Anda di halaman 1dari 4

PUSAT PENELITIAN KEBIJAKAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


BALITBANG KEMENDIKBUD 2017
Policy Brief

SEKOLAH LIMA HARI (SLH):


PILIHAN ALTERNATIF
MENUJU PENGUATAN
PENDIDIKAN KARAKTER

S
Pengaruh lingkungan lingkungan ekolah lima hari dengan perpanjangan
sosial pada anak semakin hari semakin waktu aktivitas di sekolah hingga sore
besar. Pengaruh tersebut selain bersifat (fullday school) merupakan salah satu
positif juga bersifat negatif. Terlebih lagi alternatif pilihan yang dapat dilaksanakan untuk
dengan perkembangan teknologi yang menghadapi persoalan tersebut. Dengan sekolah
semakin pesat. Kemajuan teknologi lima hari anak akan lebih lama sekolah dan tentu
informasi yang pesat tidak dipungkiri saja akan lebih terawasi. Kegiatan yang dilakukan
memberikan kesempatan kita untuk oleh anak juga lebih jelas dan terstruktur. Tentu saja
dapat mengakses kepada beragam banyak komponen yang harus dipertimbangkan
informasi dari berbagai sumber dan untuk melaksanakan kebijakan tersebut agar
negara. Tidak sedikit arus informasi dapat dilaksanakan secara nasional. Terutama
tersebut tidak sesuai dengan budaya mengingat Negara Indonesia yang sangat luas dan
kita seperti materi yang bermuatan beragam kondisi antar daerah
kebebasan, kekerasan, pornografi, dan
sebagainya.

http://litbang.kemdikbud.go.id
Sekolah Lima Hari (SLH): Pilihan Alternatif Menuju Penguatan Pendidikan Karakter

Praktek Empiris SLH Klaten. Kota Payakumbuh melaksanakan


kebijakan sekolah lima hari sejak tahun
Sekolah lima hari sudah diimplementasikan 2014. Pada tahun 2014 sekolah lima hari
di berbagai tempat. Pada level negara, dilaksanakan pada 10 sekolah, yaitu 8 SD, 1
negara yang sudah menerapkannya antara SMP, dan 1 SMA. Pada tahun 2016 kebijakan
lain Amerika Serikat, Jepang, Swedia, dan dilaksanakan pada seluruh sekolah SMP
Vietnam. Tentu saja pelaksanaan beragam yang berstatus negeri dan satu sekolah SMA
sesuai dengan kebijakan dan kondisi masing- negeri. Di Kabupaten Purwakarta kebijakan
masing. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan sekolah lima hari dilaksanakan sejak
untuk mengisi perpanjangan waktu belajar tahun 2008 dan dilaksanakan pada semua
juga sangat beragam mulai dari penguatan jenjang pendidikan yang berstatus negeri.
akademis, pengembangan diri, kegiatan Pada saat ini pembelajaran lima hari di
literasi, kegiatan seni-budaya, kegiatan olah Purwakarta sudah dikaitkan dengan program
raga, aktivitas sosial, dan sebagainya. pembentukan karakter siswa. Kabupaten
Klaten melaksanakan sekolah lima hari pada
Di Amerika Serikat, kebijakan ini diserahkan tahun ajaran 2015/2016 pada semua sekolah
kepada pemerintah negara bagian. Ada negeri. Kebijakan ini hanya berjalan satu
beberapa alasan dilaksanakannya sekolah tahun, pada tahun ajaran 2016/2017 mereka
lima hari ini, yaitu kecenderungan kembali menjalankan pembelajran selama
menurunnya prestasi siswa-siswa di Amerika enam hari seminggu
Serikat, semakin berkurangnya pengawasan
anak karena orangtua yang bekerja, dan
meningkatnya kriminalitas dengan puncak Dampak Pelaksanaan
jam terjadinya tindakan kriminal pukul
15.00-18.00 WIB. Di Vietnam sekolah SLH
lima hari dilaksanakan karena kesadaran
bahwa capaian pendidikan yang rendah dan Dampak pelaksanaan sekolah lima hari
disparitas layanan pendidikan antardaerah, dapat bersifat positif ataupun negatif.
sedangkan di Swedia aktivitas lima hari Dampak positif adalah dampak yang berupa
sekolah diisi dengan kegiatan-kegiatan kemajuan-kemajuan yang dialami oleh siswa,
literasi, olah raga, seni, yang bertujuan guru, sekolah, orangtua, ataupun masyarakat.
untuk memberi keseimbangan bagi ranah Sedangkan dampak negatif adalah kondisi
nonakademis. kemunduran yang dialami oleh siswa, guru,
sekolah, orangtua, atau masyarakat. Kedua
Beberapa dampak positif dirasakan dari jenis dampak dapat terjadi secara simultan
implementasi kebijakan tersebut, seperti di atau bersamaan.
bidang akademis terjadi peningkatan capaian
akademis peserta didik dan berkurangnya Dampak positif pelaksanaan sekolah lima hari
disparitas akademis antarsiswa. Pada ranah adalah meningkatnya kegiatan tutor sebaya
kompetensi diri terjadi peningkatan konsep diantara siswa, peningkatan konsultasi siswa
diri, kompetensi personal dan sosial, dan kepada guru baik untuk urusan akademis
penurunan masalah keperilakuan. Meskipun maupun non akademis, semakin besarnya
begitu pelaksanaan sekolah lima hari dapat kesempatan guru saling berdiskusi dalam
meningkatkan pembiayaan pendidikan dan membahas pembelajaran dan persiapannya,
mempengaruhi kondisi fisik dan psikis anak meningkatnya pengawasan anak, dan
terutama munculnya stres pada anak. kesempatan hari Sabtu sebagai hari keluarga
untuk meningkatkan komunikasi antara
Ada beberapa daerah di Indonesia yang anak dengan orangtuanya. Dampak negatif
telah mengimplementasikan kebijakan yang muncul sebagai akibat pelaksanaan
sekolah lima hari, yaitu Kota Payakumbuh, sekolah lima hari adalah terhentinya program
Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten pendidikan keagamaan sore hari seperti

