Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) KEPERAWATAN HEWAN PELAYANAN


KESEHATAN HEWAN/ TERNAK PADA UPT DINAS PETERNAKAN KECEMATAN
PALIBELO KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

DI SUSUN OLEH:

NAMA SISWA : NIKITA

NISN : 0048486199

KELAS : XII.4

PROGRAM STUDI : KEPERAWATAN HEWAN

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

DINAS PEDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 WERA

TAHUN AJARAN 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN) KEPERAWATAN HEWAN PELAYANAN


KESEHATAN HEWAN/ TERNAK PADA UPT DINAS PETERNAKAN KECEMATAN
PALIBELO KABUPATEN BIMA NUSA TENGGARA BARAT (NTB)

Nama Siswa : Nikita

Nisn : 0048486199

Kelas : XII.4

Program Studi : Keperawatan Hewan

Laporan ini telah disetujui dan disahkan oleh guru pembimbing sekolah dan instansi pada
tanggal 26 februari 2022

Siswa Pembimbing Pembimbing

Instansi/ Industry Sekolah

Nikita M. Salahudin, S.PT Ndia Puspawati, S. KH

Mengetahui

Kepala Sekolah Ketua Jurusan

Jufriadi, SE,M.Si Widiawati, S.PT

Nip: 196711102003121005 Nip:1995052520192006


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas berkat limpahan
rahmatnyalah sehingga penulis dapat menyusun laporan praktik kerja industry (PRAKERIN)
atau pendidikan sistem ganda (PSG) ini dengan baik dan sesuai dengan hasil praktik serta
keadaan di wilayah tempat praktik penulis.

Ucapan terimakasih yang sebesar besarnya kepada pihak-pihak yang turut serta
membantu dan membimbing dalam penyelesaian penulisan laporan praktik kerja industry/PSG
program studi keperawatan hewan ini, terutama kepada:

1. Bapak Jufriadi, SE,M.Si Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Wera


2. Bapak/Ibu Kepala Upt Dinas Peternakan Kecamatan Palibelo
3. Ibu Widiawati, S.PT Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Hewan
4. Ibu Ndia Puspawati, S.KH Selaku Guru Pembimbing Sekolah
5. Bapak Salahudin, S.PT Selaku Pembimbing Instansi/Industri
6. Semua Staff Dan Pegawai Di UPTD Peternakan Kecamata Palibelo
7. Serta Semua Pihak Yang Telah Membantu Dalam Penyusunan Laporan Praktik Kerja
Industri (PRAKERIN) atau Pendidikan Sistem Ganda (PSG)

Penulis menyadari bahwa laporan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Wera, 06 oktober 2021

Penulis

Nikita
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................ii

KATA PENGANTAR.............................................................................................................iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2.Tujuan...........................................................................................................................7

1.3. Manfaat........................................................................................................................7

1.3.1. Manfaat prakerin bagi siswa..................................................................................7

1.3.2. Manfaat praktek kerja industry (PRAKERIN) bagi sekolah..................................7

1.3.3. Manfaat praktek kerja industry (PRAKERIN) bagi masyarakat............................8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Hewan/ Ternak..............................................................................................9

2.2. Inseminasi Buatan (IB)................................................................................................9

2.3. Jenis-Jenis Penyakit...................................................................................................10

2.2.1. Penyakit Anthrax (Radang Limpa).....................................................................10

2.2.2. Penyakit SE (Septichaemia Epizootica) .............................................................10

2.2.3. Penyakit Pink Eye...............................................................................................11

2.2.4. Penyakit Scabies.................................................................................................11

2.2.5. Penyakit BEF......................................................................................................12

2.2.6. Penyakit Helminthiasis/Cacingan.......................................................................13

BAB III. MATERI DAN METODE

3.1. Lokasi Dan Waktu Kegiatan......................................................................................14


3.2. Alat Dan Bahan .........................................................................................................14

3.3. Metode..............................................................................................................15

BAB 1V. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Kegiatan Praktek Kerja Industry (PRAKERIN) PSG.............................17

4.2. Pembahasan/Uraian Kegiatan...........................................................................17

4.2.1. Pemberian Vitamin....................................................................................17

4.2.2. Penanganan Kasus Anoreksia Pada Sapi...................................................17

4.2. 3. Pengendalian Scabies Pada Sapi dan Kambing........................................18

4.2.4. Pengendalian Bovine Ephemeral Fever (BEF) Pada Sapi.........................19

4.2.5. Pemberian Obat Cacing (HELMINTHIASIS)..........................................19

4.2.6. Penanganan Kasus Diare/ Mencret ...........................................................19

4.2.7. Penanganan Distoxia/ Kelahiran...............................................................20

4.2.8. Sinkronisasi, Pemeriksaan Kebuntingan, Dan Insiminasi Pada Sapi........20

4.2.9. Vaksinasi ternak........................................................................................21

4.3. Hambatan Yang Di Alami................................................................................21

4.4. Tindak Lanjut/Solusi........................................................................................22

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan.......................................................................................................23

