Oleh :
NIP : 196509251989082002
Ragam disabilitas dapat dialami secara tunggal, ganda, atau multi dalam jangka waktu
lama yang ditetapkan oleh tenaga medis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Secara lebih rinci mengenai ragam disabilitas diatur pada
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2020 tentang Akomodasi yang Layak untuk
Peserta Didik Penyandang Disabilitas menjadi:
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan peserta didik yang memiliki potensi
kecerdasan dan/atau bakat istimewa!
Peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
adalah peserta didik yang secara significant memiliki potensi di atas rata-rata dalam
bidang kemampuan umum, akademik khusus, kretivitas, kepemimpinan, seni,
dan/atau olahraga. Penggunaan istilah potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
berkait (berkaitan) erat dengan latar belakang teoritis yang digunakan. Potensi
kecerdasan berhubungan dengan kemampuan intelektual, sedangkan bakat tidak
hanya terbatas pada kemampuan intelektual. Proses mengidentifikasi peserta didik
cerdas istimewa dilakukan dengan menggunakan pendekatan multidimensional.
Artinya kriteria yang digunakan lebih dari satu (bukan sekedar intelegensi). Batasan
yang digunakan adalah peserta didik yang memiliki dimensi kemampuan umum pada
taraf cerdas ditetapkan skor IQ 135 ke atas dengan pengukuran menggunakian skala
Wechsler.
Konsepsi tiga cingcin dari Renzuli banyak digunakan dalam menyusun
pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa dan merupakan teori yang mendasari
pengembangan pendidikan peserta didik cerdas istimewa dan berbakat istimewa
(Gifted and Talented Children). Tiga komponen yang penting yaitu: (1) Kemampuan
umum (kapasitas intelektual) dan atau (dan/atau) kemampuan khusus di atas rata-rata,
(2) kreativitas yang tinggi, dan (3) komitmen terhadap tugas yang tinggi. Peserta didik
yang memiliki bakat istimewa yaitu memiliki bakat yang sangat istimewa misalnya
dalam bidang seni (seni musik, seni suara, dan seni rupa) dan olahraga.
Peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa
memerlukan pendidikan khusus. Perlunya pendidikan khusus secara eksplisit tertulis
pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan, dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70
Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi Pesetta Didik yang Memiliki Kelainan
dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa.
Menurut de Groot & Pagman dalam Van Tiel & Widyorini, (2014:60-61).
Dikatakan bahwa 2/3 dari anak gifted mempunyai kemampuan Visual Spatial Learner
(VSL). VSL berbeda dengan Visual learner. Perkembangan kecerdasan visual spasial
artinya perkembangan kemampuan pandang ruang yang didukung oleh kemampuan
melihat suatu dimensi atau ruang melalui pencandraan melalui mata kemudian
diintegrasi secara detail dan prespektif di dalam otak dan disimpan dalam memori
jangka panjang.
1. Identifikasi
a. Jelaskan pengertian, tujuan, serta fungsi Identifikasi.
Pengertian Identifikasi
Identifikasi adalah proses menemukan dan mengenali peserta didik yang
diindikasikan atau diduga membutuhkan pendidikan khusus sesuai dengan
hambatan atau disabilitasnya.
Tujuan Identifiksi
Tujuan identifikasi adalah untuk menemukan dan mengenali (menemukenali)
anak yang diindikasikan atau diduga memiliki hambatan fisik, intelektual,
sosial, emosi, dan/atau sensori neurologis. Tujuan berikutnya adalah
mengklasifikasikan atau mengkategorikan hambatan atau disabilitas anak
ditinjau dari keragamannya. Dengan dilakukan identifikasi akan membantu
memecahkan permasalahan yang
dihadapi Anak Berkebutuhan Khusus supaya perkembangan yang dicapai
sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Fungsi Identifikasi
Fungsi identifikasi yang dilakukan guru dengan secermat mungkin bermanfaat
untuk penjaringan, klasifikasi, pengalihtanganan, perencanaan pembelajaran,
dan pemantauan kemajuan belajar.
a) Penjaringan
Fungsi identifikasi untuk penjaringan dengan menandai dan
menetapkan anak yang memiliki hambatan fisik, mental, intelektual,
sosial, dan emosi yang ditunjukkan dengan gejala-gejala perilaku yang
berbeda dari perilaku anak pada umumnya. Dengan kegiatan
identifikasi guru akan mengetahui anak yang memiliki hambatan
penglihatan, pendengaran, bicara, sosial, dan sebagainya.
