Anda di halaman 1dari 20

38

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan pada bab II, maka
penulis membatasi penelitian ini dengan kerangka konsep sebagai berikut :

Independent Variabel:

Keyakinan perawat Sikap perawat


terhadap kemungkinan terhadap tes
tertular HIV&AIDS dan HIV&AIDS
pemahaman tentang tes
HIV&AIDS

Dependent
Persepsi perawat terhadap Variabel :
Melakukan
sikap dan perilaku teman tes HIV&
tentang tes HIV&AIDS Niat perawat
untuk tes AIDS
HIV&AIDS

Dorongan perawat untuk


patuh kepada teman yang
telah melakukan tes HIV
&AIDS

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian


Keterangan :
: Variabel diteliti

: Variabel tidak diteliti


39

B. Hipotesis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian dan kerangka konsep maka hipotesa

yang diajukan yaitu :

1. Ada hubungan antara keyakinan perawat terhadap kemungkinan

tertular HIV&AIDS dan pemahaman tentang tes HIV&AIDS dengan

niat melakukan tes HIV&AIDS

2. Ada hubungan antara sikap terhadap tes HIV&AIDS dengan niat

melakukan tes HIV&AIDS

3. Ada hubungan antara persepsi perawat terhadap sikap dan perilaku

teman tentang tes HIV&AIDS dengan niat melakukan tes HIV&AIDS

4. Ada hubungan antara dorongan perawat untuk patuh kepada teman

yang telah melakukan tes HIV&AIDS dengan niat melakukan tes

HIV&AIDS

5. Ada pengaruh antara sikap perawat terhadap tes HIV&AIDS,

persepsi terhadap sikap dan perilaku teman tentang tes HIV&AIDS

dan motivasi untuk patuh kepada teman yang telah melakukan tes

HIV&AIDS terhadap niat untuk melakukan tes HIV&AIDS

C. Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory Research, yaitu

penelitian yang mengamati hubungan antara variabel yang telah ditetapkan

dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.36) Metode penelitian yang

digunakan adalah metode survey, yaitu metode penelitian yang bertujuan

mengumpulkan data mengenai variabel melalui alat pengumpul data yang

berupa kuesioner dengan pendekatan cross sectional study dimana tiap


40

subyek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan

pada saat pemeriksaan.36,37)


D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang telah terdaftar di

RSUP Dr. Karyadi Semarang di Instalasi A, Instalasi B dan Rawat Jalan,

baik pegawai tetap maupun kontrak yang memiliki risiko tinggi tertular

HIV&AIDS (kontak dengan media penularan HIV&AIDS). Jumlah tenaga

perawat per 31 Januari 2014 tercatat 660 orang.18)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian objek yang diambil saat penelitian dari seluruh

objek yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Sampel yang diambil

dalam penelitian ini adalah perawat yang tercatat di RSUP Dr. Karyadi

Semarang.38)

a. Besar sampel

Penentuan besar sampel diambil menggunakan rumus :

n = NZ2 1-α/2 p ( 1- p)
(N – 1) d2 + Z2 1-α p (1-p)

Keterangan :
N : Jumlah populasi
n : Jumlah sampel
Z : Tingkat kepercayaan (95%=1,96)
d : Derajat kepercayaan (0,1)
p : proposi kejadian atau populasi (p=0,5)
α : Tingkat signifikansi (0,05)

Dengan hasil perhitungan sebagai berikut :

n = NZ2 1-α/2 p ( 1- p)
(N – 1) d2 + Z2 1-α p (1-p)
n = 660 . (1,96)2 x (0,5) . (0,5)
659. (0,1)2 + (1,96)2 . (0,5). (0,5)

n = 660. (0,9604)
41

659. (0,01) + 0,9604


n = 633,864
7,5504
n = 83,95105

Dari hasil perhitungan berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah

sampel sebanyak 84 yang kemudian dibulatkan menjadi 100 orang

perawat.
Kriteria perawat yang dapat dijadikan responden dalam penelitian ini

yaitu :
1. Perawat yang bertugas memiliki kontak dengan media penularan

HIV&AIDS (mengambil darah, memandikan pasien serta aktivitas

lainnya yang bersentuhan dengan penderita HIV/AIDS dan jarum

suntik tercemar HIV)


