Anda di halaman 1dari 1

“Nahapppp nahappp bangun sudah pagi, kamu mau sekolah atau tidak”

suara ibuku telah menggelegar di telingaku. Seperti biasa aku menjalani hari-hari layaknya
siswa SMK. Ya benar, saat ini aku duduk di kelas 3 SMK, aku ini bisa dibilang yang nakal.
Aku pernah mengajak temanku untuk memaling ikan di kolam tetangga, bahkan aku juga
sering memaling uang ibuku. Aku anak pertama dari 3 bersaudara, adiku pertama namanya
iswara dan yang ketiga namanya hafiz. Aku ini anak pertama tapi sifatku sama sekali tidak
dewasa, mungkin karena jarak antara aku dan adik di bawahku yang terlampau jauh yaitu 9
tahun. Ibuku seorang guru SD yang sangat cerewet dan ayahku adalah seorang PNS yang
bekerja di BAPEDA. Ayahku sebenarnya sakit diabetes, beliau sering keluar masuk rumah
karena tak bisa mengontrol makanan yang beliau makan.

“bu, minta uang...” kataku sambil menadahkan tangan di depan ibuku. Dengan
mengantongi satu buku dan satu pena akupun langsung bergegas berangkat ke sekolah setelah
diberi uang saku oleh ibu. Orang rumah biasa melihat penampilanku seperti ini ke sekolah,
mungkin mereka sudah lelah untuk menasihatiku. Karena yang aku pikirkan saat ini adalah
menikmati masa muda dengan bersenang-senang tanpa mengidahkan masa depan. Seperti
layaknya sekolahan yang nakal lainnya, di sekolah aku sering bolos saat jam pelajaran, entah
itu ke kantin atau ke kosan teman. Aku sering diberi surat peringatan dari sekolah bahkan
orang tuaku sering dipanggil untuk datang ke sekolah. Tentu saja panggilan orang tua
tersebut itu kupenuhi dengan menggantikannya dengan tukang ojek, dengan berpura-pura
bahwa tukang ojek itu adalah pamanku. Hal-hal yang nakal seperti ini sudah sering
kulakukan bahkan sudah tak asing lagi dikehidupanku.

Anda mungkin juga menyukai