b) Klasifikasi
Dengan kegiatan identifikasi guru akan mengetahui anak yang
tergolong berkebutuhan khusus terkait dengan perbedaan kondisi fisik,
mental, intelektual, social atau emosional, serta gejala-gejala perilaku
yang menyimpang dari perilaku peserta didik pada umumnya. Dengan
mengatahui anak yang tergolong berkebutuhan khusus maka
selanjutnya akan mengetahui anak yang perlu mendapar perhatian dan
penangan khusus.
c) Pengalihtanganan
Kegiatan identifikasi berfungsi sebagai pengalih tanganan kepada
tenaga profesi lainnya yang lebih kompeten di bidangnya. Berdasarkan
hasil identifikasi dapat ditemukan anak yang perlu dialihtanganan
apabila ditemukan gejala-gejala yang memerlukan pengamatan lanjut
secara teliti dan cermat. Dengan referral yang tepat oleh tenaga ahlinya
diharapkan hasilnya dapat digunakan dalam meberi petimbangan
keputusan tindakan berikutnya sesuai dengan kondisi anak.
d) Perencanaan Pembelajaran
Identifikasi untuk kepentingan perencanaan pembelajaran adalah hal
yang utama bagi guru. Identifikasi dilakukan untuk keperluan
penyusunan program pembelajaranindividual yang sesuai dengan
kebutuhan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus.
e) Pemantauan Kemajuan Belajar
Identifikasi yang dilakukan oleh guru berfungsi untuk mengetahui
apakah program pembelajaran individual yang diberikan kepada
peserta didik itu sudah berhasil atau tidak dalam meningkatkan
kompetensinya. Jika telah berhasil maka dapat dilanjutkan dan
ditingkatkan, dan jika belum berhasil perlu ditinjau ulang dan
diperbaiki beberapa aspek yang berkaitan dengan tujuan, materi,
model, metode, media, dan penilaian/evaluasinya.
2. Asesmen
a. Jelaskan pengertian, tujuan, serta fungsi Asesmen!
Pengertian asesmen
Pengertian asesmen dalam layanan pendidikan inklusif untuk peserta
didik berkebutuhan khusus perlu dipahami sehingga mengetahui fokus atau
perbedaan dan kesamaannya dengan asesmen secara umum. Dalam Lampiran
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020 tentang
Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi
Khusus dijelaskan pengertian asesmen dan asesmen diagnostik. “Asesmen
adalah proses sistematis dalam pengumpulan, pengolahan, dan penggunaan
data aspek kognitif dan non-kognitif untuk meningkatkan kualitas belajar
peserta didik. Asesmen diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara
spesifik untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, kelemahan peserta
didik, sehingga pembelajaran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan
kondisi peserta didik.”
Pengertian asesmen dalam layanan pendidikan inklusif untuk peserta
didik berkebutuhan khusus sebagai berikut: “Asesmen adalah suatu proses
pengumpulan informasi tentang perkembangan peserta didik dengan
mempergunakan alat dan teknik yang sesuai untuk membuat keputusan
pendidikan berkenaan dengan penempatan dan program bagi peserta didik
tersebut. Melalui asesmen dapat diketahui kemampuan apa yang sudah
dimiliki, apa yang belum atau kelemahannya, dan apa yang menjadi kebutuhan
peserta didik sehingga dapat dirancang program pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.”
Asesmen adalah suatu proses yang sistematis dan komprehensif untuk
menggali permasalahan lebih lanjut untuk mengetahui apa yang menjadi
potensi, masalah, dan hambatan. Hasil asesmen digunakan untuk menentukan
kebutuhan individu dan memberikan layanan pendidikan yang sesuai
berdasarkan modalitas (potensi) yang dimiliki individu yang diperlukan dalam
menyusun program pembelajaran (Robert M. Smith, 2002).
Tujuan Asesmen
Tujuan utama asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program
pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK). Asesmen
dilakukan untuk lima keperluan, yaitu :
1) penyaringan (screening),
2) pengalihtanganan (referral),
3) klasifikasi (classification),
4) perencanaan pembelajaran (instructional planning),
5) pemantauan kemajuan belajar anak, (monitoring pupil progress).