2. Perawat yang telah menanggani ± 5 pasien HIV&AIDS
3. Tercatat sebagai tenaga perawat di RSUP Dr. Kariadi Semarang

minimal 1 tahun dan berstatus perawat aktif


4. Belum pernah melakukan tes HIV&AIDS dan bersedia

diwawancarai untuk kepentingan penelitian

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran


Variabel Penelitian :
a. Variabel Bebas (Independent Variable) :
i. Keyakinan perawat terhadap kemungkinan tertular HIV&AIDS dan

pemahaman tentang tes HIV&AIDS


ii. Sikap perawat terhadap tes HIV&AIDS
iii. Persepsi perawat terhadap sikap dan perilaku teman tentang tes

HIV&AIDS
iv. Dorongan perawat untuk patuh kepada teman yang telah melakukan

tes HIV&AIDS
b. Variabel Terikat (Dependent Variable) : Niat melakukan tes HIV&AIDS
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran

No Variabel Definisi Skala Kriteria

1 Keyakinan Keyakinan atau  Skala Ordinal


perawat kepercayaan subjek  Kriteria jawaban : Sangat Setuju,
terhadap tentang kemungkinan Setuju, Netral/Ragu-ragu, Tidak
kemungkinan dirinya tertular
42

tertular HIV&AIDS, dan Setuju dan Sangat Tidak Setuju


HIV&AIDS keyakinan subjek  Skor untuk pernyataan favorable:
dan terhadap pengalaman - Sangat Tidak setuju (1),
pemahaman teman subjek yang - Tidak Setuju (2),
tentang tes sudah melakukan tes - Netral/Ragu-ragu (3),
HIV&AIDS HIV&AIDS, dengan - Setuju (4),
cara mendukung atau - Sangat Setuju (5)
tidak mendukung  Skor untuk pernyataan unfavorable :
melalui pernyataan - Sangat Tidak Setuju (5)
favorable dan - Tidak Setuju (4)
pernyataan - Netral/Ragu-ragu (3)
unfavorable - Setuju (2)
- Sangat Setuju (1)
 Variabel penelitian digali dari 22
pertanyaan
 Rentang skor antara 22 s.d 110.
Selanjutnya, skor diinterpretasikan
dan dikategorikan menjadi :
1. Buruk (skor < nilai Mean)
2. Baik (skor ≥ nilai Mean), bila
distribusi data normal.
Apabila distribusi data tidak normal
maka dalam pengkategoriannya
digunakan nilai median.
2 Sikap perawat Respon evaluasi  Skala Ordinal
terhadap tes subjek terhadap objek  Kriteria jawaban : Sangat Tidak
HIV&AIDS tes HIV&AIDS dengan Setuju, Tidak setuju, Netral/Ragu-
cara mendukung atau ragu, Setuju dan Sangat Setuju
tidak mendukung.  Skor untuk pernyataan favorable :
Indikator yang dipakai - Sangat Tidak Setuju (1)
untuk mengukur sikap - Tidak Setuju (2),
melalui pernyataan - Netral/Ragu-ragu (3),
favorable dan - Setuju (4),
unfavorable tentang : - Sangat Setuju (5)
a. Tujuan tes
 Skor untuk pernyataan unfavorable :
HIV&AIDS
- Sangat Tidak Setuju (5)
b. Prosedur
- Tidak setuju (4),
pelaksanaan tes
- Netral/Ragu-ragu (3),
HIV&AIDS
- Setuju (2)
c. Lokasi tes
- Sangat Tidak Setuju (1)
HIV&AIDS
 Variabel penelitian digali dari 13
pertanyaan
 Rentang skor antara 13 s.d 65
Selanjutnya, skor diinterpretasikan
dan diktegorikan menjadi :
1. Buruk (skor < nilai Mean)
2. Baik (skor ≥ nilai Mean), bila
distribusi data normal.
Apabila distribusi data tidak normal
43

