Anda di halaman 1dari 12

HADIST DITINJAU DARI KUANTITAS PERAWI

Dosen pengampu : H. ngatho’illah Linnaja., Lc.MPd.I


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadist

Disusun oleh :
1. Rizal Rifai (2021010020)
2. Zaidatun Ni'mah Julifiyana (2021010004)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNOVERSITAS SAINS AL-QUR’AN
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2022
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Ulumul Hadist, dengan judul : “Hadist Ditinjau
Dari Kuantitas Perawi”.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan

Wonosobo, 21 Maret 2022


DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:.........................................................................4
1.3 Tujuan adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :....................................................4
1.4 Kegunaan pembuatan makalah ini dapat memberikan suatu manfaat bagi kita semua,
diantaranya:.......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................5
1.1.1 Definisi Hadist yang ditinjau dari kuantitas perawinya......................................................5
1.1.2 Apa Hubungan Kuantitas perawi dengan Hadist................................................................6
1.1.3 Apa saja Penerapan Hadits jika ditinjau dari kuantitas perawinya.....................................7
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................10
2.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10
2.2 Saran....................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11
BIODATA RINGKAS PENULIS.....................................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Hadits merupakan salah satu pedoman hidup bagi umat manusia yang sangat
penting. Dengan ilmu hadits, umat manusia bisa mengetahui mana yang salah dan mana
yang benar, mana yang baik dan mana yang buruk dan mengetahui akibat dari segala macam
perbuatan. Oleh karena itu, mempelajari hadits adalah hal yang sangat penting.

Banyak nya jumlah hadits yang mana bisa dinilai dari berbagai macam sudut
pandang sering kali membuat kebingungan dan mengundang perdebatan antar manusia,
oleh karena itu, perlu diadakanya pembagian hadits dari beberapa tinjauan, misalnya, hadits
yang ditinjau dari kuantitas perawinya.

Pembicaraan tentang pembagian hadits dilihat dari segi kuantitasnya akan


menyinggung seputar hadits mutawatir dan hadits ahad. Dari sinilah kami ingin meninjau
dan mengetahui lebih jauh mengenai klasifikasi hadits dari kuantitas perawinya. Hadits
adalah satu dari 4 sumber hukum Islam yang disepakati para ulama. Hadits menjadi
rujukan bagi umat muslim untuk menjelaskan hukum-hukum yang terdapat dalam Al
Quran.

1.2 Rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:


1.1.1 Definisi Hadist yang ditinjau dari kuantitas perawinya?
1.1.2 Apa Hubungan Kuantitas perawi dengan Hadist?
1.1.3 Apa saja Penerapan Hadits jika ditinjau dari kuantitas perawinya?

1.3 Tujuan adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu :


1.1.1 Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi Hadist yang ditinjau dari
kuantitas perawinya.
1.1.2 Agar mahasiswa dapat mengetahui Hubungan hubungan Kantitas
perawi dengan Hadist.
1.1.3 Agar mahasiswa bisa mempelajari penerapan Hadits jika ditinjau dari
kuantitas perawinya.

1.4 Kegunaan pembuatan makalah ini dapat memberikan suatu manfaat bagi kita
semua, diantaranya:
1.1.1 Sebagai tempat untuk menambah wawasan kita.
1.1.2 Sebagai bahan sumber Referensi bagi Pengetahuan kita.
1.1.3 Sebagai acuan diskusi dalam memecahkan suatu topik permaslahan.
1.1.4 Sebagai sumber informasi untuk pembuatan makalah selanjutnya.
BAB II PEMBAHASAN