5.2. Saran.................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................26

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................27

LAMPIRAN...................................................................................................................28
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Program prakerin dilaksanakan oleh siswa itu sendiri di beberapa perusahaan
puskeswan palibelo yang tersebar wilayah kabupaten bima, dalam satu perusahaan satu
kelompok yang di sesuaikan dengn kebutuhan perusahaan tersebut agar kegiatan lebih
efektif dan juga siswa lebih mengetahui system pemeliharaan yang dilakukan dalam
perusahaan tersebut.
Dalam pelaksanaan kegiatan prakerin bagi siswa SMKN 1 WERA merupakan
tuntunan kurikulum pada program akdemik sesuai dengan jurusan masing masing. Hal
diharapkan menambah wawasan dan pengalaman serta peningkatan pemahaman terhadap
drispek, agar memiliki keterampilan hidup pada keahlian dan jurusan yang bersangkutan,
selain itu untuk mempersiapkan diri sebagai generasi yang handal, terampil, mandiri,
professional dan siap pakai baik di dunia industry maupun dunia usaha lainnya.
Ilmu kesehatan ternak merupakan salah satu ilmu dalam bidang hewan. ilmu ini
bersifat sebagai pilar inti dalam mewujudkan eksistensi dunia hewan. Kematian hewan
akibat peyakit menular adalah bencana bagi manusia hewan. Perubahan iklim,
peningkatan populasi, laju perdagangan dan transportasi, mutasi pathogen, kemajuan
teknologi sangat mempengaruhi perkembangan ilmu kesehatan ternak.
Dalam dunia pendidikan, khususnya pada sekolah SMK, program praktik kerja
industri (prakerin) bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang siap kerja
secara terampil dengan kemampuan yang diperoleh. Oleh karena itu, program praktik
kerja industry memegang peranan yang sangat penting bagi sekolah untuk mengetahui
seberapa jauh ilmu yang telah dikuasai peserta didik dalam penerapannya di dunia usaha
yang sebenarnya.
Praktek kerja industry ini siswa diharapkan dapat mewujudkan tujuan pendidikan tiga
tahun yaitu menghasilkan lulusan yang terampil, tangguh, siap pakai, mandiri dan
bertanggung jawab. Dengan adanya praktek kerja industry ini siswa dapat mengetahui
situasi dan kondisi kerja dalam bidang industry atau dunia usaha yang sebenarnya. Maka
kelak kalau para siswa akan mencapai lapangan kerja yang sudah memiliki pengalaman
kerja. Selain untuk mencari pengalaman didunia kerja, juga merupakan salah satu syarat
untuk mengikuti ujian nasional.
1.2. Tujuan
Dengan adanya kegiatan prakerin, siswa dituntut untuk berperan aktif dalam
mengembangkan ilmunya budi daya ternak sehingga dapat memberi wawasan dan
diharapkan bisa mandiri dikemudian hari sekaligus memberikan konstribusi dalam
memajukan prospek ternak.

Adapun tujuan diadakannya kegiatan prakerin adalah sebagai berikut:

1. Agar siswa mampu mendeteksi, mencegah dan menangani penyakit.


2. Meningkatkan pemahaman akan penyakit menular seperti cara mengetahui gejalah
penyakit, cara memilih ternak yang sehat, perawatan hewan, pengobatan, sanitasi.
3. Agar siswa bisa mengetahui cara pencegahan hal penyakit sekaligus secara pemberian
obat yang benar bagi ternak yang sakit.
4. Melatih kemampuan disiplin dan tanggung jawab.
1.3. Manfaat praktek kerja industry (PRAKERIN)
Adapun manfaat praktek kerja industri (PRAKERIN) bila ditinjau dari tiga aspek
meliputi:
1.3.1. Manfaat prakerin bagi siswa
 Sebagai salah satu syarat bagi siswa/i untuk mengikuti ujian sekolah dan ujian
nasional tahun 2021/2022
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam bidang usaha tani
terutama di bidang peternakan agar bisa mandiri dan berjiwa usaha
(entrepreneurship)
 Melatih siswa beradaptasi dan berkomunikasi dengan masyarakat serta
mengenal kehidupan petani dibidang agribisnis
 Mendorong siswa berpikir sesuai kenyataan dan kerja sama secara efektif,
efisien dan kreatif dengan keadaan lingkungan
 Memperkokoh LINK AND MATCH kesesuai kecocokan antara program
sekolah dengan tuntutan dunia kerja
1.3.2. Manfaat praktek kerja industry (PRAKERIN) bagi sekolah
 Meningkatkan hubungan atau kerja sama antara sekolah pertanian
pembangunan dengan instansi
 Memberikan masukan dalam rangka pengembangan kualitas sekolah sesuai
dengan perkembangan teknologi dimasa mendatang
 Sekolah sangat di bantu dalam menghasilkan wirausaha muda dengan kader-
kader pertanian/peternakan yang maju dan terampil
1.3.3. Manfaat praktek kerja industry (PRAKERIN) bagi masyarakat
 Masyarakat dapat merasakan dan mengetahui keberadaan SMK negeri 1 Wera
sebagai salah satu pusat pengembangan pertanian di wilayahnya
 Secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan kegiatan budi
daya pada sector peternakan, pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan
petani dan kesejahteraan masyarakat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit hewan/ternak