maka dalam pengkategoriannya


digunakan nilai median.
3 Persepsi Pendapat perawat  Skala Ordinal
perawat tentang sikap dan  Kriteria jawaban : Sangat Tidak
terhadap perilaku teman Setuju, Tidak setuju, Netral/Ragu-
sikap dan terhadap tes ragu, Setuju dan Sangat Setuju
perilaku HIV&AIDS. Indikator  Skor untuk pernyataan favorable :
teman tentang yang dipakai untuk - Sangat Tidak Setuju (1)
tes HIV&AIDS mengukur persepsi - Tidak Setuju (2),
perawat adalah - Netral/Ragu-ragu (3),
melalui pernyataan - Setuju (4),
favorable dan - Sangat Setuju (5)
unfavorable tentang
 Skor untuk pernyataan unfavorable :
tes HIV&AIDS
- Sangat Tidak Setuju (5)
- Tidak Setuju (4),
- Netral/Ragu-ragu (3),
- Setuju (2),
- Sangat Tidak Setuju (1)
 Variable penelitian digali dari 6
pernyataan
 Rentang skor antara 6 s.d. 30
Selanjutnya, skor diinterpretasikan
dan dikategorikan menjadi :
1. Buruk (skor < nilai Mean)
2. Baik (skor ≥ nilai Mean), bila
distribusi data normal.
Apabila distribusi data tidak
normal maka dalam
pengkategoriannya digunakan
nilai median.
4 Dorongan Dorongan atau  Skala Ordinal
perawat untuk keinginan perawat  Kriteria jawaban : Ya, Tidak
patuh kepada untuk patuh atau  Variabel penelitian digali dari 6
teman yang mentaati atau pertanyaan
telah mengikuti apa yang
 Rentang skor antara 6 s.d 12
melakukan diyakini teman yang
Selanjutnya, skor diinterpretasikan
tes HIV&AIDS sudah melakukan tes
dan dikategorikan menjadi :
HIV&AIDS tentang
1. Buruk (skor < nilai Mean)
HIV&AIDS, dengan
2. Baik (skor ≥ nilai Mean), bila
cara memberikan
distribusi data normal.
tanggapan terhadap
Apabila distribusi data tidak
pernyataan favorable
normal maka dalam
dan unfavorable
pengkategoriannya digunakan
nilai median.
5 Niat Keinginan subyek  Skala Nominal
melakukan untuk melakukan tes  Kriteria jawaban : Ya, Tidak
tes HIV&AIDS HIV&AIDS dengan  Variabel penelitian digali dari 5
cara memberikan pertanyaan
tanggapan terhadap
44

pernyataan terhadap  Rentang skor antara 5 s.d 10


pernyataan tentang Selanjutnya, skor diinterpretasikan
niat melakukan tes dan dikategorikan menjadi :
HIV&AIDS 1. Berniat (skor < nilai Mean)
2. Tidak berniat (skor ≥ nilai Mean),
bila distribusinya data normal.
Apabila distribusi data tidak
normal maka dalam
pengkategoriannya digunakan
nilai median.
45

F. Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Adapun jenis data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan

melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner pada

responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari instansi terkait yakni :

RSUP Dr. Kariadi Semarang.


2. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, pengumpulan data digunakan

menggunakan kuesioner yaitu serangkaian pertanyaan yang ditujukan

untuk menggali data dari respoden.


Sebelum kuesioner digunakan dalam pengumpulan data, terlebih

dahulu diuji coba satu kali (one shot) pada sampel yang memiliki

karakteristik hampir sama dengan sampel penelitian. Uji coba kuesioner

dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh

penelitian ataupun subyek penelitian. Kesalahan ini harus dihindari, sebab

dapat merusak validitas dan kualitas penelitian.


Hasil uji coba tersebut dilakukan analisa validitas dan reliabilitasnya

sebagai berikut :

1) Uji Validitas
Validitas penelitian memilai sejauh mana kesesuaian hasil

penelitian dengan keadaan yang sebenarnya atau sejauh mana hasil

penelitian mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Pertama,

pengukuran validasi alat ukur dilakukan melalui dua teknik, yaitu : (1)

Validasi isi (content validity) dan (2) Validasi konstrak (construct

validity). Pertama, validasi isi merupakan validasi yang diperkirakan


46

melalui pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau melalui

professional judgment. Validasi isi yang terbagi menjadi validasi muka

(face validity) dan validitas logis (logical validity) digunakan untuk

mengetahui sejauhmana pertanyaan-pertanyaan dalam tes (kuesioner)

mencakup keseluruhan kawasan isi obyek yang hendak diukur atau

sejauhmana isi tes mencerminkan ciri variabel yang hendak diukur.

