memandang sebentar kearah jawaban yang akan
perawat, lalu memandang diberikan.
keluar.

K: K:
“(diam) tidak tahu mbak” Klien menundukkan kepala, Klien mengungkapkan Perlunya informasi lebih
tangan memegang kening. tentang ketidaktahuan yang lanjut tentang cara mencegah
dialaminya. terjadinya halusinasi.
P:
Memperhatikan respon non Mencoba memahami
verbal klien. kegelisahan klien.

P:
“baiklah kalau mas S tidak P : . Memodifikasi tindakan untuk
tahu akan saya beri tahu. Kontak mata, bicara dengan Memperluas pemahaman mendapatkan cara yang
Suara-suara yang mas S nada memperjelas. klien efektif mengatasi masalah.
dengar dapat dicegah

16
dengan lebih bayak
berteman, tidak melamun
dan tidak selalu dikamar K :
sendiri, selain itu mas S Kontak mata, mendengarkan Klien ingin mendapatkan
dapat mengatakan suara perawat. pengetahuan untuk
tersebut tidak benar” mengatasi masalahnya.

K:
“Iya mbak, tapi saya K :
orangnya pemalu jadi malu Bicara pelan, menundukkan Mengungkapkan kecemasan Harga diri rendah dapat
untuk keluar, insyaAllah kepala yang dirasakan. menghambat proses interaksi
akan saya coba” sosial.

P: Memahami apa yang


Mengamati nonverbal klien dirasakan oleh klien.

Pertanyaan tentang
kebenaran suara yang
P: P: didengar oleh klien dapat
“Menurut mas S apakah Menatap klien, memberi Berharap klien menjawab memberikan informasi
suara itu benar-benar kesempatan untuk suara tersebut tidak nyata. bagaimana keyakinan klien
ada/tidak?” menjawab, menunjukkan terhadap halusinasi tersebut.
sikap empati.

K: Klien bingung terhadap hal


Menatap keluar, ekspresi yang dialami
wajah seperti memikirkan
sesuatu.

K: K:
“(Diam sebentar) mungkin Menatap keluar, tampak ragu Menilai bahwa yang Menggali perasaan dan
engga bener mbak” untuk menjawab, menjawab didengarnya adalah tidak kemampuan klien untuk

17
dengan suara pelan. benar. mengemukakan pendapat
tentang keyakinan kebenaran
P: halusinasi.
Mendengarkan jawaban klien Senang klien
dengan seksama, menatap mengungkapkan keyakinan
klien. (ketidakbenaran) terhadap
halusinasi.

P: P:
“bagus sekali, apa yang Menatap klien, bicara pelan Menunjukkan perhatian Reinforcement positif untuk
dikatakan mas S benar, tapi jelas. dengan rasa senang dan meningkatkan harga diri
suara-suara yang didengar mendengarkan dengan aktif. klien
mas S itu memang tidak
nyata.

Sepertinya mas S capek K :


ya…. Apakah kita akiri Memandang perawat, Menerima penjelasan dari
pembicaraan kita hari ini?” mengalihkan pandangannya perawat.
keluar, menyandarkan
badannya ke kursi, klien
tampak bingung.

K: K:
“ya mbak” Mengangguk,menatap Menerima informasi, Mendukung dan menerima
perawat sebentar, kesediaan mendengar tanpa informasi dengan tingkah
menundukkan kepala. menunjukkan laku yang menunjukkan
ketidaksetujuan. penerimaan.
P:
Menatap klien, menunggu Mengharap jawaban klien,
jawaban klien dengan sabar. untuk pengkajian lebih
lanjut.

P: P:
“kalau begitu baiklah untuk Memelihara kontak mata, Membuat kontrak waktu dan Menginformasikan kontrak
bincang-bincang hari ini bicara jelas, tersenyum pada tempat untuk melanjutkan selanjutnya untuk

18
kita akhiri. Besok pagi kita klien. hubungan saling percaya. mendapatkan respon klien
bisa berbincang-bincang lebih lanjut.
lagi mengenai kemampuan K:
yang dimiliki mas S. Besok Memandang perawat, Klien dapat membina
kita berbincang di tempat ekspresi wajah datar. hubungan saling percaya
ini sekitar Jam 09.00, bisa dengan perawat.
khan mas solikin?”

K: P:
“ ya mbak” Memelihara kontak mata, Senang interaksi fase Terminasi yang di sepakati
berdiri dan mendengar perkenalan berakir dengan dapat menjalin hubungan
dengan empati. baik. saling percaya.

K: Senang masalah yang


Bicara pelan, berdiri lalu dialami dapat dibagi dengan
pergi. perawat.

