Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ronal Akuba

NIM : 045327795

Definisi unjuk rasa atau demonstrasi merupakan kegitan yang dilakukan oleh seorang
atau lebih untuk mengeluarkan pikiran secara lisan, tulisan dengan demonstratif di muka
umum. Terdapat beberapa peraturan perundang-undangan dalam mengatur demonstrasi yang
harus diterapkan dan bahkan harus dikeatuhi karena undang-undang tersebut dijadikan acuan
dalam pelaksanaan demonstrasi.
Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 (UU 9/2018) mengenai penyampaian
pendapat di Muka umum yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 28
yang berbunhyi : “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan
lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang”. Demonstrasi boleh
dilakukan oleh umum dengan mengikuti dan mematuhi peraturan undang-undang yang
berlaku. Pada pasal 28 ayat 2 disebutkan bahwa “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,
setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang
denngan maskud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan
kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang dil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis.
Penyelenggaraan kegiatan terkait penyampaian pendapat di muka umum tentu
berkewajiban dan bertanggungjawan pada pasal 6 mengenai Peraturan Kepala Kepolisiam
Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 (Perkapolri 7/2012) tentang Tata Cara
Penyelenggaraan, Pengamanan, dan Penanganan Perkara Penyampaian Pendapat di Muka
Umum :
a. Memberitahukan secara tertulis kepada kepolisian setempat sebelum adanya
pelaksanaan kegiatanpenyampaian pendapat di muka umum.
b. melakukan koordinasi dengan aparat dan lembaga terkait demi kelancaran dan
pengamanan kegiatan penyampaian pendapat di muka umum.
c. melaksanakan kegiatan penyampaian pendapat di muka umum dengan cara yang tidak
menggangu keamanan dan ketertiban umum, keselamatan dan kelancaran arus lalu
lintas.
Tidak hanya itu, terdapat juga undang-undang yang mengatur penyampaian pendapat
di depan umum pada pasal 8 huruf Perkapolri 7/2012, disebutkan mengenai penyampaian
pendapat di muka umum dilakukan dengan cara :
u. Sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan atau banjir yang dapat menimbulkan bahaya
umum bagi jiwa dan atau barang.
v. Mengangkut benda-benda atau perkakas yang dapat menimbulkan ledakan yang
membahayakan jiwa atau barang.
w. Sengaja menghancurkan, membuat tidak dapat dipakai atau merusak bangunan untuk
lalu lintas umum atau merintangi jalan umum darat atau air atau menggagallkan usaha
untuk pengamanan bangunan atau jalan
uu. Membawa benda yang dapat membahayakan keselamatan umum.
Pada pasal 9 ayat (3) UU 9/2018 juga berisikan bahwa pelaku atau peserta
penyampaian pendapat di muka umum dilarang membawa benda yang dapat membahayakan
keselamatan umum. Aksi demonstrasi yang dilarang merusak fasilitas umum telah diatur
dalam pasal 9 ayat 3 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1998 mengenai penyampaian pendapat
di muka umum, dan pada pasal 8 huruf a sampai huruf uu Peraturan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2012 tentang cara penyelanggaraan pelayanan,
pengamanan dan penanganan perkara penyampaian pendapat di muka umum .
Terkait dengan kerusakan fasilitas umum sampain kerusuhan yang telah dilakukan,
melanggar pada beberapa pasal peraturan undang-undang yaitu pada pasal 9 ayat 3 undang-
undang nomor 9 pada tahun 1998 mengenai penyampaian pendapat di Muka Umum dan juga
melanggar pasal 8 huruf a sampai uu dalam Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2012 mengenai Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan,
Pengamanan dan Penanganan Perkaraa Penyampaian Pendapat di Muka Umum.
Pada kasus demonstrasi yang hingga merusak fasilitias umum tentu sangat tidak
dibenarkan terlebih sudah ada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Boleh
menyampaikan aspirasi dengan adanya demo namun tidak dibenarkan sampai harus
melakukan anarki dan juga perusakan karena tindakan seperti ini juga tidak dibenarkan dalam
ajaran agama. Demo dengan kasus yang terjadi seperti itu tidak akan menyelesaikan
permasalahan yang ada malah justru membuat situasi yang rusuh dan tidak kondusif dan
memunculkan masalah baru.

Sumber Refrensi :
https://news.detik.com/berita/d-5207655/tumpah-ruah-kritikan-untuk-aksi-tolak-omnibus-
law-berujung-kericuhan
Suliyanto, Erwin. 2021. Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum. Tindakan Represif Aparat Kepolisian
Republik Indonesia Dalam Menghadapi Aksi Demonstrasi Ditinjauk Dari Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 1998 Tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/10/09/21285111/25-halte-rusak-karena-aksi-
tolak-uu-cipta-kerja-kerugian-capai-rp-65
Camdra Wibawa, R et., al. 2020. Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial. Pembingkaian Berita
Demonstrasi Undang-Undang Omnibus Law Pada Media Daring Tempo.co dan Republika.co
Periode Oktober 2020
Hardiyati, Sri et., al. 2017. Jurnal Ilmu Hukum. Penegakan Hukum Dari Tindakan Represif
Aparat Ditinjau Dari Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia 16 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengendalian Massa dan Undang-undang No. 9 Tahun 1998 Tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, Terhadap Demonstrasi Anarkis

Anda mungkin juga menyukai