Anda di halaman 1dari 12

PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

KAJIAN TEKNIS RANCANGAN KOLAM PENGENDAPAN PADA KEGIATAN


PENCUCIAN BAUKSIT DI PT. ANTAM TBK UBP BAUKSIT KALIMANTAN BARAT
1)
Donattianus Pebriadi, 2)A.A. Inung Arie Adnyano, 3)Partama Misdiyanta
1,2,3)
Prodi Teknik Pertambangan, Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
*E-mail: donattianuspebriadi@gmail.com

ABSTRAK

PT. Antam Tbk UBP Bauksit Kalimantan Barat merupakan salah satu perusahaan penambangan dengan
komoditas bahan galian bauksit dengan menerapkan metode penambangan open cast. Dalam kegiatan
penambangan tersebut, dilakukan juga pengolahan bauksit yakni pencucian bauksit pada unit washing
plant. Unit washing plant yang dimiliki PT. Antam Tbk UBP Kalbar sendiri diantaranya unit WP 1-2
yang dilengkapi dengan 12 kolam pengendapan dan 1 kolam penampungan air. Dikarenkan kolam
pengendapan yang ada tidak dapat menampung maka digunakan kolam penampungan berbeda yakni
kolam 20 sampai dengan kolam 24, sehingga harus dilakukan kajian terhadap kapasitas kolam yang
tersedia untuk mengetahui lama umur menampung dari kolam. Tujuan dari penelitian ini adalah 1)
Untuk mengetahui sisa kapasitas kolam pengendapan dan kolam penampungan yang tersedia, 2) Untuk
mengetahui berapa besar debit air yang akan masuk dan debit tailing yang akan mengendap didalam
kolam pengendapan, 3) Memberikan upaya-upaya untuk memperbaiki kondisi dan sistem kolam.
Metode penelitian dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif berdasarkan data primer dan sekunder yang
diperoleh, dan kemudian diperhitungkan secara statistik guna memecahkan permasalahan tersebut. Hasil
penelitian didapatkan sisa kapasitas kolam pengendapan sebesar 258.467,71 m3 dan sisa kapasitas kolam
penampungan sebesar 442.602,37 m3 . Besarnya debit air yang masuk sebesar 811.557,08 m3/bulan,
yang mana terdapat tailing yang mengendap sebesar 63.304,71 m3/bulan. Dengan sistem pemeliharaan
menggunakan 1 buah slurry pump Warman 8/6 FF-AH + Booster, kolam aktual dapat menampung
selama 5 bulan masa produksi terhitung sejak April 2022. Untuk memenuhi masa produksi maka
dirancang kolam penampungan baru guna memperpanjang umur penampungan kolam. Rekomendasi
diberikan dengan 2 alternatif yang mana alternatif pertama direkomendasikan kolam penampungan
tanpa pemeliharaan long arm dengan kapasitas tambahan baru sebesar 584.093,85 m3 yang dapat
menampung selama 14 bulan masa produksi terhitung sejak April 2022 dengan luasan area yang
dibutuhkan seluas 12,2 Ha. Adapun alternatif kedua direkomendasikan kolam penampungan dengan
pemeliharaan long arm dengan kapasitas tambahan baru sebesar 154.568,15 m3 yang mana siklus umur
kolam berlanjut (dapat digunakan menerus) dengan luasan yang dibutuhkan seluas 3,8 Ha. Untuk
menunjang lama waktu umur menampung kolam direkomendasikan menggunakan 1 buah pompa
tambahan yakni Warman 8/6 FF-AH + Booster dan Truflo 50/100 yang mana dengan penerapan pompa
ini akan meminimalisir tailing yang masuk ke kolam pengendapan.

Kata kunci : kolam pengendapan, bauksit, tailing

ABSTRACT
PT. Antam Tbk Bauxite UBP West Kalimantan is one of the mining companies with bauxite as a
commodity by applying the open cast mining method. In these mining activities, bauxite processing is
also carried out, namely the washing of bauxite at the washing plant unit. The washing plant unit owned
by PT. Antam Tbk UBP Kalbar itself includes WP 1-2 units which are equipped with 12 settling ponds
and 1 water reservoir. Due to the fact that the existing settling pond cannot accommodate it, a different
holding pond is used, namely pool 20 to pool 24, so a study of the available pool capacity must be
carried out to determine the length of the holding life of the pond. The aims of this study are 1) To
determine the remaining capacity of the settling pond and reservoir available, 2) To find out how much
water will enter and the tailings discharge that will settle in the settling pond, 3) Provide efforts to
improve conditions and pool system. The research method was carried out quantitatively and
qualitatively based on primary and secondary data obtained, and then calculated statistically to solve
these problems. The results showed that the remaining capacity of the settling pond was 258.467,71 m3
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