1.1.1 Definisi Hadist yang ditinjau dari kuantitas perawinya


1
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia menerjemahkan kuantitas adalah
banyaknya benda dan lain sebagainya dan juga Kuantitas dapat diartikan jumlah
sesuatu yang bisa didapatkan dengan proses pengukuran. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Kuantitas adalah segala macam bentuk satuan ukuran yang berhubungan
dengan jumlah hasil kerja yang dapat dinyatakan ukuran angka. Dijelaskan ahli
Wungu & Brotoharsojo (2003). Kuantitas berhubungan dengan angka. Dan terdiri dari
tiga jenis yaitu, kuantitas kerja, kuantitas penduduk, dan kuantitas produk. Apabila
kuantitas kerja berhubungan dengan hasil kerja, kuantitas penduduk berhubungan
dengan jumlah penduduk, begitu juga kuantitas produk berhubungan dengan produk
2
Sedangkan Perawi merupakan orang yang meriwayatkan hadist. 3Yang tentu
kita sudah sering mendengar kata hadist dan orang yang meriwayatkannya. Ternyata,
ada istilah tersendiri untuk menyebut seseorang yang meriwayatkan hadist, yaitu
perawi. Perawi adalah orang yang memindahkan hadist dari seorang guru kepada
orang lain atau membukukannya ke dalam suatu kitab hadist. Perawi hadist pertama
adalah para sahabat dan perawi terakhir adalah orang yang membukukannya, seperti
Bukhari, Muslim, Imam Ahmad dan lain-lain.

Suatu hadist yang telah sampai kepada kita dalam bentuknya yang sudah
ditadwin atau dikodifikasi dalam bentuk buku-buku hadist, melalui beberapa perawi
dan sanad. Perawi terakhir hadist yang termaksud dalam Sahih Bukhari atau dalam
Sahih Muslim, ialah Imam Bukhari atau Imam Muslim. Seorang penyusun atau
pengarang, bila hendak menguatkan suatu hadist yang ditakhrijkan dari suatu kitab
hadist, pada umumnya membubuhkan nama perawi (terakhirnya) pada akhir
hadistnya. Seperti dalam hadist yang tertera dibawah ini :

‫الَ ِّديْنُ يُس ٌر‬4

"Ad diinu yusrun." 

Artinya: "Agama itu mudah." (HR Bukhari)

HR Bukhari diatas menunjukan bahwa hadist tersebut diriwaytkan oleh Bukhari.

Sehingga dapat juga kita simpulkan bahwa Hadist yang ditinjau dari kuantitas perawinya
memiliki definisi bahwa banyak sekali para sahabat nabi maupun kalangan kalangan ulama
yang mendefinisikan hadist hadist nabi yang jumlahnya tudaklah sedikit.

1
https://hot.liputan6.com/read/4692915/kuantitas-adalah-jumlah-sesuatu-pahami-dari-contoh-kalimatnya
2
https://kbbi.web.id/perawi

3
https://umma.id/channel/answer/post/apa-itu-pengertian-perawi-hadist-758828
4
https://www.popbela.com/career/inspiration/romi-subhan/kumpulan-hadits-pendek/1
1.1.2 Apa Hubungan Kuantitas perawi dengan Hadist
Hubungan antara kuantitas perawi dengan hadist yang dimaksud adalah
Banyaknya Hadist yang sudah diriwayatkan oleh beberapa sahabat nabi yang
diantaranya :
I. 5
Abu Hurairah
Mengabdikan seluruh hidupnya bersama Nabi Muhammad, Abu Hurairah
adalah salah satu perawi hadist yang meriwayatkan paling banyak hadist.
Tercatat dari beberapa sumber, ada 5.374 hadist yang telah beliau riwayatkan.
Beliau turut ikut serta dalam perang bersama Nabi Muhammad SAW atas
nama Allah SWT. Dia juga memiliki keistimewaan yakni kemampuan hafalan
yang luar biasa.

II. Abdullah bin Umar


Dia merupakan anak dari Umar bin Khattab. Pada masa itu, Abdullan
bin Umar adalah pemuda yang istimewa dengan tekadnya yang kuat untuk
meniru segala hal tentang Nabi Muhammad SAW. Dia dikenal pandai di
bidang hadist, tafsir, dan fiqih. Tak hanya di bidang ilmu, dia juga handal di
medan tempur. Selama hidup, Abdullah bin Umar telah meriwayatkan 2.630
hadist.