Fungsi Asesmen
Asesmen yang dipergunakan dalam konteks pendidikan khusus mempunyai
makna yang khusus. Pada dasarnya asesmen dalam pendidikan khusus
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik,
sebagai baseline sebelum pembelajaran dimulai. Berdasarkan hasil asesmen,
dapat dirancang program pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta
didik, yang dituangkan dalam program pembelajaran individual (PPI). Peserta
didik berkebutuhan khusus disertai dengan hambatan akademik dapat
menggunakan kurikulum yang diadaptasi di bawah standar nasional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Hal-hal yang digali dengan
pelaksanaan asemen yaitu informasi yang berkaitan dengan menemukan
kemampuan, hambatan, dan kebutuhannya.
b. Jelaskan jenis Asesmen yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran.
Jenis Asesmen yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran, antara lain :
1) Asesmen perkembangan
Asesmen perkembangan merupakan seperangkat asesmen yang dipakai untuk
mengungkap kondisi perkembangan anak. Proses pengumpulan informasi
tentang aspek-aspek perkembangan anak dianggap penting, karena hasilnya
diduga memiliki pengaruh yang cukup bermakna terhadap prestasi akademik
anak.
2) Asesmen akademik
Asesmen akademik adalah asesmen yang dilakukan untuk mengungkap
kemampuan atau kompetensi peserta didik dalam bidang akademik atau
pembelajaran. Asesmen akademik sangatlah penting karena akan mengungkap
kondisi nyata kemampuan peserta didik, minimal mencapai aspek kemampuan
akademik dasar yaitu asesmen kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
Ketiga kemampuan awal ini sangat fundamental bagi kemajuan belajar peserta
didik. Kemampuan akademik peserta didik yang akan diasesmen sesuai
dengan tingkatan kelas dan satuan pendidikan masing-masing. Selain asesmen
akademik dikenal asesmen nonakademik yaitu seperangkat asesmen yang
digunakan untuk mengungkap aspek-aspek peserta didik diluar kegiatan
akademik. Misalnya mengenai kondisi peserta didik berkebutuhan khusus,
kondisi hambatan/disabilitas, kemampuan yang sudah dikuasai, kesulitan atau
hambatan yang dialami yang akan digunakan dalam memberikan keputusan
tentang kebutuhan yang diperlukan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik dan mengurangi dampak kondisi kekhususannya atau
disabilitasnya.
3. Intervensi
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan intervensi dalam pembelajaran.
Menurut Endang Rochyadi: “Intervensi secara harfiah diartikan sebagai “ikut
campur atau keterlibatan”. Jadi Intervensi dapat dipandang sebagai keterlibatan
seseorang (someone's involvement) di dalam memberikan bantuan. Stimulasi
diartikan sebagai “rangsangan”. yaitu keterlibatan seseorang di dalam
memberikan rangsangan-rangsangan.”
1.
2.
3.
4.
NAMA : KELOMPOK V
PROVINSI : MALUKU
A. LANGKAH KEGIATAN
LINGKUNGAN
FISIK/ RUANG RUANG KELAS YANG
NON FISIK KELAS NYAMAN
YANG
NYAMAN
5 PENLAIAN / EVALUASI
MATERI OPERASI OPRASI HITUNG
HITUNG PENJUMLAHAN DAN
CAMPURA PENGURANGAN
N BILANGAN CACAH
BILANGAN
CARA CACAH TERTULIS
WAKTU 15 MENIT
TERTULIS
15 MENIT
IDENTITAS
SATUAN PENDIDIKAN : SD
KELAS / SEMESTER : VI / 1
MATA PELAJARAN : MATEMATIKA
MATERI : OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN, PENGURANGAN
DAN CAMPURAN BILANGAN CACAH
PERETEMUAN KE : KE-2
ALOKASI WAKTU : 2 JP ( 2 x 35 MENIT)
KEGIATAN PEMBELAJARAN
PENDAHULUAN: 10 MENIT
GURU MEMBERIKAN SALAM DAN MENGAJAK SEMUA SISWA BERDOA
( RELIGIUS )
SALAH SATU MURID MEMIMPIN MEMBACA BUTIR-BUTIR PANCASILA
( NASIONALIS)
GURU MENGECEK KEHADIRAN, KERAPIHAN, POSISI DAN TEMPAT DUDUK
SISWA SESUAI DENGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN.