and the remaining capacity of the holding pond was 442.602,37 m3. The amount of incoming water
discharge is 811.557,08 m3/month, of which there is tailings that settles at 63.304,71 m3/month. With a
maintenance system using 1 Warman 8/6 FF-AH + Booster slurry pump, the actual pond can
accommodate 5 months of production starting from April 2022. To meet the production period, a new
reservoir is designed to extend the life of the pond reservoir. Recommendations are given with 2
alternatives in which the first alternative is a holding pond without long arm maintenance with a new
additional capacity of 584.093,85 m3 which can accommodate 14 months of production starting from
April 2022 with a required area of 12,2 Ha. The second alternative is recommended for holding ponds
with long arm maintenance with a new additional capacity of 154.568,15 m3 where the life cycle of the
pond continues (can be used continuously) with a required area of 3,8 Ha. To support the longevity of
the pond, it is recommended to use 1 additional pump, namely Warman 8/6 FF-AH + Booster and Truflo
50/100, which with the application of this pump will minimize tailings entering the settling pond.

Keywords: settling pond, bauxite, tailings

A. PENDAHULUAN

Kolam pengendapan adalah suatu daerah yang dibuat khusus untuk menampung air limbah atau
air limpasan diarea penambangan sebelum dibuang langsung menuju daerah pengaliran umum.
Sedangkan kolam pengendapan untuk daerah penambangan, adalah kolam yang dibuat untuk
menampung dan mengendapkan air limbah dan air limpasan yang berasal dari daerah
penambangan maupun daerah sekitar penambangan. Nantinya air tersebut akan dibuang menuju
tempat penampungan air umum seperti sungai, maupun danau. Kolam pengendapan berfungsi
untuk mengendapkan lumpur-lumpur, atau material padatan yang bercampur dengan air
limpasan yang disebabkan adanya aktivitas penambangan maupun karena erosi (Alviansyah,
2019). PT. Antam, Tbk merupakan salah satu Holding Group dari MIND ID (Mining Industry
Indonesia) yang bergerak di bidang pertambangan. Salah satu sektor penambangannya adalah tambang
bauksit, yang dioperasikan oleh Unit Bisnis Penambangan Bauksit (UBPB) Kalimantan Barat. Unit
Bisnis Penambangan Bauksit ini berlokasi di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Provinsi
Kalimantan Barat. Kegiatan penambangan yang dilakukan PT. Antam Tbk berada pada daerah
perbukitan. Proses kegiatan penambangan yang dilakukan di Unit Bisnis Penambangan Bauksit (UBPB)
PT. Antam Tbk Kalbar dilakukan dengan metode open cast. Dalam proses kegiatan penambangan yang
dilakukan di Unit Bisnis Penambangan Bauksit (UBPB) dilakukan kegiatan pencucian bauksit pada unit
washing plant sebagai salah satu proses pengolahan bauksit. PT. Antam Tbk UBP Bauksit Kalbar sendiri
menerapkan metode close sirkuit dalam pengolahan air yang mana air dari hasil pencucian bauksit akan
digunakan kembali untuk kegiatan pencucian bauksit di washing plant. Dari hasil pencucian tersebut
akan menghasilkan limbah yang mana akan ditampung kedalam kolam pengendapan tersebut. PT.
Antam Tbk UBP Baksit Kalbar sendiri memiliki unit washing plant yang salah satu antaranya adalah
unit WP 1-2 yang dilengkapi dengan 12 kolam pengendapan dan 1 buah kolam penampung air serta 4
buah kolam penampungan berbeda. Secara visual dilapangan, kondisi kolam pengendapan hampir
mengalamai over kapasitas. Sehingga hal ini dapat membahayakan apabila terjadi over kapasitas yang
mana dapat menghambat kegiatan produksi yang berdampak pada keberlangsungan produktivitas
perusahaan serta lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sisa kapasitas kolam
pengendapan dan kolam penampungan yang tersedia, untuk mengetahui berapa besar debit air yang
akan masuk dan debit tailing yang akan mengendap didalam kolam pengendapan, serta memberikan
upaya untuk memperbaiki kondisi dan sistem kolam sehingga kegiatan produksi tetap terus
berlangsung. Dimana dari hasil penelitian nantinya akan dilakukan kajian guna mendapatkan
penyelesaian permasalahan yakni untuk memperbaiki kondisi kolam dengan merancang suatu kolam
baru dan sistem pemeliharaan kolam dengan merekomendasikan sistem pemompaan yang lebih effektif
sehingga kegiatan produkivitas dapat terus berlangsung.

