Anda di halaman 1dari 4

UJIAN SEMESTER GASAL 2021/2022

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
MATA KULIAH : FONDASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI & VOKASIONAL (PTE 6021)
HARI : SENIN, 27/12/2021
JAM : 13.00-15.00
DOSEN : PROF. SUTARTO, M.SC., PH. D.
SIFAT UJIAN : TAKE HOME EXAM
DIKUMPULKAN : KAMIS, 30/12/2022

Nama : Ralisza Farreline Prasetya


NIM : 19505241022
Kelas : A 2019

Soal:

1. Secara univesal, ada banyak deskripsikan tentang falsafah PTV, maka:


a) pilih satu deskripsi/definisi PVT paling memadai! sesuai dengan karakteristik PTV.
b) untuk konteks Indonesia yang beragam kondisi geografisnya dan tingkat industrinya, falsafah mana yang
perlu dipilih? Jelaskan

2. Secara filosofi dan bentuk penyelenggaraan PVT di Amerika beda dengan di German. Jelaskan hal tersebut
dengan menyertakan tabel perbandingan untuk beberapa aspek tinjauannya.

3. Menurut Direktorat Pendidikan Vokasi SMK Unggulan cenderung dijadikan sebagai sekolah penggerak.
Jelaskan kedua hal ini dan bagaimana implementasinya?

4. Jelaskan apa persamaan dan perbedaan dari beberapa aspek pembelajaran, dengan tabel, tentang
Competence-Based Curriculum (CBC/KBK) dan Outcomes-Based Curriculum (OBC/KBH)?.

5. a) Jelaskan yang dimaksud dengan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) menurut Direktorat
Pendidikan Vokasi!
b) Apa hambatan-hambatan potensial yang dihadapai dalam mengimplementasikan program di atas dan
tuliskan rekomendasi dari masing-masing hambatan di atas.

--- selamat mengerjakan ---


Jawaban :
1. Secara univesal, ada banyak deskripsikan tentang falsafah PTV, maka :
a) Definisi PTV yang paling sesuai dengan karakteristiknya adalah pendidikan yang mencakup
terbentuknya pengetahuan umum dan teoritis, pengetahuan khusus dan pengetahuan fungsional
keterampilan intelektual maupun fisik, kecakapan, perilaku, sikap untuk mempersiapkan tenaga
kerja (Modul Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FT UNY : 2013).
b) Dengan melihat beragam kondisi geografisnya dan tingkat industry di Indonesia, falsafah yang
digunakan yaitu falsafah Pragmatisme karena falsafah ini sendiri lebih berfokus kepada kebutuhan
perkembangan individu siswa, mendasarkan pada perubahan, proses dan relativitas. Pembelajaran
menekankan pada learning by doing yang dibangun dari pengetahuan hasil pembelajaran
sebelumnya. John Dewey (1913) adalah salah satu tokoh dalam falsafah ini. Dia memandang
Pendidikan sebagai sebuah proses “meningkatkan” bukan untuk “menerima” kondisi manusia.

