Muhammad Rifqi (Hukum)
Muhammad Rifqi (Hukum)
Disusun Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Studi Fikih
Dosen Pengampu:
M. Alim Khoiri M.Sy
Disusun Oleh:
Muhammad Rifqi (22203085)
PBA Kelas C
Menurut istilah ahli fikih, yang disebut hukum adalah bekasan dari titah Allah
atau sabda Rasulullah. Apabila disebut syara’, maka yang dikehendaki adalah
hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia, yaitu yang dibicarakan dalam
ilmu fikih, bukan hukum yang berkaitan dengan akidah dan akhlaq. Mayoritas
ulama’ membagi hukum kepada dua jenis, yaitu hukum taklifi dan hukum
wad’i.[1]
1. Hukum takhlifi
Hukum taklifi adalah tuntunan Allah yang berkaitan dengan perintah untuk
berbuat atau perintah untuk meninggalkan suatu perbuatan. Atau hukum taklifi
adalah sesuatu yang menuntut suatu pekerjaan dari mukallaf atau ,menuntut untuk
berbuat atau memberikan pilihan kepadanya antara melakukan dan
meninggalkannya. Hukum taklifi dapat diartikan pula sebagai titah Allah yang
berhubungan dengan mukallaf dalam bentuk tuntutan dan pemberian pilihan
untuk berbuat atau tidak berbuat.
1. Hukum wad’i
Hukum wad’i adalah sesuatu yang menuntut penetapan sesuatu sebagai sebab
bagi sesuatu yang lain atau menjadi syarat baginya atau menjadi penghalang
baginya. Contohnya adalah sesuatu yang menuntut penetapan sesuatu sebagai
sebab sesuatu yang lain. Hukum wad’i dapat diartikan pula sebagai titah Allah
yang berhubungan dengan sesuatu yang berkaitan dengan hukum-hukum taklifi.
“Agama itu didasarkan pada akal; tidak ada arti agama bagi
orang yang tidak berakal.”