B. METODOLOGI PENELITIAN
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Penelitian ini dilakukan dengan cara pengambilan data primer dan sekunder dilokasi PT. ANTAM Tbk
UBPB Kalimantan Barat. Metode penelitian dijelaskan pada Gambar 1 dibawah ini.

PERMASALAHAN
1. Sisa kapasitas kolam yang sudah hampir mengalami over kapasitas
2. Besarnya debit tailing yang mengendap walau dengan adanya pemeliharaan
3. Desain baru kolam untuk kegiatan produktivitas lanjutan
4. Pengoptimalam sistem pemeliharaan kolam

PENGAMBILAN DATA

DATA PRIMER
DATA SEKUNDER
1. Data Total Suspended Solid (TSS)
1. Data Curah Hujan
2. Dimensi Kolam Pengendapan
2. Peta Penyaliran Tambang
3. Debit Air Pompa Pencucian
3. Spesifikasi Pompa
4. Debit Air Kolam
4. Spesifikasi Long Arm

PENGOLAHAN DAN ANALISIS


DATA

1. Menghitung Debit Air Hujan


2. Menghitung Kapasitas Kolam
3. Menghitung Debit Pengendapan Tailing
4. Menghitung Waktu Pemeliharaan Kolam Pengendapan
5. Menghitung Effisiensi Alat Pemeliharaan

HASIL
1. Lama Waktu Menampung Kolam
2. Volume Lumpur Yang Mengendap
3. Rancangan Kolam Pengendapan
4. Sistem Dan Waktu Pemeliharaan

KESIMPULAN

Gambar 1. Bagan Alir Metode Penelitian

B.1. Metode Perhitungan Debit Air Hujan

Perhitungan curah hujan dapat dihitung dengan metode Gumbel, yaitu suatu metode yang didasarkan
atas distribusi normal (distribusi harga ekstrim) (Gumbel, E.J, 1941). Dimana untuk memperhitungkan
besarnya debit air hujan perlu diperhitungkan besarnya nilai curah hujan rencana serta luasan area
(catchment area) dari area yang diteliti. Adapun curah hujan yang digunakan adalah data sekunder dari
perusahaan mulai dari tahun 2015 – 2021. Besarnya nilai curah hujan rencana dapat diperhitungkan
dengan persamaan (1) (Gumbel, E.J, 1941).
𝑆𝑑
Xt = Ẍ x 𝑆𝑛 (Yt – Yn) (1)
Keterangan:
Xt = Curah hujan rencana (mm/hari)
Ẍ = Curah hujan rata-rata (mm/hari)
Yt = Reduced variate
Yn = Reduced mean
Sn = Reduced standart deviation
Sd = Standar deviation

Setelah didapatkan besarnya nilai curah hujan rencana, berikutnya menentukan luas area. Luasan area
sendiri dapat ditentukan dengan menganalisa peta penyaliran tambang yang diberikan atau peta
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

topografi yang diberikan dari perusahaan. Setelah diperhitungkan luasan area, maka dapat
diperhitungkan debit air hujan dengan persamaan (2) (Gautama, 2019).
Q = Xt x A (2)
Keterangan:
Q = Debit (m3/s)
Xt = Curah hujan rencana (mm/hari)
A = Luas daerah tangkapan hujan (km2)