Teknik pengukuran validitas isi, yaitu : (1) konsultasi kepada ahli untuk

menilai format penampilan alat ukur, dan (2) menyusun kisi-kisi alat

ukur. Alat ukur yang diuji validitas isinya adalah alat ukur yang disusun

oleh peneliti, yaitu : (1) Keyakinan responden terhadap kemungkinan

tertular HIV&AIDS dan pengalaman tentang tes HIV&AIDS, (2) Sikap

responden terhadap tes HIV&AIDS, (3) Persepsi responden terhadap

sikap dan perilaku teman tentang tes HIV&AIDS, (4) Motivasi

responden untuk patuh kepada teman yang telah melakukan tes

HIV&AIDS, dan (5) Niat untuk melakukan tes HIV&AIDS.


Kedua prosedur pengujian validitas konstrak berangkat dari

hasil komputasi interkorelasi diantara berbagai hasil tes dan kemudian

diikuti oleh analisis lebih lanjut terhadap matriks korelasi yang

diperoleh melalui pendekatan analisis faktor (factor analysis). Analisis

faktor digunakan untuk mereduksi data atau proses untuk meringkas

sejumlah variabel menjadi lebih sedikit, selanjutnya disederhanakan

menjadi beberapa faktor saja. Metode yang sering digunakan dalam

memberikan penilaian terhadap validitas kuesioner adalah Korelasi

Product Moment (Moment Product Correlation, Pearson Correlation)

antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total, sehingga sering
47

disebut sebagai inter item-total correlation. Rumus Korelasi Product

Moment adalah sebagai berikut :


ri = ∑nj – 1(xij - xij) (tj – t)
√(∑ j –1 (xij - xi )2 ∑jn – 1(tj-t)2
n

Dimana :
Xij : skor responden ke-j pada butir pertanyaan i
Xi : rata-rata skor butir pertanyaan i
tj : total skor seluruh pertanyaan untuk responden ke-j
ri : korelasi antara butir pertanyaan ke-I dengan total skor
Untuk membuat keputusan valid atau tidaknya sebuah pertanyaan,

yang digunakan adalah nilai ri. Semakin besar nilai ri (nilai ri berkisar

antara -1 dan 1), maka semakin valid pertanyaan tersebut, dan

sebaliknya. Dalam penelitian ini, butir pertanyaan disebut valid jika nilai

r lebih besar atau sama dengan 0,20.39,40,41)


2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat

pengukuran dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan

hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat

pengukuran tersebut reliable. Dengan kata lain, realibilitas menunjukan

konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama


Uji relialibilitas mengunakan Cronbach’s alpha (α) yang secara

matematis merupakan rata rata dari semua kemunginan realibilitas

yang dihitung dengan cara dibelah dua atau tiga bagian. Dalam

melakukan pembelahan ini sangat penting untuk menjadikan

banyaknya item dalam setiap belahan sama, sehingga belahan-

belahan itu seimbang. Cronbach’s Alpha (α) juga digunakan untuk

meminimalisir kelemahan formula KR-20 yang hanya dapat digunakan

untuk menguji set item dikotomi. Formula Alpha adalah :42)

α= n 1−∑ Ϭ i2
(n-1)
ϬT2
48

Keterangan :
α : Reliabilitas instrumen
n : Banyaknya belahan test
Ϭi2 : Variabel belahan I, I = 1, 2 ….n
ϬT2: Varians skor test
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha > 0,60. Suatu konstruk atau variabel yang reliabel

artinya konstruk atau variabel tersebut dapat diandalkan sebagai alat

pengumpulan data.
Sebelum kuesioner dijadikan sebagai panduan wawancara

dalam penelitian, terlebih dahulu dilakukan ujicoba kuesioner untuk

mengukur validitas dan relibilitas. Ujicoba tersebut dilakukan terhadap

30 perawat di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Alasan pemilihan tersebut

sebagai lokasi ujicoba karena lokasi tersebut mempunyai karakteristik

yang hampir sama dengan RSUP Dr. Kariadi Semarang. Perawat

yang mejadi responden dalam ujicoba kuesioner merupakan perawat

dari ruangan Irna Cendana, Irna Kemuning 1 dan Irna Kemuning 2 di

RSUD Dr. Soetomo Surabaya.