PEMBIASAAN MEMBACA 5 MENIT. MURID MEMBACA TEKS YANG SUDAH
DISEDIAKAN OLEH GURU ( LITERASI )
GURU MEMBERIKAN PERTANYAAN TENTANG KEGIATAN SEHARI-HARI
YANG BERKAITAN DENGAN PENJUMLAHAN, PENGURANGAN,
PERKALIAN DAN PEMBAGIAN, SISWA MENJAWAB.
GURU MENGINFORMASIKAN KD, TUJUAN, DAN MATERI PEMBELAJARAN
TENTANG OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN BULAT. ( INTEGRITAS
)
GURU MENYAMPAIKAN TAHAPAN KEGIATAN PEMBELAJARAN YANG
MELIPUTI : MENONTON VIDEO, MENGAMATI CONTOH, MENYELESAIKAN
OPRASI HITUNG PENJUMLAHAN, PENGURANGAN,PERKALIAN,
PEMBAGIAN, DAN OPERASI HITUNG CAMPURAN BILANGAN CACAH
SESUAI ATURAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU.
( KOMUNIKASI )
INTI : 35 MENIT
GURU MEMUTAR VIDEO PEMBELAJARAN TENTANG OPERASI HITUNG
CAMPURAN BILANGAN CACAH.
GURU MEMBAHAS ULANG TENTANG ATURAN OPERASI HITUNG
CAMPURAN SERTA MEMBERIKAN BEBERAPA CONTOH OPERASI HITUNG
PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, PERKALIAN, PEMBAGIAN DAN OPRASI
HITUNG CAMPURAN BILANGAN CACAH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT
BANTU.
GURU MEMBAGIKAN SERDIK DALAM KELOMPOK KECIL ( 2 ORANG )
GURU MEMBERIKAN LK UNTUK SERDIK KERJAKAN. ( LK KHUSUS
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN KEPADA SERDIK HAMBATAN
INTELEKTUAL)
SERDIK MENGUMPULKAN HASILNYA KEPADA GURU.
GURU MEMINTA BEBERAPA KELOMPOK MENGERJAKAN HASILNYA DI
PAPAN TULIS TERMASUK SERDIK HAMBATAN INTELEKTUAL.
GURU MEMBERIKAN PENGUATAN.
PENUTUP : 25 MENIT
GURU SERTA SERDIK MEMBUAT KESIMPULAN.
GURU MELAKUKAN PENILAIAN AKHIR SECARA TERTULIS DENGAN
MEMBERIKAN SOAL BERBEDA KEPADA SERDIK UMUM DAN SERDIK
HAMBATAN INTELEKTUAL. ( 15 MENIT)
GURU MEMINTA SERDIK MENGUMPULKAN HASIL KERJA MEREKA.
GURU MEMBERIKAN TUGAS RUMAH.
GURU DAN SISWA MELAKUKAN REFLEKSI.
GURU MENGINFORMASIKAN MATERI PADA PERTEMUAN BERIKUT.
GURU MENUTUP PEMBELAJARAN ( BERDOA )
PENILAIAN
- PENILAIAN AKHIR
1. 20.500 + 900 =….
2. 14.000 – 4.500 = …
3. 18.000 + 12.000 = …
4. 81.010 – 80.119 = …
5. 110.500 + 2.500 =…
- PENILAIAN AKHIR
BENTUK SAMA
Tujuan
Fungsi
Fungsi Program Pembelajaran Individual (PPI) adalah sebagai berikut.
a) Memberi arah pengajaran dengan mengetahui kekuatan, kelemahan, dan
minat peserta didik.
b) Menjamin setiap peserta didik berkebutuhan khusus memiliki program
yang disesuaikan degan kebutuhannya untuk mempertemukan karakteristik
kebutuhan khusus mereka dan mengkomunikasikan program tersebut
kepada pihak yang berkepentingan.
c) Meningkatkan keterampilan guru yang melakukan asesmen tentang
karakteristik kebutuhan belajar tiap peserta didik secara spesifik dan
melakukan usaha mempertemukan antara kebutuhan-kebutuhan belajar
spesifik peserta didik masingmasing dengan tujuan pembelajaran.
d) Meningkatkan komunikasi antar anggota tim untuk keberhasilan peserta
didik berkebutuhan khusus dalam pendidikan.
e) Menjadi sarana bagi peningkatan usaha untuk memberikan pelayanan
pendidikan yang lebih efektif. Perbedaan antara peserta didik
berkebutuhan khusus sangat beragam sehingga layanan pendidikannya
bersifat individual.
