ISLAM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
Abdul Mutolib
NIM: 11160430000022
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukm Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
Abdul Mutolib
NIM: 11160430000022
Di Bawah Bimbingan:
JAKARTA
2022 M / 1443 H
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nim : 11160430000022
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya atau merupakan hasil
jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku
di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
ABDUL MUTOLIB
NIM: 11160430000022
ABSTRAK
PRAKTIK KURBAN ONLINE BAZNAS DALAM PERSPEKTIF HUKUM
ISLAM adalah skripsi hasil karya Abdul Mutolib, NIM 11160430000022, Program
Studi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022 M / 1443 H.
Skripsi ini merupakan upaya untuk memaparkan mengenai praktik kurban
online yang dilakukan oleh badan amil zakat nasional (BAZNAS) pada perspektif
hukum Islam, yaitu dengan mengidentifikasi praktik transaksi yang berdasarkan
mekanisme jual beli hewan qurban online Baznas dilihat dari pelaksanaan akadnya
memuat akad jual beli salam dan wakalah, juga mengindetifikasi penyembelihan
hewan qurban dan pendistribusian daging qurban online serta hukum praktik qurban
online. Karena ibadah qurban melalui media online dianggap bisa memudahkan
transaksi dan penyaluran daging qurban yang bisa di salurkan sampai kepelososok-
pelosok daerah. Oleh karena itu perlunya seseorang yang ingin berqurban online
melalui layanan kurban online Baznas ini untuk mengetahui mekanisme transaksi jual
beli hewan kurban secara online.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana mekanisme
praktik transaksi kurban online Baznas, penyembelihan hewan qurban dan
pendistribusian daging qurban online berdasarkan pandangan hukum islam.
Dalam skripsi ini penulis sependapat dengan badan amil zakat nasional yang
menyediakan kurban melalui online dianggap dapat mempermudah masyarakat
modern sekarang yang tidak memiliki banyak waktu untuk membeli hewan kurban
secara langsung dan praktis, oleh karenanya melalui qurban online akan semakin
membantu orang yang ingin berqurban, sehingga dagingnya dapat tersalurkan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif
yang menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan menggunakan jenis penelitian
strategi deskripsi analisis, yakni bertujuan untuk menggambarkan keadaan sementara
dengan memaparkan hasil-hasil penelitian yang bersumber dari data, yaitu buku-buku
fiqh, dan buku-buku lain yang mendukung pembahasan ini.
Kata kunci : Praktik kurban online, kurban online Baznas, fikih jual beli online
Pembimbing : Ahmad Bisyri Abd. Shomad, Lc., M.A.
Daftar Pustaka : 1983 s.d 2020.
i
KATA PENGANTAR
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dan mendukung penulis baik langsung maupun tidak langsung dalam
penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih sebanyak-
banyaknya kepada:
1. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syari’ah
dan Hukum serta para Pembantu Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
1. Ibu Hj. Siti Hanna, S.Ag, Lc, selaku Ketua Program Studi Perbandingan
Mazhab dan Ibu Dr. Fitria, S.H., M.R., Ph. D. Sekretaris Program Studi
Perbandingan Mazhab.
2. Bapak Dr. Ahmad Sudirman Abbas, M.Ag., Selaku dosen Penasehat Akademik
Penulis.
3. Bapak Ahmad Bisyri Abd. Shomad, Lc., M.A. Selaku dosen pembimbing
skripsi yang telah memberikan waktu serta arahan, saran dan ilmunya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum yang telah mendidik dan
memberikan banyak ilmu yang tak ternilai harganya kepada penulis, sehingga
penulis mendapatkan banyak ilmu dan mampu menyelesaikan studi di Fakultas
Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
ii
5. Kedua orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda serayah atas pengorbanan
dalam mendidik, mengasuh, dan selalu mendoakan saya dalam kebaikan dan
berjuang sampai titik ini, yang selalu memberikan arahan serta dukungan
kepada penulis, juga kepada kakak-kakak saya tercinta Abdul Harun,
Nursalam, Nurdin, Muhammad Yahya, Nafsiah beserta para keluarga kecilnya,
yang selalu membersamai, memberikan dukungan serta do’a sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Tidak lupa kepada guru saya KH. Sumarno Syafi’i dan Ibu Nyai Hj. Sundusiyah
beserta keluarga yang saya hormati dan ta’dzimi yang memberikan peran besar
dalam mendidik penulis hingga saat ini, semoga perjuangan dan pengorbanan
jasa Kiai dan Nyai mendapatkan balasan dari Allah SWT.
7. Keluarga besar Pondok Pesantren Daarus Sa’adah Cipondoh Kota Tangerang
yang selalu mendo’akan dan mendukung saya setiap saat.
8. Seluruh teman-teman di Program Studi Perbandingan Mazhab Angkatan Tahun
2016 khususnya kelas A.
9. Kepada sahabat saya, Ahmad Yardho Aziz, Ridho Akbar, Marlin Yusuf, dan
keluarga besar the gands serta semua sahabat kampus yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, saya ucapkan banyak terima kasih atas doa dan
dukungannya selalu.
Penulis
iii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Hal yang dimaksud dengan transliterasi adalah alih aksara dari tulisan asing
(terutama Arab) ke dalam tulisan Latin. Pedoman ini diperlukan terutama bagi mereka
yang dalam teks karya tulisnya ingin menggunakan beberapa istilah Arab yang belum
dapat diakui sebagai kata bahasa Indonesia atau lingkup masih penggunaannya
terbatas.
A. Padanan Aksara
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin:
Huruf Huruf Huruf Huruf
Keterangan Keterangan
Arab Latin Arab Latin
tidak te dengan
ا dilambangkan
ط t
garis bawah
zet dengan
ب b be ظ z
garis bawah
koma terbalik
ت t te ع ‘ di atas hadap
kanan
B. Vokal
iv
Dalam bahasa Arab, vokal sama seperti dalam bahasa Indonesia, memiliki
vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Untuk vokal
tunggal atau monoftong, ketentuan alih aksaranya sebagai berikut:
ــــــَـــــ a fathah
ـــــــ ِــــ i kasrah
ــــــُـــــ u dammah
Sementara itu, untuk vokal rangkap atau diftong, ketentuan alih aksaranya
sebagai berikut:
Tanda Vokal Arab Tanda Vokal Latin Keterangan
ــــــَـــــ ي ai a dan i
ــــــَـــــ و au a dan u
C. Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
dilambangkan dengan harakat dan huruf, yaitu:
D. Kata Sandang
Kata sandang, yang dalam bahasa Arab dilambangkan dengan huruf alim dan
lam ( ) ال, dialihaksarakan menjadi huruf “l” (el), baik diikuti huruf
syamsiyyah atau huruf qamariyyah. Misalnya:
v
= اإلجتهادal-ijtihâd
= الرخصةal-rukhsah, bukan ar-rukhsah
E. Tasydîd (Syaddah)
Dalam alih aksara, syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan huruf, yaitu
dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syaddah. Tetapi, hal ini tidak
berlaku jika huruf yang menerima tanda syaddah itu terletak setelah kata
sandang yang diikuti oleh huruf-huruf syamsiyyah. Misalnya:
1 شريعة syarî‘ah
G. Huruf Kapital
Walau dalam tulisan Arab tidak dikenal adanya huruf kapital, namun dalam
transliterasi, huruf kapital ini tetap digunakan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Perlu diperhatikan bahwa
jika nama diri didahului oleh kata sandang, maka huruf yang ditulis dengan
huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata
sandangnya. Misalnya, = البخاريal-Bukhâri, tidak ditulis al-Bukhâri
Beberapa ketentuan lain dalam EYD juga dapat diterapkan dalam alih aksara
ini, misalnya ketentuan mengenai huruf cetak miring atau cetak tebal.
vi
Berkaitan dengan penulisan nama, untuk nama-nama yang berasal dari dunia
Nusantara sendiri, disarankan tidak dialihaksarakan meski akar kata nama
tersebut berasal dari bahasa Arab. Misalnya: Nuruddin al-Raniri, tidak ditulis
Nûr al-Dîn al-Rânîrî.
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................................................... iv
A. Padanan Aksara ........................................................................................................ iv
B. Vokal ........................................................................................................................ iv
C. Vokal Panjang ............................................................................................................v
D. Kata Sandang .............................................................................................................v
E. Tasydîd (Syaddah) .................................................................................................... vi
F. Ta Marbûtah ............................................................................................................. vi
G. Huruf Kapital ............................................................................................................ vi
H. Cara Penulisan Kata ................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... viii
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah.................................................................................................. 7
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ......................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
E. Kajian Studi Terdahulu .............................................................................................. 9
F. Metode Penelitian .................................................................................................. 12
G. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 16
BAB II ................................................................................................................................. 18
LANDASAN TEORI PRAKTIK QURBAN ONLINE ..................................................................... 18
A. Qurban di dalam Fiqh ............................................................................................. 18
1. Pengertian Qurban ............................................................................................. 18
2. Dasar Hukum Berqurban ..................................................................................... 20
3. Sejarah Qurban ................................................................................................... 23
4. Waktu Berqurban ............................................................................................... 27
5. Jenis dan Syarat Hewan Qurban .......................................................................... 30
viii
6. Keutamaan Berqurban ........................................................................................ 39
7. Bagian Daging Qurban ........................................................................................ 42
B. Jual Beli di dalam Fiqh ............................................................................................ 44
1. Pengertian Jual Beli ............................................................................................. 44
2. Dasar Hukum Jual Beli ......................................................................................... 45
3. Rukun dan Syarat Sah Jual Beli ............................................................................ 46
BAB III ................................................................................................................................ 49
PERAN BAZNAS DALAM QURBAN ONLINE .......................................................................... 49
A. Profil BAZNAS ......................................................................................................... 49
1. Sejarah Berdirinya Baznas ................................................................................... 50
2. Legal Formal BAZNAS .......................................................................................... 51
3. Visi dan Misi BAZNAS .......................................................................................... 52
4. Tujuan BAZNAS ................................................................................................... 53
5. Program dan Pendistribusian BAZNAS................................................................. 53
B. Kurban Online Baznas ............................................................................................. 59
C. Ekonomi dan Mekanisme Pengelolaan Kurban Online Baznas ................................. 64
BAB IV ................................................................................................................................ 68
PRAKTIK QURBAN ONLINE BAZNAS .................................................................................... 68
A. Transaksi Praktik Qurban Online Baznas ................................................................. 68
B. Penyembelihan Binatang Qurban Online Baznas ..................................................... 79
C. Pendistribusian Daging Qurban Online Baznas ........................................................ 82
D. Analisis Praktik Qurban Online Baznas .................................................................... 87
BAB V ................................................................................................................................. 90
PENUTUP ........................................................................................................................... 90
A. Kesimpulan............................................................................................................. 90
B. Saran ...................................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 92
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Pada akhir tahun 2019 dunia sempat dikejutkan dengan hadirnya sebuah
wabah penyakit. Covid-19 adalah penyakit yang memiliki penularan sangat cepat
yang disebabkan oleh virus corona dan SARS-CoV-2.1 WHO memaparkan kasus
pertama kali terjadi di Wuhan, Cina yaitu penularan antara manusia dan hewan.2
Virus ini bermula menyerang system pernafasan manusia seperti flu, batuk kering,
bersin, demam, dan lain-lain. Dan yang lebih bahaya bisa menyerang system organ
tubuh.
1
WHO, “Coronavirus Disease”, www.who.int, (diakses pada 19 Oktober 2020)
2
Silpa Hanoatubun, “Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia”, Journal of
Education Psychology and Counseling, (Vol. 2 No.1, 2020) h. 147.
3
Masrul al, Pandemi Covid-19, Persoalan dan Refleksi di Indonesia (Yayasan Kita Menulis,
Medan, 2020), h.2.
4
Hasib Noor, Covid-19: Panduan As-Sunnah Ketika Pandemi, (Tertib Publishing: Malaysia,
2020), isi bagian 4.
1
2
5
LPBKI MUI Pusat, Fiqh Wabah: Panduan Syariah, Fatwa Ulama, Regulasi Hukum, dan
Mitigasi Spiritual, (Albayzin: Jakarta Selatan, 2020), 21.
6
Surat Edaran, Kementrian Pertanian Nomor 0008/SE/PK.320/F/06/2020 Tentang Pelaksanaan
Kegiatan Kurban Dalam Situasi Wabah Bencana Nonalam Covid-19.
7
Komisi Fatwa, Majelis Ulama Indonesia Nomor 36 Tahun 2020 Tentang Shalat Idul Adha
dan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Wabah Covid-19.
3
8
Muhammad Rizqi Romadhon, Jual Beli Online Menurut Madzhab Asy-Syafi’i (Cipasung:
Pustaka Cipasung, 2015), h.15.
9
Huzaimah Tahido Yanggo, MA, Masail Fiqhiyah kajan Islam Kontemporer, (Bandung,
Angkasa, 2005), cet.I, h.30-31.
4
membuka peluang untuk kemudahan bagi seseorang yang ingin berqurban dengan
cara para memberikan layanan qurban secara online. Lembaga-lembaga keuangan
dan sosial tersebut memanfaatkan internet baik website dan media sosial bahkan
mereka juga menciptakan berbagai aplikasi agar lebih mudah dijangkau oleh para
pekurban. Penawaran biasanya dilakukan dengan memasang iklan dengan jenis
barang dalam hal ini hewan qurban, harga dan spesifikasinya.
Pada era modern seperti saat ini, sumber ilmu pengetahuan dan teknologi
semakin pesat. Masyarakat dituntut untuk mampu beradaptasi dengan
perkembangan zaman, maka tak heran segala macam persoalan-persoalan baru
hadir ditengah masyarakat. Dalam hal ini tentang praktik qurban online. Oleh
karena itu sangat dibutuhkan penelitian dan kajian untuk menjawab tantangan yang
terjadi dimasyarakat yang berkaitan dengan praktik qurban online dalam
pandangan hukum Islam.