Dari hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian terhadap

30 responden di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, diperoleh hasil sebagai

berikut :
1) Variabel keyakinan responden terhadap kemungkinan tertular HIV

& AIDS dan pemahaman tes HIV&AIDS


Variabel ini digali dari 20 pertanyaan, yang terdiri dari pertanyaan

tentang pengetahuan HIV & AIDS, kemungkinan tertular HIV &

AIDS, tes HIV & AIDS dan pelaksanaan Universal Percaution.

Setelah dilakukan uji validitas, ternyata terdapat pertanyaaan yang

tidak valid (nilai r < 0,2), yaitu pertanyaan nomor B03, B08, B15,

B18, B19 dan B25. Pertanyaan dihapus karena pertanyaan-


49

pertanyaan tersebut sudah diwakili oleh pertanyaan-pertanyaan

lain, namun untuk pertanyaan B15, B18 dan B25 diperbaiki dan

tetap dan tetap dipakai karena merupakan pertanyaan penting dan

belum ada pertanyaan lain yang mewakilinya. Secara rinci, hasil

uji validitas untuk tiap item pertanyaan variabel keyakinan

responden terhadap kemungkinan tertular HIV & AIDS dan

pengalaman tes HIV&AIDS terdapat pada tabel 3.2 di bawah ini.


Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Variabel Keyakinan Responden Terhadap
Kemungkinan Tertular HIV&AIDS dan Pemahaman Tes HIV&AIDS
No Pertanyaan Nilai r Valid/
Tidak
(B01) Penderita HIV dapat menularkan infeksi - Valid
HIV kepada orang lain
(B02) Penderita HIV mengalami penurunan .717 Valid
kekebalan tubuh dan merusak kekebalan
tubuh
(B03) Demam lebih dari satu bulan adalah -.059 Tidak
salah satu gejala AIDS
(B04) Diare lebih dari tiga bulan adalah salah .295 Valid
satu gejala AIDS
(B05) HIV&AIDS tidak ditularkan melalui cairan .236 Valid
sperma
(B06) HIV&AIDS tidak ditularkan melalui cairan .222 Valid
vagina
(B07) HIV&AIDS dapat dicegah dengan .434 Valid
memakai kondom saat berhubungan
seks
(B08) HIV&AIDS ditularkan melalui .049 Tidak
penggunaan jarum suntik secara
bergantian
(B09) HIV&AIDS ditularkan melalui .611 Valid
penggunaan jarum suntik tidak steril
(B10) HIV&AIDS ditularkan melalui .258 Valid
penggunaan jamban/WC/kamar
mandi/toilet secara bersama
(B11) Memakai sarung tangan dalam .666 Valid
menanggani pasien dapat mencegah
tertusuk jarum yang terinfeksi HIV&AIDS
(B12) Membersihkan luka dan mengobati luka .735 Valid
tusukan secepatnya setelah tertusuk
jarum yang terinfeksi HIV&AIDS dapat
mencegah penularan HIV&AIDS
(B13) Melakukan cuci tangan secara benar .733 Valid
sesuai standart WHO sebelum dan
50

sesudah menanggai pasien dapat


mencegah penularan HIV&AIDS
(B14) Melakukan pengelolaan jarum/alat tajam .583 Valid
danalat kesehatan habis pakai secara
tepat dapat mencegah penularan
HIV&AIDS
(B15) Pekerjaan sebagai seorang perawat -.227 Tidak
memiliki risiko tertular HIV&AIDS
(B16) Melalui tes HIV&AIDS, status HIV .249 Valid
seseorang dapat diketahui dengan hasil
tes darah

No Pertanyaan Nilai r Valid/


Tidak
(B17) Melakukan tes HIV&AIDS setelah .440 Valid
tertusuk jarumdaoat mengetahui sejak
dini penularan HIV&AIDS
(B18) Status HIV dapat diketahui dari .137 Tidak
penampilan fisik seseorang