19
ANALISA PROSES INTERAKSI

Klien : Tn S
Umur : 26 Tahun
Status Interaksi : Interaksi kedua
Lingkungan : Diruang makan, duduk berhadapan, jarak + 0,5 meter, suasana tenang.
terdapat klien lain tetapi tidak mengganggu interaksi perawat dengan klien.
Diskripsi Klien : Klien memakai pakaian sragam dari RSJD Amino GondhoUtomo, yaitu baju lengan pendek dan
Celana panjang kotak-kotak berwarna merah muda, klien bersih tapi tidak begitu rapi, rambut pendek
tidak rapi, kuku panjang agak kotor, terdapat luka pada tangan, tidak memakai sandal, klien hipoaktif,
ekspresi wajah tenang, pandangan mata tampak kosong, kontak mata dengan perawat agak kurang.
Tujuan interaksi : klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

20
Tanggal : 15 Juni 2005, Pukul 09.00 – 10.00 WIB
Ruang : X RSJD Amino GondhoUtomo Semarang.

Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal Analisa Berpusat Pada Analisa Berpusat Pada Rasionalisasi
Perawat Klien
P: P: Memberi salam sebagai ijin Ucapan salam merupakan
“hallo mas S, Selamat pagi Tersenyum, mendekati klien untuk melakukan interaksi. kelanjutan hubungan saling
Masih ingat saya? yang sedang duduk melihat percaya antara perawat
Bagaimana kabar hari ini? ” TV. dengan klien.

K:
Menoleh dan menatap Memberikan respon untuk
perawat tanpa ekspresi. berinteraksi
K: K: Menerima dan berespon Penerimaan klien berarti
“Pagi, Iya mbak N khan? Menjawab dengan suara dengan kehadiran perawat. klien sudah siap melakukan
alhamdulillah kabar saya pelan, kontak mata sebentar interaksi dengan perawat.
baik. lalu mengalihkan pandangan
keluar, membenarkan posisi
duduk.

P: Berharap klien masih


Mempertahankan kontak mengingat kontrak yang

21
mata, duduk di depan klien. dibuat kemarin.
P: P: Penghargaan atas Dengan memberikan pujian
“saya senang sekali mas S Mempertahankan kontak kemampuan klien terhadap kemampuan realistis
masih mengingat nama saya, mata, bicara dengan jelas, mempertahankan hubungan yang dimiliki klien dapat
sesuai perjanjian kita menunjuk teras. saling percaya. meningkatkan harga diri
kemarin hari ini kita akan klien.
berbincang mengenai K : Menunjukkan sikap setuju Pemberian informasi tentang
kemampuan yang dimiliki Mengangukkan kepala, tetap atas rescana perawat. kontrak akan membuat klien
oleh mas S, waktunya 30 duduk, memandang keluar. mengerti apa yang akan
menit, dimana kita akan dilakukan perawat.
mengobrol? Disini atau
didepan?”
K: K: Mencoba berpikir untuk Klien membuka diri untuk
“kita cerita disini saja mbak Kontak mata sebentar, menentukan pilihan. melanjutkan berinteraksi
sambil nonton TV” membetulkan tempat duduk, dengan perawat.
wajah tanpa ekspresi.
P: Menghargai pilihan klien
Menatap klien sambil
tersenyum, mendengarkan
apa yang dikatakan oleh
klien.
P: P: Perawat berharap klien dapat Kemampuan klien untuk
“bagaimana perasaan mas S Memelihara kontak mata, mengungkapkan perasaannya mengungkapkan perasaan
pagi ini?” tersenyum, bicara dengan saat ini. yang dialami harus tetap
jelas. dipertahankan.

K: Memberikan respon untuk


Menatap mata perawat menjawab pertanyaan
sebentar lalu melihat keluar, perawat.
tangan memegang kening.
K: K: Klien terkesan tidak mau Mendukung dan menerima
“Biasa lah mbak, baik” Melihat keluar, menaikkan bicara. informasi dengan tingkah
kaki ke kursi, tampak gelisah. laku yang menunjukkan
P: penerimaan.
Menatap klien. Senang klien dapat

22
mengungkapkan perasaannya.

P: P: Memberi kesempatan klien Menstimulasi klien terhadap


“syukurlah kabar mas S Mempertahankan kontak untuk mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki.
baik. Mas S kalau boleh mata, mendekatkan kursi kemampuan yang dimiliki.
saya tahu, dulu mas S kerja kearah klien, bicara lembut.
dimana?” K: Klien senang dengan
Diam, pandangan mata pertanyaan perawat.
keluara.
K: K: Klien dapat mengidentifikasi Mengidentifikasi kemampuan
“saya kerja di teman kakak Ekspresi wajah bersemangat, kemampuan yang dimiliki. yang dimiliki dapat
saya buat sarung” memandang perawat. menunjukkan klien
P: mempunyai respon yang
Memperhatikan bahasa tubuh Perawat senang klien dapat positif terhadap dirinya.
non verbal, tersenyum. menjawab pertanyaan.

P: P: Memberi pujian atas Kemampuan klien untuk


“wah …. Bagus sekali mas Menatap klien, tersenyum. kemampuan klien. mangingat harus
S bisa membuat sarung. dipertahankan.
Rencananya kalau pulang K:
dari sini mas S mau kerja Menatap perawat sebentar, Dapat mengingat kemampuan
ditempat itu lagi?” mendengarkan perkataan yang dimiliki.
perawat.

K: K:
“iya mbak” Menatap keluar, tangan
menyentuh tangan yan g lain.

P:
Memperhatikan nonverbal
klien.

23
24

Anda mungkin juga menyukai