Penyakit hewan strategis merupakan penyakit hewan yang berdampak pada kerugian
ekonomi tinggi karena bersifat menular, menyebar denga cepat sehingga angka
morbiditas dan mortalitasnya tinggi, atau berpotensi mengancam kesehatan masyarakat.
menurut adzi dan sani (2005) penggolongan PHM strategis di dasarkan pada kriteria.
Pertama, secara ekonomis penyakit tersebut dapat mengganggu produksi dan reproduksi
ternak (secara signifikan) dan mengakibatkan gangguan perdagangan. Kedua, secara
politis penyakit itu dapat menimbulkan keresahan masyarakat, umumnya dari kelompok
penyakit zoonosis. Dan ketiga, secara strategis penyakit ini dapat mengakibatkan
mortalitas yang tinggi dan penularannya relative cepat, sehingga perlu pengaturan lalu
lintas ternak atau produknya secara ketat.

2.2 Inseminasi Buatan (IB)

Insemimasi Buatan pada sapi (kawin suntik) adalah suatu cara atau teknik untuk
memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah diproses
terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat kelamin betina
dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut "insemination gun".

2.2.1. Cara Inseminasi Buatan (IB)

1. Pastikan terlebih dahulu birahi dan ada tidaknya kebuntingan sapi betina

2. Atur posisi dengan benar, baik posisi sapi maupun petugas

3. Masukkan tangan kiri ke lubang rectum

4. Cari bagian cervix uteri

5. Pastikan kembali sapi siap di inseminasi atau tidak.


2.2.2. Tujuan Inseminasi Buatan

1. Memperbaiki mutu genetika ternak


2. Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan
sehingga mengurangi biaya
3. Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam
jangka waktu yang lebih lama
4. Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur
5. Mencegah penularan/ penyebaran penyakit kelamin.

2.3. Jenis-Jenis penyakit:

2.2.1. Penyakit anthrax (Radang limpa)

menurut (Adji SR, Dkk, 2006) adalah penyakit menular yang dapat menyebabkan
kematian mendadak atau tiba-tiba dan dapat menyerang pada berbagai jenis penyakit
seperti: sapi, kerbau, kuda, kambing, domba yang disertakan dengan demam atau
panas badan yang tinggi pada manusia (zoonosis).

 Penyebab penyakit anthrax:


1. Penyebab penyakit anthrax adalah kuman (bakteri) yang disebut baksil
anthrax (bacillus anthrax)
2. Baksil anthrax pada keadaan tertentu dapat berkembang biak dengan cepat
sekali melalui pembentukan sporal (tahapan kehidupan kuman) keutamaan
tahan terhadap kekeringan dalam jangka waktu yang lama bahkan dapat
didalam tanah dapat tahan hidup (40 tahun – 50 tahun).
3. Kuman anthrax banyak terdapat didaerah pertanian terutama daerah basah dan
lembap.
 Cara penularan anthrax
1. Penularan penyakit dari hewan penderita ke hewan lain yang sehat terjadi
melalui alat pencernaan.
2. Kuman anthrax berpindah dan menyebar kemana saja melalui air, angin,
serangga dan bahan-bahan lainnya yang tercemar kuman anthrax.
 Tanda-tanda penyakit anthrax
Penyakit anthrax pada hewan demam, sakit perut, lesu, lemah, tidak ada
nafsu makan, bengkak bagian leher, dada, perut bagian bawah dan alat kelamin
bagian luar.

2.2.2. Penyakit SE (Septichaemia Epizootica)

SE adalah penyakit menular terutama pada sapi, kerbau, babi, dan kadang-
kadang pada domba, kambing dan kuda.

 Tanda-tanda hewan yang terkena penyakit SE


1. Kondisi tubuh lesuh dan lemah
2. Suhu tubuh meningkat dengan cepat diatas 40° C
3. Tubuh gemetar mata sayup dan berair
4. Nafsu makan, memamah biak, gerak rumen dan usus menurun sampai hilang
disertai konstifasi
5. Penyakit yang berjalan kronis, hewan menjadi kurus dan sering batuk, nafsu
makan terganggu dan terus menerus mengeluarkan air mata, suhu badan
normal tetapi terjadi mencret bercampur darah