2. Perbandingan penyelenggaraan PVT di Amerika dan di German :


No. Aspek Amerika German
Dual system, artinya setelah
Terbagi dalam 4 jenjang siswa lulus sekolah
yaitu (1) Taman Kanak- menengah atau wajib belajar,
1. Sistem Pendidikan
kanak, (2) Dasar, (3) umumnya sekitar 18 tahun
Menengah, (4) Tinggi. mereka melamar ke
perusahaan swasta.
Filosofi yang digunakan di Filosofi yang ada di Jerman
Amerika ada 2, yaitu filosofi yaitu filosofi sistem ganda
Prosser dan filosofi Dewey. dan peran triparti. Filosofi ini
Filosofi Prosser yaitu sekolah mengatakan bahwa di pasar
harus direformasi untuk kerja perlu adanya tenaga
memenuhi kebutuhan kerja yang disiplin dan
2. Filosofi masyarakat teknokrat, kompeten yang merupakan
sedangkan filosofi Dewey tanggung jawab bersama
mengatakan bahwa antara pemerintah/sekolah.
pergerakan pendidikan ilmu
pengetahuan teknologi dan
demokrasi akan saling
melengkapi.
3. Yang dimaksud dengan sekolah penggerak yaitu sekolah yang dapat menggerakkan sekolah-sekolah
lainnya atau dalam kata lain memotivasi atau menjadi rujukan serta melakukan pengimbasan untuk
mendorong peningkatan kualitas dan kinerja SMK di sekitarnya. Sehingga SMK Unggulan dapat
didefinisikan sebagai program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu dalam
peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia
usaha, dunia industri, dunia kerja, yang akhirnya menjadi SMK rujukan yang dapat berfungsi sebagai
sekolah penggerak dan pusat peningkatan kualitas dan kinerja SMK lainnya.

Implementasinya yaitu dengan menerapkan digitalisasi sekolah (penggunaan berbagai platform


digital untuk mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, serta menambah inspirasi) juga
melakukan penguatan sumber daya manusia (SDM) Sekolah seperti penguatan Kepala Sekolah,
Pengawas Sekolah, Pemilik dan Guru melalui program pelatihan dan pendampingan intensif
(coaching) one to one dengan pelatih ahli yang disediakan oleh kemendikbud pada SMK Unggulan
sehingga nantinya SMK Unggulan tersebut dapat menjadi sekolah penggerak.

4. Persamaan dan perbedaan dari beberapa aspek pembelajaran tentang Competence-Based Curriculum
(CBC/KBK) dan Outcomes-Based Curriculum (OBC/KBH) :
a) Persamaan :
No. Persamaan Perbedaan
Secara teknis, dalam
penyusunan dan
perencanana silabus, KBK
Sama – sama dirancang
menyebutkan takaran
1 KBK dengan tujuan untuk
kompetensi dalam bentuk
pemenuhan hasil belajar.
Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar
(KD).
Dalam KBH, rujukan
utama yang digunakan ialah
Kerangka Kualifikasi
Sama – sama dirancang Nasional yang tercatat
2 KBH dengan tujuan untuk dalam Peraturan Presiden
pemenuhan hasil belajar. No.8 Tahun 2012 dan
dalam praktik penyusunan
silabus dengan peneysuaian
sebutan Kompetensi Inti
(KI) dan KD.

5. a) Merdeka Belajar yakni memberikan kesempatan belajar sebebas-bebasnya kepada peserta didik
untuk belajar dengan gembira memperhatikan bakat alami yang mereka punyai sehingga hingga
memiliki portofolio yang sesuai dengan kegemarannya.
Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yaitu kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang
berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa
untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil.
b) Hambatan – hambatan potensial yang dihadapi :
1. Persiapan SDM yang belum terstruktur. Minimnya pengalaman guru dalam mengajar program
merdeka, minimnya fasilitas serta kualitas guru untuk membuat sistem penilaian sendiri.
Solusi : pemerintah memberikan dukungan yaitu dengan membentuk pelatihan atau
pembelajaran bagi guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar program
merdeka belajar.
2. Keterbatasan Referensi
Keterbatasan referensi penyampaian materi, baik dalam teks pelajaran maupun pada buku guru
yang diterbitkan oleh pusat perbukuan atau penerbit swasta. Karena keterbatasan referensi
inilah yang membuat guru sulit memperoleh rujukan penyampaian materi serta memfasilitasi
pembelajaran pada siswa dengan efektif..
Solusi : permasalahan tersebut dapat diatasi dengan guru mengakses referensi lainnya melalui
jurnal nasional maupun internasional lalu mengevaluasinya, atau bisa juga dengan para peserta
didik mencari sendiri referensi tambahan dari materi yang dipelajari.

Anda mungkin juga menyukai