2
Pusat Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan Balitbang Kemendikbud

madrasah, TPA/TPQ/TPSA, kondisi kelelahan anak pulang lebih sore tentu saja harus ada
fisik dan psikis anak yang meningkat, tempat untuk beribadah dan berkegiatan
peningkatan pengeluaran orangtua, dan nonakademis yang memadai dan nyaman.
meningkatnya kemungkinan anak keluyuran
pada hari Sabtu pada, terutama pada keluarga 2. Pelibatan orangtua dan masyarakat
yang tidak bisa memanfaatkannya dengan dalam berbagai bentuknya.
efektif (misalnya orangtua bekerja, atau
orangtua yang kurang peduli terhadap anak). Orangtua siswa adalah salah satu komponen
utama dalam pelaksanaan kebijakan sekolah
lima hari. Orangtua harus mendapatkan
informasi yang memadai tentang kebijakan
Kendala Pelaksanaan ini sehingga dapat menyiapkan berbagai
SLH kebutuhan anak. Masyarakat lebih luas
juga dapat dilibatkan dalam pelaksaan ini
Ada beberapa kendala yang ditemukan misalnya dengan menjadi instruktur atau
dalam penyelenggaraan sekolah lima hari. memadukan kegiatan yang sudah ada di
Secara garis besar dapat dikelompokkan masyarakat dengan kegiatan sekolah.
menjadi kendala internal sekolah dan
kendala eksternal. Kendala internal sekolah 3. Penyediaan fasilitas antarjemput siswa.
mencakup: ketersediaan sarana dan prasarana,
persoalan pembiayaan, ketenagaan, struktur Salahsatu persoalan yang dihadapi dalam
pembelajaran, penyediaan makan siang, dan implementasi sekolah hari adalah transportasi
ketiadaan pedoman yang mengatur kebijakan siswa. Karena siswa pulang lebih sore, tidak
sekolah lima hari. Sedangkan kendala eksternal sedikit anak yang mengalami kesulitan untuk
mencakup beberapa persoalan, yaitu: kegiatan pulang. Oleh karenanya pemerintah perlu
keagamaan madrasah atau TPA/TPQ/TPSA mengatasi persoalan ini, misalnya dengan
yang terhambat, kondisi orangtua (kesiapan, penyediaan bus pelajar.
pengasuhan, kondisi ekonomi, orangtua yang
4. Optimalisasi komite sekolah.
bekerja), kendala transportasi siswa, kegiatan
anak pada hari Sabtu, dan disparitas geografis
Optimalisasi komite sekolah tidak selalu
dan demografis.
dalam bentuk dana, namun dapat juga
berbentuk bantuan yang sifatnya barang atau
jasa untuk mendukung sekolah, misalnya
Apa Yang Perlu dengan gotong royong memperbaiki sarana
parasarana sekolah yang rusak.
Dipersiapkan?
5. Peningkatan keamanan dan keselamatan.
Berdasarkan kajian terhadap berbagai
peklaksanaan sekolah lima hari diperoleh Pada implementasi sekolah lima hari pada
kesimpulan bahwa untuk dapat melaksanakan umumnya siswa pulang lebih sore, kerawanan
kebijakan sekolah lima hari, ada beberapa pada waktu ini biasanya meningkat. Oleh
syarat yang harus dipenuhi oleh berbagai karenanya perlu kerjasama dengan aparat
pihak pemangku kepentingan, terutama untuk meningkatkan jaminan keamanan bagi
pemerintah dalam berbagai tingkatannya. para siswa, misalnya dengan peningkatan
patroli sekolah.
1. Ketersediaan sarana ibadah, minat, dan
bakat.

Ketersediaan fasilitas untuk melaksanakan


berbagai kegiatan sangatlah penting terutama
fasilitas ibadah, minat, dan bakat. Dengan

3
Sekolah Lima Hari (SLH): Pilihan Alternatif Menuju Penguatan Pendidikan Karakter

6. Pengaturan makan siang.

Penyiapan makan siang siswa harus jelas bagaimana, apakah dikelola bersama di sekolah atau
diserahkan kepada orangtua masing-masing, anak membawa makan dari rumah atau dikirim.

7. Integrasi program keagamaan.

Salah satu persoalan yang terjadi adalah anak pulang lebih sore, akibatnya program keagamaan
yang dilaksanakan oleh masyarakat seperti madrasah, TPA/TPQ/TPSA tidak bisa dilaksanakan.
Perlu pengaturan agar program ini dapat terus berjalan, misalnya dengan mengintegrasikan
kegiatan ini di sekolah atau memundurkan jadwal.

8. Reformulasi program pembelajaran.

Pelunya ada panduan bagaimana untuk menyusun struktur pembelajaran lima hari sekolah,
termasuk pula bagaimana menyusun program tambahan.

Policy Brief ini merupakan hasil dari penelitian/ kajian yang dilakukan oleh Pusat
Penelitian Kebijakan Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2016,
untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :
Pusat Penelitian Kebijakan
Pendidikan dan Kebudayaan
Komplek Perkantoran Kemendikbud, Gedung E lantai 19,
Jalan Jendral Sudirman, Jakarta
4

Anda mungkin juga menyukai