2.2.3. Penyakit Pink Eye

Penyakit mata yang menular pada ternak, terutama sapi, kerbau, domba, dan
kambing. Pink Eye menyerang semua umur, namun hewan mudah lebih peka
dibandingkan dengan hewan tua. Penyakit Pink Eye sering terjadi pada musim panas
dimana pada saat itu terdapat banyak debu dan meningkatnya populasi lalat.
 Penyebab penyakit Pink Eye
 Pink eye disebabkan oleh bakteri, mycoplasma dan atau virus, rikketsia
maupun chlamydia, namun yang paling sering ditemukan adalah akibat
bakteri maraxella bovis.
 Mikroorganisme penyebab ditularkan lewat kontak antara ternak peka
dengan ternak penderita atau oleh serangga yang bisa memindahkan
mikroorganisme atau bisa juga lewat iritasi debu atau sumber-sumber lain
yang dapat menyebabkan goresan atau luka mata.
 Penyait ini juga sering terjadi pada musim panas karena banyaknya debu
dan meningkatnya populasi lalat musca autumnalis sebagai vaktor.
 Pengobatan
 Ternak yang sakit mata sebaiknya dipisahkan dari ternak yang masih sehat.
 Suntikan antibiotic, seperti tetracycline atau tylosin dan penggunaan salep
mata dapat membantu kesembuhan penyakit.
 Menempatkan ternak pada tempat yang teduh atau menempelkan kain di mata
dapat mengurangi rasa sakit mata akibat silaunya matahari salep mata atau
larutan yang mengandung antibiotika seperti chloramphenicol, oxytetracycline
dan campuran penicillin stratomicin.
 Bisa juga dioleskan salep teramicin, 0,1%.
 Biasanya mata kambing akan sembuh dalam 1-2 minggu.

2.2.4. Penyakit scabies

Sangat mudah menular pada ternak lain yang langsung bersentuhan dengan ternak
yang terjangkit sehingga perlu memisahkan ternak yang terkena penyakit scabies
dengan ternak yang sehat warton S.F, dan Curre B.J, 2007. Pada kondisi yang
parah scabies bisa tersebar pada seluruh tubuh.
Secara klinis dari penyakit scabies dapat diamati secara langsung. Handako
(2009) scabies biasanya ditandai dengan kulit mengeras, gundul dan berkerak.
Penanganan dengan obat-obatan tradisional bisa dilakukan.
 Gejala penyakit scabies
Pada hewan yang terjangkit penyakit ini adalah gatal pada bagian tubuh, bulu
rontok, kulit kasar dan berkoreng.

2.2.5. Penyakit BEF

Bovine Ephemeral Fever (BEF) Adalah salah satu penyakit virus arbo pada
ruminansia terutama pada sapi dan kerbau, yang penularannya melalui vektor
nyamuk. Tumbuh kembang nyamuk sebagai vektor sangat dipengaruhi oleh
perubahan iklim dan lingkungannya, dan akan berkembang pesat pada saat
terjadinya kenaikan suhu lingkungan.
 Cara pencegahan penyakit BEF.
1. Jaga kebersihan kandang.
2. Sanitasi dan hegenitas kandang
3. Berikan vitamin secara rutin minimal sebulan sekali pada sapi untuk
memperbaiki kondisi umum.
4. Sebelum diberikan pada sapi, rumput yang masih segar dilayukan terlebih
dahulu.

2.2.6. Penyakit helminthiasis/ cacingan

Helminthiasis atau biasa disebut cacingan adalah penyakit yang sering menyerang
hewan ternak. Baik sapi, kambing, domba, babi, maupu kerbau sangat rentan
terinfeksi cacing dikarenakan kondisi lingkungan kotor, becek, dan lembab.
 Gejala klinis
Pada infeksi yang bersifat kronis, gejala yang terlihat antara lain ternak
malas, tidak gesit, napsu makan menurun, selaput lendir pucat, terjadi
busung di antara rahang bawah yang disebut “bottle jaw” bulu kering dan
rontok, perut membesar dan terasa sakit serta ternak kurus dan lemah.
 Pencegahan
1. Pemberian ransum/ makanan yang berkualitas dan cukup jumlahnya
2. Menghindari kepadatan dalam kandang
3. Memisahkan antara ternak muda dan dewasa
4. Memperhatikan konstruksi dan sanitasi (kebersihan lingkungan)
5. Menghindari tempat-tempat yang becek
6. Menghindari pengembalaan yang terlalu pagi
7. Melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengobatan secara teratur.
BAB III

MATERI DAN METODE

3.1. Lokasi dan waktu kegiatan

3.1.1. Lokasi

Adapun lokasi sebagai tempat kegiatan Praktek Kerja Industri


(PRAKERIN)/Pendidikan Sistim Ganda (PSG) adalah bertempat di wilayah kerja UPT
Dinas peternakan kecamatan palibelo Kab.Bima NTB.