(B19) Setelah melakukan tes HIV IDS dan -.149 Tidak


dinyatakan HIV positif, saya/teman saya
tidak diperbolehkan untuk bekerja
meskipun mampu untuk bekerja
(B20) Setelah melakukan tes HIV&AIDS, .201 Valid
saya/teman saya malah dijauhi teman-
teman sesama perawat
(B21) Setelah melalukan tes HIV&AIDS dan .327 Valid
dinyatakan positif, saya/teman saya tidak
boleh mendapat perawatan medis
(B22) Setelah melakukan tes HIV&AIDS dan .268 Valid
dinyatakan HIV positif,saya/teman saya
tidak mendapat informasi tentang
Antiretroviral (ARV) dan Window period
(B23) Saya berkeyakinan bahwa melakukan .238 Valid
tes HIV&AIDS memberikan manfaat bagi
orang yang berisiko HIV&AIDS
(B24) Banyak teman perawat yang tidak .220 Valid
melaksanakan universal percaution
meski telah melakukan tes HIV&AIDS
(B25) Banyak teman perawat yang tidak -.040 Tidak
melakukan universal percaution meski
mengetahui risiko tertular HIV&AIDS
Hasil uji reliabilitas terhadap pertanyaan yang valid diperoleh nilai

α = 0,700. Dengan demikian kueisoner untuk mengukur variabel

kayakinan responden terhadap kemungkinan tertular HIV&AIDS

dan pemahaman tes HIV&AIDS adalah reliabel (α > 0,6).


51

2) Variabel Sikap Responden Terhadap Tes HIV&AIDS


Variabel sikap responden terhadap VCT yang digali dari 15

pertanyaan, setelah dilakukan uji validitas teryata terdapat 5

pertanyaan yang tidak valid (nilai r < 0,2), yaitu pertanyaan nomor

C01, C06, C07, C08 dan C15 . Pertanyaan C01, C07 dan C08

diperbaiki dan tetap dipakai karena merupakan pertanyaan

penting dan belum ada pertanyaan lain yang mewakilinya. Secara

rinci, hasil uji validitas tiap item pertanyaan variabel sikap

responden terhadap tes HIV&AIDS terdapat pada tabel 3.3 di

bawah ini.
Tabel 3.3. Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Responden Terhadap Tes
HIV&AIDS

No Pertanyaan Nilai r Valid/


Tidak
(C01) Saya tidak harus melakukan tes .120 Tidak
HIV&AIDS, karena tertusuk jarum suntik
menurut saya tidak berisiko mengidap HIV
(C02) Saya perlu melakukan tes HIV&AIDS .751 Valid
secara rutin karena risiko pekerjaan
sebagai perawat
(C03) Konselor tidak perlu menjelaskan tentang .715 Valid
informasi dan prosedur tes HV AIDS
(C04) Konselor memberikan perlakuan yang .684 Valid
diskriminatif kepada klien, karena klien
adalah petugas kesehatan (perawat)
(C05) Dalam proses tes HIV&AIDS, harus ada .009 Tidak
konseling pra testing
(C06) Hasil dari tes HIV membutuhkan waktu -.315 Tidak
lebih dari satu bulan
(C07) Dalam proses tes HIV&AIDS, sebaiknya .198 Tidak
tidak ada lembar persetujuan(informed
consent)
(C08) Dalam proses tes HIV&AIDS, klien tidak .132 Tidak
boleh dalam paksaan
(C09) Tes HIV&AIDS dilakukan secara sukarela, .559 Valid
tanpa paksaan dari siapapunatau atas
saran tenaga medis (bila ada gejala)
(C10) Konselor memberikan informasi tentang .465 Valid
masa jendela (window period) dan
menyarankan tes ulang setelah masa
jendela selesai
52

(C11) Setelah melakukan tes HIV&AIDS, klien .784 Valid


merasa terbantu untuk mendapatkan
informasi berkaitan dengan status HIVnya
(C12) Ruang untuk tes HIV&AIDS menjadi satu .751 Valid
dengan ruang untuk pasien lain
(C13) Ruang konseling dan testing HIV harus .691 Valid
tersa nyaman bagi klien
(C14) Klinik tes HIV&AIDS hanya ada di rumah .356 Valid
sakit besar/tingkat provinsi saja
(C15) Konseling HIV&AIDS dilakukan di tempat- .046 Tidak
tempat umum
Hasil uji reliabilitas terhadap pertanyaan yang valid diperoleh nilai

α = 0,754. Dengan demikian kuesioner untuk mengukur variabel

sikap responden terhadap tes HIV&AIDS adalah reliabel (α>0,6).