III. Anas bin Malik


Berada dekat dengan Nabi Muhammad SAW hingga menjadi asisten
pribadinya, Anas telah meriwayatkan kurang lebih 2.286 hadits. Selama
sekitar 10 tahun berada dekat dengan Nabi Muhammad SAW, tentu saja dia
mampu meriwayatkan banyak hadist karena mengetahui banyak hal tentang
nabi. Dalam hidupnya juga, ia dikenal sebagai pemanah ulung.

IV. Aisyah binti Abi Bakar


Aisyah adalah salah satu istri nabi yang termasuk orang yang berada
dalam hidup Nabi Muhammad SAW. Dia meriwayatkan banyak hadist
mengenai kehidupan pribadi Nabi Muhammad SAW, perihal rumah tangga,
serta peran Nabi Muhammad SAW sebagai suami. Beliau merupakan
perempuan yang paling dicintai Nabi Muhammad SAW. Setidaknya, ada
2.210 hadist yang telah diriwayatkannya terkait urusan pribadi Nabi
Muhammad SAW dan keluarganya.

V. Abdullah bin Abbas


Nah, untuk prawi hadist yang satu ini, dia telah meriwayatkan 1.660
hadist. Dia merupakan anak dari paman nabi, Al-Abbas bin Abdul Muthalib.

5
https://kumparan.com/hijab-lifestyle/5-sahabat-nabi-muhammad-saw-yang-banyak-meriwayatkan-hadist-
1tSlhA9PaPb/full
Di sekitar para sahabat lainnya, Abdullah bin Abbad diberi gelar "tinta umat".
Ia merupakan junior dari para sahabat lainnya dan termasuk sumber ilmu yang
sangat diperhitungkan.

Dan tidak hanya itu semua masih banyak sekali periwayat hadist yang disebut
dengan Perawi Hadist. Diantaranya ada 7 Perawi Hadist Dan Fungsi Hadis Nabi
Terhadap Al-Qur'an :
1. IMAM BUKHARI (194-256 H/ 773-835 M)
2. IMAM MUSLIM (204-261 H/ 783-840 M)
3. IMAM ABU DAWUD (202-275 H/ 817-889 M)
4. IMAM AT-TIRMIDZI (209-279 H/ 824-892 M)
5. IMAM AN-NASA'I (215-303 H/ 830-915 M)
6. IMAM IBNU MAJAH (209-273 H/ 824-887 M)

1.1.3 Apa saja Penerapan Hadits jika ditinjau dari kuantitas perawinya
Penerapan dalam Hadist yang ditinjau dari kuantitas perawinya bisa kita lihat bahwa
pada zaman sekarang jangan asal untuk hanya sekedar menyebarkan hadist tapi tidak tau
siapa pearwi dari hadist tersebut karna banyaknya perkembangan teknologi yang semakin
canggih dan banyak juga orang orang yang igin menghancurkan agami slam itu sendiri,
banyak juga terdapat hadist hadist yang palsu dengan mengatasnamakan perawi perawi
terkenal sehingga kita harus bisa dalam memilah hadist hadist yang shahih terutama yang
dapat kita kaitkan dalam Kehidupan Sehari-hari
6
Selain hadist ada juga Al-Qur’an yang merupakan mukjizat yang abadi sepanjang
masa dan ini sebagai bukti tentang kebenaran Nabi Muhammad S.A.W. Di dalamnya
terkandung berbagai aturan hidup bagi manusia baik dari segi ibadah, hukum, sosial,
ekonomi, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Hal ini juga dijelaskan dan diperkuat dengan
adanya hadist hadist yang Rasulullah berdasarkan bimbingan Allah S.W.T. Umat Islam harus
senantiasa meyakini, memahami, dan melaksanakan al-Qur’an dan Hadis. Oleh karena itu,
bagi yang selalu berpegang teguh kepadanya, Allah akan menjamin hidup selamat baik di
dunia maupun di akhirat.