B.2. Perhitungan Pengendapan Tailing

Untuk memperhitungkan pengendapan tailing, perlu diperhitungkan beberapa perhitungan lainnya yang
saling berkesinambungan, diantaranya (Hanif dan Rauf, 2018):

a) Kecepatan pengendapan partikel


Kecepatan pengendapan dapat dihitung dengan persamaan “Stokes”. Hal ini berlaku apabila padatan
yang diatasi tidak lebih dari 40%. Kecepatan pengendapan dapat dihitung dengan persamaan (3).
𝑔𝑥𝐷 2 𝑥(𝜌𝜌−𝜌𝑎)
V = 18𝑥𝜇
(3)
Keterangan:
V = Kecepatan pengendapan partikel (m/detik)
g = Percepatan gravitasi (m/detik2)
ρρ = Berat jenis partikel padatan (kg/m3)
ρa = Berat jenis air (kg/m3)
μ = Kekentalan dinamik air (kg/m detik)
D = Diameter partikel padatan (mm)

b) Residu terlarut
Untuk menghitung besarnya residu terlarut dapat diperhitungkan dengan persamaan (4).
R = TSS x Q (4)
Keterangan :
TSS = Data ukuran partikel yang terdapat dalam larutan (gr/m3)
Q = Debit air (m3/s)

c) Volume tailing yang masuk


R = TSS x Q (5)
Keterangan :
TSS = Data ukuran partikel yang terdapat dalam larutan (gr/m3)
Q = Debit air (m3/s)

d) Persentase solid dan air


Untuk memperhitungkan persentase solid dan air dapat diperhitungkan dengan persamaan (6) dan (7).
𝑉𝑝
%S = (6)
𝑄
%A = 100% - % S (7)
Keterangan :
%S = Persentase solid (%)
% A = Persentase air (%)
Vp = Volume partikel
Q = Debit air (m3/s)

e) Waktu untuk partikel keluar dari kolam


Untuk menghitung waktu partikel keluar dari kolam dapat diperhitungkan dengan persamaan (8).
𝑃
th = 𝑣 (detik) (8)
Keterangan:
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

p = panjang kolam (m)


v = kecepatan pengendapan partikel (m/s)

f) Waktu pengendapan partikel


Untuk menghitung waktu pengendapan partikel dapat dihitung dengan persamaan (9).

tv = 𝑣 (detik) (9)
Keterangan:
v = kecepatan pengendapan partikel (m/s)
h = kedalaman kolam (m)

g) Persentase pengendapan
Untuk menghitung persentase pengendapan dapat dihitung dengan persamaan (10).
𝑇ℎ
Pp = x100% (10)
(𝑇ℎ+𝑇𝑣)
Keterangan:
Pp = Persentase Pengendapan (%)
Th = Waktu untuk partikel keluar dari kolam pengendapan (detik)
Tv = Waktu pengendapan partikel (detik)

h) Jumlah padatan yang masuk


Untuk menghitung jumlah padatan yang masuk dapat dihitung dengan persamaan (11).
Jp = Vp x Wp x Pp (11)
Keterangan:
Vp = Volume padatan (m3)
Wp = Waktu pemompaan (hari)
Pp = Persentase pengendapan (%)
Jp = Jumlah padatan yang masuk (m3/hari)

i) Waktu pengerukan
Untuk mengitung waktu pengerukan dapat dihitung dengan persamaan (12).
(1/5 x Kk )
Tp = (12)
Jp
Keterangan:
Tp = Waktu penggerukan (hari)
Kk = Kapasitas kompartemen (m3)
Jp = Jumlah padatan yang masuk (m3/hari)

B.3. Perhitungan Pemompaan

Pemompaan harus diperhitungkan head pompa dari pompa yang digunakan. Dimana dalam hal ini
pompa yang digunakan harus sesuai dengan kondisi aktual dilapangan sehingga pompa yang dipilih
dapat sesuai dengan kapasitasnya. Untuk menghitung head pompa perlu diperhitungkan beberapa
komponen yang dapat dihitung dengan persamaan (13) (Gautama, 2019).

HT = Hs + Hv + Hf + Hfs + Hki (13)


Keterangan:
HT = Head total pompa (m)
Hs = Head statis (m)
Hv = Head velocity (m)
Hf = Head friction loss (m)
Hfs = Head shock loss (m)
Hki = Head katup isap (m)

Kompeonen-komponen tersebut dapat dihitung dengan persamaaan-persamaan berikut.


PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

a) Head statis (Hs)


Hs = t2 – t1 (14)
Keterangan:
t1 = Elevasi sisi isap (m)
t2 = Elevasi sisi keluar (m)

b) Head friction loss (Hf)


𝐿 𝑉2
Hf = λ x x (15)
𝐷 2𝑔
Keterangan:
λ = Koefisien gesek (tanpa satuan)
V = Kecepatan aliran dalam pipa (m/s)
L = Panjang pipa (m) D = diameter pipa (m)
g = Kecepatan gravitasi bumi (m/s2)
D = Diameter pipa (m)
L = Panjang pipa (m)

c) Head velocity (Hv)


𝑉2
Hv = 2𝑔
(16)
Keterangan:
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Kecepatan gravitasi bumi (m/s2)

d) Head shock loss (Hfs)


𝐾𝑉 2
Hfs = 2𝑔
(17)
Keterangan:
K = Koefisien sudut belokan
𝐷
K = [( 0,131 + 1,847 x (2𝑅))3.5](𝜃 90)0.5 (18)
Keterangan:
D = Diameter dalam pipa (m)
g = Kecepatan gravitasi bumi (m/s2)
R = Jari-jari lengkung belokan (m)
θ = Sudut belokan pipa
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Gravitasi (m/s2)

e) Head Katup Isap (Hki)


𝑉2
Hki = f x (19)
2𝑔
Keterangan:
f = Koefesien tipe katup
V = Kecepatan aliran (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian dilakukan pada area kolam pengendapan yang mana terdapat 12 kolam pengendapan dengan
1 kolam penampung air serta 4 buah kolam yakni kolam 20-24 yang difungsikan untuk kolam
penampungan berbeda. Adapun area kolam pengendapan dapat dilihat pada Gambar 2.
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Gambar 2. Peta Kolam Pengendapan

C1. Volume Tailing Yang Mengendap

Untuk menghitung besarnya volume tailing yang akan mengendap dibutuhkan data debit air masuk yang
terdiri dari debit air hujan dan debit air pencucian bauksit, density material, TSS, serta panjang dan
kedalaman dari kolam. Dimana untuk menentukan besarnya debit air hujan dilakukan analisa data curah
hujan dengan metode distirbusi Gumbel. Adapun data curah dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Curah Hujan Tahun 2015 -2021


Tahun (mm/hari)
Bulan
2017 2018 2019 2020 2021
Januari 12,19 29,64 18,88 27,54 27,47
Februari 31,60 19,68 20,93 9,67 27,89
Maret 18,38 21,26 11,38 46,45 19,36
April 25,50 35,50 14,50 31,00 18,75
Mei 13,56 50,88 11,89 12,61 40,22
Juni 17,82 40,31 23,80 19,05 19,50
Juli 19,27 15,00 23,60 18,94 36,75
Augustus 28,58 14,00 19,50 18,94 13,40
September 24,00 28,25 8,31 15,14 19,52
Oktober 17,06 16,50 24,09 13,02 30,21
November 25,82 21,44 11,60 16,85 8,88
Desember 20,40 18,23 17,10 16,50 12,31
Maksimum 31,60 50,88 24,09 46,45 40,22
Minimum 12,19 14,00 8,31 9,67 8,88
Rata-rata 21,18 25,89 17,13 20,48 22,85
Rata-rata
Curah
38,65
Hujan
Maksimum
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Dimana mengacu pada Tabel 1 tersebut dengan metode distibusi Gumbel untuk mendapatkan besarnya
nilai curah hujan rencana. Adapun perhitungan dapat dihitung dengan persamaan (1) dan hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan Curah Hujan Rencana


Reduced Curah Curah
Average Reduced Reduce
Periode Reduced Reduced Mean Standar Hujan Hujan
Reduced Standar Variate
Ulang Variate mean Rata- Deviasi Rata- Rencana
Mean Deviation Faktor
rata rata (mm/hari)
2 0,3665 0,9027 0,5696 0,3665 4,22
3 0,9027 0,3665 0,0477 0,9027 73,08
0,1480 0,3026 19,43 38,65
4 1,2459 -0,0940 0,0586 1,2459 124,68
5 1,4999 -0,5832 0,5346 1,4999 172,40

Dari data tersebut didapatkan besarnya curah hujan rencana adalah 172,40 mm/hari. Kemudian
diperhitungkan besarnya debit air hujan. Untuk memperhitungkan besarnya debit air hujan diperlukan
data daerah tangkapan hujan (DTH) yang didapatkan dari analisa peta penyaliran tambang. DTH daerah
penelitian terbagi menjadi 2 yaitu DTH A daerah kolam pengendapan dan DTH B daerah kolam
penampungan. Adapun perhitungan dapat dihitung dengan persamaan (2) dan hasil perhitungan debit
air hujan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Debit Air Hujan