Adha dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. 10 Berqurban merupakan
salah satu bentuk ibadah yang sudah disyariatkan dalam Islam, ajaran ini
merupakan ibadah yang pernah dijalankan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam saat akan
menyembelih anaknya Nabi Ismail sebelum diganti dengan seekor kibas (domba)
oleh Allah SWT. Ibadah berqurban merupakan bentuk kepasrahan seorang hamba
kepada Allah untuk mendekatkan diri pada-Nya. 11
Syariat berqurban merupakan salah satu dari syiar agama Allah (Agama
Islam) yang mempunyai sejarah panjang sejak Nabi Adam ‘alahis salam, sebab itu
syariat berqurban digolongkan sebagai salah satu ibadah klasik sejarah yang tidak
perlu diragukan lagi kebenarannya didalam kitan suci Al-Qur’an.12
Adapun dasar hukum qurban telah dijelaskan dalam firman Allah sebagai
berikut :13
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a, sabda Rasulullah saw,
yaitu :14
10
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqh Islam Wa Adillatuhu (Jilid 4) Terjemah, (Jakarta: Gema Insan,
2011), h. 251.
11
Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), h.119
12
A.Latief Rosyidy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulullah SAW, (Medan: Firma
Rimbow, 1996), h.1
13
Maulana Muhammad, Al-Quran Terjemah dan Tafsir, Juz XXIV, (Jakarta: Darul Qutubil
Islamiyah, 2014), h.881.
14
Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Penerjemah
Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi. Sunan Ibnu Majah, Juz 2, (Malang: Darul Ihya Al-Kutub al-‘Al-
Arabiyyah, 2014), h. 434.
6
Artinya : “Tidak ada pekerjaan anak cucu Adam pada hari raya yang lebih
dicintai oleh Allah SWT, melainkan mengalirkan darah binatang Qurban,
sesungguhnya binatang Qurban itu akan datang pada hari kiamat dengan tanduk-
tanduknya dan kuku-kukunya dan sesungguhnya darahnya yang terjatuh dari Allah
di suatu tempat mulia sebelum jatuh ke bumi, maka ikhlaskan hati berkurban”.
(HR. Tirmidzi, Hakim dan Ibnu Majah dari Aisyah).
15
Syaikh Abdurrahman Al-Juzairi, Fikih Empat Mazhab (Jilid 2) Terjemah, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2015), h. 671.
16
Muhammad Nashiruddin, Shahih Sunan Ibnu Majah (Jilid 3), (Jakarta: Pustaka Azam, 2007),
h.116.
7
kepada lembaga atau organisasi seperti Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
dalam pelaksanaan ibadah qurban. Hal ini sebagaimana terkandung dalam
ketentuan hukum fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 36 Tahun 2020
Tentang pelaksanaan ibadah qurban pada masa wabah Covid-19.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan terdahulu,
dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan yang muncul, yaitu :
1. Efektivitas dan kemudahan pada praktik qurban online.
2. Praktik qurban online yang diakui oleh agama Islam.
8
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui transaksi qurban online di Badan Amil Zakat
Nasional
b. Untuk mengetahui pendistribusian daging qurban online Badan Amil
Zakat Nasional
c. Untuk mengetahui hukum praktik qurban online menurut hukum Islam
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis, ditujukan untuk menambah pengetahuan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum islam,
khususnya tentang praktik qurban online Baznas.
b. Secara praktis, ditujukan agar dapat menambah pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas bagi penulis dalam rangka pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya hukum islam dalam hal ini praktik qurban
online Baznas, juga menambah pengetahuan dan wawasan bagi para
pembaca atau masyarakat umum dalam masalah praktik transaksi dan
praktik qurban online serta tata cara pelaksanaan dan pendistribusian
daging qurban.
badan amil zakat nasional, serta mengetahui praktik qurban online menurut
hukum Islam.
Dalam hal ini penulis menemukan beberapa skripsi dan karya tulis
terdahulu, yaitu :
17
Ayutha Wizinindyah, “Potret Penyembelihan Hewan Qurban Pada Era New Normal di
Kabupaten Kotawaringin Barat”, (Jurnal – E- Prosiding Seminar Nasional Ilmu Peternakan Terapan,
Peternakan Politeknik Jember-Jember 2020).
18
Abdul Syatar, “Qurban Innovation Due to The Covid-19: Experiences from Indonesia”,
(Jurnal – Euoropean Journal of Molecular & Clinical Medicine, UIN Alauddin, Makassar- Makassar,
2020).
11
19
Kartini, Praktek Kurban di Desa Kundur Dalam Perspektif Hukum Islam, Studi Kasus
DiDesa Kundur, Kec.Kundur Barat Kab. Karimun Kepulauan Riau, Perbandingan Mazhab Fiqh,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, 2015.
12
hal itu, maka tetap memiliki nilai kebaikan yang masuk kategori
sedekah biasa. 20
5. Skripsi yang disusun oleh Khalwah Faridah dengan judul
“Pelaksanaan Ibadah Kurban Masa Pandemi Covid-19 Di Lazis
Muhammadiyah Lamongan: Analisis Komparatif Fatwa MUI
Nomor 36 Tahun 2020 dan Keputusan Majelis Tarjih Wa Tajdid
pada PP Muhammadiyah Nomor 06/EDR/I.0/E/2020”, skripsi ini
membahas mengenai fatwa dan istinbat yang digunakan oleh
Majelis Ulama Indonesia yang dikomparatifkan dengan fatwa
Majelis Tarjih Wa Tajdid PP Muhammadiyah. 21
F. Metode Penelitian
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan
analisa dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan
konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu,
20
Fauzan, Hukum Kurban Menggunakan Uang, Perbandingan Mazhab Fiqh, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, 2014.
21
Khalwah Faridah, Pelaksanaan Ibadah Kurban Masa Pandemi Covid-19 Di Lazis
Muhammadiyah Lamongan: Analisis Komparatif Fatwa MUI Nomor 36 Tahun 2020 dan Keputusan
Majelis Tarjih Wa Tajdid pada PP Muhammadiyah Nomor 06/EDR/I.0/E/2020, Perbandingan Mazhab,
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Fakultas Syariah dan Hukum, 2020.
13
Maka untuk memperoleh hasil yang baik dari proposal ini sehingga
berhasil mencapai sasaran yang sesuai dengan judul, berikut metode penelitian
yang penulis gunakan:
1. Pendekatan Penelitian
Dalam sebuah penelitian dibedakan dua jenis data, yaitu pertama
data yang diperoleh langsung dari masyarakat (primary data atau basic
data), kedua data yang diperoleh dari bahan kepustakaan (secondary
data).23 Dalam pembahasan skripsi ini penulis menggunakan jenis data
yang kedua, yaitu data kepustakaan yang mencakup dokumen-dokumen
resmi, buku-buku, journal-journal dari internet yang menjadi sumber
rujukan penulis.
2. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu
memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari
suatu gejala-gejala yang ada dalam kehidupan manusia, dengan
mengkaji data-data dan literatur yang berkaitan dengan judul.
Strategi pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah strategi
deskripsi analisis, yakni bertujuan untuk menggambarkan keadaan
sementara dengan memaparkan hasil-hasil penelitian yang bersumber
dari data, yaitu buku-buu fiqh, dan buku-buku lain yang mendukung
pembahasan ini.
22
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press,
1986) Cet.III, hal.42.
23
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia Press,
1986) Cet.III, hal.42.
14
24
Moh Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 211.
15
1) Metode deduktif
Metode deduktif adalah teknik analisis data yang dimulai
dari teori yang bersifat umum, selanjutnya dikemukakan
kenyataan yang bersifat khusus. 26
Dalam menerapkan metode deduktif tersebut penulis memulai
dari teori hukum berqurban yang bersifat umum, kemudian
penulis kemukakan secara khusus.
