Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 17 KMO Club Batch 37

PJ: SEKAR HIDAYATUN NAJAKH


ANTARA RIDHO IBU DAN MURKA AYAH
Nursamsi huda urbin

"Seseorang datang kepada Rasulullah SAW dan berkata, 'Wahai rasulullah,


kepada siapa aku harus berbakti pertama kali ? Nabi menjawab,' ibumu..
ibumu.. ibumu, lalu ayahmu"
(HR. Bukhari dan Muslim)
Praang...
suara piring pecah membangunkanku dari tidurku.
aku menggeliat dan terbangun. kuhampiri asal suara yang mengganggu
tidurku.
"Ibu..! "pekikku
Aku segera menghampiri ibu yang sedang memungut pecahan piring yang
berserakan. tampak tangannya gemetar, sudut bibir yang berdarah, serta pipi yang
memerah akibat tamparan.
" Ibu, biarkan aku memberinya pelajaran"ucapku.
"tak usah nak, ibu gapapa. "ucap ibu memandangku sambil tersenyum.

Aku tak bertanya apa sebabnya ibu bisa seperti itu. pasti ayah melakukannya, pria itu
selalu memarahi bahkan tak segan untuk memukul. itu sudah biasa terjadi. sering..
bahkan selalu.
" ibu, aku berangkat sekolah ya."
"hati-hati nak, yang rajin belajarnya ya.." ucap ibu menasihatiku

Aku segera berlalu untum ke sekolah. kulihat pria tua dengan pakaian yang lusuh
sedang tertidur pulas. bau alkohol menyeruak ke seluruh ruangan. aku tak
mempedulikannya, aku tak pernah menganggapnya ada.
Derap langkah kaki dengan semangat memasuki sebuah sekolah yang
cukup terkenal dengan ke-elitannya. sejenak aku berhenti di tengah
lapangan. memandang perlahan ke seluruh arah. hembusan angin terasa
sebab hari ini cuaca memang sedang mendung.

"Bismillah," ucapku sembari melangkah menuju ke kelas. aku jalan


menunduk tatkala melewati beberapa siswa yang memandangku dengan
tatapan menjijikkan. ya..tatapan yang sudah biasa aku lihat setiap harinya.
mereka memandangku rendah karena tahu bahwa ibuku hanya pedagang
sayur keliling. terlebih lagi ayahku yang sebagai kepala preman pasar yang
hobinya berjudi dan mabuk-mabukan.
"Ayah.. aku membencimu". ucapku lirih dengan perasaan marah.
Bruuk..
"Hei, hati-hatilah. kalau jalan itu jangan nunduk. kenapa ? malu ? karna
ibumu pedagang sayur keliling? atau ayahmu yang preman itu? ".
Gelak tawa terdengar riuh dan jelas. membuatku marah dan rasanya aku ingin menonjok
dodit. teman sekelasku yang merupakan anak dari seorang pengusaha tekstil.
" kau.. "ucapku dengan geram sambil menarik kerah bajunya dengan kuat.
Wajah ketakutan terpancar jelas. kalau saja bukan karna teman yang melerainya bukan
tak mungkin dodit sudah kuhajar.

Anda mungkin juga menyukai