DTH Curah Hujan Rencana (mm/hari) Luasan (Km2) Debit Air Hujan (m3/s)
A 0,62286654 0,0012
172,40
B 0,36609573 0,0007

Setelah didapatkan besarnya debit air hujan, berikutnya diperhitungkan besarnya debit air pencucian,
dimana dari hasil penelitian didapatkan besarnya debit pencucian adalah 0,33 m3/s. Maka didapatkan
besarnya debit air yang masuk sebesar 0,331 m3/s. Setelah didapatkan besarnya debit air yang masuk
berikutnya diperhitungkan besarnya debit pengendapan tailing. Untuk menghitung debit pengendapan
tailing diperlukan beberapa data dengan rincian sebagai berikut.
• Density material = 1.200 kg/m3
• Diameter partikel = 2 x 10-6 mm
• Berat jenis air = 1.000 kg/m3
• Kekentalan dinamik air = 1,31 x 10-6 kg/m detik
• TSS kolam 1 = 51.128 gr/m3
• TSS kolam 2 = 54.330 gr/m3
Dari data-data tersebut diperhitungkan untuk mendapatkan besarnya debit pengendapan tailing dengan
rincian hasil perhitungan yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Perhitungan Debit Pengendapan Tailing


Volume Waktu Waktu Jumlah
Kecepatan Persen
Residu Tailing Untuk Pengend Persentase Padatan
Kola Pengendap tase Persentas
Terlarut Yang Partikel apan Pengendap Yang
m an Partikel Solid e Air (%)
(gr/s) Masuk Keluar Dari Partikel an (%) Masuk
(m/s) (%)
(m3/s) Kolam (s) (s) (m3/hari)
1 16.935,78 0,014113 4,26 95,74 535.903,62 5.895,00 98,91 1.005,09
0,00033
2 17.996,42 0,014997 4,53 95,47 893.844,41 4.511,48 99,50 1.074,36
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Dari perhitungan didapatkan debit pengendapan tailing yang masuk kedalam kolam sebesar 1.005,09
m3/hari pada kolam 1 dan 1.074,36 m3/hari pada kolam 2.

C2. Lama Waktu Menampung Kolam

Hasil perhitungan didapatkan sisa kapasitas kolam pengendapan sebesar 258.467,71 m3 dan kolam
penampungan dengan kapasitas 442.602,37 m3. Setelah didapatkan sisa kapasitas kolam berikutnya
diperhitungkan besarnya debit yang masuk dan debit keluar kedalam kolam dimana siklus air masuk
dan keluar pada kolam dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Siklus Air Kolam

Dari hasil perhitungan didapatkan besarnya debit masuk dan keluar yang dihitung secara bulanan dengan
rincian hasil perhitungan sebagai berikut.

a) Debit masuk kolam pengendapan


• Debit air pencucian = 712.800,00 m3/bulan
• Debit air hujan = 3.221,49 m3/bulan
• Debit padatan masuk = 31.073,82 (kolam 1) + 32.230,89 (kolam 2) m3/bulan
• Sisa debit padatan masuk = 32.230,89
➢ Total debit masuk = 811.557,08 m3/bulan

b) Debit keluar kolam pengendapan


• Debit air pencucian = 712.800,00 m3/bulan
• Debit slurry pump 1 pompa = 105.322,00 m3/bulan
• Debit air ke sungai = 7.992,00 m3/bulan
➢ Total debit keluar = 826.114,00 m3/bulan
Debit teratasi pada kolam pengendapan sebesar 14.556,92 m3/bulan

c) Debit masuk kolam penampungan


• Debit air hujan = 1.893,46 m3/bulan
• Debit slurry pump 1 pompa = 105.322,00 m3/bulan
➢ Total debit masuk = 107.215,46 m3/bulan

d) Debir keluar kolam penampungan


• Debit air ke sungai = 7.992,00 m3/bulan
Total debit ditampung pada kolam penampungan sebesar 99.223,46 m3/bulan
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

Dari hasil perhitungan maka didapatkan lama umur menampung dari kolam penampungan selama 4
bulan dengan penggunaan 1 pompa terhitung sejak April 2022 dan lama umur menampung kolam
pengendapan selama 5 bulan dengan penggunaan 1 pompa terhitung sejak April 2022. Lama umur
menampung kolam terhitung singkat dikarenakan penerapan satu pompa pada kolam 1 tidak efektif yang
mana terdapat sejumlah tailing yang tidak teratasi secara baik yang masuk melalui kolam 2.