3.1.2. waktu kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)/Pendidikan Sistim


Ganda (PSG) di mulai pada tanggal 9 Juni 2021 dan berakhir pada tanggal 9 Agustus
2021.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat yang digunakan


1. Spuit (Alat injeksi)
2. Pakaian pelindung
 Masker
 Sarung tangan
 Topi
 Sepatu boat
3. Perlengkapan Inseminasi Buatan (IB)
 Insemination Gun
 Platik Sheet
 Gunting
 Thermos straw
 Plastik Glove (sarung tangan plastic)
 Cincin penjepit
3.2.2. Bahan yang digunakan
Adapun bahan yang digunakan dalam kegiatan Praktek Kerja Industri
(PRAKERIN)/Pendidikann Sistim Ganda (PSG) beberapa jenis VOVD dan bahan
untuk kegiatan Inseminasi Buatan (IB) meliputi :
1. Beberapa jenis VOVD yang digunakan
 Sulpidon inj
 Oxytetracycline
 Limoxin LA
 Ivermectin
 Vit B 12
 Vit B 1
 Vit B kompleks
 Colibact bolus
 Oksitosin
 Vet –oxy LA
 Inaktif jenis septivet
 Ivomec
 Novaldo
2. Beberapa bahan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) meliputi:
 N2 cair
 Straw
 Sabun
 Vaselin

3.3. Metode

Metode yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini adalah:


1. Observasi
Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lokasi
prakerin/PSG meliputi: pemantauan kesehatan harian, tindakan penanganan, penyakit,
pemberian vitamin, pemberian obat cacing.
2. Partisipasi aktif dan ikut terlibat langsung dalam seluruh kegiatan yang ada pada saat
prakerin/PSG.
3. Wawancara langsung dengan karyawan dan juga petugas KESWAN Balai Besar
Inseminasi Buatan Singosari secara langsung.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)/PSG

Kegiatan praktek kerja industry (PRAKERIN)/Pendidikan Sistim Ganda (PSG)


yang dilakukan di UPT Dinas Peternakan Kecamatan palibelo selama 2 bulan dari
tanggal 9 juni 2021 sampai 9 agustus 2021 meliputi pelayanan kesehatan ternak seperti
pemberian zat berisi (FE), antibiotik, vaksinasi ternak, penanganan kelahiran pada sapi,
sinkronisasi dan Inseminasi Buatan pada sapi serta penanganan penyakit. Kegiatan
penanganan kasus kesehatan hewan dilakukan dibawah bimbingan dokter hewan dan
paramedik veteriner.

4.2 Pembahasan/ Uraian Kegiatan

Selama Praktek Kerja Lapangan yang di lakukan di puskeswan kecamatan


palibelo kegiatan dan kasus yang ditemukan dilapangan adalah sebagai berikut:

4.2.1. Pemberian vitamin

Pemberian vitamin ternak pada wilayah UPT Dinas Peternakan Kec.


Palibelo Kab. Bima dilakukan rutin sesuai denga jadwal. Pemberian vitamin pada
ternak sapi dan kambing dilakukan dua kali dalam satu bulan. Vitamin yang
diberikan antara lain A, D, E, B Compleks, B1, B12. Pemberian vitamin dilakukan
untuk menjaga kondisi kesehatan ternak sehingga tetap terjaga. Sehingga sistem
kekebalan tubuh ternak dapat terjaga.

4.2.2. Penanganan Kasus Anoreksia Pada Sapi

Anoreksia bukan merupakan suatu penyakit, akan tetapi merupakan suatu


gejala klinis yang mengikuti berbagai macam penyakit baik yang disebabkan oleh
bakteri, virus, maupun protozoa. Pada umumnya sapi yang terserang suatu penyakit
ditandai dengan gejala anoreksia dan merupakan gejala penyakit yang sering
dikeluhkan pertama kali oleh para peternak kepada dokter hewan. Anoreksia bukan
hanya disebabkan oleh terserangnya penyakit saja, melainkan dapat disebabkan
akibat stress karena pergantian pakan yang mendadak, perpindahan lokasi kandang
maupun transportasi yang terlalu jauh. Upaya pengobatan yang dilakukan pada
Praktek Kerja IndustrI/PSG berupa pemberian vitamin B12 serta antibiotik Vet
Oksi LA. Pemberian antibiotik dilakukan untuk mengobati sekaligus mencegah
kemungkinan infeksi bakteri (Infeksi Sekunder).