2) Metode deskriptif
Prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian
yang dapat berupa orang, lembaga, masyarakat lainnya
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apa adanya.
e. Sistematika
Untuk mengingatkan kualitas, baik menyangkut
substansi dan maupun teknis penulisan, penulis menggunakan
Buku Pedoman Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2017 sebagai bahan acuannya.
25
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2004), h.103.
26
Lexy Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2004), h.103.
16
G. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih tepat dan terarah penulis
menjadikan sistematika penulisan dalam lima bab, yang mana dalam kelima
bab tersebut terdiri dari sub-sub bab yang terkait. Sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I, adalah Pendahuluan. Dalam bab ini yang memuat tentang latar
belakang masalah, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metode
penelitian, metode analisis dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori. Dalam bab ini berisi mengenai qurban dan jual
beli dalam fiqih, yang mencangkup pengertian qurban, dasar hukum
berqurban, sejarah qurban, waktu berqurban, jenis dan syarat hewan
qurban, cara mengatur daging qurban, serta keutamaan berqurban, dan
pengertian jual beli, dasar hukum jual beli serta rukun dan syarat sah
jual beli.
BAB III, dalam bab ini penulis akan membahas mengenai gambaran
umum Baznas yaitu profil lembaga yaitu Badan Amil Zakat Nasional
yang mencakup sejarah Baznas, legal formal Baznas, visi dan misi
Baznas, tujuan Baznas, program dan pendistribusian Baznas, kurban
online Baznas, ekonomi dan mekanisme pengelolaan kurban online
Baznas.
1
Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), Cet. 1, h.292.
2
T. A. Latief Rosydiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunah Rasulullah Saw (Medan; Firman
Rimbow, 1996) Cet.3, h. 15.
3
Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syafi’I, (Bandung, Pustaka Setia, 2005), h.
682.
4
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Sabilal Muhtadin, (Surabaya: PT. Bina Ilmu Offset,
2013), Jilid 2, h.1051.
5
Nawawi Rambe, Fiqih Islam, (Jakarta: Duta Pahala, 1994) Cet I, h.557.
18
19
hewan ternak pada hari raya haji (qurban) dan hari raya tasyrik untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT.6
Dalam bahasa arab, hadyu artinya sesuatu yang dihadiahkan
(dikirim dan dipindahkan). Dalam istilah syariat, hadyu, adalah hewan
ternak, (unta,sapi, dan kambing).7 Hewan qurban berasal dari kata al-
udhiyah dan adh-dhahiyah, kata sebutan bagi setiap yang disembelih
berupa onta, sapi dan kambing pada hari qurban, an hari-hari tasyriq,
untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. 8
Berqurban (udhiyah) adalah salah satu bentuk pendekatan diri
kepada Allah dengan mengorbankan sebagian sebagian kecil hartanya,
untuk dibelikan binatang ternak. Menyembelih binatang tersebut
dengan persyaratan yang ditentukan. Sedangkan berqurban (tadhiyah)
mempunyai arti yang lebih luas yaitu berqurban dengan harta, jiwa,
pikiran dan apa saja untuk tegaknya Islam.
Secara etimologis, qurban berarti sebutan bagi hewan yang
diqurbankan atau sebutan bagi hewan yang disembelih pada hari raya
Idul Adha. Adapun definisinya secara fiqih adalah perbuatan
menyembelih hewan tertentu dengan niat mendekatkan diri kepada
Allah SWT, dan dilakukan pada waktu tertentu atau bisa juga
didefinisikan dengan hewan-hewan yang disembelih pada hari raya Idul
Adha dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT. Qurban
merupakan pendekatan diri kepada Allah SWT.9 Menurut Syara’,
Qurban adalah beribadah untuk mendekatkan diri pada Allah SWT.
6
Abu Fatah Idris dan Abu Ahmadi, Fiqih Islam Lengkap, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
Cet III, h.353.
7
Wahbah Az-Zuhaili , Fiqih Islam Wa Adilatuhu, (Jakarta: Gema Insani 2011), Jilid III, h. 612
8
Al-Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009) Cet.I, h.370.
9
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), Jilid 4, Cet I,
h. 254.
20
ِضحَ ُس َعة ٌ َو لَ ْم ي َ ُ َم ْن َكانَ لَه: سلَّ َم قَا َل َ علَ ْي ِه َو
َ ُص َل َّلَّلا ُ ع ْن أ َ ِبي ه َُري َْرة َ أ َ َّن َر
ِ َّ سو َل
َ لَّلا َ
َ ُ ص َّح َحه ُ ا َ ْل َحا ِك ُم لَ ِك ْن َر َّج َح ا َ ْأل َ ِء َّمة
ُغي ُْره َ َو، َو ْب ُن َما َجه،ُ (ر َواهُ أَحْ َمد
َ ص َّالنَا َ فَ َال َي ْق َر َب َّن ُم
)َو ْقفَه
10
Yusuf al-Qardawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani, 1995), Jilid 1, Cet 1,
h.492.
11
Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Penerjemah
Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi. Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Malang: Darul Ihya Al-Kutub al-‘Al
Arabiyyah, 2014), h.1044.
21
12
Abu Abdullah Muhammad ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Penerjemah
Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi. Sunan Ibnu Majah, Juz 2, (Malang: Darul Ihya Al-Kutub al-‘Al
Arabiyyah, 2014), h.1004.
22
13
Al-Allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-Dimasyqi, Fikih Empat Mazhab, (Bandung:
Hasyimi 2014), h. 186.
14
Wahid Abdus Salam Bali, 474 Ibadah Salah Kaprah, (Jakarta: Amzah 2006), Cet. 1, h.460.
23
3. Sejarah Qurban
a. Qurban di masa Nabi Adam as
ق إِذْ قَ َّربَا قُ ْربَا ًنا فَتُقُبِ َل ِم ْن أ َ َح ِد ِه َما َولَ ْم يُتَقَ َّب ْل ِمنَ ْاْلخ َِر
ِ ي آدَ َم بِ ْال َح ْ علَ ْي ِه ْم نَبَأ َ ا ْب َن
َ َواتْ ُل
َلَّلاُ ِمنَ ْال ُمتَّقِين
َّ قَا َل َأل َ ْقتُلَنَّكَ ۖ قَا َل إِنَّ َما يَتَقَ َّب ُل
15
T.A. Latief Rosyidiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasullah SAW, (Medan: Firma
Rimbow, 1996), h.1.
24
qurban guna mendekatkan diri kepada Allah, maka diterima oleh Allah
qurban dari salah seorang dari mereka berdua, yakni dari Habil dan
tidak diterimanya kurban Qabil. Melihat kenyatan itu Qabil iri hati dan
dengki maka ia berkata, “Aku pasti membunuhmu!”. Ancaman ini
ditanggapi oleh Habil dengan ucapan yang diharapkan dapat
melunakkan hati saudaranya serta mengikis kedengkiannya. Ia
menjawab, “Sesungguhnya Allah hanya menerima dengan penerimaan
yang agung dan sempurna kurban dari para muttaqin, yakni orang-orang
yang telah mencapai kesempurnaan dalam ketaqwaan. 16
َصلَ َويُ ْف ِسد ُون َ ٱّلل ِمن بَ ْع ِد ِمي َٰث َ ِق ِهۦ َويَ ْق
َّ طعُونَ َما أ َ َم َر
َ ٱّللُ بِِۦه أَن يُو َ َٱلَّذِينَ يَنقُضُون
ِ َّ َ ع ْهد
َض ۖ أ ُ ۟و َٰلَئِكَ هُ ُم ْٱل َٰ َخس ُِرون
ِ فِى ْٱأل َ ْر
16
Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Cet. IV, (Tangerang: Lentera Hati, 2005),
h. 72.