C3. Rancangan Kolam Pengendapan

Dimana untuk menambah lama waktu menampung dari kolam pengendapan diperlukan tambahan kolam
baru dengan target umur tambahan selama 1 tahun masa produksi. Rancangan tersebut direncanakan
dengan 2 alternatif dimana alternatif 1 rancangan kolam tanpa pemeliharaan yang mana kolam tersebut
hanya digunakan untuk menampung sejumlah air dan tailing dari kolam pengendapan dan alternatif 2
rancangan kolam dengan pemeliharaan long arm. Untuk alternatif 1, dari hasil rancangan direncanakan
kapasitas tambahan kolam penampungan baru sebesar 584.093,85 m3 dengan luasan area 12,2 Ha yang
berjumlah 1 buah kolam. Untuk alternatif 2, dari hasil rencanakan kapasitas tambahan kolam
penampungan baru sebesar 154.568,15 m3 dengan luasan area 3,8 Ha berjumlah 2 buah kolam. Adapun
hasil rancangan kolam dapat dilihat pada Gambar 4 dan 5.

Gambar 4. Rancangan Kolam Tanpa Pemeliharaan

Gambar 5. Rancangan Kolam Dengan Pemeliharaan

Setelah direncanakan kolam baru berikutnya diperhitungkan lama menampung dari kolam baru yang
direncanakan. Dimana perhitungan dihitung dengan perencanaan penggunaan 1 buah slurry pump
tambahan sehingga menjadi 2 unit. Dimana diketahui debit masuk dan keluar dengan rincian berikut.
a) Debit masuk kolam pengendapan
• Debit air pencucian = 712.800,00 m3/bulan
• Debit air hujan = 3.221,49 m3/bulan
• Debit padatan masuk = 31.073,82 (kolam 1) + 32.230,89 (kolam 2) m3/bulan
PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

➢ Total debit masuk = 779.326,20 m3/bulan

b) Debit keluar kolam pengendapan


• Debit air pencucian = 712.800,00 m3/bulan
• Debit slurry pump 2 pompa = 152.122,00 m3/bulan
• Debit air ke sungai = 7.992,00 m3/bulan
➢ Total debit keluar = 872.914,00m3/bulan
Debit teratasi pada kolam pengendapan sebesar 93.587,80 m3/bulan

c) Debit masuk kolam penampungan


• Debit air hujan = 1.893,46 m3/bulan
• Debit slurry pump 2 pompa = 152.122,00 m3/bulan
➢ Total debit masuk = 154.015,46 m3/bulan

d) Debir keluar kolam penampungan


• Debit air ke sungai = 7.992,00 m3/bulan
Total debit ditampung pada kolam penampungan sebesar 146.023,46 m3/bulan

Dari hasil perhitungan didapatkan dengan tambahan rancangan kolam baru pada alternatif 1 didapatkan
lama waktu menampung selama 14 bulan masa produksi terhitung sejak April 2022. Sedangkan dengan
alternatif 2 dikarenakan perencanaan kolam mengggunakan pemeliharaan long arm maka kolam
tersebut dapat digunakan secara terus menerus dengan penjadwalan pemeliharaan rutin.

C4. Waktu dan Sistem Pemeliharaan kolam

Dengan persamaan (12) maka dapat diperhitungkan lama waktu pemeliharaan kolam pengendapan dan
kolam baru dengan sistem pemeliharaan long arm. Dari perhitungkan didapatkan untuk kolam
pengendapan dilakukan pemeliharaan pemompaan selama 10 hari dalam satu bulan dan sistem
pemeliharaan kolam baru dengan pemeliharaan long arm selama 24 hari sekali pengerukan. Untuk
sistem pemeliharaan kolam pengendapan direkomendasikan menggunakan 2 pompa slurry pump yaitu
slurry pump Warnman 8/6 FF-AH + Booster yang akan diletakan pada kolam 1 dan Truflo 50/100 yang
akan diletakkan pada kolam 2. Hal ini dikarenakan melihat dari kondisi aktual dilapangan bahwa
penggunaan 1 pompa tidak effektif dimana masih banyak tailing yang masuk kedalam kolam sehingga
dengan 2 pompa ini bertujuan mengurangi tailing yang akan masuk kedalam kolam. Adapun rincian
hasil perhitungan pemompaan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Hasil perhitungan pemompaan