Untuk mencapai hal tersebut, kita harus mampu memfungsikan al-Qur’an dah Hadis
dalam kehidupan sehari-hari diantannya dengan cara sebagai berikut:

1. Meyakini dan Memahami bahwa al-Qur’an dan Hadis adalah Ajaran yang Sempurna

Nabi Muhammad saw. adalah nabi dan rasul terakhir yang mengemban tugas dalam
menyampaikan ajaran Allah yang mutlak benarnya melalui al-Qur’an dan Hadis yang
diperuntukkan kepada seluruh umat manusia. Al-Qur’an dan Hadis memberikan berbagai
aturan dan pengajaran untuk kehidupan manusia mulai dari yang kecil sampai pada tingkat
yang besar. Misalnya, mengatur tentang tata cara membuang air kecil, tata cara makan,
minum, tidur, hukum, politik, tata negara, dan lainnya melalui praktik praktik dan contoh
dari Rasulullah saw. Inilah konsep sempurna dari ajaran al-Qur’an dan Hadis yang dibawa
oleh seorang rasul yang kejujurannya selalu dijamin oleh Allah.

6
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/alquran-hadis-sebagai-pedoman-hidup/
Dari pembahasan inilah kita fahami bahwa al-Qur’an senantiasa membentuk pribadi
yang selalu berada dalam bimbingan Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya sehingga kita menjadi manusia yang bahagia hidup di dunia dan
akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Maidah ayat 3. “Pada hari ini telah Aku
sempurnakan agamamu tuntukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah
Aku ridai Islam sebagai agamamu” (Q.S. al-Maidah [5]:3)

2. Menerapkan Hukum Al-Qur’an dan Hadis dalam Kehidupan Sehari-hari

Al-Qur’an dan Hadis sebagai standar kebenaran dalam melakukan aktivitas hidup
sehingga kita menjadi orang-orang yang selalu lurus dalam kebenaran itu dan mendaptkan
kebaikan dari Allah swt. Misalnya, melakukan ibadah salat berdasarkan perintah al-Qur’an
dengan melihat tata cara Rasul melakukannya, saum, ibadah haji, pergaulan di masyarakat,
atau tatanan hidup berbangsa dan negara. Penerapan al-Qur’an dan Hadis dalam hidup
sehari-hari akan membentuk pribadai yang mulia dengan sikap sebagai berikut.

a. Berlaku Adil

Al-Qur’an dan Hadis mengatur dan mengajarkan bagaimana bersikap adil dalam
berbagai aspek kehidupan. Dengan bersikap adil, manusia akan menjadikan orang-orang
menjadi bertakwa. “Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu
untuk tidak berlaku adil. Berlaku adillah, Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa.” (Q.S. Al
Maidah [5]:8)

Perilaku adil dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu dalam bentuk
sebagai berikut.

1) Adil dalam menentukan sikap sesuai dengan ajaran

2) Adil dalam menerapkan hukum

3) Adil dalam hidup, artinya menjaga keseimbangan hidup di dunia

4) Adil dalam membelanjakan harta

5) Adil dalam memberikan kesaksian

b. Pribadi yang Syukur

Orang yang berpedoman pada al-Qur’an dan Hadis dalam mencari rezekinya akan
selalu mempertimbangkan penilaian, misalnya akan mencari rezeki dengan halal
mengeluarkan hak orang lain dalam harta, tidak berlebihan, mampu untuk selalu mengingat
Allah dalam setiap kesempatan. Karena dengan bersikap syukur dia akan mampu
menggunakan tenaga, pikiran, dan hartanya untuk Allah. Misalnya akan selalu taat
beribadah, mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, membantu orang yang membutuhkan,
dan lain-lain.

c. Pribadi yang Takwa

Dengan berpegang teguh kepada al-Qur’an dan Hadis, Ia akan selalu berhati-hati
dalam berbuat. Oleh karena itu, ia akan lebih introspeksi diri dan lebih meningkarkan
kualitas keimanan, keilmuan, dan ibadahnya. Misalnya dengan banyaknya mencari ilmu,
berdiskusi, belajar yang baik, melakukan ibadah tepat waktu, banyak melakukan
ibadah sunnah  seperti saum  senin kamis, salat sunnah Rawatib, berakhlakul
karimah,  berbakti kepada orang tua, hormat kepada guru, dan lain-lain. Melalui upaya
inilah kiranya pribadi yang takwa akan tercapai dalam setiap waktu dan akan mendapat
kemuliaann dari Allah SWT.