17
Ali Muhammad al-Bajawi, dkk. Qashash Al-Qur’an, Penerjemah Abdul Hamid, Untaian
Kisah Dalam Al-Qur’an, Cet. Ke 1, (Jakarta: Dar al-Haq, 2007), h.15.
25
18
Hasan Mu’arif Ambary, dkk. Ensiklopedia Islam, cet.IV, VOL. II, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve Jilid 5, 1997), h.82.
26
19
Muhammad Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Cet. IV, (Tangerang: Lentera Hati, 2005),
h. 62-63.
20
Ibid.
27
khutbah Idul Adha. Setelah itu beliau berqurban dengan dua ekor
kambing yang bertanduk dan berbulu putih sedikit ada loreng hitam. 21
Tradisi qurban sebenarnya telah menjadi kebiasaan umat-umat
terdahulu, hanya saja prosesi dan ketentuannya tidak sama persis
dengan qurban yang ada dalam syariat Nabi kita. Allah berfirman surat
Al-Hajj ayat 67:
ۖ َس ًكا هُ ْم نَا ِسكُوهُ ۖ فَ َال يُ َٰنَ ِزعُنَّكَ فِى ْٱأل َ ْم ِر ۖ َوٱدْعُ ِإلَ َٰى َر ِبك َ ِلكُ ِل أ ُ َّم ٍة َج َع ْلنَا َمن
ِإنَّكَ َل َع َل َٰى هُدًى ُّم ْست َ ِق ٍيم
4. Waktu Berqurban
Seperti halnya ibadah lain, Islam menentukan batasan waktu
dalam berqurban. Pembatasan waktu tersebut bertujuan agar umat Islam
mau menghargai waktu dan memiliki disiplin tinggi. Tidak boleh
menyembelih hewan qurban setelah matahari terbit pada hari raya
21
M Husain Nasir, Fikih Dzabihah Kurban, Aqiqah, Khitan, Cet ke-1, (Jatim: Pustaka Sidogiri,
2005), h.10.
22
Muhammad Rifa’I, Ilmu Fiqih Islam Lengkap, (Semarang, CV Thoha Putra, 2007), h.445.
28
23
Abdul Mutaalal Jabari, Al-adhiyyah: ahkamuhawa Falsafatu haal-Tarbiyah, diterjemah oleh
Ainul Haris, Cara Berqurban, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), h.59.
24
Abu Abdurrahman Ahmad bin Syuaib an-Nasa’I, Sunan an-Nasa’I, (Maktaba al-Matbuat al-
Islamiyah, 1986), cet 2, Juz 7, h.212.
29
25
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), cet. 1, Jilid 4,
h.266
26
Ibid
27
Ibid
30
Jadi jumhur ulama sepakat tentang waktu qurban yakni dilakukan pada
10 Dzulhijah (hari nahar) dilaksanakan setelah shalat idul adha, dan
11,12,13 Dzulhijjah.
28
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, (Jakarta: Pustaka Azam, 2007)
Cet II, h.615.
29
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Beirut: Dar el-fikr, 1989), Cet III, h.9.
31
30
An-Nasaiburi, Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi, Ensiklopedi Hadits Shahih Muslim 2,
(Jakarta: almahira, 2012), Jilid 4, Cet I, h. 264.
32
31
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta : Gema Insani, 2011), cet I, Jilid 4,
h. 275.
32
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta : Gema Insani, 2011), cet I, Jilid 4,
h. 276.
33
adalah berusia enam tahun, sapid an kambing berusia tiga tahun, adapun
domba berusia dua tahun. Dan dalam mazhab Hambali, syarat untuk
kambing adalah berusia sempirna satu tahun, untuk sapi berusia
sempurna dua tahun, adapun unta berusia sempurna lima tahun. 33
Dari uraian diatas dapat kita lihat bahwa para ulama mazhab
yang empat sepakat menetapkan usia untuk unta adalah lima tahun.
Adapun untuk sapi, mereka berselisih pendapat kedalam dua pendapat,
menurut mazhab Hanafi, Hambali, dan Syafi’i syaratnya adalah berusia
dua tahun, sementara menurut mazhab Maliki tiga tahun. Mereka juga
berselisih pendapat tentang umur untuk kambing dimana menurut
mazhab selain Syafi’i syaratnya adalah sudah berusia setahun penuh,
sementara menurut mazhab Syafi’i sudah berusia 2 tahun penuh.
Yang dimaksud musinnah adalah hewan yang telah mencapai
usia tsaniyah atau lebih tua daripada itu. Jika usianya kurang dari
tsaniyah maka disebut jadz’ah. Kambing tsaniyah adalah kambing yang
berumur 1 tahun dan masuk tahun ke 2 tahun masuk tahun ke3. Unta
tsaniyah adalah unta yang berumur 5 tahun masuk tahun ke 6.34
Usia tsaniyah untuk unta adalah unta yang telah genap berusia
enam tahun masuk 7 tahun. Adapun untuk sapi adalah yang telah genap
berusia 2 tahun. Sementara untuk kambing jika telah genap berusia 1
tahun. Sementara itu usia jadz’ah untuk domba adalah domba yang
sudah genap berusia 1/2 tahun (6 bulan). Dengan demikian tidak sah
hukumnya berqurban dengan hewan ternak yang belum memasuki usia
tasniyah untuk unta, sapi, dan kambing atau ukuran jadz’ah untuk
domba (kibasy)
33
Ibid.
34
Imam Syafi’I, Ringkasan Kitab Al-Umm, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2004), Jilid 1-2, h.737
34
35
Al-Imam Taqiuddin Abu Bakar al-Husaini, Terjemah Kifayatul Akhyar (Surabaya: PT. Bina
Ilmu 1997) Jilid III, h.242.
36
Ibid.
35
segar dengan air. Ahli bahasa mengatakan: huyam adalah penyakit yang
menimpa binatang yang membuatnya selalu bingung sehingga tidak
mau merumput. Dalam keadaan kurus, sehingga tulangnya tidak
bersumsum. 37
َ ب أ َ َّن َرسُو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم سُئِ َل َماذَا يُـَّقَى ِمنَ الض
َّحا ٍ از َ ع ْن ْالبَ َرا ِء ب ِْن
ِ ع َ
ص ُر ِم ْن يَدِى َرسُو ُل هللا صلى َ يَا؟ قَا َل أ َ ْربَ َعا َو كاَنَ ْالبَ َرا ُء يُ ِشي ُْر بِيَ ِد ِه َو َيقُو ُل يَدِى أ َ ْق
ُضة ْالبَين
َ ورا ُء ْالبَ ِي ُن عَ َو ُرهَا َو ْال َم ِري
َ َظ ْلعُ َها َو ْالع
َ هللا عليه و سلم ْالعَ ْر َجا ُء ْالبَيِ ُن
)ض َها َو ْالعَجْ فَا ُء الَّ ِتى ْلَ ت َ ْن ِقى (رواه الملك
ُ َم َر
37
Al-Imam Taqiuddin Abu Bakar al-Husaini, Terjemah Kifayatul Akhyar (Surabaya: PT. Bina
Ilmu 1997) Jilid III, h.242.
