Dosen Pembimbing:
Arum Dwi Hastutiningsih M.Pd.
Disusun oleh:
Khalid (19505241009)
Intan Nur A (19505241020)
Ralisza Ferreline (19505241022)
Nabila Muthmainah (19505241031)
Seviana Vadila P (19505241038)
Miftahul Janah (17
FAKULTAS TEKNIK
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Fenomena Sosiologi dan
Antropologi dalam Pendidikan ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Sosiologi dan Antropologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambahkan
wawasan tentang Fenomena Sosiologi dan Antropologi dalam Pendidikan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arum Dwi Hastutiningsih selaku dosen
pengampu mata kuliah Sosiologi dan Antroplogi yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikaan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Sabtu, 18 April 2020
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………….
C. TUJUAN……………………………………………………………………………
BAB II ISI
A. KAJIAN TEORI……………………………………………………………………..
B. PEMBAHASAN……………………………………………………………………
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN……………………………………………………………………
BAB IV
LAMPIRAN……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan ‘landasan dasar bagi manusia untuk menjalani
kehidupan dan berlangsung sepanjang hayat manusia’. Di mana ada kehidupan
manusia, disitu pasti ada pendidikan (Driyarkara, 1980: 32). Pendidikan juga
dapat diartikan usaha sadar dan terencana untuk mencapai taraf hidup yang lebih
baik dimana manusia sebagai peserta didik dapat mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Seorang antropolog pendidikan Theodore Bramled (Tilaar, 1999) mengkaji
kaitan antara pendidikan, masyarakat dan budaya. Pendidikan tidak dapat terlepas
dari kebudayaan dan hanya dapat berlangsung dan terlaksana antarmanusia di
dalam suatu ruang lingkup masyarakat.
Melalui pendidikan, keutuhan sosiologi-budaya dipertahankan dan
dikembangkan. Pendidikan sosio-budaya menjadi suatu keharusan supaya
eksistensi masyarakat budaya dapat terjamin (Suyata, 2000). Dapat kita
bayangkan bagaimana suatu pendidikan dapat terlepas dari proses kebudayaan,
hanya akan menghadapi kepunahan kebudayaan.
Hal ini berkaitan dengan adanya sosiologi dan antropologi dalam suatu tatanan
pendidikan. Sosiologi sendiri menurut Auguste Comte berasal dari bahasa Yunani
(latin) yang terdiri dari kata socius artinya teman atau sesama dan logos yang
berarti cerita. Jadi menurut artinya, ‘sosiologi dapat dikatakan sebagai ilmu yang
menceritakan tentang teman, sesama (masyarakat), atau sosiologi dapat berarti
ilmu yang mempelajari tentang masyarakat. Sedangkan antropologi berasal dari
bahasa Yunani yaitu anthropos yang berarti manusia atau orang dan logos yang
artinya wacana. Dapat dikatakan, antropologi adalah suatu cabang ilmu sosial
yang mempelajari tentang budaya masyarakat tunggal, dalam artian suatu
kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama.’
Dalam hal ini, kita dapat melihat adanya perbedaan kajian antara sosiologi dan
antropologi. Dalam pandangan Hoult (1969), Sosiologi jelas merupakan ilmu
sosial yang objeknya adalah masyarakat, merupakan ilmu yang berdiri sendiri
karena sosiologi adalah disiplin intelektual yang secara khusus, sistematis, dan
terandalkan mengembangkan pengetahuan tentang hubungan manusia pada
umumnya. Sedangkan objek kajian Antropologi yaitu manusia dengan segala
macam perilaku, tradisi, dan segala hal yang dimilikinya. Dengan artian, ilmu
antropologi lebih menitik beratkan pada kebudayaan dalam suatu masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apakah yang dimaksud dengan fenomena sosiologi dan antropologi dalam
pendidikan?
2) Apa saja dampak fenomena sosiologi dan antropologi dalam pendidikan?
3) Bagaimana cara mengatasi fenomena sosiologi dan antropologi dalam
pendidikan?
C. TUJUAN
1) Mengidentifikasi fenomena sosiologi dan antropologi dalam pendidikan.
2) Menelaah dampak fenomena sosiologi dan antropologi dalam pendidikan.
3) Mengetahui cara mengatasi fenomena sosiologi dan antropologi dalam
pendidikan?
BAB II
ISI
A. KAJIAN TEORI
a.Fenomena Sosiologi dan Antropologi dalam Pendidikan
1. Pengertian fenomena
Fenomena berasal dari bahasa Yunani; phainomenon, apa yang terlihat, dalam bahasa
Indonesia bisa berarti: gejala, misalkan gejala alam hal-hal yang dirasakan dengan
pancaindra hal-hal mistik atau klenik fakta, kenyataan, kejadian.
Kata turunan adjektif, fenomenal, berarti: sesuatu yang luar biasa.
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (KBBI) fenomena adalah
1. hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan dapat diterangkan serta
dinilai secara ilmiah (seperti fenomena alam); gejala: gerhana adalah salah satu --
ilmu pengetahuan;
2. sesuatu yang luar biasa; keajaiban: sementara masyarakat tidak percaya akan
adanya pemimpin yang berwibawa, tokoh itu merupakan -- tersendiri;
3. fakta; kenyataan: peristiwa itu merupakan -- sejarah yang tidak dapat diabaikan.
A. kesimpulan
Mempelajari fenomena sosiologi dan antropologi pendidikan menjadi hal yang penting
untuk dilakukan mengingat bahwa pendidikan dan ilmu sosiologi antropologi saling
berkaitan Masyarakat dalam menjalani pendidikan membutuhkan peran dari ilmu
sosiologi dan antropologi. Sebaliknya dalam melestarikan nilai moral dan budaya
manusia membutuhkan pendidikan.
Beberapa dampak dari fenomena sosiologi dan antopologi pendidikan adalah adanya
pendidik dan tenaga pendidik yang kurang inovatif. Fenomena ini dapat diatasi dengan
menciptakan pembelajaran yang inovatif, memanfaatkan teknologi dan melibatkan siswa
dalam pembelajaran. Fenomena yang lain adalah adanya paradigma peserta didik yang
certificated oriented. Untuk itu perlu adanya penataan ulang sistem pendidikan seperti
kurikulum yang menggerakkan siswa agar mau belajar mengembangkan kompetensi dan
skill Ketika di sekolah. Sehingga saat lulus, siswa tidak hanya sekedar memiliki ijazah
tetapi juga memiliki kompetensi dan skill yang dibutuhkan di dunai kerja.
B. Saran
Dalam mengatasi fenomena-fenomena sosiologi antropologi pendidikan perlu adanya
kerjasama antara pemerintah, tenaga kependidikan, pendidik serta peserta didik . Dengan
demikian, proses pendidikan dalam masyarakat akan berjalan dengan baik serta nilai
moral dan budaya akan tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA