Proposal Penelitian Pengajaran Bi
Proposal Penelitian Pengajaran Bi
KEMAMPUAN
MENULIS TEKS PERSUASI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL
PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh :
Oriza Sativa
( 191000288201012)
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam
bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, serta menyelesaikan perkuliahan pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat.
Selesainya proposal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut.
C. Batasan Masalah
Kemampuan Menulis Persuasi Berbantuan Media Audiovisual pada Siswa Kelas VIII
Semester Genap
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
KAJIAN TEORITIS
berpikir siswa betul-betul diotimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim
Menurut Barrows & Tamblyn (Ju dan Ikseon Choi, 2018: 1) “Pembelajaran
berbasis masalah (PBL) adalah metode pembelajaran di mana peserta didik pertama
kali menghadapi masalah dan kemudian dilanjutkan dengan proses inkuiri yang
Menurut ahli di atas dapat diartikan bahwa PBM adalah metode pembelajaran
di mana peserta didik terlebih dahulu menghadapi masalah dan melanjutkan dengan
adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah
belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan
dan masalah, sedangkan sistem syaraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara
efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari
suatu masalah, dengan adanya stimulus dan respons antara belajar dan lingkungan
Menurut ahli di atas dapat diartikan bahwa PBM adalah metode pembelajaran
di mana peserta didik terlebih dahulu menghadapi masalah dan melanjutkan dengan
adalah interaksi antara stimulus dan respons, merupakan hubungan antara dua arah
belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan
dan masalah, sedangkan sistem syaraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara
efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis, serta dicari
menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa
dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. Berdasarkan beberapa pengertian para ahli
yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, dengan adanya stimulus dan
berkesinambungan.
masalah atau pertanyaan yang penting bagi siswa maupun masyarakat. Pertanyaan
dan masalah yang diajukan itu haruslah memenuhi kriteria autentik, jelas, mudah
2) Keterkaitan Dengan Berbagai Macam Disiplin Ilmu Masalah yang diajukan dalam
disiplin ilmu.
berbasis masalah bersifat autentik. Selain itu penyelidikan diperlukan untuk mencari
masalah, siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk karya dan
Berdasarkan hal tersebut terdapat tiga ciri utama pendekatan berbasis masalah.
terdiri atas sejumlah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan peserta didik. Peserta
yang diberikan, tetapi juga memikir, mengkomunikasi, mencari, dan mengolah data,
serta menyimpulkannya.
menepatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa
adanya masalah maka tidak mungkin adanya proses pembelajaran berbasis masalah.
3) Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah yakni
proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis
dan empiris. Sistematis dalam pengertian berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-
didasarkan pada data dan fakta yang dapat diukur (Sanjaya dalam Suyadi, 2013:131).
(conflict issues) yang bisa bersumber dari berita, rekaman, video, dan lainnya.
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri dan kriteria pembelajaran berbasis masalah yaitu, berisi mengenai pemecahan
suatu masalah, menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran.
Artinya, tanpa masalah maka tidak mungkin ada proses pembelajaran, pemecahan
PBM yang kemudian dia namakan metode pemecahan masalah (problem solving),
yang diajukan.
Berdasarkan teori yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa PBM
dalam berpikir dengan proses pemecahan masalah yang ada dalam lingkungan
masyarakat. Salah satu ciri-ciri dalam PBM yaitu PMB menepatkan masalah sebagai
kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa adanya masalah maka tidak
pembelajaran harus mengandung isu-isu, bahan harus familiar bagi siswa sehingga
siswa tidak sulit dalam mengkaji suatu permasalahan, dan bahan pembelajaran harus
bermanfaat bagi kepentingan masyarakat. Ketika pembelajaran PBM diterapkan tentu
2. Hakikat Menulis
a. Definisi Menulis
bahasa tulis dalam tujuan, misalnya memberitahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil
dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah
itu mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang menyatakan kedua
Istilah menulis sering melekat pada proses kreatif yang sejenis ilmiah.
Sementara istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non
ilmiah. Menulis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata
atau kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat
memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadinya komunikasi antar penulis dan pembaca
Menurut Olshtain dalam Sayed, (2010: 54), " With the astonishing
good writing skills have become more and more, essential for communication
Dari ahli di atas dapat diartikan bahwa melalui menulis, seseorang dapat
berkomunikasi berbagai pesan ke pembaca atau pembaca dekat atau jauh, diketahui,
atau tidak dikenal. Menurut Suparno dan Yunus dalam Dalman (2016: 4), menulis
oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut
terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di
adalah proses penyampaian pikiran atau informasi serta perasaan dalam bentuk
bersangkutan sekalipun.
kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Kedua keterampilan bahasa
ini merupakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri
keterampilannya, maka perlu disiapkan tes yang baik. Masalah yang terjadi dalam
bahwa penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya bersifat holistis,
berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan secara selintas. Penilaian
yang demikian jika dilakukan oleh beberapa orang ahli yang berpengalaman, masih
dapat dipertanggungjawabkan. Namun, keahlian itu belum tentu dimiliki oleh para
3. komposisi
bahwa menulis adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus
dimiliki, dengan menggunakan media huruf sebagai media untuk menguangkan ide
kebahasaan yang telah ditetapkan, sehingga hasil tulisan dapat dipahami atau
diturunkan dari kata to persaude yang artinya membujuk atau meyakinkan. Dengan
demikian karangan persuasi adalah jenis karangan yang mengandung ajakan atau
Jenis karangan yang tak kalah menariknya dengan ke empat jenis karangan
Karangan persuasi merupakan salah satu jenis karangan yang berisi ajakan atau
pembaca untuk mengikuti keinginan penulis. Menurut Keraf dalam Dalman (2016:
145) persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh pembicara (bentuk lisan, misalnya
pidato) atau oleh penulis (bentuk tulisan, cetakan, elektronik) pada saat ini atau yang
akan datang.
percaya, yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin
berupa fakta, atau pendirian umum, suatu pendapat/gagasan atau perasaan seseorang.