38
Malik bin Annas al-Madani, Muato Abdul Malik, (Bairut Libanon: Dar al-Ihya at-Turast al-
Araby, 1983), Juz II, h.482.
36
39
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta : Gema Insani, 2011), cet I, Jilid 4, h.
282.
38
40
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta : Gema Insani, 2011), cet I, Jilid 4, h.
283.
41
A. Fuad Said, Qurban dan Aqiqah Menurut Ajaran Islam, (Jakarta: Pustaka Zaman, 1994), h.9.
39
6. Keutamaan Berqurban
Adapun keutamaan berqurban adalah sebagai berikut:
Untuk mengenang nikmat-nikmat yang diberikan Allah kepada
Nabi Ibrahim A.S dengan digagalkannya perintah penyembelihan
putera beliau Ismail A.S dan ditebus dengan seekor kambing dari surga.
40
42
Husain Nashir, Fiqih Dzabihah Kurban, Aqiqah, Khitan, (Pustaka Sidogiri, 1426 H), h. 34-35.
41
َب ْالعَالَ ِمينَ َْل ش َِريكَ لَهُ َوبِ َٰذَلِك َ َص َالتِي َونُسُ ِكي َو َمحْ ي
ِ َّ ِ اي َو َم َما ِتي
ِ ّلل َر َ قُ ْل ِإ َّن
َأ ُ ِم ْرتُ َوأَنَا أ َ َّو ُل ْال ُم ْس ِل ِمين
43
Ibnu Mas’ud, Zainal Abidin, Fikih Mazhab Syafi’I Buku I Ibadah, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), Cet II, h.969.
42
َ ض ُّحو
ط ِيب ُْوا َ : ي صلى هللا عليه و سلم قَا َل َ سةُ رضي هللا عنها
َ ع ِن النَّ ِب َ ع ْن
َ عا ِئ َ
ُ سكُ ْم فَإِنَّهُ َما ِم ْن ُم ْسلِ ٍم يَ ْست َ ْقبِ ُل بِذَ بِ ْي َحتِ ِه ْال ِق ْبلَةَ اِْلَّ َكنَ دَ ُم َها َو فَ ْرث ُ َها َو
صوفُ َها َ ُا َ ْنف
)وم ْال ِقيَا َم ِة (رواه البيهقى َ َسنَاتٌ فِى ِمزَ انِ ِه ي َ َح
44
Abu Malik Kamal bin as-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, (Jakarta: Pustaka Azam, 2007)
Cet II, h.636.
43
45
Al-Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah 5, (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009), Cet. I, h.376.
46
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011), Cet. I, Jilid 4,
h.290.
44
47
AH Azharuddin Latif, Fiqih Muamalat, cet.1 (Jakarta UIN Jakarta Press, 2005), h.3.
45
48
AH Azharuddin Latif, Fiqih Muamalat, cet.1, (Jakarta UIN Jakarta Press, 2005), h.3.
49
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalat, cet.2, (Jakarta Gaya Media Pratama, 2007),h.111.
50
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, cet.2, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 2010), h.46.
46
َ ً وا َْل ت َأْكُلُو ۟ا أ َ ْم َٰ َولَكُم بَ ْينَكُم بِ ْٱل َٰبَ ِط ِل إِ َّْل أَن تَكُونَ تِ َٰ َج َرة
ٍ عن ت ََرا
ض ۟ َُٰيَأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمن
ٱّلل َكانَ بِكُ ْم َر ِحي ًما َ َّ سكُ ْم إِ َّن َ ُِمنكُ ْم َو َْل ت َ ْقتُلُو ۟ا أَنف
51
Sohari Sahrani dan Ru’fah Abdullah, Fiqh Muamalat, cet.1, (Bogor: Penerbit Ghalia
Indonesia, 2011), h.67.
52
Isnawati Rais dan Hasanudin, Fiqh Muamalat dan Aplikasinya Pada LKS, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h.69.
48
53
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010),h.71.
BAB III
PERAN BAZNAS DALAM QURBAN ONLINE
A. Profil BAZNAS
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan
resmi Badan Amil Zakat adalah organisasi pengelola zakat yang
dibentuk oleh pemerintah, yang terdiri dari unsur masyarakat dan
pemerintah, dengan tugas menghimpun, mendistribusikan, dan
pendayagunaan zakat sesuai dengan ketentuan agama. 1 Baznas terdiri
atas sebelas anggota, terdiri dari delapan orang dari unssur masyarakat
dan tiga orang dari unsur pemerintah. Anggota baznas diangkat dan
diberhentikan oleh presiden atau usul menteri. Unsur masyarakat terdiri
atas unsur ulama. Tenaga professional, dan tokoh masyarakat Islam.
Anggota baznas dari unsur masyarakat diangkat oleh presiden atas usul
menteri setelah mendapat pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia yang berkaitan dengan pengelolaan zakat. Masa kerja anggota
baznas dijabat selama lima tahun dan dapat dipilih kembali untuk satu
kali masa jabatan. Dalam melaksanakan tugasnya, baznas dibantu oleh
1
Andri Soematri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Kencana Prenaa Media Group,
2009), h.415.
49
50
secretariat.2
2
Dirjen Bimas Islam dan Pemberdayaan Zakat, Manajemen Pengelolaan Zakat,
(Jakarta:Kementrian Agama RI, 2012), h.27
51
4. Tujuan BAZNAS
b. Pendidikan
BAZNAS memberikan akses beasiswa dan Pendidikan
gratis kepada anak-anak dhuafa, dengan harapan kelak di masa
depan, para anak mampu menggapai cita-citanya melalui
Pendidikan hingga bisa memperbaiki perekonomian keluarga. Demi
memberikan akses Pendidikan yang layak kepada anak dhuafa,
BAZNAS menginisiasi Sekolah Cendekia BAZNAS dan Lembaga
Beasiswa BAZNAS.
Sekolah Cendekia BAZNAS hadir untuk membantu anak
mendapatkan hak pendidikannya lewat Pendidikan adab islami,
akademik, kewiraushaan serta kepemimpinan dan organisasi.
Sekolah Cendekia BAZNAS memberikan beasiswa Pendidikan
non-formal berupa sekolah tahfudz selama dua tahun, dan
Pendidikan jenjang SMP-SMA untuk para anak dhuafa setiap
tahunnya, tak terkecuali bagi mereka yang telah menjadi yatim.
55
c. Kesehatan
e. Ekonomi
BAZNAS memiliki program pemberdayaan ekonomi demi
meningkatkan kualitas kehidupan dhuafa (mustahik) melalui bantuan,
pembinaan, dan pelatihan berkelanjutan berdasarkan nilai-nilai
pemberdayaan zakat dan menjadi salah satu elemen dasar untuk
memenuhi visi BAZNAS sebagai lembaga utama menyejahterakan
umat.