3. Susunlah contoh Program PPI bagi peserta didik denga hambatan intelektual !
Nama GPK :
Nama SLB : A B C D Leleani Ambon
Nama Sekolah : SD Negeri 2 Passo
Tahun Pelajaran : 2022/2023
Aspek/Masalah : Mengalami keterlambatan belajar
Tujuan : Menemukan cara belajar yang sesuai dan disukai
Indikator : Memahami bacaan dengan baik dan benar
Waktu : 2 jam pelajaran
Metode : Mendengarkan bacaan
A. Skenario Kegiatan
1. Pendahuluan :
- Guru memberi salam hangat,menciptakan suasana hati peserta didik
agar siap belajar
- Guru memberi motivasi
2. Pelaksanaan :
- Guru membacakan sebuah teks bacaan
- Siswa diarahkan untuk mendengar dengan cermat
- Guru membacakan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan
bacaan,dan memandu siswa untuk dapat menjawab pertanyaan dengan
benar
3. Penutup :
- Jika siswa dapat menjawab pertanyaan dengan tepat,maka guru dapat
melanjutkan cara belajar memahami bacaan sengan baik dan benar
dengan cara MENDENGARKAN
B. Sumber Daya :
C. Penilaian dan Instrumen :
D. Rencana Tindak Lanjut :
Memberi tugas mendengarkan beberapa cerita melalui sarana audio yang Disiapkan
oleh guru
Ambon,5 Juni 2022
b) Fungsi PPI
Memberi arah pengajaran dengan mengetahui kekuatan, kelemahan, dan minat
peserta didik.
Menjamin setiap peserta didik berkebutuhan khusus memiliki program yang
disesuaikan degan kebutuhannya untuk mempertemukan karakteristik
kebutuhan khusus mereka dan mengkomunikasikan program tersebut kepada
pihak yang berkepentingan.
Meningkatkan keterampilan guru yang melakukan asesmen tentang
karakteristik
kebutuhan belajar tiap peserta didik secara spesifik dan melakukan usaha
mempertemukan antara kebutuhan-kebutuhan belajar spesifik peserta didik
masing-masing dengan tujuan pembelajaran.
Meningkatkan komunikasi antar anggota tim untuk keberhasilan peserta didik
berkebutuhan khusus dalam pendidikan.
Menjadi sarana bagi peningkatan usaha untuk memberikan pelayanan
pendidikan yang lebih efektif. Perbedaan antara peserta didik berkebutuhan
khusus sangat beragam sehingga layanan pendidikannya bersifat individual.
c) Komponen PPI
Karakteristik Peserta Didik
Tujuan (Jangka Panjang dan jangka pendek)
Diskripsi Pelayanan
Waktu dan lamanya Pelayanan
Evaluasi
Modul Ajar
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media
pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik
berdasarkan alur tujuan pembelajaran. Pendidik memiliki keleluasaan untuk
membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai
dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta didik.
a) Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
1. Esensial : Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui
pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang : Menumbuhkan minat untuk
belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga
tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
3. Relevan dan kontekstual : Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan sesuai dengan konteks
di waktu dan tempat peserta didik berada.
4. Berkesinambungan : Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai
dengan fase belajar peserta didik.
b) Komponen modul ajar memiliki dua kategori yaitu ideal dan
sederhana. Komponen ideal terdiri dari :
1. Informasi Umum :
Identitas penulis modul
Kompetensi awal
Profil Pelajar Pancasila
Sarana dan prasarana
Target peserta didik
Modelpembelajaran yang digunakan
2. Komponen Inti
Tujuan pembelajaran
Pemahaman bermakna
Pertanyaan pemantik
Asesmen
Kegiatan pembelajaran
Pengayaan dan remedial
Refleksi peserta didik dan pendidik
3. Lampiran
Lembar kerja peserta didik
Bahan bacaan pendidik dan peserta didik
Glosarium
Daftar pustaka
IDENTITAS ANAK
1. Nama Anak :
2. Jenis Kelamin :
3. Tempat/Tanggal Lahir :
4. Pendidikan :
5. Alamat :
6. Status : anak ke dari bersaudara
7. Kondisi Umum Anak :
8. Catatan :