3) Variabel Persepsi Responden Terhadap Sikap dan Perilaku Teman

Tentang Tes HIV&AIDS


Variabel persepsi responden terhadap sikap dan perilaku teman

tentang tes HIV&AIDS yang digali dari 6 pertanyaan, setelah

dilakukan uji validitas tidak terdapat pertanyan yang tidak valid (r <

0,2). Secara rinci, hasil uji validitas untuk tiap item pertanyaan

variabel persepsi responden terhadap sikap dan perilaku teman

tentang tes HIV&AIDS terdapat tabel 3.4 di bawah ini.


Tabel 3.4 Hasil Uji Varibel Persepsi Responden Terhadap Sikap dan
Perilaku Teman Tentang Tes HIV&AIDS

No Pertanyaan Nilai r Valid/


Tidak

(D01) Menurut saya dengan tes HIV&AIDS, .420 Valid


teman saya memperoleh informasi tentang
pencegahan penularan HIV&AIDS dalam
pekerjaan sebagai perawat
(D02) Menurut saya, teman saya setuju jika tes .530 Valid
HIV&AIDS dilakukan secara sukarela
(D03) Menurut saya, teman saya merasa yakin .486 Valid
akan tertular HIV&AIDS bila tidak
melakukan tes HIV&AIDS secara rutin
atau ketika terjadi kecelakaan kerja
(D04) Menurut saya, dengan melakukan tes .537 Valid
HIV&AIDS menuat perasaan teman saya
lebih nyaman dalam bekerja
(D05) Menurut saya, meskipun telah melakukan .678 Valid
53

tes HIV&AIDS, teman saya merasa tidak


akan mampu merubah perilakunya untuk
bekerja secara aman dengan melaksaan
universal percation
(D06) Menurut saya, teman saya tidak peduli .303 Valid
tentang ada/tidaknya informasi tentang tes
HIV&AIDS

Hasil uji reliabilitas terhadap pertanyaan yang valid diperoleh nilai

α = 0,748. Dengan demikian kuesioner untuk mengukur variabel

persepsi responden terhadap sikap dan perilaku teman tentang

tes HIV&AIDS adalah reliabel (α >0,6).


4) Variabel dorongan responden untuk patuh kepada teman yang

telah melakukan tes HIV&AIDS


Variabel ini digali dari 6 pertanyaan, setelah dilakukan uji validitas

ternyata terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid ( r > 0,2), yaitu

E02. Secara rinci, hasil uji validitas variabel motivasi responden

untuk patuh kepada teman yang telah melakukan tes HIV&AIDS

dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini.


Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Variabel Dorongan Responden Untuk Patuh
Kepada Teman yang Telah Melakukan Tes HIV&AIDS

No Pertanyaan Nilai r Valid/Tidak

(E01) Saya akan mengikuti teman .616 Valid


saya ketia ia mencari informasi
tentang tes HIV&AIDS
(E02) Saya akan mengikuti teman .122 Tidak
saya yang berpendapat bahwa
berkunjung ke klinik tes
HIV&AIDS sama saja
menunjukkan aib diri sendiri
kepada orang lain
(E03) Saya akan mengikuti teman .482 Valid
saya yang berpendapat bahwa
klinik tes HIV&AIDS
diperuntukan bgi orang orang
oenuh dosa
(E04) Saya akan mengikuti teman .701 Valid
saya meskipun ia tidak
mendukung saya untuk
melakukan tes HIV&AIDS
54

(E05) Saya akan mengikuti teman .606 Valid


saya jika ia sudah pernah
melakukan tes HIV&AIDS

No Pertanyaan Nilai r Valid/Tidak

(E06) Saya akan mengikuti teman .400 Valid


saya yang berpendapat bahwa
dengan melakukan tes
HIV&AIDS dapat mencegah
tertular HIV&AIDS
Hasil uji reliabilitas terhadap pertanyaan yang valid diperoleh nilai

α = 0,745. Dengan demikian kuesioner untuk patuh kepada teman

yang telah melakukan tes HIV&AIDS adalah reliabel α >0,6).


5) Variabel niat melakukan tes HIV&AIDS
Variabel niat melakukan tes HIV&AIDS digali dari 5 pertanyaan,

setelah dilakukan uji validitas ternyata terdapat 1 pertanyanan

yang tidak valid ( r > 0,2), yaitu pertanyaan F04. Pertanyaan untuk

variabel niat melakukan tes HIV&AIDS digali dengan 5

pertanyaan, pertanyaan yang tidak valid diperbaiki karena belum

ada pertanyaan yang mewakili. Secara rinci, hasil uji validitas niat

responden untuk melakukan tes HIV&AIDS dapat dilihat pada

tabel 3.6 di bawah ini.