Program Baznas dalam bidang pemberdayaan ekonomi
masyarakat, program ini memiliki tujuan yaitu untuk menumbuhkan
kemandirian mustahik, lebih jauh agar mereka bisa menjadi muzakki.
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan program yang
amat penting dalam upaya memberikan jaminan kehidupan masa depan
kaum dhuafa.
Guna mengoptimalkan pemberdayaan ekonomi mustahik
binaan, BAZNAS menggulirkan beberapa lembaga program :
57
3
Malau, Herman, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era Tradisional
sampai Era Moderenisasi Global, (Bandung: Alfabeta, 2017), h.297.
4
Bambang H, “Internet and E-Commerce”, artikel diakses pada 21 Februari 2022 dari
http://bambanghermawan.ilearning.me/2019/07/01/89/
5
Onno W.Purbo dan Aang Arif Wahyudi, Mengenal E-Commerce, (Jakarta: Elex Media
Komputindo,2000), h.13.
60
6
Adi Nugroho, E-Commerce Memahami Perdagangan di Dunia Maya, cet.1 (Bandung:
Informatika,2006), h.9.
7
Barkatullah dan Teguh Prasetyo, Bisnis E-Commerce: Studi Sistem Keamanan dan Hukum di
Indonesia, cet.1 (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h.5.
8
Haris Faulidi Asnawi, Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam, cet.1 (Yogyakarta:
Magista Insania Press,2004),h.29.
61
barang yang ia inginkan baik via email atau chatting dalam kontak
yang telah disediakan oleh pihak penjual.
2. Objek Akad
Setiap transaksi jual beli sudah pasti harus ada barang/hal
yang diperjual belikan baik itu berupa barang ataupun jasa, begitu
juga dengan objek yang ada pada transaksi e-commerce.
Barang/jasa (objek akad) dalam transaksi e-commerce
diperbolehkan atau tidaknya tergantung pada aturan-aturan yang
diterapkan oleh Negara dimana transaksi itu dilakukan, sedangkan
di Indonesia sendiri mengharuskan penjual menawarkan objek
(barang/jasa) yang dibolehkan dalam Undang-Undang (tidak
merusak, cacat, atau ada cacat yang tersembunyi), agar layak untuk
diperjual belikan.
3. Pembayaran
Pembayaran dalam transaksi e-commerce biasanya tidak ada
penangguhan pembayaran ketika setelah terjadi akad, karena dapat
menyebabkan transaksi menjadi batal/rusak, kecuali telah terjadi
kesepakatan bahwa pembayaran dapat dilakukan dalam beberapa
waktu (berangsur). Proses pembayaran dalam e-commerce dapat
dilakukan secara langsung dan tidak secara tidak langsung.
Pembayaran secara langsung disini dapat dilakukan langsung oleh
kedua belah pihak tanpa adanya perantara, sedangkan pembayaran
yang tidak secara langsung dapat dilakukan melalui Automatic
Teller Machine (ATM) dengan melibatkan institusi keuangan
(finansial) dan pemegang akun yang akan melakukan pengiriman
uangnya dari akun masing-masing. Kemudian bentuk pembayaran
secara tidak langsung yang lain adalah dengan adanya perantara
62
pihak ketiga, seperti pembayaran dengan debet, kartu kredit dan cek
masuk.
4. Pengiriman
Pengiriman merupakan kegiatan dalam mekanisme e-
commerce yang dilakukan setelah pembeli membayar atas barang
yang dibelinya dari penjual. Pengiriman barang menjadi hal yang
hampir terjadi dalam segala hal proses penyerahan barangnya,
karena dalam transaksi e-commerce penjual dan pembeli tiidak
tinggal berdekatan. Waktu yang digunakan untuk pengiriman
tergantung seberapa jauh jarak, lama tempuh dan kebijakan dari
pihak ketiga sebagai pengirim (penjual).
5. Penerimaan
Serah terima (penerimaan barang) dalam transaksi e-
commerce tidak memerlukan tempat khusus untuk penyerahan
barangnya, karena posisi penjual dan pembeli yang tidak berdekatan
jaraknya menjadi barang yang tidak langsung diterima oleh pembeli
ketika diberikan oleh penjual (dikirim terlebih dahulu). Dapat
dikatakan apabila tempat tersebut do sepakati oleh kedua belah
pihak dan cukup mewakili, maka dapat dijadikan dasar sebagai
tempat serah terimaa barang.
Ketentuan dan dasar hukum e-commerce dalam Islam, setiap
kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga maupun perorangan
pasti mempunyai landasan hukum dalam operasionalnya, baik dari
segi hukum Islam maupun hukum positifnya. Transaksi e-
commerce yang termasuk dalam ekonomi juga menggunakan
kaidah fiqih muamalah. Kaidah digunakan dalam mengidentifikasi
transaksi ekonomi, karena kegiatan ekonomi juga merupakan salah
63
(Sumber : www.baznas.go.id)
BAB IV
PRAKTIK QURBAN ONLINE BAZNAS
Akan tetapi dalam KUHPer tidak ada aturan mengenai jual beli Online,
karena dalam pasal 1481 menjelaskan, dalam transaksi jual beli “Barangnya
harus diserahkan dalam keadaan dimana barang itu berada pada waktu
penjualan. Sejak waktu itu segala hasil menjadi kepunyaan si pembeli”.
Masyarakat
1
Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga Keuangan
Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2013) h.132.
71
2
Fathurrahman Djamil, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga
Keuangan Syariah (Jakarta: Sinar Grafika, 2013) h.104.
3
Ibid., h. 133.
72
4
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,
2008) hlm. 120-121.
5
Helmi Karim, Fiqih Muamalat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002) h.20.
76
6
Abdul Rahman, Ghazaly, dkk. Fiqh Muamalat, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007). H. 189.
77
7
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010) h. 234.
78
8
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta : Gema Insani, 2011), cet I, Jilid 4,
h. 305.
9
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, (Jakarta : Gema Insani, 2011), cet I, Jilid 4,
h. 306
81
tidak memeluk agama apa pun, orang yang murtad dari Islam sekalipun
pindahnya adalah ke agama Ahlul Kitab, serta sembelihan seorang
zindik. Larangan tersebut didasarkan pada firman Allah SWT,
ِ َّ ير َو َما أ ُ ِهلَّ ِلغَي ِْر ٱ
ّلل ِب ِۦه ِ علَ ْيكُ ُم ٱ ْل َم ْيتَةُ َوٱلدَّ ُم َولَحْ ُم ٱ ْل ِخ
ِ نز ْ ُح ِر َم
َ ت
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah,
daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah”.
(QS. al-Maidah/5:3)
صلِحْ لَكُ ْم أ َ ْع َمالَكُ ْم َويَ ْغ ِف ْر َ َّ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َ َمنُوا اتَّقُوا
َ لَّلا َوقُولُوا قَ ْو ًْل
ْ ُ ي. سدِيدًا
َ َّ لَكُ ْم ذُنُوبَكُ ْم َو َم ْن ي ُِط ِع
َ لَّلا َو َرسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَ ْو ًزا
ع ِظي ًما
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. niscaya
Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni
bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-
Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang
besar.” (QS. al-Ahzab/33: 70-71)
10
T.A. Lathief Rusydiy, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulullah saw, Cet. Ke-3,
(Medan: Firman Rimbow, 1996), h.12.