Head Warnman 8/6 FF-AH + Booster Truflo 50/100
Statis 14 m 14 m
Friction loss 39,91 m 61,49 m
Velocity 0,45 m 0,22 m
Shock loss 0,87 m 0,42 m
Katup isap 1,20 m 7,67 m
Total 56,43 m 83,79 m

Dari hasil perhitungan didapatkan penggunaan pompa sesuai dengan kondisi aktual dilapangan dimana
head total Warnman 8/6 FF-AH + Booster sesuai dengan spesifikasi adalah 70 m dan Truflo 50/100
adalah 120 m. Artinya kedua pompa tersebut dapat digunakan dilapangan.

D. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:


PROSIDING TPT XXXI PERHAPI 2022

1. Kolam pengendapan aktual pada WP 1-2 memiliki kapasitas sisa kolam sebesar 258.467,71 m3 dan
kolam penampungan dengan kapasitas 442.602,37 m3. Kolam penampungan dengan total debit
masuk 107.215,46 m3/bulan dan debit keluar 7.992 m3/bulan, dapat menampung selama 4 bulan
terhitung sejak April 2022. Sedangkan kolam pengendapan, dengan total debit masuk 811.557,08
m3/bulan dengan debit teratasi 14.556,92 m3/bulan, kolam pengendapan dapat bertahan selama 5
bulan terhitung sejak bulan April 2022.
2. Total debit masuk pada kolam pengendapan sebesar 811.557,08 m3/bulan yang mana terdiri dari
padatan yang masuk dan mengendap sebesar 63.304,71 m3/bulan.
3. Dengan kapasitas kolam yang tersedia yang mana tidak dapat menampung tailing dalam waktu
produksi 1 tahun kedepan, diberikan 2 alternatif rekomendasi kolam penampungan baru.
Rekomendasi pertama kolam penampungan baru tanpa pemeliharaan long arm dengan luasan
dibutuhkan 12,2 Ha berkapasitas 584.093,85 m3 yang dapat menampung tailing yang masuk selama
14 bulan masa produksi. Rekomendasi kedua kolam penampungan dengan pemeliharaan long arm
dengan luasan yang dibutuhkan 3,8 Ha berkapasitas 154.568,15 m3 yang mana kola mini dapat
digunakan terus menerus dengan pemeliharaan terjadwal. Untuk menunjang lama waktu menampung
kolam direkomendasikan menggunakan 2 slurry pump bertipekan Warnman 8/6 FF-AH + Boster
yang akan diletakan pada kolam 1 dan Truflo 50/100 yang akan diletakkan pada kolam 2.
Penggunaan 2 slurry pump bertujuan untuk mengurangi tailing yang masuk dan mengendap di kolam
pengendapan

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini, kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada PERHAPI karena telah
menyelenggarakan TPT XXXI PERHAPI 2022. Penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada
Tim Washing Plant dari PT. ANTAM Tbk UBPB Kalimantan Barat yang telah membantu dalam proses
pengambilan data dalam penelitian ini. Selebihnya penulis mengucapkan terima kasih kepada
Manajemen PT. ANTAM Tbk UBPB Kalimantan Barat yang telah memberikan izin dan persetujuan
untuk melakukan penelitian diperusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alviansyah, N. (2019). Perencanaan Desain Kolam Pengendapan Pada Bukit 7 PT. ANTAM Tbk UBP
Bauksit, Tayan, Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Gumbel, E.J., 1941, The Return Period of Flood Flows. Ann. Math. Statist.
Gautama, RS., 2019. Sistem Penyaliran Tambang, Institut Teknologi Bandung,Bandung.
Hanis, R. N., & Rauf, A. (2018). Rancangan Teknis Kolam Pengendapan Pada Unit Pencucian
Bauksit "Bukit 15" PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Kecamatan Tayan Hilir.
Prosiding Nasional Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi XIII Tahun 2018
(ReTII) (pp. 138-146). Yogyakarta: Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Yogyakarta.
Truflo. (2019, January 12). TruFlo pumping System. Retrieved from TruFlo Office:
https://www.truflopumps.com.au/products/diesel-dewatering-pumps/truflo-dewatering-
pumps/. Diakses pada tanggal 2 Mei 2022

Anda mungkin juga menyukai