Dalam karangan persuasi, fakta-fakta yang relevan dan jelas harus diuraikan
samping itu, dalam menulis karangan persuasi harus pula diperhatikan penggunaan
diksi yang berpengaruh kuat terhadap emosi atau perasaan pembaca (Finoza, 2010:
253).
Menurut Rahayu (2009: 171) persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan
dalam propaganda lebih banyak menguras emosi, misalnya rasa kebencian jika
sama dengan bujukan, ajakan, atau rayuan. Seseorang yang ingin agar idenya diikuti
orang lain maka akan berusaha mempersuasi orang itu dengan kata-kata dan kalimat
salah satu jenis karangan yang bertujuan meyakinkan ataupun membujuk pembaca
agar melakukan sesuatu yang dikehendaki baik secara lisan maupun tulisan dengan
1) Ciri-ciri Persuasi Menurut Suparno dan Yunus (Dalman, 2016: 147), ciri-
tercapai.
kebenarannya
Menurut Kemendikbud (2017: 18) struktur teks persuasi adalah sebagai berikut.
1. Pengenalan isu, yakni berupa pengantar atau penyampaian tentang
terkait dengan isu yang dikemukakan pada sebelumnya. Pada bagian ini
melakukan sesuatu.
sebagai berikut.
tentang isu yang dikemukakan sebelumya. Hal ini diperkuat oleh berbagai
ditandai dengan kata dengan, demikian, oleh karena itu, dan lain-lain.
sebagai berikut.
sebelumnya.
melakukan sesuatu.
penegasan kembali. Semua struktur harus ada dalam membuat teks persuasi.
3. Sekali lagi kita harus hati-hati dan waspada dengan situssitus yang
sejenis juga sering pula ditemukan, seperti jangan, sebaiknya, hendaknya, dan
Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu
Misalnya, Jika, maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena
itu.
ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita inginkan. Pada
kalimat persuasi, perintah yang disampaikan lebih bersifat mengajak dan tidak
2. Kalimat fakta dan opini Kalimat fakta adalah suatu kalimat yang
kata umum.
5. Kata kerja mental Verba atau kata kerja mental pada umumnya
6. Rujukan kata Rujukan kata adalah suatu kata yang merujuk pada
Berdasarkan teori dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teks
persuasi adalah salah satu dari jenis teks yang sifatnya membujuk. Teks
persuasi yaitu jenis karangan yang mengandung ajakan atau imbauan atau teks
ditulis harus menghindari konflik agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai,
pembelajaran. Kata media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang berarti
kali diartikan sebagai alat-alat grafis, atau alat elektronik yang berfungsi untuk
yang digunakan sebagai perantara komunikasi antara seorang guru dan siswa.
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah (Wati,
2016: 3).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
only control design ini dapat dilihat apakah perlakuan (treatment) yang
Gambar 3.1
R X O2
R O4
Keterangan :
R : Random
X : Perlakuan (treatment)
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
berikut.
a. Variabel Bebas dan Variabel Terikat
penelitian ini adalah keterampilan menulis persuasi siswa kelas VIII SMP
PGRI 2 Ciputat.
b. Operasional Variabel
i. Variabel Bebas
yang dilihat.
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/
populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada objek/subjek
yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai karateristik dan
SMP PGRI 2 Ciputat, tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri atas lima
b. Sampel
maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
(mewakili).
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII-1 dan VIII-2 yang
jumlah keseluruhan dari kedua kelas adalah 85 siswa. Kelas VIII-1 yang
yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada
tentang instrumen yang telah disusun itu. para ahli akan memberikan
2. Tes
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
penetapan skor angka. Persyaratan pokok bagi tes adalah validitas dan
reabilitas. Hal ini akan dibicarakan dalam uraian berikutnya. Dua jenis tes
jawaban yang diberikan secara tertulis pula. Tes tertulis ini dibedakan
(1) Tes esai yaitu tes yang dikehendaki agar tes memberikan jawaban
(2) Tes objektif adalah suatu tes yang disusun di mana setiap
kepada siapa pun yang memberi skor, tidak dipengaruh oleh sikap
esai atau uraian. Tes esai atau uraian yaitu tes yang dikehendaki agar tes
disusun sendiri.
berikut.
1. Uji Normalitas
merupakan data tunggal atau data frekuensi tunggal, bukan data distrubusi
berikut.
𝑥−𝑥̌
Z =
𝑠
2) Susunlah data dari yang terkecil sampai data terbesar pada tabel;
𝑥−𝑥̌
Z =
𝑠
5) Menghitung nilai proporsi data yang lebih kecil atau sama dengan data
tersebut;
berdistribusi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Persada.
Ju, Hyunjung dan Ikseon Choi. 2018. The Role of Argumentation in Hypothetico-
Deductive Reasoning During Problem-Based Learning in Medical
Education: A Conceptual Framework. Interdisciplinary Journal O
Problem-Based Learning. 12(1): 1. https://doi.org. (Diakses 07 Febuari
2018).
Kemendikbud. 2017. Buku Paket Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
K-13 N/SMP. 2017. Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas VIII. Media Presindo
Margono, S. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyadi, Yadi, dkk. 2016. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Yrama
Widya.
Munadi, Yudhi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi (GP Press Group).