88
90
91
B. Saran
Setelah penulis membaca, meneliti, menganalisis dan
menyimpulkan maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Untuk Baznas sebagai penyedia layanan kurban online Baznas
diharapkan memberikan sosialisasi mengenai mekanisme praktik
kurban online Baznas menurut hukum Islam, baik secara online
maupun offline dengan konten yang menarik dan sesuai syariat
Islam.
2. Untuk Baznas sebagai penyedia layanan kurban online Baznas
diharapkan untuk menyediakan lebih banyak lagi hewan qurban
baik berupa unta, sapi ataupun kambing melihat perkembangan
kurban online yang setiap tahunnya terus meningkat peminatnya.
3. Untuk Baznas sebagai lembaga pemerintah non-struktural yang
mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden tentu harus
memberikan pertanggungjawaban laporan keuangan yang dapat
diakses oleh semua orang.
4. Untuk pekurban sebagai pengguna layanan kurban online Baznas
diharapkan untuk memperhatikan dan mengetahui praktik kurban
online Baznas baik dari transaksi jual beli yang dilakukan,
penyembelihan hewan kurban hingga pendistribusian daging
kurban.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Jabari, Abdul Mutaalal, Al-adhiyyah: ahkamuhawa Falsafatu haal-Tarbiyah,
Penerjermah Ainul Haris, Cara Berqurban, Jakarta: Gema Insani Press, 1996.
Rahman, Abdul, Ghazaly, dkk. Fiqh Muamalat, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.
Al-Juzairi, Abdurrahman, Fikih Empat Mazhab, Jilid 2. Terjemah, Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2015.
Ahmad, Abu Abdurrahman bin Syuaib an-Nasa’i, Sunan an-Nasa’i, Cet.2, Juz.2
Maktaba al-Matbuat al-Islamiyah, 1986.
Muhammad, Abu Abdullah ibn Yazid al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah, Juz 2,
Penerjemah Muhammad Fuad ‘Abd al-Baqi. Sunan Ibnu Majah, Juz 2, Malang:
Darul Ihya Al-Kutub al-‘Al-Arabiyyah, 2014.
Idris, Abu Fatah dan Abu Ahmadi, Fiqih Islam Lengkap, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004.
Kamal, Abu Malik bin as-Sayyid Salim, Shahih Fikih Sunnah, Cet. 2, Jakarta: Pustaka
Azam, 2007.
Nugroho, Adi, E-Commerce Memahami Perdagangan di Dunia Maya, Cet.1 Bandung:
Informatika,2006.
Said, A. Fuad, Qurban dan Aqiqah Menurut Ajaran Islam, Jakarta: Pustaka Zaman,
1994.
Latif, AH Azharuddin, Fiqih Muamalat, Jakarta UIN Jakarta Press, 2005.
Al-Bajawi, Ali Muhammad, dkk. Qashash Al-Qur’an, Penerjemah Abdul Hamid,
Untaian Kisah Dalam Al-Qur’an , Jakarta: Dar al-Haq, 2007, Cet,1.
Al-Husaini, Al-Imam Taqiuddin Abu Bakar, Terjemah Kifayatul Akhyar, Jilid 3
Surabaya: PT. Bina Ilmu 1997.
Sabiq, Al-Sayyid, Fiqih Sunnah 5, Jakarta: Cakrawala Publishing, 2009.
Rosyidy, A.Latief, Qurban dan Aqiqah Menurut Sunnah Rasulullah SAW,
Medan:Firma Rimbow, 1996.
Soematri, Andri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana Prenaa Media
Group, 2009.
92
93
Prasetyo, Barkatullah dan Teguh, Bisnis E-Commerce: Studi Sistem Keamanan dan
Hukum di Indonesia, Cet.1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Djamil, Fathurrahman, Penerapan Hukum Perjanjian dalam Transaksi di Lembaga
Keuangan Syariah, Jakarta: Sinar Grafika, 2013.
Asnawi, Haris Faulidi, Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam, Cet.1,
Yogyakarta: Magista Insania Press,2004.
Ambary, Hasan Mu’arif, dkk. Ensiklopedia Islam, cet.IV, Jilid 5, Jakarta: PT. Ichtiar
Baru Van Hoeve Jilid 5, 1997.
Suhendi, Hendi, Fiqh Muamalat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Tahido, Huzaimah Tahido, Masail Fiqhiyah kajan Islam Kontemporer, Bandung:
Angkasa, 2005.
Abidin, Ibnu Mas’ud Zainal , Fikih Mazhab Syafi’I Buku I Ibadah, Cet. 2, Bandung:
Pustaka Setia, 2005.
Mas’ud, Ibnu dan Zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syafi’i, Bandung: Pustaka Setia, 2005
Syafi’i, Imam, Ringkasan Kitab Al-Umm, Jilid 1-2, Jakarta: Pustaka Azzam, 2004.
Rais, Isnawati dan Hasanudin, Fiqh Muamalat dan Aplikasinya Pada LKS, Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011.
Moleong, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2004.
Al- Madani, Malik bin Annas, Muato Abdul Malik, Juz 2, Bairut Libanon: Dar al-Ihya
at-Turast al-Araby, 1983.
Muhammad, Maulana, Al-Quran Terjemah dan Tafsir, Juz XXIV, Jakarta: Darul
Qutubil Islamiyah, 2014.
Herman, Malau, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era
Tradisional sampai Era Moderenisasi Global, Bandung: Alfabeta, 2017.
Al, Masrul, Pandemi Covid-19, Persoalan dan Refleksi di Indonesia, Medan:
Yayasan Kita Menulis, 2020.
Nasir, M Husain, Fikih Dzabihah Kurban, Aqiqah, Khitan, Cet ke-1, Jatim: Pustaka
Sidogiri, 2005.
Ad-Dimsyaqi, Muhammad bin Abdurrahman, Fikih Empat Mazhab, Bandung:
Hasyimi, 2014.
94
Wizinindyah, Ayutha. “Potret Penyembelihan Hewan Qurban Pada Era New Normal
di Kabupaten Kotawaringin Barat”. (Jurnal – E-Prosiding Seminar Nasional
Ilmu Peternakan Terapan, Vol.2,3, (2020).
LPBKI MUI Pusat. Fiqh Wabah: Panduan Syariah, Fatwa Ulama, Regulasi Hukum,
dan Mitigasi Spiritual. Jakarta Selatan: Albayzin, 2020.
Kartini. “Praktek Kurban di Desa Kundur Dalam Perspektif Hukum Islam, Studi Kasus
Di Desa Kundur, Kec.Kundur Barat Kab. Karimun Kepulauan Riau”, Skripsi
S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.
Bambang H, “Internet and E-Commerce”, Artikel diakses pada 21 Februari 2022 dari
http://bambanghermawan.ilearning.me/2019/07/01/89/
LAMPIRAN
WAWANCARA
Nama : Taris
Hewan kurban dibeli dari mitra baznas, yaitu para peternak yang berada dalam
binaan Baznas.
Baznas bekerja sama dengan beberapa mitra kurban, yaitu peternak hewan
qurban, pemotongan rumah hewan, dan mitra perbankan sebagai fasilitas
pembayaran.