3. Menyebarluaskan Ajaran Al-Quran dan Hadist

Menyebarluaskan ajaran al-Quran dan Hadis adalah sebuah tuntutan bagi semua
umat Islam agar terwujud kehidupan Islami. Penyebaran ajaran ini dilakukan baik melalui
sistem belajar mengajar maupun berdakwah bagi setiap manusia yang dapat dipraktikan
dalam proses belajar mengajar, atau berdakwah di lembaga format atau nonformal.
Misalnya, sekolah, perguruan tinggi, lembaga pelatihan, masjid, majelis taklim, dan
perusahaan.

Intisari Fungsi Al Quran dan Hadis

Kaum muslimin memiliki dua pedoman yang mengatur seluruh aspek kehidupan
agar mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat, pedoman itu adalah al-Qur’an dan
Hadis. Al-Quran dan Hadis sebagai petunjuk, penjelas, dan pemisah. Al-Quran mempunyai
nama lain yaitu al-Kitab, al-Furqan, dan az-Zikr.

Hadis berfungsi sebagai penjelas, penguat al-Qur’an, dan penentu hukum tersendiri.
Kita memiliki cara yang dapat diterapkan untuk memfungsikan al-Qur’an dan Hadis dalam
kehidupan sehari-hari sehingga kita mampu untuk menjadi orang yang berbimbing dalam
hidup agar menjadi manusia yang mendapat kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

BAB III PENUTUP


2.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan topik masalah sebelumnya, maka kami membuat


kesimpulan bahwa Penerapan dalam Hadist yang ditinjau dari kuantitas perawinya bisa
kita lihat bahwa pada zaman sekarang jangan asal untuk hanya sekedar menyebarkan
hadist tapi tidak tau siapa pearwi dari hadist tersebut karna banyaknya perkembangan
teknologi yang semakin canggih dan banyak juga orang orang yang igin menghancurkan
agami slam itu sendiri, banyak juga terdapat hadist hadist yang palsu dengan
mengatasnamakan perawi perawi terkenal sehingga kita harus bisa dalam memilah hadist
hadist yang shahih terutama yang dapat kita kaitkan dalam Kehidupan Sehari-hari.
Sehingga marilah kita sebagai umat muslim senantiasa selalu memohon petunjuk agar
dihindarkan dari segala yang buruk.
2.2 Saran

Kami memiliki saran bagi para pembaca atau pendengar, agar selalu menerapkan
hadist dalam kehidupan sehari hari. Karna begitu mulia orang yang meniru perilaku
Rasulullah S.A.W dan selalu rendah hati terhadap sesame tidak lupa juga monghormati
segala sesuatu perbedaan dan semoga kita termasuk dalam umat dari Rasulullah S.A.W
dan semoga Allah S.W.T memberikan manfaat yang luar biasa kepada rekan rekan
semua. Amin Amin Ya rabbal Alamin.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://hot.liputan6.com/read/4692915/kuantitas-adalah-jumlah-sesuatu-pahami-dari-contoh-
kalimatnya
2. https://kbbi.web.id/perawi
3. https://umma.id/channel/answer/post/apa-itu-pengertian-perawi-hadist-758828
4. https://www.popbela.com/career/inspiration/romi-subhan/kumpulan-hadits-pendek/1
5. https://kumparan.com/hijab-lifestyle/5-sahabat-nabi-muhammad-saw-yang-banyak-meriwayatkan-
hadist-1tSlhA9PaPb/full
6. https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/alquran-hadis-sebagai-pedoman-hidup/

BIODATA RINGKAS PENULIS

Nama : Rizal Rifa’i Nama : Zaidatun Ni'mah


NIM : 2021010020 Julifiyana
Kelas : PAI 2A NIM : 2021010004
Fakultas : FITK Kelas : PAI 2A
Prodi : PAI Fakultas : FITK
E-mail : Rizalrif7@gmail.com Prodi : PAI
Motivasi : “Siapa yang E-mail : @gmail.com
beriman kepada Allah dan Motivasi : “ ”.
dari hari akhir hendaklah dia
berkata baik atau diam”.

Anda mungkin juga menyukai