4.2.3. Pengendalian scabies pada sapi dan kambing

Scabies atau kudis adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh
infestasi tungau sarcoptes scabiei dan bersifat zoonosis. Tungau menyerang dengan
cara menginfestasi kulit inangnya dan bergerak membuat terowongan dibawah
lapisan kulit (startum komeum dan lusidum) sehingga menyebabkan gatal dan
kerusakan kulit. Masalah scabies sendiri masih banyak ditemukan di seluruh dunia,
terutama pada negara-negara berkembang dan industry. Rendahnya tingkat
higenitas dan sanitasi menjadi faktor pemicu terjangkitnya penyakit ini. Disamping
itu, kondisi kekurangan air dan hidup berdesakan semakin mempermudah penularan
penyakit scabies dari penderita ke yang sehat (wardoyono et al, 2008).
Penyakit scabies bersifat endemis hampir diseluruh wilayah Indonesia dan
menyerang berbagai jenis hewan. Pada tahun 1981, penyakit scabies dilaporkan
menduduki peringkat kedua dari penyakit yang di temukan menyerang ternak.
Umumnya prevelansi scabies meningkat saat musim hujan. Hewan muda umumnya
lebih peka terhadap scabies dibandingkan dengan hewan dewasa. Faktor prediposisi
pada inang yang ikut memperparah gejala klinis scabies, antara lain kekurangan
vitamin A, kekurangan protein, infestasi parasit atau penyakit lainnya. Pada hewan
muda angka kematian penderita dapat mencapai 50%, tergantung kondisi hewan
dan lingkungan (subronto. 1995). Pengendalian dilapangan dilakukan oleh siswa
prakerin/ PSG dan di damping oleh petugas paramedic veteriner UPT Dinas
Peternakan Kec. Palibelo Kab. Bima yaitu dengan pemberian obat ektoparasit yaitu
injeksi Wormectin dan Ivomex secara subkutan (SC) pada sapi dan kambing
penduduk/ peternak setempat.

4.2.4. Pengendalian Bovine Ephemeral Fever (BEF) pada sapi


Penyakit Bovine Ephemeral Fever/ Demam Malta adalah penyakit demam
tiga hari pada sapi. Penyebab utama BEF adalah virus Rhabdovirus, yang termasuk
dalam familia yang sama dengan penyakit rabies dan vesicular stomatitis. Gejala
yang selalu dapat ditemukan dari penyakit BEF adalah adanya demam, dengan
kenaikan suhu 2-4 °C dari suhu normalnya untuk jangka waktu 1-3 hari. Gejala lain
yang tampak adalah, hewan penderita tampak bergetar, depresi, kehilangan nafsu
makan maupun minum, dengan frekuensi respirasi dan jantung yang meningkat dan
kebengkakan sendi serta terjadi kepincangan. Kadang-kadang gejala seperti diare
ataupun konstipasi dapat menyertai penyakit ini. Penanganan yang dilakukan pada
saat Prakerin/PSG berupa pemberian obat Analgesik, Vet Oxy LA, dan Vitamin
B12 serta dikombinasikan dengan cara herbal berupa larutan gula merah yang
dicampur dengan garam dapur.

4.2.5. Pemberian Obat Cacing (HELMINTHIASIS)

Pemberian obat cacing pada kegiatan Prakerin/PSG siswa/I SMK Negeri 1


Wera di wilayah kerja UPT Dinas Peternakan Kec. Palibelo Kab. Bima NTB
dilakukan secara oral maupun injeksi dilakukan setiap enam bulan sekali. Obat
yang digunakan memiliki kandungan Albendozole, Wormektin untuk membasmi
cacing hati. Pemberian obat cacing berfungsi untuk mencegah dan membunuh
cacing pada ternak serta Vitamin B Compleks untuk menjaga kondisi ternak stabil
dan kebal akibat anemia.

4.2.6. Penanganan Kasus Diare/ Mencret

Diare merupakan sebuah kata umum yang digunakan untuk


menggambarkan keadaan sapi yang mengalami sakit mencret. Diare pada terak
khususnya sapi bukan merupakan sebuah penyakit, tapi lebih merupakan tanda atau
gejala klinis dari sebuah penyakit yang lebih komplek yang bisa disebabkan oleh
berbagai hal. Pada dasarnya diare adalah sebuah gejala klinis yang menunjukkan
adanya perubahan fisiologi atau patologis didalam tubuh terutama saluran
pencernaan. Penyebab penyakit diare pada sapi adalah perubahan fisiologis
misalnya perubahan lingkungan ternak, meliputi perubahan pakan, perpindahan
ternak, perubahan cuaca, dan pergantian pemeliharaan.
Pada kasus mencret ternak sapi dan kambing pada lokasi Prakerin/PSG
ditangani dengan pemberian Antibiotik Colibact, Vet Oxy LA dan Vit B Compleks.

4.2.7. Penanganan Distoxia/Kelahiran

Pada kegiatan Prakerin/PSG penanganan yang dilakukan dengan


menyiapkan tali dan kain atau jerami kering sebagai alas pedet serta
mendeposisikan induk dalam kandang jepit. Induk dibiarkan untuk berusaha
melahirkan sampai air ketuban sambil meraba apakah posisi pedet dalam keadaan
normal atau abnormal. Penanganan selanjutnya yaitu dengan pemberian hormone
perangsang berupa Oxitocin yang di injeksi secara IM dengan dosis 10 ml agar
proses kelahiran berlangsung cepat setelah pedet keluar peserta Prakerin/PSG
membersihkan lendir-lendir pada pedet dan menempatkannya pada alas yang
disediakan.