Tabel 3.6 Hasil Uji Valdiatas Niat Responden untuk Melakukan Tes
HIV&AIDS

No Pertanyaan Nilai r Valid/


Tidak

(F01) Saya berniat akan melakukan tes .555 Valid


HIV&AIDS

(F02) Saya sudah mengumpulkan informasi .555 Valid


tentang tes HIV&AIDS

(F03) Saya sudah menentukan rencana lokasi .600 Valid


tempat tes untuk melakukan tes
HIV&AIDS

(F04) Saya berniat akan melakukan tes .022 Tidak


HIV&AIDS ditemani orang yang saya
55

percaya

No Pertanyaan Nilai r Valid/


Tidak

(F05) Saya berniat akan melakukan tes .652 Valid


HIV&AIDS dan sudah direncanakan (> 1
bln)

Hasil uji reliabilitas terhadap pertanyaan yang valid diperoleh nilai

α = 696. Dengan demikian kuesioner untuk mengukur variabel niat

melakukan tes HIV&AIDS adalah reliabel (α > 0,6).

G. Teknik pengolahan dan Analisa data


1. Teknik pengolahan
a. Editing
Pada tahap editing, data yang telah terkumpul akan dikoreksi kembali

untuk mengetahui adanya kesalahan – kesalahan. Editing dilakukan

ditempat penelitian agar mempermudah koreksi apabila ada

kesalahan.
b. Koding
Koding merupakan kegiatan untuk mengklasifikasikan data / jawaban

menurut kategorinya masing-masing. Setiap subyek penelitian diberi

kode yang berbeda. Bila terdapat data yang perlu dikategorikan, maka

setiap jawaban yang masuk diberi kode yang sama dan antara

kategori yang satu dengan lainnya dipisahkan dengan tegas agar tidak

tumpang tindih (mutually exclusive) dan tuntas (mutually exhaustive)

pengelompokan data menurut variabel penelitian yang ada. Koding

dilakukan untuk mempermudah proses tabulasi dan analisa data.

c. Entri Data
Pada tahap ini merupakan kegiatan memasukkan data kedalam

komputer untuk selanjutnya dilakukan analisa data dengan

menggunakan piranti lunak aplikasi statistik.


d. Tabulating
56

Tabulasi adalah kegiatan untuk memasukkan data yang masuk (data

mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah dipesiapkan. Proses tabulasi

meliputi : (1) mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya yang

disusun dengan cermat sesuai kebutuhan; (2) menghitung banyaknya

frekuensi untuk tiap kategori jawaban dan (3) menyusun distribusi atau

tabel frekuensi baik berupa tabel frekuensi satu arah maupun tabel

frekuensi silang dengan tujuan agar data yang ada dapat tersusun

rapi, mudah untuk dibaca dan dianalisis.


2. Analisa data
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan

program komputer SPSS, dimana analisa datanya dibagi menjadi 3 bagian

yaitu :43,44)
a. Analisa data Univariat
Peneliti melakukan analisis univariat. Analisis deskriptif dilakukan

dengan tujuan untuk menggambarkan setiap variabel yang diteliti

secara terpisah dengan cara membuat tabel frekuensi atau grafik dari

masing-masing variabel. Analisa univariat juga digunakan untuk

memperkiraan parameter populasi untuk set data numerik, terutama

ukuran-ukuran tendensi sentral (modus, mean, median) dan ukuran

variabilitas (frekuensi, minimum, maksimum, standar deviasi dan

varians).
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat terdiri dari : (1) analisis tables atau crosstabs, (2)

analisis komparasi, dan analisis hubungan. Analisis tabulasi silang

digunakan untuk menganalisis secara deskriptif. Analisis komparasi (uji

beda) sebagai dasar untuk menguji hipotesis penelitian. Analisis ini

menggunakan uji Chi Quadrat (X2).


c. Analisa Multivariat
57

Peneliti menggunakan analisis regresi logistik ganda untuk

menentukan variabel-variabel yang dominan dalam pola hubungan

antar variabel penelitian. Kemudian dalam menganalisis hubungan

variabel-variabel bebas dengan variabel terikat, digunakan analisis

regresi logistik.

Anda mungkin juga menyukai