Anda di halaman 1dari 4

SURAT PERJANJIAN DAN PERNYATAAN

Sehubungan akan diadakannya Pernikahan yang tidak dicatatkan sesuai dengan aturan Negara
Indonesia,maka kami dengan ini atas Nama :

Nama : Firmansyah

N.I.K 3528043112620083

Tempat/Tanggal Lahir : Pamekasan, 31- 12 -1962

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Jl. P. Trunojoyo 145 Patemon Pamekasan-Madura

Agama : Islam

Status Perkawinan : Cerai Mati

Pekerjaan : Wiraswasta

Kewarganegaraan : Indonesia

Dalam hal ini sebagai calon mempelai Laki Laki.

Nama : R Tarmina,AM

N.I.K 3504034711630002

Tempat/Tanggal Lahir : Pamekasan, 07-11-1963

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Wisma Permai II E / 31 Pepelegi, Waru, Sidoarjo

Agama : Islam

Status Perkawinan : Kawin(cerai mati)

Pekerjaan : Karyawan honorer

Kewarganegaraan : Indonesia

Dalam hal ini sebagai calon mempelai Perempuan.


Dengan ini kami menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian sebelum dilangsungkannya
Perkawinan atau dalam hal ini adalah dapat juga dikategorikan sebagai Perjanjian pra nikah.

Adapun Perjanjian-perjanijan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut;

Pasal 1
a. Peminangan ialah kegiatan kegiatan upaya ke arah terjadinya hubungan perjodohan
antara pria dan wanita.
b. Akad nikah ialah rangkaian ijab yang diucapkan oleh wali dan kabul yang diucapkan oleh
mempelai pria atau wakilnya disaksikan oleh dua orang saksi;
c. Mahar adalah pemberian dari calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita, baik
berbentuk barang, uang atau jasa yang tidak bertentangan dengan hukum Islam;
d. Taklil-talak ialah perjanjian yang diucapkan calon mempelai pria setelah akad nikah yang
dicantumkan dalam Akta Nikah berupa Janji talak yang digantungkan kepada suatu
keadaan tertentu yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang;
e. Harta kekayaan dalam perkawinan atau Syirkah adalah harta yang diperoleh baik sendiri-
sendiri atau bersama suami-isteri selama dalam ikatan perkawinan berlangsung
selanjutnya disebut harta bersama, tanpa mempersoalkan terdaftar atas nama
siapapun,kecuali harta atau penghasilan tetap sebelum pernikahan berlangsung;
f. Perwalian adalah kewenangan yang diberikan kepada seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan hukum sebagai wakil untuk kepentingan dan atas nama anak yang
tidak mempunyai kedua orang tua, orang tua yang masih hidup, tidak cakap melakukan
perbuatan hukum;
g. Khuluk adalah perceraian yang terjadi atas permintaan isteri dengan memberikan tebusan
atau iwadl kepada dan atas persetujuan suaminya;
h. Mutah adalah pemberian bekas suami kepada isteri, yang dijatuhi talak berupa benda
atau uang dan lainnya.

Pasal 2
MAHAR
a. Bahwa dalam pelaksanaan akad nikah calon mempelai pria akan memberikan mahar
kepada c alon mempelai wanita sabagai syarat Pernikahan sesuai dengan Hukum dan
Syariat Islam;
b. Penyerahan mahar dibayarkan secara tunai saat akad nikah dilaksanakan;
c. Mahar yang diserahkan bisa berupa uang tunai dan atau barang sesuai dengan
kemampuan,dan disetujui oleh calon istri;
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN
1. Suami isteri memikul kewjiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang
sakinah,mawaddah dan rahmah yang menjadi sendi dasar dan susunan masyarakat;
2. Suami isteri wajib saling cinta mencintai, hormat menghormati, setia dan memberi bantuan
lahir bathin yang satu kepada yang lain;
3. Suami isteri mempunyai hak untuk mengasuh dan memelihara anak-anak mereka,
baik mengenai pertumbuhan jasmani, rohani maupun kecerdasannya dan pendidikan
agamanya;
4. suami isteri wajib memelihara kehormatannya;

Pasal 4
HARTA DAN PENGHASILAN
a. Dalam hal ini selama masa perkawinan tidak ada percampuran antara harta yang
dihasilkan oleh istri dan atau penghasilan tetap yang diperoleh dari istri tidak terkecuali
harta bawaan istri;
b. Sebelum dilangsungkannya akad nikah,Harta bawaan suami adalah milik suami dan harta
bawaan istri adalah milik istri;
c. Suami wajib memberikan nafkah istri baik berupa harta fisik(uang),maupun barang sesuai
dengan kebutuhan sehari-hari;
d. Penghasilan tetap yang didapatkan istri atau yang bukan dari pemberian suami adalah
hak mutlak milik istri dan suami tidak punya hak apapun atasnya,kecuali apabila ada
kehendak lain dari istri;
e. Kewajiban suami-istri untuk menjaga harta yang didapatkan bersama selama perkawinan;
f. Apabila ada hutang piutang saat sebelum terjadinya perkawinan dari masing-masing
calon,maka tidak ada kewajiban masing-masing untuk membayar hutang tersebut;
g. Terjadinya hutang piutang saat dalam masa Perkawinan dan telah diketahui oleh masing-
masing pihak serta dipakai untuk keperluan rumah tangga menjadi tanggung jawab
bersama;
Pasal 5
PUTUSNYA PERKAWINAN
a. Terjadinya putus perkawinan apabila salah satu pihak(istri),menghendaki dan atau
terjadinya tindak kekerasan dalam rumah tangga sebagaimana tercantum dalam pasal 1
point (g) dalam perjanjian ini;
b. Apabila suami yang memutuskan perkawinan wajib memberikan harta Mut’ah(sejumlah
uang sesuai permintaan),kepada b ekas istri yang diceraikan;
c. Suami tidak punya hak apapun atas harta istri yang sudah diceraikan;
d. Apabila ada tindakan hukum apapun yang terjadi setelah terjadinya perceraian akan
diselesaikan secara Hukum yang berlaku di Indonesia;

Pasal 6
PELANGGARAN PERJANJIAN
“Masing-masing pihak Menyatakan untuk Menyetujui Perjanjian ini dan apabila terjadi
tindakan Pelanggaran dalam point-point Perjanjian ini maka bersedia untuk di tuntut baik
perdata maupun pidana sesuai dengan Undang-undang dan aturan hukum yang berlaku”.

Demikian Surat Perjanjian dan Pernyataan ini dibuat untuk dapat menjadi pedoman sebelum
terjadinya Perkawinan dan dipegang serta ditanda tangani oleh masing-masing pihak calon
mempelai.

Surabaya, ………………………………………

Yang Menyatakan,
Calon Mempelai Laki Laki Calon Mempelai Perempuan

( Firmansyah ) ( R.Tarmina. AM )

Para Saksi,
Saksi 1, Saksi 2,

( …………………………. ) ( ………………………….

Anda mungkin juga menyukai