4.2.8. Sinkronisasi, Pemeriksaan Kebuntingan, dan Inseminasi Buatan pada sapi

Dari hasil pendataan diperoleh data tentang status sapi indukan atau calon
induk, dari data tersebut ada beberapa yang tidak dapat mengalami birahi secara
alami yang diduga akibat adanya gangguan reproduksi Teolihere, M.R. 1993.
Dengan diketahuinya seperti itu pada kegiatan Prakerin/PSG dilakukan tindakan
sinkronisasi birahi dengan memberikan hormon Enzaprost secara injeksi. Untuk
sapi yang diduga bunting, dilakukan pemeriksaan kebuntingan melalui palpasi
rectal. Sapi yang sudah mengalami estrus dilaporkan dari peternak ke petugas
inseminator dan petugas inseminator melakukan Inseminasi Buatan (IB). pada
Praktek Kerja Lapangan ini, telah dilakukan beberapa hari IB di Desa Bre, dore,
dan Desa Teke Kecamatpan Palibelo Kab. Bima NTB.

4.2.9. Vaksinasi ternak

Vaksinasi adalah salah satu cara untuk melakukan pencegahan terhadap


penyakit tertentu. Tujuan dari vaksinasi intinya untuk memberikan kekebalan
(antibodi) pada ternak sehingga dapat melawan antigen atau mikro-organisme
penyebab penyakit. Vaksinasi adalah pemberian antigen untuk merangsang system
kebal menghasilkan antibody khusus terhadap penyakit-penyakit yang disebabkan
oleh virus, bakteri dan protozoa. Ada 2 cara vaksinasi dengan menggunakan vaksin
anthrax dan septicaemia epizootica (SE) yaitu sebagai berikut:

 Anthraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bacillus anthracis. Anthraks


termasuk salah satu penyakit hewan strategis dan perlu dikendalikan dengan
vaksinasi dengan menggunakan obat vaksin ANTHRAVET dengan cara
penyuntikan secara subcutan (SC).
 Penyakit ngorok (tagere) atau nama lainnya penyakit septicaemia epizootica (SE)
merupakan penyakit yang sering menyerang hewan/ ternak ruminansia khususnya
sapi dan kerbau yang sifatnya akut atau fatal. Oleh sebab itu, cara pencegahan
penyakit SE ialah dengan menggunakan vaksin SE inaktif jenis septivet secara
Intramusculer (IM) pada ternak besar kecuali kuda, sebanyak lebih kurang 2 ml
(sesuai ukuran tubuh ternak).

4.3. Hambatan yang di alami

Adapun hambatan yang dialami selama kegiatan prakerin/PSG adalah :

1. Siswa prakerin/PSG belum secara maksimal dalam kegiatan pelayanan maupun


penanganan kasus secara mandiri
2. Masyarakat/peternak belum secara maksimal dapat melakukan kegiatan
pemeliharaan secara intensif serta data recording yang tidak ada sehingga para
petugas mengalami kesulitan dalam hal anamnesis dan waktu pelayanan ternak
sakit
3. Alat dan obat-obatan yang belum lengkap tersedia di wilayah setempat.

4.4. Tindak lanjut/solusi

Solusi yang bisa di sampaikan oleh siswa/i prakerin/PSG adalah :

1. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat/peternak tentang kelebihan dalam


pemeliharaan secara intensif
2. Masyarakat/peternak wajib melakukan pencatatan (recording) tentang
kesehatan ternak
3. Pengadaan obat -obatan ternak sedapat mungkin lebih lengkap agar dapat
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan hewan/ternak.
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa

5.1.1. Kegiatan pelayanan kesehatan hewan/ternak pada wilayah kerja UPT


Dinas peternakan kecamatan palibelo kab. Bima NTB sudah sangat baik
dan telah diterapkan yang meliputi kegiatan pencegahan, perawatan dan
pengobatan. penanganan kesehatan hewan/ternak di wilayah kerja UPT
Dinas peternakan kecamatan palibelo kab. Bima NTB berada dibawah
wewenang petugas paramedik veteriner dan tenaga inseminator.
5.1.2. UPT Dimas Peternakan Kecamatan Palibelo Kab. Bima NTB merupakan
instansi pemerintah dalam negeri sangat ramah dan menerima siswa SMK
Negeri 1 Wera yang melakukan kegiatan Prakerin/PSG karena
memberikan akses yang luas bagi siswa/i untuk belajar dan menerapkan
ilmu kesehatan hewan.
5.1.3. Program SIWAB yang telah digagas oleh pemerintah pusat telah berjalan
dan dilakukan oleh instansi pemerintah hingga di tingkat kecamatan yang
diselenggarakan oleh UPT Dinas Peternakan Kecamatan Palibelo Kab.
Bima NTB.
5.1.4. Penyakit dan penanganan lain pada ternak yang dilaporkan di kecamatan
palibelo kab. Bima NTB yaitu Anoreksia, Helminthiasis, BEF, Scabies,
Mencret/Diare, Vaksinasi ternak, Distoxia/Kelahiran, dan kegiatan
Inseminasi Buatan (IB) sebagian besar dapat ditanggulangi dengan baik.
5.2. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan setelah kegiatan Prakerin/PSG antara lain:

5.2.1. Keberadaan UPT Dinas Peternakan Kecamatan Palibelo Kab. Bima NTB
sebagai instansi pemerintah ditengah-tengah masyarakat dalam pelayanan
kesehatan hewan dianggap sangat penting, maka sumber daya manusia
sebagai tenaga paramedik veteriner, tenaga inseminator dan dokter hewan
harus merata diseluruh wilayah kabupaten bima secara umum.
5.2.2. Diperlukan peningkatan kerja, serta pencatatan inventaris yang baik, guna
menunjang kerja pegawai dinas yang optimal.
5.2.3. Pentingnya sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat umum tidak hanya
kelompok-kelompok tertentu guna meningkatkan produktivitas ternak di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Adzi dan Sani 2005. Ketersediaan Teknologi Veterliner Dalam Pengendalian Penyakit Startegis
Ruminansia Besar. Bogor (Id): Balai Penelitian Veteriner

Adzi. SR. Dkk. 2006. Pengendalian Penyakit Anthraks: Diagnosis. Vaksinasi Dan Investigasi.
Wartazoa Vol. 16 No. 4 Thn 2006. Bogor

Direktorat Kesehatan Hewan, Direktorat Jendral Peternakan, Departemen Pertanian 1986.


Jakarta

Dirjen Peternakan, 1987. Pedoman Pemberantasan Penyakit Menular. Balai Penelitian Penyakit
Hewan, Bogor.

Editor: Djuanda, A., Hamzah, M., Aisah, S., Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Handako, R.P., 2009. Scabies Dalam : Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin (Edisi V).

Iskandar, T., 2000. Masalah Scabies Pada Hewan Dan Manusia Serta Penanggulangannya.
Watozoa Vol. 10 No. 1 Tahun 2000.

Subronto. Ilmu Penyakit Ternak. 1995. Edisi 1. Gagiah Pada University Press.

Toelihere, M.R. 1993 Inseminasi Buatan Pada Ternak Angsa, Bandung.

Widiyono. 2008. Penyakit Tropis Epidemiologa, Penularan. Pencegahan Dan


Pemberantasannya, Erlangga, Jakarta.

Warton, S.F, Dan Currie B.J., 2007. Problem In Diagnosing Scabies, A Global Disease In
Human And Animal Population. Clinical Microbiologi.
DAFTAR GAMBAR

Dokumentasi kegiatan prakerin/PSG siswa/I SMK Negeri 1 Wera

Jurusan Keperawatan Hewan

Di UPT Dinas Peternakan Kecamatan Palibelo Kab. Bima NTB

1. Pelayanan kesehatan hewan 2. Penanganan kelahiran

3. Inseminasi Buatan (IB) 4.vaksinasi ternak


LAMPIRAN

CATATAN PENGOBATAN HEWAN (CPH)

NAMA SISWA : NIKITA

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 WERA

LOKASI : UPT-PKH KECAMATAN PALIBELO

NO AGENDA URAIAN KEGIATAN SARAN/PARAF


PEMBIMBING
1 Kegiatan Pengobatan ternak sapi
Lokasi: Desa Teke yag menderita penyakit
Hari/tanggal: 12-06-2021 BEF (Bovine Ephemeral
waktu: 07:30 Fever) / demam tiga hari
2 Kegiatan Pengobatan ternak sapi
Lokasi: Desa Ragi yang menderita penyakit
Hari/tanggal: 13-06-2021 Hemintiasis / cacingan
waktu: 06:26
3 Kegiatan Pengobatan ternak
Lokasi: Desa Nata kambing yang menderita
Hari/tanggal: 16-06-2021 penyakit Pink eye (mata
waktu: 10:15 merah)
4 Kegiatan Pengobatan ternak
Lokasi: Desa Teke kambing yang menderita
Hari/tanggal: 17-06-2021 penyakit Scabies / Kudis
waktu: 15:10 menuar
CATATAN PENGOBATAN HEWAN (CPH)

NAMA SISWA : NIKITA

NAMA SEKOLAH : SMK NEGERI 1 WERA

LOKASI : UPT-PKH KECAMATAN PALIBELO

NO AGENDA URAIAN KEGIATAN SARAN/PARAF


PEMBIMBING
1 Kegiatan Pengobatan ternak sapi
Lokasi: Desa Ntonggu yang menderita penyakit
Hari/tanggal: 18-06-2021 luka atau cacat
waktu: 15:00
2 Kegiatan Pengobatan ternak sapi
Lokasi: Desa T. Ndoa yang menderita penyakit
Hari/tanggal: 22-06-2021 SE (Septicemia
waktu: 14:05 Epizootica) / ngorok
3 Kegiatan Pengobatan ternak sapi
Lokasi: Desa Teke yang menderita penyakit
Hari/tanggal: 26-06-2021 Antraks / radang limpa
waktu: 12:20
4 Kegiatan Pengobatan ternak sapi
Lokasi: Desa Teke yang menderita penyakit
Hari/tanggal: 04-08-2021 MCF / penyakit makan
waktu: 06:11 tanah

Anda mungkin juga menyukai